Kenali Pemeriksaan HbA1c untuk Deteksi & Mengendalikan Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang mematikan di Indonesia. Pada tahun 2021, total pengidap diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta, menjadikan Indonesia masuk ke lima besar jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia. Itulah mengapa deteksi diabetes sedari dini sangat diperlukan. Salah satu cara untuk mendeteksi dan memantau progres pengobatan diabetes adalah pemeriksaan HbA1c. Simak ulasan lengkap mengenai tes HbA1c bersama Bumame!

Apa Itu HbA1c?

HbA1c adalah suatu zat yang dibuat ketika glukosa (gula) dalam tubuh dan menempel pada sel darah merah. Kemunculan HbA1c menandakan bahwa tubuh tidak dapat menggunakan gula dengan benar, sehingga lebih banyak gula yang menempel pada sel darah dan menumpuk di darah.

Kadar HbA1c yang tinggi dalam tubuh merupakan gejala awal bahwa seseorang memiliki kadar gula darah yang tinggi dan berpotensi mengalami komplikasi diabetes. Maka, pemeriksaan tingkat HbA1c pun perlu dilakukan. Pemeriksaan HbA1c mampu membantu penurunan kadar gula darah dan mencegah komplikasi akibat gula darah yang berbahaya bagi kesehatanmu.

Mengenal Pemeriksaan HbA1c

Pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin A1C test adalah sebuah pemeriksaan menggunakan sampel darah yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes tipe 1 dan tipe 2. Khusus bagi penderita diabetes, Pemeriksaan HbA1c digunakan untuk memantau perkembangan gula darah seiring pengobatan yang dilakukan.

Pemeriksaan HbA1c merefleksikan kadar gula darah selama dua atau tiga bulan serta mengukur persentase protein hemoglobin dalam darah yang dilapisi dengan gula. Fungsi hemoglobin dalam sel darah merah adalah membawa oksigen ke seluruh tubuh. Semakin tinggi level A1C, semakin rendah pengendalian gula darah dan tinggi pula komplikasi diabetes yang bisa dialami.

Perbedaan HbA1c dengan Cek Gula Darah Puasa

Meskipun keduanya dilakukan untuk cek gula darah, pemeriksaan HbA1c atau hemoglobin A1c berbeda dengan tes gula darah puasa. Cek gula darah puasa menunjukkan kadar gula darah sesaat atau saat sampel darah diambil. Cek gula darah puasa mengharuskan kamu untuk berpuasa terlebih dahulu.

Sementara itu, cek gula darah HbA1c menunjukkan kadar gula darah rata-rata dalam 2–3 bulan. Durasi ini sesuai dengan siklus hidup sel darah merah, yaitu tiga bulan. Dengan kata lain, pemeriksaan HbA1C ini lebih akurat untuk menggambarkan kadar gula darah dalam waktu yang cukup lama. Pengecekan HbA1c tidak perlu menjalani puasa.

Kapan Perlu Melakukan Pemeriksaan HbA1c?

Tidak ada patokan wajib kapan kamu perlu memeriksa kadar hemoglobin A1C. Semua bergantung pada kondisi kesehatan, catatan medis, dan pengobatan yang dilakukan oleh dokter.

Inilah waktu yang direkomendasikan untuk menjalani HbA1c:

  • Setahun sekali untuk penderita pre-diabetes
  • Dua kali dalam setahun apabila kamu tidak menggunakan insulin dan kadar gula darah secara konsisten berada dalam kisaran target
  • Empat kali setahun jika kamu menggunakan insulin namun mengalami kesulitan menjaga kadar gula darah

Meskipun demikian, kamu bisa lebih sering menjalani pemeriksaan HbA1c apabila dokter menetapkan treatment baru untuk menangani diabetes.

Prosedur Pemeriksaan HbA1c

Kamu tidak perlu berpuasa sebelum pemeriksaan HbA1c. Prosedur dilakukan selayaknya tes menggunakan darah seperti biasa. Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah melalui lengan, kemudian sampel darah akan diperiksa di laboratorium. Hasil dari pemeriksaan akan keluar dalam beberapa hari.

Hasil Cek HbA1c

Hasil pemeriksaan Cek HbA1c dinyatakan dalam bentuk persen. Persentase A1C yang lebih tinggi menandakan kandungan kadar gula darah yang lebih tinggi pula.

  • Nilai normal HbA1c : 5,7%
  • Diagnosis pre-diabetes : 5,7% hingga 6,4%
  • Diagnosis diabetes : 6,5% atau lebih tinggi pada dua tes terpisah

Khusus bagi penderita diabetes, target tingkat A1C yang ditentukan selama pengobatan adalah kurang dari 7%. Parameter tingkat A1C juga digunakan sebagai perkiraan jumlah gula darah. Berikut penjabarannya:

A1C %Perkiraan Kadar Gula Darah ( mg/dL)
6126
6,5140
7154
7,5169
8183
8,5197
9212
9,5226
10240

Jika hasil HbA1c sudah tinggi, kamu dapat melakukan berbagai cara untuk menurunkan HbA1c. Cara menurunkan HbA1c yang paling mudah untuk kamu lakukan adalah rajin berolahraga, mengontrol makanan yang kamu konsumsi, serta ikuti petunjuk dokter mengenai obat dan penanganan apa yang perlu kamu jalani.

Itulah pembahasan singkat mengenai HbA1c, mulai dari apa itu HbA1c, prosedur sampai hasil pemeriksaan. Bumame siap membantumu untuk menjalani pemeriksaan diabetes melalui fasilitas berkualitas melalui layanan Medical Check Up. Untuk info selengkapnya mengenai layanan Medical Check Up dari Bumame, kamu dapat hubungi Bumame untuk melakukan konsultasi sekarang juga!

Bumame Salurkan Bantuan untuk Korban Gempa Cianjur bersama Perusahaan Genomik Terbesar di Dunia

Bencana alam gempa bumi berkekuatan 5,6 magnitudo yang terjadi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Senin (21/11) lalu, merenggut ratusan korban jiwa. Per hari ini, menurut laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), jumlah korban jiwa mencapai 321 orang.

