Pahami Apa Itu Pemeriksaan TSHs untuk Hormon Tiroid

Ketidakseimbangan hormon tiroid perlu diatasi sesegera mungkin. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi adanya masalah pada hormon tiroid adalah melalui tes TSHs. Ulasan berikut akan membahas tentang apa itu pemeriksaan TSHs dan bagaimana prosedur pemeriksaan akan berlangsung.

Apa Itu Pemeriksaan TSHs?

TSH atau thyroid stimulating hormone adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di otak yang membantu mengatur kelenjar tiroid. Nah, pemeriksaan TSHs adalah pemeriksaan untuk mendeteksi kadar TSH dalam tubuh.

Pemeriksaan TSHs biasanya dilakukan sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin atau untuk mengevaluasi kondisi yang terkait dengan kelenjar tiroid, seperti hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) atau hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid).

Tingkat TSH dapat menentukan apakah kelenjar tiroid bekerja dengan baik atau tidak. Pemeriksaan TSHs dilakukan dengan mengambil sampel darah dari lengan atau pergelangan tangan dan mengirimkannya ke laboratorium untuk diuji.

Kapan Perlu Melakukan Pemeriksaan TSHs?

Tidak ada waktu khusus kapan kamu perlu menjalani pemeriksaan TSHs. Namun, kamu dapat melakukan pemeriksaan jika mengalami beberapa gejala seperti:

  • Penurunan berat badan, meskipun kamu mungkin makan lebih banyak dari biasanya
  • Detak jantung cepat atau tidak teratur
  • Merasa gugup atau mudah tersinggung
  • Sulit tidur, kelelahan
  • Tangan gemetar
  • Berkeringat atau sangat sensitif terhadap panas
  • Sering buang air besar
  • Tiroid pada leher membesar (gondok)
  • Nyeri sendi dan otot
  • Kulit dan rambut kering
  • Rambut kering dan menipis
  • Periode menstruasi yang berat atau tidak teratur bagi perempuan

Khusus pembengkakan pada leher, pemeriksaan pendukung lain akan dilakukan untuk mendiagnosis benjolan tersebut. Adanya benjolan pada leher bisa menjadi gejala awal kanker tiroid.

Apakah Ada Persiapan untuk Menjalani Pemeriksaan TSHs?

Untuk pemeriksaan TSHs, tidak ada persiapan khusus yang diperlukan. Namun, terdapat beberapa jenis obat-obatan yang akan mempengaruhi hasil tes. Sebaiknya, konsultasikan dengan dokter tentang obat-obatan yang biasanya kamu konsumsi sebelum tes TSHs.

Prosedur Pemeriksaan TSHs

Pemeriksaan TSHs dilakukan dengan menggunakan sampel darah, sehingga metode pemeriksaannya pun cukup mudah. Berikut beberapa di antaranya:

  1. Petugas kesehatan akan memintamu duduk atau berbaring sambil terpasang alat pengukur tekanan darah pada lengan atas.
  2. Bagian di lengan atas akan dibersihkan dengan alkohol untuk membunuh bakteri.
  3. Jarum suntik akan digunakan untuk mengambil sampel darah dari pembuluh darah di lengan.
  4. Setelah sampel darah diambil, jarum suntik akan dilepaskan dan daerah di lengan akan ditutupi dengan plester.
  5. Kamu tinggal menunggu hasil selama beberapa hari. Dokter kamu akan menjelaskan hasil tes kepada kamu dan memberi saran tindakan lebih lanjut jika diperlukan.

Nilai TSHs Normal

Tingkat normal pemeriksaan TSHs bervariasi berdasarkan usia. Secara umum, kisaran normal TSH meliputi:

  • Bayi hingga usia 5 hari: 0,7 – 15,2 uIU/mL
  • Bayi usia 6 hingga 90 hari: 0,72 – 11,0 uIU/mL
  • Bayi usia 4 hingga 12 bulan: 0,73 – 8,35 uIU/mL
  • Anak-anak usia 1 hingga 6 tahun: 0,7 – 5,97 uIU/mL
  • Anak-anak usia 7 hingga 11 tahun: 0,6 – 4,84 uIU/mL
  • Remaja berusia 12 hingga 20 tahun: 0,51 – 4,3 uIU/mL
  • Dewasa berusia 21 hingga 99 tahun: 0,27 – 4,2 uIU/mL

Khusus ibu hamil, kadar tiroid yang ada dalam tubuh cukup berbeda dengan klasifikasi di atas. Sangat penting bagi ibu hamil untuk memiliki jumlah TSH dan hormon tiroid yang sehat untuk memastikan perkembangan bayi ikut optimal. Tingkat TSH bersifat fluktuatif selama kehamilan. Secara umum, kadar TSH normal selama kehamilan berkisar:

  • Trimester pertama (9 hingga 12 minggu): 0,18 – 2,99 (uIU/mL)
  • Trimester kedua: 0,11 – 3,98 uIU/mL
  • Trimester ketiga: 0,48 – 4,71 uIU/mL

Hasil Pemeriksaan TSHs

Hasil pemeriksaan TSHs terbagi menjadi dua, yakni tergolong tinggi atau rendah:

1. TSHs Rendah

Jika TSH terlalu sedikit, kemungkinan besar kelenjar tiroid membuat hormon tiroid berlebih. Kondisi ini disebut hipertiroidisme atau tiroid yang terlalu aktif. Berbagai kondisi menyebabkan hipertiroidisme, seperti penyakit Graves yang menyerang 0.2 persen ibu hamil dan nodul tiroid.

2. TSHs Tinggi

Hasil TSH yang terlalu tinggi menunjukkan bahwa tiroid tidak mampu menghasilkan hormon tiroid yang cukup. Kondisi ini disebut hipotiroidisme atau tiroid yang kurang aktif. Kondisi ini bisa menjadi indikasi bahwa seseorang mengidap penyakit Hashimoto (penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid).