Kejadian yang menimpa masyarakat di Cianjur menggerakkan Bumame dan tiga organisasi riset genomik terkemuka BGI Group, yaitu Naleya Genomik Indonesia (NGI), BGI Genomics, serta MGI Tech Co., Ltd. untuk langsung mendistribusikan paket bantuan kemanusiaan berupa kebutuhan pokok seperti makanan siap saji dan minuman yang disalurkan melalui pemerintah Kabupaten Cianjur.

Selain itu, Bumame dan BGI Group juga menyiapkan laboratorium udara swab PCR yang dibangun di sekitar lokasi terjadinya gempa. Laboratorium udara ini diperuntukkan bagi para relawan, anggota TNI, dan Polri yang bekerja membantu proses evakuasi korban.

James Wihardja selaku CEO Bumame berkunjung langsung ke lokasi bencana untuk melihat dan menyalurkan bantuan langsung kepada korban yang terdampak bencana gempa bumi. Ia mengungkapkan, “Kami menyampaikan rasa duka mendalam dan turut prihatin atas jatuhnya korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Sebagai bentuk empati kami kepada para korban, hari ini Bumame bersama dengan tiga anak perusahaan BGI Group mendatangi lokasi bencana gempa Cianjur, untuk memberikan bantuan kebutuhan pokok berupa makanan siap saji, dan minuman. Kami berharap, bantuan ini dapat membantu melengkapi kebutuhan para korban, mempercepat pemulihan pasca bencana, serta memberikan sedikit harapan bagi mereka”.

Sementara itu, Heru Dharmadi Wijaya, Direktur Utama NGI mewakili tiga anak perusahaan BGI Group mengatakan, “Kami mengunjungi lokasi bencana gempa Cianjur untuk dapat menyalurkan bantuan secara langsung kepada para korban. Kami juga mendirikan laboratorium mobile PCR dengan menggunakan Huo-Yan Air Laboratory . Kami berharap pemulihan pasca gempa dapat dilakukan dengan cepat dan tepat, sehingga para korban yang terkena bencana dapat menjalankan aktivitasnya seperti sedia kala”.

Bumame dan BGI Group mengajak masyarakat untuk terus mendoakan dan memberikan dukungan dalam berbagai bentuk bagi para korban bencana alam gempa Cianjur, this too shall pass.

Mengapa Pemeriksaan D Dimer Setelah Sembuh Covid-19 Itu Penting?

Pemeriksaan D Dimer penting untuk dilakukan pada penyintas Covid-19 untuk menelisik adanya kandungan D Dimer dalam tubuh. Pemeriksaan ini sangat penting dilakukan bagi penyintas Covid karena dapat menampilkan kondisi kesehatan dan dapat kamu temukan dalam darah. Jika D Dimer dalam kadar tinggi ditemukan dalam darah, maka itu tandanya tubuhmu mengalami gangguan medis. Bagaimana bisa? Simak lengkapnya berikut ini!

Apa itu D Dimer?

D dimer adalah sebuah zat protein dalam darah yang dapat mencegah pembekuan darah dalam pembekuan darah. D dimer pada umumnya sulit untuk dideteksi atau bahkan tidak dideteksi sama sekali dalam darah. Apabila dalam tubuhmu ditemukan d dimer, maka itu bisa menjadi indikasi bahwa tubuhmu mengalami pembekuan darah.

Nah, inilah fungsinya dari D Dimer test untuk memastikan apakah terjadi pembekuan darah di tubuhmu atau tidak. Pemeriksaan D Dimer adalah sebuah tes yang berguna untuk mengidentifikasi keberadaan D Dimer. Sampel yang digunakan dalam tes D Dimer adalah darah yang diambil dari pembuluh vena seorang pasien.

Pemeriksaan D Dimer pada Infeksi Covid-19

Sejak pandemi Covid-19, D Dimer sering disebut sebagai salah satu zat yang muncul ketika infeksi virus Corona. Infeksi Covid-19 dapat membuat kadar D Dimer dalam tubuh meningkat dan juga menandakan semakin besar risiko terjadi pembekuan darah. Tingkat D Dimer yang tinggi juga menjadi tanda masalah kesehatan lain, seperti trombosis vena dalam, emboli paru, atau stroke.

Penderita Covid-19 dalam tingkat keparahan yang serius lebih berisiko untuk memiliki kadar D Dimer yang tinggi. Penyebab utama mengapa kadar D Dimer bisa meningkat saat seseorang menderita Covid-19 dengan tingkat yang cukup parah adalah cytokine storm syndrome atau sindrom badai sitokin, yakni sebuah kondisi yang memicu ketidakseimbangan dalam pembentukan dan pemecahan bekuan darah.

Penderita Covid-19 dengan gejala ringan dan tidak mempunyai masalah kesehatan yang kompleks tidak membutuhkan perawatan intensif di rumah sakit juga bisa mengalami pembekuan darah. Akan tetapi, risikonya jauh lebih kecil dibandingkan penderita yang mempunyai penyakit bawaan sebelum infeksi virus Corona.

Pemeriksaan D Dimer digunakan petugas medis untuk memastikan apakah penderita Covid-19 mengalami pembekuan darah atau tidak. Selain itu, tes D Dimer juga dilakukan pada penyintas Covid-19 untuk mencari tahu kemungkinan komplikasi kesehatan yang bisa muncul setelah sembuh dari Covid-19. Obat yang biasa digunakan untuk mencegah dan mengatasi pembekuan darah adalah heparin sebagai pengencer darah.

Berapa Kadar Normal D Dimer dalam Tubuh?

Kadar D Dimer normal dalam tubuh sangat kecil, dengan rentang berkisar dari 0 – 0.50 mg/L. Bila D Dimer di atas rentang tersebut, bisa digolongkan D Dimer dalam tubuh cukup tinggi dan terjadi pembekuan darah yang harus ditangani sesegera mungkin. Dokter akan melakukan pemeriksaan lain guna memastikan gangguan kesehatan apa yang kamu alami.

D Dimer mungkin memang tidak kasat mata. Namun, zat ini dapat menjadi penanda awal adanya pembekuan darah. Itu sebabnya melakukan pemeriksaan kesehatan baik setelah dan selama Covid-19 sangat penting. Bumame menyediakan layanan Tes Pasca Covid yang meliputi pemeriksaan D dimer, Vit D 25-OH dan Tes Serologi Antibodi Kuantitatif untuk mengetahui kondisi tubuh sesudah terinfeksi Covid-19.

Yuk, Kenali Serba-serbi Cek Gula Darah untuk Kesehatan!

Gula darah merujuk pada kadar glukosa yang ada pada darah di tubuh. Tinggi atau rendahnya gula darahmu tergantung dari apa yang kamu konsumsi dan kondisi medis tertentu. Meskipun demikian, memiliki gula darah yang terlalu tinggi atau terlalu rendah tidak baik untuk perkembangan kesehatan. Itu sebabnya cek gula darah sangat diperlukan, baik untuk orang tanpa diabetes dan penderita diabetes.

Kali ini, Bumame akan membahas serba-serbi tentang gula darah secara komprehensif. Simak baik-baik, ya!

Apa Itu Cek Gula Darah?

Cek gula darah adalah sebuah metode untuk mengukur kadar glukosa dalam darah. Glukosa sendiri merupakan jenis gula yang menjadi sumber tenaga dalam tubuh. Kemudian, hormon insulin akan mengedarkan gula darah dari aliran darah ke sel tubuh.

Hasil pemeriksaan gula darah umumnya terbagi menjadi tiga, yakni normal, tinggi dan rendah. Hasil kondisi gula darah dapat dikatakan baik apabila masuk ke rentang normal. Tubuhmu dapat dikatakan sehat apabila mempunyai tingkat gula darah yang stabil. Akan tetapi, gula darah yang terlalu rendah dan tinggi dapat mengganggu kesehatanmu.

Alasan Pentingnya Menjalani Cek Gula Darah

Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh gula darah tanpa kita sadari sering diam-diam mengancam. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk melakukan pengecekan gula darah. Inilah pentingnya cek gula darah secara umum:

  • Membantu memahami kondisi gula darah dalam tubuh
  • Mendeteksi penyakit serius lebih dini
  • Memotivasi untuk memulai gaya hidup sehat agar gula darah stabil
  • Memberi wawasan tentang faktor yang mempengaruhi gula darah

Khusus penderita diabetes, pemeriksaan gula darah adalah hal wajib yang harus dilakukan rutin sesuai arahan dokter. Berikut beberapa alasannya:

  • Memantau perkembangan obat-obatan untuk diabetes terhadap tingkat gula darah
  • Menentukan seberapa baik kemajuan kesehatan selama pengobatan
  • Mengidentifikasi masalah obat insulin yang dikonsumsi

Siapa yang Perlu Menjalani Cek Gula Darah?

Siapa saja bisa melakukan cek gula darah. Namun, sebaiknya kamu segera melakukan pemeriksaan gula darah apabila kamu adalah:

  • Berusia 40 tahun ke atas
  • Ibu hamil
  • Orang dengan obesitas
  • Memiliki keluarga dengan riwayat diabetes
  • Penderita diabetes atau prediabetes

Kapan Kamu Perlu Cek Gula Darah?

Gangguan kesehatan terkait gula darah biasanya ditunjukkan dari berbagai macam kondisi atau gejala. Kamu sebaiknya mulai memeriksakan diri jika mulai mengalami gejala:

  • Rasa haus yang meningkat
  • Buang air kecil menjadi lebih sering
  • Rasa lapar meningkat
  • Pandangan kabur
  • Mudah lelah
  • Luka yang sukar sembuh
  • Cemas
  • Berkeringat
  • Tubuh gemetar
  • Merasa kelaparan
  • Kebingungan atau linglung
  • Lemas

Jenis Tes Gula Darah

Berikut ini adalah macam-macam tes gula darah yang biasa dilakukan:

1. Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Tes toleransi glukosa biasa disebut juga dengan tes toleransi glukosa oral. Tes ini dapat mengukur respons tubuh terhadap gula dan umumnya digunakan untuk mendiagnosa diabetes tipe 2. Namun, terdapat pula versi modifikasi dari tes toleransi glukosa yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes yang berkembang selama kehamilan (diabetes gestasional).

2. Tes Gula Darah Sewaktu

Pemeriksaan gula darah sewaktu bisa dilakukan kapan saja tanpa perlu berpuasa sebelum pemeriksaan. Tes gula darah sewaktu dilakukan untuk menilai kadar gula penderita diabetes atau ketika seseorang mengalami penurunan kesadaran.

3. Tes Gula Darah Puasa

Sementara tes gula darah puasa mengharuskan kamu tidak makan dan minum semalaman sebelum pemeriksaan. Hasil berupa kadar gula darah yang tinggi pada pemeriksaan gula darah puasa menunjukkan resistensi terhadap insulin atau diabetes, sedangkan bila terlalu rendah bisa terjadi karena konsumsi obat diabetes atau faktor-faktor lainnya.

4. Tes Gula Darah Dua Jam Setelah Makan

Tes ini disebut juga dengan postprandial blood glucose test yang dilakukan 2 jam setelah kamu makan. Tes ini dilakukan untuk melihat bagaimana tubuh merespons gula dan pati setelah makan. Saat kamu mencerna makanan di perut, glukosa darah, atau gula darah, kadarnya akan meningkat tajam.

Kemudian pankreas akan melepaskan insulin untuk membantu memindahkan gula dari darah ke sel-sel otot dan jaringan lain untuk digunakan sebagai bahan bakar. Dalam waktu 2 jam setelah makan, kadar insulin dan glukosa darah akan kembali normal. Jika kadar glukosa darah seseorang tetap tinggi setelah makan, maka kemungkinan orang tersebut menderita diabetes

5. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)

Pemeriksaan HbA1c menunjukkan kadar gula darah selama dua atau tiga bulan serta mengukur persentase protein hemoglobin dalam darah yang dilapisi dengan gula. Semakin tinggi level A1C, semakin rendah pengendalian gula darah dan tinggi pula komplikasi diabetes yang bisa dialami.