Demikian ulasan singkat mengenai pemeriksaan TSHs untuk hormon tiroid. Kamu dapat melakukan pemeriksaan hormon tiroid melalui layanan Medical Check Up dari Bumame. Selain itu, kamu juga bisa memilih paket pemeriksaan kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhanmu.

Berapa Lama Periode Masa Jendela HIV Berlangsung?

HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus penyebab AIDS yang mampu melemahkan sistem kekebalan atau perlindungan tubuh. Ketika seseorang terpapar virus HIV untuk pertama kalinya, keberadaan virus tersebut belum bisa dideteksi secara langsung. Inilah yang disebut dengan masa jendela HIV. Ulasan berikut ini akan membahas tentang hal-hal yang perlu diketahui terkait masa jendela HIV.

Apa Itu Masa Jendela pada HIV?

Masa jendela HIV adalah periode waktu setelah seseorang terinfeksi HIV dan sebelum tes HIV menunjukkan hasil positif. Selama masa jendela ini, orang yang terinfeksi kemungkinan besar tidak akan menunjukkan gejala sama sekali.

Tes HIV pun juga tidak bisa mendeteksi keberadaan antibodi maupun antigen p24 yang muncul akibat infeksi HIV. Sehingga hasil tes akan menunjukkan negatif HIV walaupun virus di dalam tubuh sudah aktif berkembang. Tes HIV baru bisa mendeteksi apakah seseorang positif atau negatif HIV setelah masa jendela selesai.

Berapa Lama Masa Jendela HIV Berlangsung?

Dilansir dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC), masa jendela HIV yang benar sangat bervariasi tergantung tes HIV jenis apa yang dijadikan acuan.

  • Jika berdasarkan tes antibodi HIV, masa jendela berlangsung antara 23 – 90 hari pasca paparan HIV
  • Sementara pada tes antigen/antibody HIV, masa jendela berlangsung 18 – 90 hari setelah kontak pertama dengan virus HIV
  • Nucleic Acid Test (NAT) mempunyai masa jendela yang relatif lebih pendek, yakni 10 – 33 hari

Sementara masa jendela HIV menurut WHO adalah 21 hari setelah infeksi. Jika masa jendela HIV usai, maka infeksi HIV akan memasuki tahap akut.

Apakah HIV Masih Bisa Menular Saat Masa Jendela?

Meskipun tes HIV mungkin tidak dapat mendeteksi virus selama masa jendela, orang yang terinfeksi masih dapat menularkan HIV ke orang lain. Oleh karena itu, penting untuk mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari penularan HIV seperti menggunakan kondom saat berhubungan seks serta jangan menggunakan jarum suntik secara bergantian.

HIV juga tidak bisa disembuhkan saat masa jendela walau tidak menunjukkan gejala atau hasil apapun. Di samping itu pula, belum ada pengobatan khusus untuk HIV pada masa jendela. Seseorang harus hidup bersama HIV seumur hidup jika memang telah terinfeksi. Penggunaan obat antiretroviral dapat membantu memperpanjang umur penderita HIV.

Kapan Tes HIV Bisa Kembali Dilakukan?

Tes HIV biasanya dapat dilakukan dan akan menunjukkan hasil yang akurat setelah masa jendela HIV selesai. Namun, waktu yang dibutuhkan untuk menunjukkan hasil yang akurat setelah masa jendela bervariasi dari orang ke orang.

Beberapa orang membutuhkan waktu lebih lama untuk memproduksi antibodi yang dapat terdeteksi oleh tes. Jadi ada kemungkinan bahwa tes dapat memberikan hasil negatif meskipun seseorang terinfeksi HIV. Untuk menghindari hasil yang tidak akurat, disarankan untuk menunggu setidaknya 3 bulan setelah potensi terpapar HIV sebelum menjalani tes HIV.

Selain itu, pertimbangkanlah kedua hal berikut sebelum kamu melakukan pemeriksaan HIV:

  • Jika kamu tahu persis kapan kemungkinan terinfeksi virus, lakukan tes 3 bulan setelah tanggal tersebut.
  • Namun bila kamu mengalami gejala HIV, segera periksakan diri ke dokter. Pemeriksaan yang lebih mendetail terkait gejala akan dilakukan guna memastikan diagnosis.

Kini kamu sudah memahami apakah yang disebut dengan masa jendela HIV serta periodenya. Bumame menyediakan tes HIV dengan kualitas unggulan dan pelayanan berkualitas. Kamu dapat berkonsultasi sebelum menjalani pemeriksaan dengan dokter secara gratis.

Kasus Campak Meningkat, Kemenkes Akui Ada 3.341 Kasus di Indonesia!

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI baru-baru ini mengonfirmasi adanya peningkatan kasus campak. Yuk cek berita lengkapnya bareng Bumame.

Ada 3.341 kasus tercatat mulai dari 2022

Menurut informasi yang disampaikan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, dr Siti Nadia Tarmizi, ada 3.341 kasus di sepanjang tahun 2022 yang dilaporkan di 223 kabupaten kota dari 31 provinsi.

Penyebab kasus campak mengalami peningkatan

Peningkatan kasus campak kemungkinan besar terjadi karena presentase imunisasi anak selama pandemi Covid-19 menurun. Hal ini disampaikan oleh Ketua Unit Kerja Koordinasi Penyakit Infeksi Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr dr Anggraini Alam, SpA(K).

Ia mengungkapkan jika cakupan difteri, pertusis, dan tetatus (DPT) sejak 2015 mulai menurun. Lebih menurun lagi pada saat Covid-19 melanda. Secara global pun, imunisasi menjadi turun cakupannya.

Dr. dr Anggraini juga menilai jika campak seringkali disepelekan sehingga banyak yang melewatkan imunisasi campak.

Cara mencegah campak

Penyakit campak dapat dicegah dengan beberapa cara berikut:

  1. Vaksinasi
  2. Pemberian vitamin A dosis tinggi
  3. Jaga kebersihan tangan
  4. Hindari peminjaman barang dengan orang lain

Yuk selalu waspada terhadap penyakit campak. Pastikan kamu memberikan imunisasi kepada anak-anak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jangan sepelekan penyakit ini yaa. Yuk share informasi ini ke orang-orang terdekat kamu!