Pengaruh Kadar Gula Darah pada Kesehatan

Kadar gula darah normal tergantung dari tes apa yang digunakan. Misalkan untuk tes toleransi glukosa, kadar normalnya adalah 140 mg/dL.

Kondisi gula darah yang terlalu rendah atau terlalu tinggi tidak baik untuk kondisi kesehatanmu, lho! Jika gula darah dalam tubuh di bawah batas normal, maka kemungkinan besar kamu dapat mengalami hipoglikemia atau gula darah rendah.

Akibat gula darah yang rendah, kamu bisa sering merasakan kecemasan berlebih, pusing, dan hilang keseimbangan. Salah satu faktor utama mengapa gula darah bisa di bawah kadar normal adalah sering menunda atau melewatkan jam makan serta kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat.

Sedangkan bila gula darahmu di atas normal, kamu bisa mengalami hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi. Kondisi ini terjadi kamu menjalani gaya hidup tidak sehat dan melewatkan dosis obat dari dokter bila kamu penderita diabetes. Akibatnya, kamu akan mengalami penglihatan buram, sering buang air dan merasa haus, sakit kepala, dan luka yang tak kunjung sembuh.

Cara Menjaga Gula Darah Tetap Stabil

Dari ulasan singkat di atas, dapat disimpulkan bahwa menjaga gula darah normal sangat penting. Bagaimana cara menjaga gula darah agar tetap stabil?

1. Rutin Berolahraga

Tak hanya mampu menjaga berat badan, berolahraga secara rutin rupanya juga mampu menjaga kadar gula darah tetap normal dan meningkatkan sensitivitas insulin yang berdampak pada efektivitas penggunaan gula dalam aliran darah.

Lakukan kegiatan ringan seperti berjalan kaki santai setiap harinya selama 30 menit. Bila kamu tak mampu berolahraga tiap hari, kamu bisa menetapkan jadwal olahraga rutin mingguan dengan total 150 jam per minggu.

2. Perhatikan Konsumsi Makanan

Tanpa kamu sadari, makanan yang kamu konsumsi mengandung gula. Bukan berarti kamu perlu berhenti makan, ya! Kamu cukup perlu lebih memperhatikan makanan yang kamu konsumsi tiap hari. Dengan begitu kamu dapat menyeimbangkan kadar gula dalam tubuh.

3. Kelola Stress

Stress yang tidak terkontrol meningkatkan gula darah. Ketika kamu mengalami stress, tubuh akan memproduksi glucagon dan cortisol yang mampu meningkatkan level gula darah. Sebuah studi juga menjelaskan bahwa melakukan olahraga, meditasi dan relaksasi terbukti efektif untuk mengurangi stress.

4. Tidur Cukup dan Berkualitas

Kurang tidur dan kebiasaan tidur yang buruk bisa mempengaruhi kadar gula darah dan sensitivitas insulin yang pada akhirnya meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2. Kamu pun cenderung lebih mudah lapar apabila tidak cukup tidur.

The National Sleep Foundation memberikan informasi bahwa waktu tidur cukup adalah 7 – 8 jam per hari. Hindari minum kopi dan alkohol di malam hari dan buatlah kamar tidurmu senyaman mungkin agar tidurmu semakin nyenyak.

Bagaimana, sudah mulai paham kan pentingnya menjaga dan melakukan cek gula darah? Bumame menyediakan fasilitas cek gula darah dengan dukungan tenaga medis yang ahli. Untuk informasi selengkapnya mengenai Medical Check Up bersama Bumame, kamu dapat menghubungi kontak layanan Bumame untuk berkonsultasi terlebih dahulu.

Perlukah Melakukan Tes Antibodi Setelah Vaksin Covid-19?

Setelah menjalani vaksinasi Covid-19, sistem imun tubuh akan mulai terbentuk. Sehingga tubuh memiliki antibodi terhadap Covid-19 yang lebih kuat. Banyak orang yang ingin tahu seberapa tingkat antibodi mereka yang muncul setelah berhasil melawan virus Corona. Tes antibodi setelah vaksin pun menjadi sebuah perbincangan hangat yang mulai mencuat di kalangan masyarakat.

Pemeriksaan antibodi setelah vaksinasi disinyalir dapat menunjukkan apakah kekebalan tubuh setelah vaksinasi sudah mulai terbentuk atau belum. Apakah benar bahwa tes antibodi dapat digunakan untuk mengukur kekebalan terhadap virus Corona? Ikuti pembahasan Bumame berikut ini, yuk!

Hubungan Tes Antibodi dengan Vaksinasi Covid-19

Tes serologi atau antibodi digunakan hanya saat seorang penyintas Covid-19 ingin mendonorkan plasma darah kepada penderita Covid-19 dengan tingkat keparahan yang cukup tinggi. Tes antibodi ini tidak bisa digunakan untuk mendiagnosis Covid-19 atau mengukur tingkat antibodi yang terbentuk dalam tubuh pasca sembuh dari Covid–19 atau setelah vaksinasi.

Apabila tes antibodi digunakan untuk mengukur kekebalan tubuh, kemungkinan besar hasil tes dapat memunculkan misrepresentasi. Orang yang keliru dalam memahami hasil tes bisa saja menjadi lebih lalai dalam menjalani protokol kesehatan, sebab mereka mengira bahwa antibodi yang sudah terbentuk dapat melindungi tubuh dari Covid-19 dengan sempurna. Hal ini pada akhirnya bisa meningkatkan penyebaran SARS-CoV-2 di masyarakat.

Tak hanya itu, orang yang sudah divaksin bisa saja menunjukkan hasil negatif atau tidak menunjukkan kekebalan saat menjalani tes serologi. Namun, hal ini bukan berarti vaksin tidak berhasil dalam membentuk antibodi. Tes serologi hanya mendeteksi antibodi yang berbeda dari bagian virus. Beberapa tes antibodi lain juga hanya mampu mendeteksi antibodi terhadap protein lonjakan virus yang diproduksi sebagai respons terhadap infeksi virus atau vaksin.

Jadi, Apakah Tes Antibodi Pasca Vaksin Covid-19 Direkomendasikan?

Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tes antibodi pasca vaksinasi Covid-19 tidak dibutuhkan. Hal ini diperkuat oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat yang menyatakan bahwa tes antibodi sama sekali tidak dibutuhkan dan mampu mengukur antibodi secara efektif setelah vaksinasi Covid-19.

Lakukanlah tes serologi atau tes antibodi ketika dianjurkan dokter untuk keperluan medis tertentu. Bumame menyediakan fasilitas layanan tes serologi dengan standar internasional. Bumame juga telah semakin dekat denganmu. Kamu dapat mengunjungi cabang Bumame yang tersebar di 13 kota besar seluruh Indonesia untuk melakukan Medical Check Up atau tes Covid sesuai kebutuhan.

Setelah 8 tahun, Kasus Polio Kembali Terdeteksi pada Anak Usia 7 Tahun di Aceh!

Seorang anak berusia 7 tahun di Kabupaten Pidie, Aceh terinfeksi virus polio pertama, setelah lebih dari 8 tahun Indonesia dinyatakan bebas polio. Ini merupakan kasus polio pertama setelah pada 2014 silam, Indonesia dinyatakan bebas polio oleh World Health Organization (WHO). Kementerian Kesehatan RI menyatakan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Setelah diperiksa lebih lanjut, anak yang terinfeksi polio ini tidak pernah mengikuti imunisasi. Hal ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril.

Rutin Imunisasi untuk Terhindar dari Polio

Dikatakan oleh Syahril, seseorang yang mendapatkan imunisasi polio lengkap, yakni 4 dosis OPV (oral) dan 1 dosis IPB (injeksi), orang tersebut akan terlindung dari penyakit polio. Selanjutnya, Kemenkes mengimbau untuk segera melengkapi imunisasi polio sebelum anak menginjak usia 1 tahun.

Angka Imunisasi Polio Menurun

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu menyatakan jika cakupan vaksinasi polio di Aceh menurun sejak 4 tahun terakhir, yaitu dari 2019 hingga 2022.

Pemerintah Akan Melakukan Imunisasi Massal

Terkait kasus polio yang terjadi di Aceh, Kemenkes berencana melakukan imunisasi massal terhadap semua anak berusia 13 tahun di Aceh yang akan dimulai pada 28 November mendatang.

Yuk waspada terhadap penyakit polio! Jangan lupa lakukan imunisasi polio jika anak kamu atau orang-orang terdekat kamu belum melakukan imunisasi polio lengkap!

Kenali Apa itu SGOT dan SGPT pada Pemeriksaan Fungsi Hati!

SGOT dan SGPT merupakan salah satu komponen penting yang perlu diperhatikan saat pemeriksaan atau tes fungsi hati. Baik itu SGOT dan SGPT dapat mencerminkan kondisi dan fungsi hati. Simak ulasan tentang apa itu SGOT dan SGPT sampai pemeriksaannya bersama Bumame melalui ulasan berikut ini!

Apa Itu SGOT?

Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT) atau dikenal sebagai Aspartate Transaminase (AST) adalah enzim yang ditemukan di hati, jantung, otak, ginjal, otot rangka, kantong empedu, dan sel darah merah. Ini membantu metabolisme asam amino. Kadar normal SGOT adalah 5 sampai 40 unit per liter serum darah.

Enzim SGOT akan dilepaskan ke dalam aliran darah ketika ada kerusakan hati atau kerusakan otot. Peningkatan kadar SGOT menandakan adanya gangguan medis seperti infark miokard, pankreatitis akut, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan penyakit muskuloskeletal.

SGOT mampu mempercepat atau memperlambat transfer gugus alpha amino dari Laspartat ke alpha ketoglutarat untuk menghasilkan oksaloasetat dan Lglutamat.

Apa Itu SGPT?

Sementara itu, Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) adalah sebuah enzim yang ditemukan di hati yang membantu memantau kesehatan hati. Nama lain dari enzim SGPT adalah Alanine Aminotransferase (ALT). Fungsi utama SGPT dalam tubuh yakni bertanggung jawab mengubah protein menjadi energi untuk sel-sel hati. Tingkat normal SGPT adalah 7 hingga 56 unit per liter serum darah.

Ketika hati mengalami kerusakan, enzim SGPT meningkat dan dilepaskan ke dalam aliran darah. Peningkatan kadar SGPT menandakan tubuh mengalami kerusakan hati, diabetes, hepatitis, masalah saluran empedu, gagal jantung kongestif, miopati, dan mononukleosis.

Sedangkan khusus SGPT, enzim ini mempercepat atau memperlambat transfer gugus alpha amino dari Lalanin ke alpha ketoglutarat untuk menghasilkan piruvat dan Lglutamat.

Kadar SGOT dan SGPT Normal

Rentang normal kadar SGOT dan SGPT adalah:

  • SGOT : 5 – 40 IU/L
  • SGPT : 7 – 56 IU/L

Apabila kadar SGPT dan SGOT lebih tinggi dari kadar normal, itu menandakan bahwa ada penyakit serius terkait jantung dan hati. Namun tingkat enzim ini tidak bisa dijadikan landasan mutlak dalam mendiagnosis sebuah kondisi. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan lan guna memastikan gangguan apa yang sedang terjadi.

Penyebab Tingginya SGOT dan SGPT

Ada berbagai macam penyebab mengapa kadar SGOT dan SGPT bisa meningkat. Beberapa di antaranya adalah:

  • Konsumsi alkohol berlebih
  • Infeksi hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C
  • Sistem peredaran darah mengalami kerusakan
  • Sirosis hati
  • Pasca mengalami serangan jantung
  • Terpapar zat beracun
  • Efek samping penggunaan obat-obatan di luar dosis yang sudah ditetapkan

Pemeriksaan SGOT dan SGPT

Pengecekan tingkat SGOT dan SGPT dapat dilakukan melalui tes darah. Sebuah jarum suntik akan digunakan untuk mengambil darah dari pembuluh vena seseorang. Barulah darah akan di bawa ke laboratorium dan hasil pemeriksaan akan keluar dalam beberapa hari, tergantung dari antrian sampel darah yang hendak diperiksa.