Pahami Cara Menurunkan Asam Urat Paling Ampuh!

Hiperurisemia atau kadar asam urat di atas normal adalah salah satu gangguan kesehatan yang kerap mengganggu, karena dapat kambuh secara tiba-tiba dan membuat sendi terasa nyeri. Sehingga, banyak orang yang terhambat aktivitasnya. Kali ini Bumame akan membahas tentang bagaimana cara menurunkan asam urat serta cara meredakan asam urat yang kambuh.

Cara Menurunkan Asam Urat

Penyakit asam urat tidak bisa sembuh sepenuhnya. Akan tetapi, kamu bisa mengontrolnya untuk meminimalisir risiko kambuh. Dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi dalam perubahan gaya hidup supaya tingkat asam urat dalam tubuh bisa menurun. Inilah beberapa cara mengontrol dan menurunkan asam urat yang dapat kamu ikuti.

1. Batasi Konsumsi Makanan Mengandung Purin

Cara menurunkan kadar asam urat yang pertama adalah membatasi konsumsi makanan dengan kandungan purin tinggi. Seperti yang diketahui, purin merupakan salah satu zat yang mudah meningkatkan asam urat. Hindari makanan dengan purin tinggi seperti ikan teri dan kacang-kacangan.

Membatasi makanan tertentu bukan berarti tidak bisa makan enak. Ada banyak pilihan makanan rendah purin dengan rasa yang lezat. Contoh makanan rendah purin adalah kentang, buah-buahan, dan produk khusus dairy free atau rendah lemak.

2. Kurangi Makanan Mengandung Gula

Makanan yang mengandung gula tinggi juga bisa memicu naiknya asam urat dalam tubuh. Saat sedang memecah fruktosa dari gula, tubuh akan melepaskan purin dan pada akhirnya bisa meningkatkan kadar asam urat. Pilihlah makanan dengan kandungan gula alami dan menyehatkan seperti buah-buahan dan selalu perhatikan kadar gula dalam tabel nutrisi sebuah makanan.

3. Hindari Minuman Beralkohol

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa minuman beralkohol bisa meningkatkan kadar purin dalam tubuh. Jadi, kamu juga sebaiknya menghindari minuman beralkohol. Perlu dicatat bahwa minuman beralkohol yang diklaim rendah purin pun tetap bisa memicu kenaikan asam urat.

4. Konsumsi Makanan Berserat Tinggi

Serat adalah salah satu zat yang mampu menekan kenaikan purin di tubuh. Selain itu, serat juga dapat membantu menyeimbangkan kadar gula darah dan insulin serta membuat tubuh merasa kenyang lebih lama. Jumlah serat yang disarankan untuk orang dewasa adalah 22 hingga 34 gram sehari.

Makanan yang mengandung serat tinggi pun juga mudah didapatkan di sekitarmu, contohnya adalah buncis, kacang-kacangan, brokoli, buah apel dan pir.

5. Perbanyak Minum Air Putih

Seseorang yang mengalami penyakit asam urat pada umumnya akan mengalami pembengkakan dan peradangan. Salah satu cara untuk mengurangi gejala tersebut adalah minum lebih banyak air putih. Meningkatkan konsumsi air putih dapat memicu ginjal seseorang mengeluarkan cairan yang akan berakibat pada meredanya pembengkakan pada penderita asam urat.

6. Jaga Berat Badan Tetap Ideal

Tumpukan lemak berlebih yang menyebabkan berat badan berlebih sesungguhnya juga berkaitan erat dengan tingkat asam urat. Itu sebabnya penderita asam urat juga sangat disarankan untuk rutin berolahraga supaya berat badan ideal tetap terjaga. Kamu tidak perlu mulai dengan olahraga berat. Mulailah dengan olahraga ringan selama 30 menit setiap hari.

7. Tambahkan Suplemen

Jenis suplemen tertentu dapat membantu menurunkan kadar asam urat darah. Akan tetapi, lakukan konsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum mengonsumsi suplemen. Dokter akan merekomendasikan jenis suplemen apa yang sesuai denganmu. Pastikan bahwa suplemen yang hendak kamu konsumsi tidak akan mengganggu pengobatan lain yang sedang kamu sedang jalani.

8. Kelola Tingkat Gula Darah

Riset menunjukkan bahwa tingginya kadar gula bisa memicu peningkatan asam urat pada tubuh. Sehingga kamu perlu menjaga kadar gula darah supaya tidak naik dan ikut memperparah kondisi asam urat.

9. Atur Pola Makan Menjadi Lebih Sehat

Mengatur pola makan juga menjadi salah satu cara mengatasi sakit asam urat. Batasi konsumsi daging merah dan makanan cepat saji. Kamu bisa memilih makanan lain yang lebih menyehatkan, misalnya buah segar, sayur-sayuran, gandum utuh, dan minyak zaitun. Namun demikian, hindari mengonsumsi sayur dengan kandungan tinggi purin seperti asparagus dan bayam.

Apa yang Perlu Dilakukan Jika Asam Urat Kambuh?

mengatasi asam urat

Salah satu hal yang paling mengganggu dari asam urat adalah rasa sakit pada persendian yang sering muncul secara tiba-tiba. Gejala asam urat yang biasanya dialami banyak orang adalah kemunculan sensasi terbakar, gatal, atau kesemutan di persendian. Kemudian sendi mulai terasa kaku atau dan nyeri.

Berikut panduan pertolongan pertama saat asam urat kambuh:

  1. Kompres sendi dengan es batu yang dibungkus handuk tipis selama 20 menit selama beberapa kali sehari. Cara ini dilakukan untuk meredakan peradangan dan nyeri sendi. Jangan mengoleskan es ke tangan atau kaki jika kamu memiliki masalah saraf.
  2. Selanjutnya, angkat sendi di atas bantal atau benda lunak lainnya untuk mengistirahatkan sendi sampai rasa sakit mereda. Kamu tidak perlu banyak bergerak ketika sedang mengistirahatkan sendi.
  3. Tetap banyak minum air untuk membantu menjaga level asam urat tetap normal. Tubuh yang kurang cairan akan mengalami kenaikan kadar asam urat. Jangan lupa tetap konsumsi makanan sehat dan obat jika dokter memberikan obat khusus.
  4. Jika gejala tidak mereda dalam 48 jam atau rasa nyeri tidak hilang selama seminggu, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Demikian ulasan mengenai beberapa cara menurunkan asam urat di atas bisa kamu ikuti supaya penyakit asam urat tidak mengusik keseharianmu.