Tidak ada persiapan khusus sebelum menjalani pemeriksaan. Akan tetapi, dokter biasanya akan memberikan arahan kepadamu apabila ada obat dan suplemen tertentu yang perlu kamu berhenti konsumsi sementara waktu.

Tips Mengurangi Kadar SGOT dan SGPT

Untuk mengurangi tingkat SGOT dan SGPT dalam tubuh, kamu membutuhkan perubahan gaya hidup dan komitmen yang kuat untuk menjalani hidup sehat secara kontinu. Berikut beberapa cara yang dapat kamu terapkan untuk menurunkan tingkat SGOT dan SGPT:

  • Konsumsi makanan tinggi nutrisi dan vitamin D, contohnya adalah sayuran, telur, produk susu dan jamur.
  • Hindari makanan olahan, berminyak, gorengan dan junk food dengan kandungan garam, natrium, dan gula yang tinggi.
  • Jangan mengkonsumsi obat-obatan yang tidak diresepkan oleh dokter.
    Berolahraga secara teratur.
  • Berhenti merokok dan minum minuman beralkohol.
  • Hindari paparan racun kimia yang berbahaya.

Pengecekan SGPT dan SGOT sedari dini dapat mengurangi risiko dari penyakit mematikan. Oleh karena itu, kamu dapat mempertimbangkan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan, khususnya apabila kamu memiliki gejala khusus dan menjalani gaya hidup kurang sehat. Lakukan tes fungsi hati dengan layanan Medical Check Up Bumame yang sudah tersebar di 13 kota besar seluruh Indonesia.

Pahami Prosedur Cek Asam Urat & Cara Membaca Hasilnya!

Penyakit asam urat merupakan penyakit yang diam-diam mengintai tanpa kita sadari. Semakin tinggi kadar asam urat dalam tubuh, besar pula kemungkinan kamu akan terjangkit asam urat. Oleh karena itulah pengecekan kadar asam urat diperlukan untuk memastikan bahwa kadar asam urat di tubuhmu tergolong normal. Simak ulasan mengenai cek asam urat di bawah ini bersama Bumame!

Apa Itu Cek Asam Urat?

Secara normal, tubuhmu akan memproduksi uric acid atau dikenal sebagai asam urat yang merupakan sisa dari pemecahan zat purin dalam tubuh. Asam urat dalam batas normal sama sekali tidak berbahaya.

Asam urat akan larut di dalam tubuh, kemudian sisa zat asam urat yang belum larut akan masuk ke ginjal dan keluar dari tubuh melalui urine. Yang berbahaya adalah ketika asam urat dalam tubuhmu mulai menunjukkan kenaikan dibandingkan batas normal.

Itulah sebabnya sebuah tes diperlukan untuk mengukur kadar asam urat tersebut. Tes asam urat adalah serangkaian tes yang berguna untuk memantau tingkat asam urat dalam tubuh. Ada dua jenis tes asam urat yang umum dilakukan, yaitu berdasarkan sampel darah dan sampel urin.

Mengapa Kamu Perlu Menjalani Cek Asam Urat?

Tahukah kamu jika terlalu banyak asam urat dalam tubuh dapat membentuk kristal di persendian? Jika dibiarkan begitu saja, sendi akan meradang dan menimbulkan rasa sakit di dalam persendian. Tak hanya itu, asam urat yang tinggi juga bisa memicu penyakit lain yang cukup fatal, yakni gagal ginjal dan batu ginjal.

Gaya hidup masyarakat modern yang cenderung kurang sehat pun dapat ikut memicu naiknya asam urat. Tanpa kita sadari, berbagai makanan dan minuman yang sering dikonsumsi seperti daging merah, seafood dan minuman beralkohol mengandung kadar purin yang tinggi. Inilah aspek lain yang memicu peningkatan kadar asam urat pada tubuh. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengecek apakah tingkat asam urat dalam tubuhmu tergolong normal atau tidak.

Kapan Kamu Perlu Melakukan Cek Asam Urat?

Tidak ada waktu wajib kapan kamu harus menjalani tes asam urat. Namun, ada beberapa kondisi dan gejala khusus yang membuatmu sebaiknya mulai menjalani pemeriksaan kadar asam urat untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Beberapa gejala dan kondisi yang dimaksud adalah:

  • Sendi terasa sakit atau bengkak dan hangat saat disentuh
  • Kulit di sekitar sendi berubah warna dan mengkilat
  • Sering mengalami sakit punggung, selangkangan dan pinggang
  • Frekuensi buang air kecil meningkat
  • urin berwarna keruh, berbau tidak biasa, atau mengandung darah
  • Mengalami mual atau muntah

Apabila kamu mengalami beberapa gejala di atas, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Informasikan keluhanmu selama ini dengan detail ke dokter atau petugas kesehatan saat kamu berkonsultasi. Cara ini dapat membantu proses diagnosis.

Persiapan Sebelum Menjalani Tes Asam Urat

Biasanya, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan sebelum menjalankan tes asam urat untuk menjaga keakuratan hasil tes yang kamu jalani:

  • Beritahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen atau obat herbal yang kamu konsumsi seperti aspirin obat antiinflamasi nonsteroid dan obat diuretik. Umumnya dokter akan memintamu untuk menghentikan obat tersebut untuk sementara sebelum tes dilakukan.
  • Untuk menjalani cek asam urat menggunakan darah, kamu diwajibkan untuk berpuasa selama 4 jam sebelum pengambllan sampel.
  • Sementara untuk cek asam urat melalui sampel urin, pastikan kamu cukup mengonsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi. Serta, jangan mengkonsumsi alkohol selama 24 jam pengambilan sampel urin.

Prosedur Tes Asam Urat

Cara mengecek kadar asam urat terbagi menjadi dua, yakni melalui pengambilan sampel urine dan sampel darah.

1. Tes Asam Urat Sampel Darah

Pemeriksaan asam urat menggunakan sampel darah tergolong sangat singkat dan sederhana. Prosedur yang perlu dijalani untuk tes asam urat melalui pengambilan darah mencakup:

  • Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dari pembuluh di bagian lenganmu menggunakan jarum suntik.
  • Sampel darah yang sudah diambil akan dimasukkan ke tabung reaksi yang nantinya akan diperiksa di laboratorium.

Umumnya kamu akan sedikit merasa nyeri saat jarum suntik masuk dan keluar pembuluh darah. Namun, hal ini sangatlah normal. Rasa sakit tersebut pun akan menghilang sendirinya dalam hitungan menit begitu pengambilan sampel selesai dilakukan.

2. Tes Asam Urat Sampel Urin

Sedangkan tes asam urat yang melalui pengambilan urine tergolong agak rumit dan dibutuhkan pencatatan yang baik. Sebab, dokter membutuhkan urine yang kamu keluarkan selama 24 jam. Itu sebabnya tes asam urat menggunakan urine sering dilakukan di rumah.

Berikut prosedur cek asam urat lewat sampel urine yang kamu perlu lakukan:

  1. Sebelum pengambilan sampel, umumnya kamu akan diberikan wadah khusus untuk menyimpan urine.
  2. Ketika kamu bangun pagi di hari yang sudah ditentukan, kamu dapat buang air kecil seperti biasa terlebih dahulu. urine pertama yang kamu keluarkan dapat dibuang begitu saja tanpa perlu disimpan, tetapi catatlah jam berapa pertama kali kamu buang air kecil di hari tersebut.
  3. Untuk buang air kecil berikutnya, kamu harus menyimpan urine pada wadah yang ditentukan dan jangan lupa catat jam kapan saja kamu buang air kecil. Simpan wadah dalam tempat sejuk atau lemari pendingin yang tidak terjangkau orang lain. Kamu perlu melakukan ini selama 24 jam.
  4. Di hari berikutnya, bawalah sampel urin yang kamu sudah kumpulkan ke laboratorium atau rumah sakit tempat kamu berkonsultasi sebelumnya untuk melakukan pemeriksaan.

Baca Juga: Apakah Asam Urat Dapat Sembuh Total? Intip Penjelasannya!

Cara Membaca Hasil Tes Asam Urat

Hasil dari tes asam berbeda untuk setiap jenisnya. Berikut adalah penjabarannya:

1. Hasil dalam Tes Asam Urat Berbasis Sampel Darah

Satuan tingkat asam urat yang menggunakan darah adalah miligram per desiliter (mg/dL). Kadar asam urat yang normal adalah 1,5 hingga 6,0 mg/dL untuk wanita dan 2,5 hingga 7,0 mg/dL untuk pria.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar asam urat lebih tinggi dari rentang normal, maka itu tandanya tingkat asam urat dalam tubuhmu cukup tinggi.

Tingkat asam urat yang tinggi dapat menandakan bahwa kamu mengidap beberapa penyakit seperti:

  • Diabetes
  • Penyakit asam urat, yang melibatkan serangan berulang artritis akut
  • Gangguan sumsum tulang
  • Masalah pada ginjal, seperti gagal ginjal akut dan batu ginjal
  • Metastasis atau penyebaran kanker dari tempat asalnya

Kadar asam urat yang jauh lebih rendah dari rentang normal cukup jarang dijumpai. Akan tetapi, tingkat asam urat yang terlalu rendah pada darah juga bisa menjadi indikasi:

  • Penyakit Wilson, yakni kelainan bawaan yang menyebabkan tembaga menumpuk di jaringan tubuh
  • Sindrom Fanconi atau gangguan ginjal yang paling sering disebabkan oleh cystinosis
  • Penyakit hati atau ginjal

Dokter masih tetap perlu melakukan serangkaian pemeriksaan lain untuk memastikan penyakit-penyakit di atas. Pemeriksaan yang akan dijalankan tergantung dari kondisi tubuh seseorang yang menjalani cek asam urat.

2. Hasil dalam Tes Asam Urat Berbasis Sampel Urin

Tingkat asam urat yang dilakukan berdasarkan sampel urin berbeda dengan tes berdasarkan darah. Tingkat normal asam urat pada pemeriksaan berbasis urin adalah 250 sampai 750 milligram per 24 jam. Tingkat asam urat dapat dikatakan tinggi apabila di atas rentang tersebut.

Sama halnya dengan tes menggunakan darah, tingkat asam urat yang tinggi juga menjadi indikasi berbagai penyakit serius. Di sisi lain, persentase asam urat yang rendah dalam urin juga menjadi pertanda bahwa seseorang mengalami keracunan timbal.

Apa yang Perlu Dilakukan Bila Hasil Asam Urat Tinggi?

Kamu tidak perlu panik saat menemukan hasil asam urat cukup tinggi. Menurut American College of Rheumatology (ACR), tingkat uric acid seseorang yang sudah terlanjur mengalami asam urat harus kurang dari 6,0 mg/dL.

Lakukanlah konsultasi lanjutan bersama dokter, di mana dokter biasanya akan merekomendasikan berbagai macam obat dan tindakan yang akan membantu menurunkan asam urat di tubuh.

Selain menjalani anjuran dari dokter, kamu dapat mulai merubah gaya hidup menjadi lebih sehat, antara lain:

1. Hindari Makanan & Minuman Manis

Berdasarkan jurnal “Consumption Of Sugar-Sweetened Beverages And Serum Uric Acid Concentrations: A Systematic Review And Meta Analysis”, fruktosa dalam minuman manis diserap lebih cepat karena minuman tersebut tidak mengandung serat, protein, atau nutrisi lainnya. Hal itu dapat meningkatkan kadar gula darah dan juga menyebabkan jumlah asam urat yang lebih tinggi.