Nikmati layanan Medical Check Up dari Bumame untuk melakukan cek asam urat. Kamu pun dapat melakukan konsultasi bersama dokter terlebih dahulu secara gratis! Jadi, kamu bisa lancar beraktivitas tanpa dihantui rasa nyeri di persendian.

Pahami Berbagai Jenis Pemeriksaan Hormon Tiroid

Kelenjar tiroid adalah sebuah kelenjar yang terletak pada leher dan berfungsi untuk memproduksi hormon. Adanya hormon tiroid tersebut berguna untuk perkembangan dan metabolisme tubuh. Kelebihan atau kekurangan hormon tiroid akan mengakibatkan gangguan pada kesehatan. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah kadar hormon tiroid normal atau tidak adalah menggunakan pemeriksaan tiroid.

Apa yang dimaksud dengan pemeriksaan hormon tiroid? Kapan perlu melakukan pemeriksaan dan bagaimana hasil pemeriksaannya? Simak ulasan dari Bumame yang satu ini!

Apa Itu Pemeriksaan Tiroid?

Dilansir dari National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, pemeriksaan tiroid adalah tes yang digunakan untuk mengevaluasi kesehatan kelenjar tiroid. Pemeriksaan tiroid biasanya dilakukan dengan mengambil sampel darah yang kemudian diuji untuk mengetahui tingkat hormon tiroid dalam tubuh.

Tes hormon tiroid dilakukan untuk mengetahui apakah kelenjar tiroid bekerja dengan normal atau tidak serta untuk mengetahui adanya penyakit tiroid seperti hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid) atau hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid).

Kapan Perlu Melakukan Pemeriksaan Tiroid?

Pemeriksaan tiroid biasanya dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan rutin atau jika seseorang merasa memiliki gejala-gejala yang dapat menunjukkan adanya masalah dengan kelenjar tiroid.

Berikut beberapa gejala yang mengharuskan kamu untuk segera melakukan cek hormon tiroid:

1. Mengalami Perubahan Berat Badan

Perubahan berat badan yang signifikan namun tanpa sebab bisa dikarenakan kondisi hipertiroidisme (tiroid yang terlalu aktif) atau hipotiroidisme (tiroid yang kurang aktif).

Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid akan menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin yang menyebabkan percepatan metabolisme tubuh dan membuat berat badan menurun. Sebaliknya pada hipotiroidisme, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup tiroksin yang menyebabkan metabolisme melambat. Sehingga berat badan pun cenderung naik.

2. Selalu Merasa Lelah

Hipertiroidisme menjadikan seseorang sulit tidur di malam hari dan akhirnya membuat seseorang merasa kelelahan. Sedangkan kekurangan tiroksin dalam kondisi hipotiroidisme dapat menguras energi yang ada dalam tubuh. Baik kelebihan atau kekurangan hormon tiroid pada akhirnya bisa menyebabkan otot melemah.

3. Terdapat Perubahan Fisik

Dampak dari masalah hormon tiroid bisa terlihat pada perubahan fisik. Adapun perubahan fisik yang umumnya muncul karena gangguan pada hormon tiroid adalah:

  • Rambut menjadi lebih rapuh
  • Kulit kering, merah, gatal, atau iritasi
  • Bengkak di persendian, wajah dan pangkal leher

4. Menstruasi Tidak Lancar

Bagi wanita, masalah tiroid dapat memengaruhi siklus menstruasi dan kesuburan. Pada hipotiroidisme, tiroksin yang terlalu sedikit dapat mempersulit tubuh untuk melepaskan sel telur yang diperlukan untuk ovulasi. Sehingga kesuburan pun akan ikut terganggu secara keseluruhan. Sementara wanita yang memproduksi terlalu banyak tiroksin juga dapat rentan mengalami menstruasi tidak lancar dan tiroiditis pasca persalinan.

5. Sering Merasa Cemas

Penampilan fisik bukanlah satu-satunya hal yang dipengaruhi oleh hormon tiroid. Gangguan hormon tiroid juga bisa berimbas kepada kondisi mental seseorang. Hipertiroidisme dapat menyebabkan merasa cemas, gugup, dan mudah tersinggung. Di sisi lain, hipotiroidisme dapat membuat seseorang cenderung merasa depresi.

Persiapan Sebelum Pemeriksaan Hormon Tiroid

Biasanya, pemeriksaan lab tiroid tidak mewajibkanmu untuk melakukan persiapan khusus. Kamu pun juga tidak perlu menjalani puasa terlebih dahulu. Cukup informasikan kepada dokter jika kamu mengonsumsi obat tertentu serta keluhan yang kamu alami sebelum menjalani tes.

Jenis Pemeriksaan Tiroid

Inilah beberapa pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk mendeteksi masalah pada tiroid:

1. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fungsi tiroid umumnya diawali dengan beberapa pertanyaan yang ditanyakan oleh dokter terkait keluhan dan kondisimu. Selanjutnya dokter juga akan memeriksa leher dengan cara diraba. Dokter akan memintamu untuk menelan ludah supaya dokter bisa menentukan batas kelenjar tiroid. Pemeriksaan sederhana ini bisa mendeteksi adanya benjolan di leher atau tidak.

2. Tes Darah

Selanjutnya ada tes darah yang dilakukan untuk mendeteksi masalah pada hormon tiroid, yakni FT4 dan TSH. Pemeriksaan FT4 dan TSH adalah jenis pemeriksaan darah yang umumnya dilakukan untuk mendeteksi masalah pada hormon tiroid. Sampel darah yang diambil akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa lebih lanjut. Pemeriksaan ini juga dapat mendiagnosis kelebihan atau kekurangan hormon tiroid.

3. Pemeriksaan USG

Dalam beberapa kasus, pemeriksaan ultrasonografi atau USG perlu dilakukan untuk memindai kondisi kelenjar tiroid jika ditemukan benjolan pada leher. Dari pemeriksaan USG dapat terlihat jenis, ukuran, bentuk serta batas benjolan pada kelenjar tiroid.

4. Biopsi

Dokter perlu melakukan biopsi apabila sebuah benjolan pada leher dicurigai bersifat ganas. Pengambilan sampel akan dilakukan dari jaringan pada kelenjar tiroid menggunakan jarum khusus yang berukuran kecil. Selanjutnya sampel akan diperiksa di lab untuk mencari tahu kondisinya.

Hasil Pemeriksaan Tiroid

Pemeriksaan darah untuk mendeteksi masalah hormon tiroid mampu dijadikan landasan terkait hipotiroidisme dan hipertiroidisme. Nilai normal hormon tiroid adalah 0,4-4,0 mikroIU/ml untuk TSH dan 4,4-12,5 mikogram untuk FT4.

Apabila hormon tiroid berada di atas atau di bawah nilai normal tersebut, maka dapat dipastikan bahwa hormon tiroid mengalami gangguan hipertiroidisme atau hipotiroidisme.

Untuk pemeriksaan fisik tiroid dan USG, hasilnya dapat terlihat jenis, ukuran, bentuk serta sifat dari benjolan di leher. Sehingga pengobatan lanjutan bisa mulai dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut.

Demikian ulasan singkat mengenai pemeriksaan tiroid. Kamu dapat melakukan tes hormon tiroid melalui layanan Medical Check Up dari Bumame. Selain itu, kamu juga bisa memilih paket pemeriksaan kesehatan yang lain sesuai dengan kebutuhanmu.

Apa Itu Hamil Anggur? Hal Ini Perlu Kamu Pahami!

Hmmm apa itu hamil anggur? Kamu pernah denger istilah ini? Kalau belum tahu, Bumame bantu jelasin ya, kamu baca sampai habis!

Apa Itu Hamil Anggur?

Mola hidatidosa atau yang sering disebut dengan hamil anggur merupakan suatu kondisi kelainan pada masa kehamilan. Kondisi ini terjadi ketika sel telur yang sudah dibuahi dan plasenta tidak dapat berkembang secara normal. Kondisi ini mengakibatkan sel-sel abnormal membentuk sekumpulan kista yang bentuknya menyerupai anggur putih.

Hamil anggur ada dua jenis, yaitu hamil anggur lengkap dan hamil anggur parsial. Pada hamil anggur lengkap, jaringan plasenta tidak normal dan membengkak, serta tampak membentuk kista berisi cairan. Sementara pada hamil anggur parsial, ada campuran antara jaringan plasenta normal dengan plasenta tidak normal.

Penyebab Hamil Anggur

Hamil anggur diakibatkan adanya ketidakseimbangan kromosom. Sel manusia pada dasarnya mengandung 23 pasang kromosom yang masing-masing terdiri dari satu kromosom Ayah dan satu kromosom Ibu. Dalam kasus hamil anggur lengkap, satu atau dua sperma membuahi sel telur yang kosong dan semua materi genetik berasal dari Ayah. Otomatis kromosom sel telur Ibu hilang atau tidak aktif, sementara kromosom Ayah menjadi ganda.

Sementara pada hamil anggur parsial atau tidak lengkap, kromosom Ibu dalam jumlah tetap, tetapi Ayah menyediakan dua set kromosom. Akibatnya, embrio memiliki 69 kromosom, padahal jumlah normalnya adalah 46 kromosom.

Gejala Hamil Anggur

Hamil anggur awalnya mirip dengan kehamilan normal, namun setelah beberapa waktu, hamil anggur akan menampakkan gejala-gejala antara lain:

– Pendarahan vagina dalam tiga bulan pertama kehamilan

– Mual dan muntah yang tergolong parah

– Tingginya tekanan darah saat hamil

– Membesarnya ukuran perut secara cepat

– Tidak ada detak jantung atau gerakan janin

– Ditemukan kista seperti anggur keluar dari vagina

– Anemia yang terjadi selama masa kehamilan

– Mengalami nyeri parah pada tulang panggul

Nah penting banget untuk kamu melakukan cek kesehatan secara rutin sebelum menjalankan program hamil untuk memastikan kondisi kamu dan calon buah hati dalam keadaan sehat. Kamu bisa mulai melakukan cek kesehatan dari rumah aja. Yuk share informasi bermanfaat ini ke orang-orang terdekat kamu yang juga akan atau sedang dalam masa kehamilan ya!

Tanda-tanda Keguguran yang Perlu Kamu Ketahui

Keguguran adalah kondisi di mana kehamilan mengalami kematian pada embrio atau janin secara tiba-tiba sebelum mencapai 20 minggu. Sebagian besar kasus keguguran terjadi pada awal kehamilan, bahkan terkadang sebelum kamu mengetahui bila sedang dalam kondisi hamil.

Tentunya keguguran bukanlah hal yang diharapkan, namun, hal ini bisa saja terjadi di tengah masa kehamilan. Sebenarnya, apa saja ciri-ciri jika keguguran terjadi? Yuk cari tahu di sini bareng Bumame!

1. Perdarahan

Perdarahan menjadi gejala keguguran yang paling sering dialami ibu hamil. Dikutip dari NHS, perdarahan saat keguguran sama seperti menstruasi, namun bisa lebih parah. Jika perdarahan terjadi setelah minggu ke-12 masa kehamilan, ini menandakan kondisi yang tidak wajar.

2. Sakit di Bawah Perut

Sakit di bagian bawah perut umum dialami oleh ibu hamil. Namun, kondisi ini menjadi tidak biasa Ketika rasa sakit tersebut tak terkendali, terasa sangat hebat, hingga berujung mengganggu aktivitas. Jika kondisinya sudah sangat parah, sakit tersebut terasa seperti kontraksi yang muncul setiap 5-20 menit sekali.

3. Keluar Gumpalan Darah dari Vagina

Kamu juga perlu mewaspadai jika keluar gumpalan darah dari vagina. Dikutip dari Mayo Clinic, gumpalan darah yang keluar saat keguguran adalah embrio yang menyatu dengan darah-darah kental dari rahim. Embrio ini masih berbentuk gumpalan darah mengingat usia kehamilan yang relatif masih muda sehingga belum berbentuk janin utuh.

4. Mual dan Nyeri Payudara Tiba-tiba Hilang

Mual dan nyeri payudara menjadi ciri-ciri kehamilan yang normal, namun jika secara mendadak kamu tidak lagi merasakan mual dan nyeri pada payudara menghilang begitu saja, ini menjadi salah satu pertanda keguguran. Dikutip dari Harvard Health Publishing, ciri-ciri keguguran adalah hilangnya nyeri pada payudara, gejala mual, dan muntah pada usia kehamilan 1-13 minggu.

5. Gerakan Janin Berkurang

Pada usia kehamilan 12-18 minggu, biasanya kamu sudah mulai bisa merasakan gerakan janin. Namun jika gerakannya berkurang atau tiba-tiba tidak terasa, bisa jadi kamu sedang mengalami keguguran atau mungkin ditemukan masalah pada tumbuh kembang janin.

Nah, kamu wajib banget nih cek kesehatan sebelum kehamilan dan saat lagi hamil. Penting untuk memastikan kondisi kesehatan kamu dan calon buah hati. Kamu bisa cek kesehatan dengan layanan Home Care Bumame yang bisa kamu lakukan dari rumah aja. Jangan lupa kasih tau informasi ini ke temen-temen kamu juga yaa!

Apa Itu HPHT pada Kehamilan? Cari Tahu di Sini!

Umumnya, saat kamu berkonsultasi ke dokter kandungan di awal masa kehamilan, dokter akan sering menanyakan tentang HPHT. HPHT merupakan singkatan dari Hari Pertama Haid Terakhir. HPHT biasanya digunakan untuk menentukan usia kehamilan yang dihitung dari awal pembuahan hingga bayi dilahirkan. Biasanya HPHT menggunakan metrik jika pembuahan terjadi di hari ke-14 dalam masa siklus haid.

Yuk cari tahu lebih dalam soal HPHT bareng Bumame!

Mengapa HPHT Penting?

HPHT dapat memberikan banyak informasi penting kepada kamu yang bakal ikut program hamil karena HPHT dapat melacak periode menstruasi selanjutnya, menentukan masa subur, dan bisa menghitung usia kehamilan yang pada akhirnya dapat membantu memprediksi Hari Perkiraan Lahir (HPL).

Bagaimana Menghitung HPHT?

Seperti yang dikatakan di atas, HPHT dapat menentukan usia kehamilan yang terhitung dari masa pembuahan hingga kelahiran. Nah untuk menghitung HPHT, kamu dapat menggunakan rumus Naegele. Namun perlu dicatat, rumus ini hanya dapat digunakan bagi kamu yang punya siklus menstruasi normal 28 hari.

Berikut penggunaan rumus Naegele:

Tanggal perkiraan lahir: tanggal HPHT + 7

Bulan perkiraan lahir: bulan HPHT – 3

Tahun perkiraan lahir: tahun saat ini + 1 (jika HPHT terjadi pada bulan April – Desember)

Contoh, bila HPHT kamu adalah 15 Oktober 2022, penghitungannya dapat dilakukan sebagai berikut:

Tanggal perkiraan lahir: 15 + 7 = (tanggal 22)

Bulan perkiraan lahir: 10 – 3 = 7 (bulan Juli)

Tahun perkiraan lahir: 2022 + 1 = 2023

Kesimpulan: perkiraan calon buah hati lahir adalah pada 22 Juli 2023

Sebagai catatan, jika bulan HPHT dikurangi 3 menghasilkan angka yang negatif, cara hitungnya adalah sebagai berikut:

(HPHT + 7 Hari) + 9 bulan

Contoh, seorang bumil mengalami HPHT pada 10 Februari 2022, maka hari perkiraan melahirkannya:

10 Februari 2022 + 7 Hari = 17 Februari 2022 + 9 bulan = 17 November 2022

Gimana, kamu jadi bisa mengetahui lebih dalam tentang HPHT kan? Nah, jangan lupa share informasi yang sederhana tapi penuh makna ini ke orang-orang terdekat kamu juga yaa!

Gula Darah Rendah (Hipoglikemia): Penyebab, Ciri, dan Cara Mencegahnya

Gula darah rendah atau hipoglikemia sering kali diabaikan. Hal ini menyebabkan serangkaian masalah kesehatan pada tubuh seseorang. Bila tidak ditangani dengan tepat, kondisi hipoglikemia bisa sangat menganggumu. Yuk, simak ulasan Bumame mengenai apa itu hipoglikemia atau gula darah rendah serta pengobatan dan cara mencegahnya!

Apa Itu Hipoglikemia (Gula Darah Rendah)?

Gula darah rendah atau hipoglikemia adalah sebuah kondisi di mana glukosa atau gula darah mengalami penurunan di bawah batas normal. Sesungguhnya, gula darah dalam tubuh manusia memang cenderung naik dan turun. Jika gula darah masih berada dalam rentang normal, maka hal tersebut tidak akan menimbulkan masalah.

Gula darah yang menurun sampai di bawah batas normal dan tidak ditangani dengan tepat akan menyebabkan masalah serius pada kesehatan. Sebab, glukosa yang ada dalam darah merupakan sumber energi untuk beraktivitas sehari-hari. Penurunan gula darah di bawah angka normal tentu saja akan mengganggu kesehatan dan rutinitasmu.

Kondisi gula darah rendah juga sering kali ditemukan pada penderita diabetes. Seorang penderita diabetes bisa memiliki gula darah rendah dikarenakan konsumsi insulin. Meskipun demikian, gula darah rendah juga bisa dialami oleh orang selain penderita diabetes.

Gejala Hipoglikemia

Jika gula darah terus turun, otak tidak mendapatkan cukup glukosa dan berhenti berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini dapat menyebabkan penglihatan kabur, sulit berkonsentrasi dan mengantuk. Jika dijabarkan lebih lanjut, berikut gejala gula darah rendah yang umum dialami:

  • Wajah pucat
  • Tubuh gemetar dan berkeringat
  • Sakit kepala
  • Perut terasa mual
  • Detak jantung yang cepat atau tidak normal
  • Merasa cemas dan kelelahan
  • Kesemutan atau mati rasa pada bibir, lidah atau pipi

Namun, ketika kondisi gula darah rendah semakin parah, terdapat berbagai gejala lain yang muncul seperti:

  • Merasa linglung dan tidak mampu melakukan rutinitas seperti biasa
  • Kehilangan koordinasi
  • Bicara agak cadel
  • Muncul “tunnel vision” pada penglihatan dan pandangan kabur
  • Mengalami mimpi buruk apabila sedang tertidur

Penyebab Gula Darah Rendah (Hipoglikemia)

Ada berapa penyebab gula darah rendah yang biasa dialami seseorang, berikut beberapa diantaranya.

1. Menjalani Pengobatan Diabetes

Mengapa seorang penderita diabetes yang notabene mengalami gula darah tinggi justru bisa mengalami hipoglikemia? Rupanya, masalah tersebut disebabkan oleh konsumsi obat-obatan yang mengandung insulin.

Seorang penderita diabetes tipe 1 tidak mampu memproduksi insulin, sementara tubuh penderita diabetes tipe 2 kurang bisa merespon adanya insulin. Sehingga kadar glukosa dalam darah bisa meningkat tajam.

Pemberian insulin dan obat-obatan lain pun diberikan untuk mengatasi masalah tersebut. Sayang, terlalu banyak dosis insulin justru bisa berbahaya bagi kesehatan si penderita diabetes dan akhirnya justru menyebabkan gula darah rendah.

Tak hanya dikarenakan obat-obatan untuk mengatasi diabetes, seorang penderita diabetes juga bisa mengalami hipoglikemia makan lebih sedikit dari biasanya setelah mengonsumsi obat dengan dosis reguler dan ketika berolahraga lebih banyak dari biasanya. Itulah sebabnya pengobatan seorang penderita diabetes harus dipantau secara rutin.

2. Mengonsumsi Obat Tertentu

Beberapa jenis obat juga berpotensi untuk menyebabkan gula darah rendah. Contohnya quinine yang berfungsi untuk mengobati penyakit malaria. Anak-anak dan orang dewasa dengan kondisi gagal ginjal juga lebih rentan mengalami gula darah rendah akibat konsumsi obat-obatan.

3. Mengalami Penyakit Serius

Seorang penderita penyakit hepatitis atau sirosis berat, penyakit ginjal, dan penyakit jantung dapat menyebabkan hipoglikemia. Pada kondisi gangguan ginjal, tubuh tidak mampu mengeluarkan zat sisa dari obat-obatan dengan benar. Kondisi seperti itu dapat memengaruhi kadar glukosa mengalami penurunan.

4. Malnutrisi

Ketika tubuhmu mengalami kelaparan dalam jangka waktu yang lama dan pada akhirnya mengalami malnutrisi, glikogen yang dibutuhkan tubuh untuk membuat glukosa akan habis. Alhasil, tubuh seseorang yang mengalami malnutrisi juga akan mengalami gula darah rendah. Contoh kasus tersebut umum terjadi pada penderita anoreksia nervosa.

5. Produksi Insulin Berlebih

Insulinoma atau tumor pada pankreas bisa menyebabkan gula darah rendah. Sebab, tumor jenis ini bisa mempengaruhi sel pankreas yang tidak biasa yang memproduksi insulin tiba-tiba mampu insulin dalam jumlah yang sangat banyak. Alhasil, tubuh akan mengalami gula darah rendah.

6. Kekurangan Hormon

Gangguan kelenjar adrenal dan tumor hipofisis dapat mengakibatkan kekurangan jumlah hormon tertentu yang mengatur produksi glukosa. Sementara pada anak-anak, hipoglikemia bisa terjadi ketika mereka kekurangan hormon pertumbuhan.

7. Konsumsi Alkohol Berlebih

Alkohol adalah salah satu pantangan gula darah rendah yang sebaiknya dihindari. Minum minuman beralkohol terlalu banyak tanpa makan terlebih dahulu dapat menghentikan produksi glukosa dari glikogen ke dalam darah. Maka, kandungan gula darah dalam tubuh akan menurun drastis.

Diagnosis untuk Gula Darah Rendah

Gula darah rendah dapat dideteksi melalui pengecekan gula darah. Jenis cek gula darah sendiri ada bermacam-macam, yaitu:

  • Tes toleransi glukosa oral
  • Tes gula darah sewaktu
  • Tes gula darah puasa
  • Tes gula darah dua jam setelah makan
  • Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)

Kendati ada banyak jenis cek gula darah yang tersedia, kamu tetap perlu berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan tes apa yang kamu perlu jalani sesuai kondisi dan gejala yang ada. Dokter juga akan melakukan rangkaian pemeriksaan lain apabila dicurigai bahwa kondisi gula darah rendah merupakan akibat dari penyakit lain.

Pengobatan Hipoglikemia

Tidak perlu panik apabila kamu mengalami atau melihat seseorang tiba-tiba menunjukkan gejala gula darah rendah. Penanganan gula darah rendah dalam level yang ringan cukup mudah, yaitu mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi.

Bagi penderita diabetes, makanan berat dapat diganti dengan snack berkarbohidrat. American Diabetes Association merekomendasikan metode 15-15, yakni mengonsumsi cemilan yang setidaknya mengandung 15 gram karbohidrat lalu melakukan pengecekan gula darah 15 menit kemudian setelah konsumsi karbohidrat.

Selain makanan dan camilan, kamu juga bisa mengonsumsi tablet glukosa untuk meningkatkan gula darah ke rentang normal. Namun kamu perlu memastikan berapa gram kandungan glukosa dari setiap tablet yang kamu konsumsi.

Tunggu 15 menit setelah makan atau minum tablet glukosa, lalu cobalah cek gula darahmu kembali. Jika gula darah belum naik, konsumsi kembali makanan dan camilan atau tablet glukosa dengan dosis yang sama. Ulangi metode ini sampai kadar gula darah mulai naik. Perlu diperhatikan jangan sampai kamu makan berlebihan. Hal ini bisa menyebabkan kadar gula darah yang terlalu tinggi.

Akan tetapi, apabila kamu mengalami atau melihat seseorang mengalami gejala gula darah dalam kondisi yang cukup parah, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.

Cara Mencegah Gula Darah Rendah

Lantas, bagaimana cara mengatasi gula darah rendah? Ikuti panduannya berikut ini:

1. Cek Gula Darah Secara Berkala

Kondisi atau masalah kesehatan tertentu yang dialami seseorang mengharuskan pengecekan gula darah secara berkala untuk mencapai level gula darah yang normal.

Contohnya, jika kamu pernah mengalami gula darah rendah, maka kamu perlu menjalani pengecekan gula darah sebelum mengoperasikan mesin berat. Silakan berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kapan kamu perlu melakukan cek gula darah kembali.

2. Makan Sebelum Berolahraga

Olahraga dapat menurunkan gula darah apabila kamu tidak makan dengan cukup sebelumnya. Kamu yang ingin menjalani olahraga dalam waktu yang lebih panjang pun dapat mengonsumsi karbohidrat di saat waktu olahraga.

3. Selektif dalam Memilih Makanan

Tak hanya itu, kamu juga wajib lebih selektif dalam memilih makanan. Pertimbangkan untuk mengonsumsi makanan sebelum pergi dari rumah lebih dari 5 jam atau jika gula darahmu kurang dari 100 mg/dL. Jika kamu tidak ada waktu, kamu bisa mengkonsumsi camilan dengan tinggi karbohidrat seperti permen, buah potong, dan jus buah yang jauh lebih praktis.

4. Ikuti Instruksi Dokter Terkait Penanganan Penyakit

Seperti yang disebutkan sebelumnya, kondisi dan penyakit tertentu bisa menyebabkan gula darah rendah. Ikuti instruksi dari dokter untuk mempertahankan gula darah dalam level normal. Lakukan konsultasi rutin dengan dokter apabila dibutuhkan.

Demikian ulasan singkat mengenai hipoglikemia atau gula darah rendah. Kamu dapat melakukan pengecekan kadar gula darah di Bumame. Dengan layanan Medical Check Up unggulan dari Bumame, kamu cari tahu kondisi kesehatanmu sesuai dengan kondisi dan keperluan. Bumame juga menyediakan layanan konsultasi bersama dokter secara gratis!

Tanda-tanda Kehamilan yang Perlu Kamu Ketahui!

Setiap tubuh ibu hamil memiliki perbedaan, sehingga reaksi atau respons yang ditimbulkan saat kehamilan pun berbeda-beda. Namun, ada tanda-tanda kehamilan yang paling umum terjadi. Nah kamu tau gak apa saja tanda-tanda tersebut? Buat kamu yang belum tau, yuk sini cari tau bareng Bumame!

1. Terlambat Menstruasi

Terlambat menstruasi merupakan tanda kehamilan yang paling umum terjadi. Biasanya, menstruasi tidak terjadi setelah 4-5 hari atau lebih dari tanggal yang seharusnya. Pada saat hamil, terjadi implantasi embrio (sel telur yang sudah dibuahi) menempel pada dinding rahim yang berkembang menjadi janin. Setelah proses implantasi, tubuh akan melepas hormon hCG yang bertugas menjaga kehamilan. Hormon inilah yang memerintahkan indung telur untuk berhenti memproduksi sel telur baru. Oleh karena itu, tidak akan ada sel telur yang gugur menjadi darah haid.

2. Mual dan Muntah

Tanda kehamilan berikut adalah mual atau yang lebih dikenal dengan istilah morning sickness. Mual bisa dialami bersamaan dengan atau tanpa muntah sama sekali. Meskipun namanya morning sickness, keadaan ini bisa terjadi saat siang, sore, ataupun malam. Mengutip American Pregnancy Association (APA), tanda kehamilan yang satu ini dapat dialami lebih dari 50 persen wanita hamil.

3. Perubahan Payudara

Perubahan payudara juga menjadi tanda umum kehamilan. Biasanya, payudara akan terasa lebih kencang. Selain itu, puting payudara juga memerah dan menonjol serta areola (area sekitar puting) berubah warna menjadi lebih gelap dari biasanya. Pada beberapa kasus, payudara juga bisa terasa nyeri atau muncul rasa tidak nyaman. Selain itu juga bisa ditandai dengan munculnya garis-garis urat di sekitar puting susu. Ini menandakan hormon kehamilan meningkatkan aliran darah menuju payudara untuk mempersiapkan produksi ASI.

4. Mood Swing

Apa itu mood swing? Ini merupakan kondisi ketika wanita yang sedang hamil jadi mudah marah karena mood-nya yang tidak stabil dan sering berubah. Hal ini disebabkan karena perubahan hormon yang menyebabkan rasa gelisah.

5. Sering Buang Air Kecil

Biasanya, kondisi sering buang air kecil ini terjadi kurang lebih 6-8 minggu masa kehamilan. Hal ini diakibatkan oleh tingginya hormon hCG yang memicu peningkatan aliran darah ke ginjal sehingga meningkatkan produksi urin.

Itu tadi tanda-tanda kehamilan yang perlu kamu ketahui. Jangan panik jika tanda-tanda kehamilan ini muncul karena menurut beberapa penelitian, tanda-tanda ini justru menunjukkan jika kehamilan kamu berada pada kondisi yang baik. Yuk sebarkan informasi ini ke orang-orang terdekat kamu!