Selain itu, konsumsi makanan tinggi gula pun juga sama tidak baiknya. Itulah sebabnya kamu disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.

2. Rajin Berolahraga

Kebiasaan berikutnya yang kamu patut kembangkan adalah rajin berolaraga. Berat badan yang berlebih cenderung dapat meningkatkan kadar purin di dalam tubuh. Dengan begitu, berat badanmu pun juga bisa cenderung lebih stabil. Kamu dapat melakukan konsultasi bersama dokter tentang jenis olahraga apa yang disarankan dan sesuai dengan kondisimu.

3. Tingkatkan Konsumsi Serat

Makan lebih banyak serat dapat membantu mengurangi kadar asam urat. Serat juga dapat membantu menyeimbangkan kadar gula darah dan insulin, meningkatkan rasa kenyang, serta membantu menurunkan risiko makan berlebihan.

4. Kurangi Makanan & Minuman Tinggi Purin

Zat purin dapat ditemukan dari makanan yang kamu konsumsi. Beberapa contoh makanan tinggi purin adalah seafood, daging merah, minuman alkohol, dan sebagainya. Sebaiknya kamu memilih makanan serta minuman lain dengan kandungan purin yang rendah.

5. Perbanyak Minum Air Putih

Minum banyak cairan membantu ginjal mengeluarkan asam urat lebih cepat. Bila kamu mengalami kesulitan minum air putih secara teratur, bawalah botol minum dan set alarm untuk mengingatkanmu minum air putih.

Bumame menyediakan layanan Medical Check Up, di mana kamu dapat melakukan cek asam urat bersama tim medis yang profesional. Kamu juga dapat melakukan konsultasi gratis bersama dokter terlebih dahulu sebelum menjalani pemeriksaan, lho! Yuk, hidup lebih sehat bersama Bumame!

Bumame dan NGI Siapkan Laboratorium Udara di G20, Ini Kelebihannya!

Bumame menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan genomik terkemuka, Naleya Genomik Indonesia (NGI) dalam penyediaan laboratorium udara Huo-Yan BSL 2 untuk Covid Test pada ajang G20 yang digelar di Bali. Nah apa saja kelebihan laboratorium tersebut? Yuk cek bareng Bumame!

5 kelebihan laboratorium Huo-Yan BSL 2

  1. Laboratorium ini hanya memakan waktu 24 jam saja untuk proses instalasinya
  2. Laboratorium ini sudah dilengkapi dengan high-efficiency particulate absorbing (HEPA) filter atau penyerap udara yang mampu menyaring partikel sangat kecil dengan efisiensi tinggi
  3. Laboratorium ini dilengkapi dengan ventilasi dan tekanan udara
  4. Laboratorium ini dilengkapi dengan
    pass box 
    (sarana perpindahan barang antar ruangan dengan tetap menjaga kebersihan dan kualitas udara)
  5. Laboratorium ini berukuran besar, bisa menampung mesin lebih banyak, dan mampu memproses sebanyak 1500 sampel per hari

Adapun laboratorium Huo Yan BSL 2 memiliki total sebanyak 4 ruangan dengan fungsi masing-masing sebagai berikut:

  1. Ruang penerimaan sampel
  2. Ruang ekstrasi
  3. Ruang preparasi reagen
  4. Ruang PCR

Keempat ruangan ini terhubung satu sama lain dan terdapat pass box di masing-masing ruang tersebut yang memastikan perpindahan barang antar ruangan tetap terjaga kualitas dan kebersihannya.

Penyediaan laboratorium Huo Yan BSL 2 yang diinsiasi oleh Bumame dan NGI sendiri merupakan bentuk dukungan penuh terhadap pemerintah Indonesia demi menyukseskan ajang G20 yang merupakan perhelatan bertaraf internasional yang dihadiri oleh pemimpin-pemimpin dunia.

Bumame Jalin Kerja Sama dengan NGI Sukseskan G20

Sebagai penyedia layanan kesehatan di Indonesia yang mendukung penuh penyelenggaraan ajang G20, Bumame menjalin kerja sama dengan salah satu perusahaan genomik terkemuka, Naleya Genomik Indonesia (NGI) dalam penyediaan laboratorium udara Huo-Yan BSL 2 untuk Covid Test. Bumame dan NGI berkomitmen memastikan kenyamanan dan keamanan seluruh peserta yang terlibat dalam acara G20 yang digelar di Bali.

Adapun alasan NGI memilih kemitraan dengan Bumame adalah karena kedua belah pihak memiliki misi yang selaras, yaitu membangun dan memajukan industri genomik di Indonesia.

Terkait kerja sama ini, James Wihardja selaku Direktur Utama Bumame mengatakan, “Penyediaan laboratorium udara Huo-Yan BSL 2 di ajang G20 adalah awal kerja sama kami dalam mentransformasi dan memajukan industri layanan kesehatan di Indonesia melalui proses yang inovatif.”

“Kami ingin berfokus pada bidang bioteknologi, genomic, dan whole genome sequencing (WGS) untuk membantu Indonesia dalam membangun sistem layanan kesehatan yang lebih kuat,” lanjut James.

Selanjutnya, Bumame dan NGI siap membangun laboratorium genomik mutakhir yang siap digunakan untuk bioteknologi dan rekayasa molekuler yang dibutuhkan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan sekaligus kemajuan di industri kesehatan.

Terkait rencana ini, Heru Dharmadi Wijaya selaku Direktur Utama Naleya Genomik Indonesia mengatakan, “Inisiatif pembangunan laboratorium temporer pada acara KTT G20 ini, menandai awal dari kerja sama panjang kami dengan Bumame, sekaligus sebagai tanda penghormatan kami kepada pemerintah Indonesia. Kerja sama antara NGI dan Bumame merupakan upaya dalam memperkuat industri kesehatan di Indonesia, serta membangun ekosistem kesehatan yang semakin tangguh”.

Melalui kemitraan ini, Bumame dan NGI juga terus berupaya untuk memperkuat industri kesehatan di Indonesia sekaligus membangun ekosistem kesehatan yang semakin tangguh guna memudahkan masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan.