Cara Mencegah Kanker Paru Paru yang Mudah Dilakukan

Kanker paru-paru merupakan salah satu jenis kanker yang menempati urutan pertama kanker mematikan di Indonesia. Itulah sebabnya kamu perlu melakukan tindakan preventif supaya tidak mengidap kanker paru di masa mendatang. Cara mencegah kanker paru-paru yang paling terkenal adalah menghindari rokok. Di sisi lain, kanker paru-paru pun juga bisa menjangkiti orang non perokok atau perokok pasif.

Lantas, bagaimana cara mencegah penyakit kanker paru-paru? Bumame akan menjabarkan beberapa kiatnya di bawah ini untukmu.

1.Berhenti Merokok

Jika kamu adalah seorang perokok, maka berhenti merokok adalah hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk menjauhi ancaman kanker paru-paru.

Kebanyakan perokok akan merasa kesulitan untuk berhenti di awal. Namun, manfaat berhenti merokok sebenarnya tidak main-main.

Penelitian menyebutkan bahwa berhenti merokok dapat menurunkan risiko kanker paru-paru hingga 30 sampai 50 persen setelah 10 tahun, dibandingkan dengan orang yang tidak berhenti merokok sama sekali.

2. Hindari Asap Rokok

Seperti yang disebutkan di pembahasan awal, seorang non perokok pun juga bisa mengidap kanker paru. Orang yang sering menghirup asap rokok walaupun dirinya tidak merokok disebut dengan istilah perokok pasif.

Seorang perokok pasif punya risiko kanker paru yang cukup besar jika terus-terusan menghirup asap rokok. Pasalnya, asap rokok mengandung berbagai zat kimia berbahaya yang bersifat karsinogen atau memicu kanker.

3. Hati-hati Terhadap Gas Radon

Radon adalah gas radioaktif yang dilepaskan saat uranium terurai pada batuan dan tanah rusak. Gas ini dapat meresap ke dalam pasokan air dan udara, dan masuk ke rumah melalui retakan di lantai, dinding, atau pondasi. Kemudian, gas radon bisa menumpuk di rumahmu seiring waktu.

Meski gas radon tidak dapat dilihat atau dicium, gas tersebut juga bisa memicu kanker paru. Oleh karenanya, kamu wajib berhati-hati dengan keberadaan gas radon. Segera telpon pihak berwajib jika kamu mencurigai di rumahmu terdapat gas radon untuk penanganan lebih lanjut.

4. Gunakan Pelindung Saat Bersentuhan dengan Kimia Berbahaya

Beberapa industri mengharuskan pekerjanya untuk berurusan dengan berbagai macam zat kimia. Contoh zat kimia berbahaya pemicu kanker yang mudah ditemukan adalah asbes, arsenik, nikel, kadmium dan silika.

Sentuhan dengan zat-zat ini dalam jangka panjang pada akhirnya bisa menyebabkan kanker. Maka, setiap pekerja wajib mengenakan pelindung diri yang sudah sesuai standar keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 guna menghindari risiko kanker paru.

5. Hindari Paparan Radiasi

Radiasi sinar-X, sinar gamma, dan jenis gelombang radioaktif lainnya dapat merusak DNA dan meningkatkan risiko kanker. Akan tetapi, prosedur medis tertentu masih menggunakan beberapa jenis radiasi tersebut, contohnya metode X-ray dan CT scan.

Perlu dicatat jika risiko kanker dari beberapa prosedur medis menggunakan sinar radiasi cukup rendah. Meskipun begitu, kamu mungkin wajib berkonsultasi dulu dengan dokter sebelum menjalani prosedur yang mengandalkan gelombang radioaktif, terutama jika kamu memiliki faktor risiko lain atau memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker paru-paru.

6. Lakukan Olahraga Teratur

Olahraga teratur mampu memperkuat dan membantu paru-paru bekerja lebih efisien. Saat kamu aktif secara fisik, jantung memompa lebih banyak darah ke seluruh tubuh dan paru-paru bekerja lebih keras untuk memasok oksigen ekstra yang dibutuhkan otot.

Seiring waktu, olahraga teratur bisa membuat paru-paru lebih kuat dan bekerja lebih baik dalam menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida dari tubuh. Setidaknya luangkan waktu 30 menit sehari untuk olahraga ringan seperti berjalan santai atau jogging.

7.Jaga Pola Makan

Konsumsi makanan sehat seperti buah dan sayuran adalah cara mencegah kanker paru selanjutnya. Buah dan sayur sendiri merupakan sumber vitamin dan nutrisi terbaik yang cukup mudah kamu dapatkan. Konsumsi suplemen tambahan tidak mampu mengurangi risiko kanker layaknya peranan sayur dan buah-buahan.

8. Waspadai Polusi Udara

Polusi udara mungkin tidak asing bagimu yang tinggal di kota besar. Polusi udara umumnya berasal dari asap dari kendaraan, pabrik atau asap dari pembakaran bahan bakar seperti kayu atau batu bara.

Cancer Research UK menjelaskan, partikel dalam polusi udara dapat merusak DNA dalam sel dan menyebabkan kanker paru-paru. Partikel kecil dapat menumpuk di paru-paru dan mengubah cara sel bereplikasi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan DNA yang pada akhirnya dapat menyebabkan kanker.

9. Cek Kesehatan Berkala

Ketika kanker paru-paru didiagnosis lebih awal, penanganan dan pengobatan yang dilakukan dapat lebih lebih efektif dan tepat. Kamu yang berisiko mengidap kanker paru seperti perokok berat atau menjadi perokok pasif sebaiknya melakukan pengecekan kesehatan berkala guna memastikan kondisi paru-paru dalam tubuhmu.

Bumame menyediakan skrining kanker paru yang mudah dilakukan menggunakan teknologi LUNGClear™. Melalui pemeriksaan ini, kamu dapat mencari tahu seberapa besar risiko kanker paru yang ada dalam dirimu. Kamu dapat menikmati fasilitas konsultasi gratis bersama dokter sebelum pemeriksaan di Bumame, lho!

Gejala Awal Kanker Paru yang Perlu Diwaspadai

Kanker paru menjadi salah satu penyakit yang mematikan karena sering terlambat mendapatkan penanganan. Jika ditangani sedini mungkin, peluang kanker paru untuk sembuh jauh lebih tinggi. Maka dari itulah masyarakat pun juga harus paham apa saja gejala kanker paru yang biasanya ditunjukkan.

Nah, apa saja sih gejala kanker paru yang patut diwaspadai? Inilah ulasannya dari Bumame untukmu!

1. Mengalami Batuk Berdarah

Meskipun hanya mengeluarkan sedikit darah, batuk darah atau batuk dengan lendir berdarah adalah gejala yang kamu wajib waspadai. Segera periksakan diri ke dokter jika kamu mengalami gejala ini.

2. Batuk Tak Kunjung Sembuh

Penderita kanker paru-paru sering mengeluhkan batuk yang tidak kunjung sembuh atau batuk kronis. Biasanya, batuk kronis berlangsung selama setidaknya delapan minggu sampai berbulan-bulan.

3. Nyeri di Dada

Ketika tumor paru-paru menyebabkan sesak di dada atau menekan saraf, pengidap kanker paru akan merasakan nyeri di dada. Penderita kanker paru juga akan merasa nyeri saat bernapas dalam-dalam, batuk, atau sedang tertawa.

4. Mengalami Horner Syndrome

Sindrom Horner terjadi ketika saraf yang mengontrol otot-otot di sekitar mata dan wajah mengalami kerusakan atau gangguan, sehingga dapat menyebabkan beberapa gejala seperti:

  • Pupil (pembukaan mata) mengecil
  • Kelopak mata menurun
  • Wajah menjadi sedikit terkulai
  • Kulit di sekitar mata dan wajah menjadi lebih pucat

Sindrom Horner adalah gejala kanker paru, terutama jika tumor kanker paru tersebut terletak di bagian atas paru-paru dan mempengaruhi saraf yang mengontrol otot-otot di sekitar mata dan wajah.

5. Mengi

Mengi merupakan sebuah kondisi ketika seseorang mengeluarkan bunyi dengan lengkungan tinggi saat bernapas. Dalam kasus atau kondisi yang cukup parah, mengi biasanya muncul saat napas sedang dihembuskan.

Penderita asma adalah salah satu orang yang sering mengalami mengi. Akan tetapi, mengi bisa menjadi salah satu gejala kanker paru-paru. Penyebab mengi sendiri biasanya dikarenakan penyempitan, peradangan atau penyumbatan saluran udara.

5. Terjadi Sindrom Vena Kava Superior

Sindrom vena kava superior (SVKS) dapat menjadi gejala dari kanker paru, terutama jika tumor tersebut terletak di bagian atas paru-paru dan mempengaruhi vena kava superior yang merupakan pembuluh darah besar yang membawa darah dari kepala, leher, dan lengan ke jantung. SVKS terjadi ketika vena kava superior mengalami penyempitan atau sumbatan oleh tumor atau tekanan dari tumor.

6. Berat Badan Menurun

Kanker paru-paru dapat menyebabkan penurunan berat badan karena pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali dapat mempengaruhi metabolisme tubuh dan mengurangi nafsu makan. Selain itu, kanker paru juga dapat menyebabkan produksi zat kimia tertentu yang mempercepat metabolisme tubuh dan menyebabkan penurunan berat badan.

Nah, demikian gejala awal kanker paru-paru. Kamu bisa menjalani pemeriksaan risiko kanker paru bersama Bumame. Dengan pemeriksaan berteknologi LUNGClear™, risikomu terhadap kanker paru jadi terdeteksi lebih awal. Alhasil, kamu dapat melakukan tindakan pencegahan serta mengurangi potensi munculnya kanker paru.

Risiko dan Dampak Herpes pada Ibu Hamil & Janin

Fase mengandung adalah momen yang paling berkesan bagi ibu hamil. Namun, ibu hamil juga perlu waspada dengan berbagai risiko penyakit yang berbahaya untuk kesehatan ibu itu sendiri dan janin dalam kandungan. Satu dari sekian banyak contoh penyakit tersebut adalah herpes. Dampak herpes pada ibu hamil dan janin pun bisa merenggut nyawa.

Mengenal Apa Itu Herpes

Herpes adalah sebuah penyakit yang disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV). Umumnya, herpes memiliki dua jenis:

HSV-1

Jenis HSV ini menyebabkan lesi di sekitar mulut yang dikenal dengan cold sores. Penyebaran HSV-1 dilakukan melalui kontak oral. HSV-1 juga bisa menyebar melalui hubungan seksual yang menyebabkan melepuhnya bagian kelamin.

HSV-2

Subtipe HSV ini biasanya muncul di sekitar area genital tetapi dapat menyebabkan luka pada mulut. Penularannya dilakukan melalui kontak seksual. Begitu seseorang terkena virus HSV, virus akan selamanya berada dalam tubuh. Herpes bisa “tertidur” dalam waktu lama dan sebelum akhirnya memulai siklus baru.

Penyebab Herpes Pada Janin Atau Bayi

Ibu hamil bisa mengalami herpes apabila berhubungan seksual atau terjadi sentuhan dengan penderita herpes. Jika ibu yang sedang hamil tertular herpes, maka besar peluang janin dalam kandungan juga akan tertular. Seorang wanita yang sudah memiliki herpes sebelum masa kehamilan pun juga masih bisa menularkannya kepada janin.

Pada dasarnya, seorang bayi bisa terinfeksi virus herpes melalui:

  • Saat berada di dalam rahim ibu
  • Melewati persalinan. Cara penularan ini adalah kasus yang paling umum
  • Tertular setelah lahir (postpartum) dari ciuman atau kontak lain dengan seseorang yang menderita luka mulut herpes

Ibu yang mengalami herpes aktif saat melahirkan memiliki peluang lebih besar untuk menularkan virus kepada bayi selama persalinan. Herpes genital adalah penyebab paling umum infeksi herpes pada bayi baru lahir. Namun, herpes oral juga bisa terjadi pada bayi.

Berbagai Dampak Herpes Pada Janin Selama Kehamilan

dampak herpes pada janin

Tubuh bayi dan janin dalam kandungan sangat rentan dengan berbagai virus. Begitu terpapar herpes, bayi atau janin akan mengalami berbagai masalah kesehatan bahkan sejak dalam kandungan. Berikut beberapa contoh dampak yang dialami janin atau bayi saat tertular herpes:

1. Janin atau Bayi Tertular Herpes

Jika seseorang menderita herpes untuk pertama kalinya saat hamil, risiko penularan ke janin yang belum lahir lebih tinggi daripada jika ibu tertular herpes sebelum hamil. Mengutip dari National Library of Medicine, infeksi herpes pada pertama kali atau tahap awal biasanya lebih parah daripada infeksi berulang dari virus sebelumnya.

Sementara pada kasus bayi yang baru lahir, penularan herpes disebut dengan istilah herpes neonatal. World Health Organization (WHO) memperkirakan ada 10 kasus herpes neonatal dari setiap 100,000 kelahiran secara global. Herpes neonatal dapat menyebabkan komplikasi serius pada bayi, mulai dari kerusakan otak, masalah mata, atau bahkan kematian bayi.

2. Lahir dengan Berat Badan Rendah

Sebuah riset menyebutkan jika banyak bayi yang terinfeksi HSV lahir secara prematur dan memiliki berat badan rendah. Infeksi HSV kongenital pun dapat menyebabkan bayi lahir dengan mikrosefali, hidrosefalus, korioretinitis, dan lesi kulit vesikular.

Penanganan Herpes untuk Ibu Hamil

Memberikan obat antivirus adalah cara pertama untuk melawan herpes saat hamil. Obat yang diberikan antara lain acyclovir, famciclovir, dan valacyclovir dapat mengurangi keparahan dan frekuensi kemunculan gejala.

Dokter akan meresepkan obat antivirus yang dapat diminum ibu hamil penderita herpes setiap hari mulai dari 35 minggu masa kehamilan sampai melahirkan. Cara ini dapat mencegah herpes menjadi aktif ketika mendekati kelahiran bayi. Ibu hamil juga harus menghindari pemicu yang dapat menyebabkan herpes kambuh, yakni stres dan kelelahan.

Melalui persalinan normal, bayi dapat bersentuhan dengan virus saat mereka bergerak melalui serviks dan saluran vagina. Itu sebabnya dokter dapat merekomendasikan persalinan melalui operasi caesar. Namun begitu, seorang ibu tetap wajib menjalani pemeriksaan terkait kondisinya sebelum persalinan supaya bayi lahir dengan selamat.

Tes TORCH merupakan salah satu pemeriksaan yang bisa dilakukan ibu untuk memastikan apakah terdapat virus herpes yang sedang aktif di dalam tubuh. Pemeriksaan ini juga berguna untuk mendeteksi penyakit lain yang bisa menular ke bayi seperti rubella dan HIV.

Yuk, lakukan pemeriksaan TORC untuk ibu hamil bersama Bumame! Kamu dapat berkonsultasi terlebih dahulu bersama dokter mengenai kondisimu saat ini. Dengan menjalani pemeriksaan sebelum persalinan, diharapkan bayi bisa lahir sehat dan selamat meski sang ibu mengidap penyakit tertentu sebelum atau selama kehamilan.

Ini Dia Alasan Perokok Rentan Terkena Penyakit Kanker Paru-Paru

Kanker paru-paru adalah salah satu jenis kanker yang cukup mematikan apabila tidak didiagnosis sejak dini serta mendapatkan penanganan yang memadai. Banyak yang mengatakan bahwa penyebab utama kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Apakah benar demikian? Bumame akan mengupasnya secara tuntas melalui ulasan yang satu ini!

Bagaimana Rokok Bisa Menyebabkan Kanker Paru?

Jumlah perokok di Indonesia cukup besar. Bahkan, banyak perokok yang memulai kebiasaannya dari bangku sekolah sampai dewasa. Data dari Global Adult Tobacco Survey yang diluncurkan oleh World Health Organization menyebutkan bahwa pada tahun 2021 jumlah orang dewasa yang merokok mencapai 68,9 juta.

Ribuan zat kimia akan masuk ke dalam tubuh ketika kamu menghisap rokok. Banyak dari bahan kimia ini berpotensi merusak Deoxyribose Nucleic Acid (DNA) di sel paru-paru. Tubuhmu secara otomatis akan bekerja untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan oleh bahan kimia dari rokok.

Tetapi seiring waktu, zat kimia dari rokok akan menumpuk dan tubuh pun kesulitan untuk memperbaiki kerusakan yang disebabkan paparan kimia. Akhirnya, pembentukan sel kanker akan terjadi.

Menghirup asap tembakau juga dapat merusak kantung udara kecil yang disebut alveoli di paru-paru. Kantung udara mikroskopis ini adalah pusat pertukaran gas sistem pernapasan. Itulah mengapa penyakit gangguan pernapasan juga cukup erat kaitannya dengan merokok.

Jika dijabarkan lebih lanjut, di bawah ini adalah alasan lain mengapa kebiasaan merokok dapat menimbulkan terjadinya kanker paru-paru dan penyakit lain:

1. Rokok Melepas Partikel Beracun

Sekali rokok dibakar, terdapat sekitar 7,000 partikel kimia yang dilepaskan di asap rokok. Satu dari sekian banyak zat yang berbahaya tersebut adalah nikotin. Zat nikotin bisa menyebabkan seseorang merasa kecanduan terhadap rokok.

Selanjutnya, di dalam rokok juga mengandung tar yang berwarna coklat dan bersifat lengket. Zat ini bisa terkumpul di paru-paru saat kamu sedang menghirup asap rokok. Lama-lama, tar juga akan membuat jari dan gigi berwarna kuning kecoklatan.

Menghisap tar terlalu lama bisa mencetus kanker dalam tubuh. Namun, penyakit yang disebabkan oleh tar bukan hanya kanker paru-paru saja. Penyakit seputar paru-paru lainnya seperti emfisema dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga disebabkan oleh paparan tar dari rokok.

2. Perokok Pasif Juga Memiliki Risiko Sama Besarnya

Partikel kimia dari rokok pun juga tidak hanya berbahaya bagi perokoknya, namun juga bagi perokok pasif. Sebab, setiap partikel kimia dari rokok bisa bertahan selama berjam-jam dan menempel di pakaian.

Ketika kerabat terdekat non perokok sedang berada di dekat seorang perokok, maka kimia dari rokok yang dibakar sebelumnya itu pun akan masuk ke dalam tubuh dan akhirnya terakumulasi. Anak-anak yang sering berada di sekitar perokok sangat rentan mengalami infeksi pernapasan dan serangan asma.

Pada bayi, asap rokok dapat menyebabkan sudden infant death syndrome (SIDS), yakni sebuah fenomena ketika bayi di bawah satu tahun meninggal tanpa adanya gejala khusus.

Penyakit Lain yang Timbul Akibat Merokok

Selain kanker dan penyakit yang berkaitan dengan gangguan paru-paru, ada berbagai penyakit yang bisa disebabkan oleh rokok. Beberapa di antaranya adalah:

1. Kanker Mulut

Kanker mulut dapat terjadi pada lidah, bibir, pipi, gusi serta bagian langit-langit, dasar dan belakang mulut. Penyebab utama kanker mulut sendiri umumnya berasal dari rokok. Potensi perokok mengalami kanker mulut jauh lebih besar dibandingkan non perokok. Dalam beberapa kasus, kanker mulut bisa menyebabkan kematian.

2. Kanker Tenggorokan

Di samping kanker mulut, seorang perokok juga rentan mengalami kanker tenggorokan. Biasanya kanker tenggorokan diawali dengan gejala munculnya benjolan di leher, sakit tenggorokan unilateral atau satu sisi yang terus-menerus, sulit menelan, serta mengalami batuk terus-menerus dengan atau tanpa darah.

3. Hipertensi & Serangan Jantung

Darah tinggi atau hipertensi merupakan penyakit berikutnya yang mengancam kesehatan para perokok. Setiap kali merokok, kamu akan mengalami kenaikan tekanan darah berkat aktifnya sistem saraf simpatis.

Sistem saraf simpatis berguna untuk mengontrol respons tubuh terhadap bahaya atau stres. Saat Sistem saraf simpatis diaktifkan, sinyal hormonal menyebabkan aliran darah ekstra ke otot. Hal tersebut akan menyebabkan kamu merasa lebih tegang dan waspada.

Akibatnya, denyut nadi dan tekanan darah akan meningkat. Siklus ini dengan seiring waktu bisa merusak dinding arteri dan membuatmu berisiko lebih tinggi mengalami hipertensi. Kondisi darah tinggi pada akhirnya juga bisa mengarah ke gangguan atau serangan jantung.

4. Gangguan Kehamilan & Janin

Seorang ibu hamil tidak diperbolehkan untuk merokok dan dianjurkan untuk menjauhi asap rokok selama kehamilan. Pasalnya, paparan asap rokok pada ibu hamil bisa berimbas pada janin dalam kandungan.

Janin yang dikandung ibu seorang perokok atau sering menghirup asap rokok rentan mengalami kelahiran prematur, lahir dengan berat badan rendah, serta meningkatkan potensi lahir mati.

Kesimpulan: Merokok Tidak Baik untuk Kesehatanmu!

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa merokok tidak baik untuk kesehatanmu. Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, paru-paru, sampai penyakit lain yang mematikan. Rokok tidak hanya berbahaya bagi si perokok itu sendiri, tetapi juga sama bahayanya untuk orang non perokok di sekitar yang tidak sengaja menghirup asap rokok.

Kamu yang saat ini masih berstatus sebagai perokok aktif bisa mempertimbangkan untuk berhenti merokok demi kesehatan yang lebih baik. Jika kamu seorang perokok dan mengalami gejala kanker paru seperti batuk terus menerus, jangan ragu untuk segera memeriksakan diri ke dokter. Penyembuhan kanker paru jauh lebih mudah apabila kanker bisa dideteksi sedini mungkin.

Bumame menyediakan layanan terbaru yang bisa membantumu untuk memeriksakan risiko dini kanker paru di tubuhmu. Teknologi LUNGClear™ yang digunakan oleh Bumame mampu mendeteksi kanker paru bahkan sebelum mengalami gejala dari penyakit tersebut. Kamu dapat menikmati fasilitas konsultasi gratis bersama dokter sebelum melakukan pemeriksaan di Bumame, lho!

Apa Saja Gejala Kanker Lambung yang Perlu Kamu Waspadai?

Kanker lambung merupakan penyakit yang tergolong cukup berat. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari gejala kanker lambung itu sendiri. Gejala kanker lambung yang dibiarkan begitu saja dan tidak dideteksi lebih awal akan menjadi parah di kemudian hari.

Oleh karena itu, kali ini Bumame akan mengulas tentang gejala kanker lambung yang wajib kamu pahami!

Berbagai Gejala Kanker Lambung

Ciri kanker lambung sulit sekali terdeteksi di tahap awal. Banyak orang sering mengira gejala yang muncul adalah masalah pencernaan biasa. Ketika sudah memasuki stadium yang cukup serius, barulah kanker lambung akan menunjukkan gejala yang berat.

Inilah beberapa contoh tanda kanker lambung yang sering diabaikan:

1. Sensasi Terbakar di Dada

Rasa panas mirip terbakar di dada atau dikenal sebagai heartburn sering dikenal sebagai gejala asam lambung yang sedang naik. Padahal, mengalami heartburn terlalu sering tidak bisa diabaikan begitu saja. Sebab, heartburn merupakan salah satu dari gejala awal kanker lambung.

2. Sulit untuk Menelan

Kanker perut dapat menyebabkan kesulitan menelan ketika tumor menyumbat atau menyempitkan saluran kerongkongan. Kondisi sulit menelan disebut juga dengan istilah disfagia. Di samping kanker lambung, disfagia bisa menjadi indikasi masalah kesehatan lain seperti kanker esofagus atau kanker kepala dan leher.

3. Kehilangan Nafsu Makan

Kehilangan nafsu makan bisa terjadi karena beberapa faktor seperti infeksi, penyakit inflamasi usus, masalah psikologis, atau efek samping dari pengobatan tertentu. Namun, jika kehilangan nafsu makan disertai dengan gejala lain seperti nyeri perut, mual dan muntah, kemungkinan gejala tersebut disebabkan oleh kanker lambung.

4. Berat Badan Turun Drastis

Karena nafsu makan menurun, maka penderita kanker pun pada akhirnya akan mengalami penurunan berat badan secara drastis. Kondisi ini disebut dengan istilah cachexia. Riset menunjukkan hingga 80 persen orang dengan kanker stadium akhir biasanya akan mengalami cachexia.

5. Kulit Menguning

Kulit dan mata menguning merupakan efek samping yang ditimbulkan dari kanker lambung. Jika gejala ini sudah muncul disertai dengan gejala kanker lambung yang lain, itu tandanya kanker sudah menyebar sampai ke bagian liver.

6. Sakit Perut

Merasa sakit perut adalah salah satu tanda kanker perut yang paling umum. Sakit perut yang dikarenakan kanker lambung awalnya hanya sakit perut ringan yang berlangsung terus-menerus hingga rasa sakit yang parah. Rasa nyeri dan tidak nyaman umumnya terjadi di area perut bagian atas.

7. BAB Berdarah

Dalam kondisi yang cukup parah, penderita kanker lambung akan mengeluarkan darah ketika buang air besar. Tak jarang, warna tinja pun menjadi agak kehitaman karena bercampur dengan darah. Kondisi buang air besar dengan pendarahan secara terus-menerus bisa menyebabkan penderita kanker lambung mengalami anemia.

8. Kembung

Kanker dapat membuat dinding lambung menjadi sangat kaku dan mengurangi kapasitasnya untuk menyimpan makanan. Dalam kasus ketika kanker sudah terlanjur menyebar ke lapisan perut, maka penumpukan cairan di dalam rongga perut pun akan terjadi. Inilah yang menyebabkan kembung berlebihan pada penderita kanker lambung.

Orang yang Berisiko Mengidap Kanker Lambung

Kanker lambung bisa dipicu berbagai macam hal, mulai dari asap rokok sampai pola hidup tak sehat. Namun demikian, ada beberapa jenis orang yang memiliki risiko kanker lambung cukup tinggi. Berikut orang yang berisiko mengidap kanker lambung menurut Yale Medicine:

  • Berjenis kelamin pria
  • Berumur di atas 60 tahun
  • Perokok aktif
  • Mengonsumsi alkohol
  • Sering mengonsumsi makanan tinggi garam
  • Jarang mengonsumsi sayur dan buah
  • Penderita obesitas

Apa yang Perlu Dilakukan Jika Mengalami Gejala Kanker Lambung?

Studi dari American Society of Clinical Oncology (ASCO) menjabarkan jika kanker bisa didiagnosis dan diobati sebelum menyebar ke luar lambung, maka tingkat harapan hidup selama 5 tahun ke depan adalah 70 persen. Itulah sebabnya kanker lambung perlu didiagnosis sedari dini.

Jika kamu terlalu sering mengalami gangguan pencernaan serta termasuk jenis orang yang berisiko mengalami kanker lambung, maka kamu bisa mempertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan. Skrining dini bisa meningkatkan peluang penderita kanker lambung untuk sembuh serta memudahkan pengobatan.

Bumame menyediakan layanan tes darah untuk kanker lambung dengan teknologi GASTROClear™. Dengan pemeriksaan ini, kamu dapat mengetahui seberapa tinggi risikomu mengidap kanker lambung. Sehingga bisa melakukan tindakan preventif sejak dini untuk meminimalisir kemungkinan risiko kanker lambung. Kamu pun dapat berkonsultasi gratis dengan dokter terlebih dahulu sebelum menjalani pemeriksaan.

Mesothelioma Pleura, Kanker yang Menyerang Selaput Paru-paru

Kanker paru-paru menjadi salah satu jenis penyakit yang paling mematikan. Salah satu jenis kanker paru-paru adalah mesothelioma pleura. Apakah kamu sudah pernah dengar tentang penyakit yang satu ini? Mari cari tahu selengkapnya tentang mesothelioma pleura bersama Bumame lewat artikel ini! 

Baca Juga: Kanker Paru-paru: Penyebab, Gejala, Ciri-ciri, dan Pengobatan

Apa itu mesothelioma pleura? 

Mesothelioma pleura adalah kanker langka yang tumbuh di selaput pleura atau selaput yang melapisi dinding paru-paru.

Pekerja bangunan yang sering terpapar debu asbes menjadi golongan paling berisiko terkena kanker paru-paru jenis mesothelioma pleura. Asbes sendiri merupakan mineral yang digunakan di banyak industri.

Jenis-jenis mesothelioma pleura 

Di tahun 2015, World Health Organization (WHO) mengklasifikasikan mesothelioma menjadi tiga kategori berdasarkan jenis sel di tempat kanker berkembang. Adapun tiga jenis kanker mesothelioma pleura, yaitu: 

  • Mesothelioma epiteloid 

Bentuk paling umum dari mesothelioma, terdapat sebanyak 60-80% kasus dari total kasus mesothelioma. Berdasarkan pengobatan, mesothelioma epiteloid paling mudah diobati jika dibandingkan mesothelioma jenis lainnya. 

  • Mesothelioma sarcomatoid

Bentuk mesothelioma paling langka, yaitu hanya 10% kasus. Mesothelioma jenis ini lebih cepat tumbuh dan lebih sulit diobati jika dibandingkan mesothelioma epiteloid. 

  • Mesothelioma bifasik 

Bentuk mesothelioma yang juga tergolong langka, persentase kasusnya adalah sebesar 10-15% dari total kasus mesothelioma yang ada. Mesothelioma bifasik adalah campuran jenis sel epiteloid dan sel sarcomatoid. 

Baca Juga: Perbedaan Kanker Paru Sel Kecil dengan Kanker Paru Bukan Sel Kecil

Apa saja gejala mesothelioma pleura?

Mesothelioma pleura tidak langsung menunjukkan gejala setelah seseorang terpapar asbes. Diperlukan waktu yang cukup lama bahkan hingga 50 tahun untuk penyakit ini dapat berkembang dalam tubuh. Inilah mengapa sangat penting bagi kita untuk melakukan skrining dini risiko kanker paru-paru sebelum munculnya gejala yang berbahaya atau bahkan sudah terlanjur masuk stadium lanjut. 

Adapun gejala-gejala utama mesothelioma pleura adalah: 

  • Nyeri dada yang berkelanjutan hingga sesak napas 
  • Batuk terus menerus dan suara serak 
  • Kesulitan menelan 
  • Nyeri punggung bagian bawah 
  • Wajah dan lengan bengkak
  • Penurunan berat badan secara tiba-tiba
  • Keringat pada malam hari 
  • Mudah merasa lelah
  • Demam

Siapa saja yang berisiko mengidap kanker paru-paru mesothelioma pleura?

Sebelumnya telah disebutkan jika mesothelioma pleura paling banyak menyerang orang-orang yang bekerja di lingkungan bangunan atau konstruksi. Penyakit ini juga membutuhkan waktu 15-50 tahun untuk berkembang di dalam tubuh. Maka dari itu, kebanyakan orang baru didiagnosis mesothelioma pleura setelah mereka pensiun (berusia 60 tahun ke atas). 

Adapun beberapa profesi lain yang juga menjadi golongan berisiko tinggi mengidap mesothelioma pleura meliputi: 

  • Bekerja di lingkungan pembangunan atau pembongkaran infrastruktur
  • Pekerja otomotif dan pabrik 
  • Petugas pemadam kebakaran 
  • Tukang pipa
  • Penambang

Skrining dini risiko kanker paru-paru

Saat ini kamu juga bisa melakukan skrining dini untuk mengetahui risiko kanker paru-paru dengan layanan LUNGClear™. LUNGClear™adalah tes skrining biomarker kanker #1 di Indonesia yang paling sensitif dan ampuh mendeteksi lebih dini risiko penyakit kanker paru-paru dengan tingkat akurasi sebesar >80%. Tes ini aman dan tidak berisiko karena menggunakan prosedur pengambilan darah seperti pada umumnya. Skrining dini risiko kanker paru-paru sangat diperlukan karena dapat memperbesar harapan dan kualitas hidup seseorang. 

Untuk informasi lebih lanjut terkait LUNGClear™, kamu dapat menghubungi Bumame.

Baca Juga: Apa Perbedaan Tumor dan Kanker? Cari Tahu di Sini!

Ingin tahu kondisi kesehatan paru-paru kamu?

Tidak bisa dipungkiri, jumlah perokok di Indonesia sangat besar. Hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan paru-paru. Menjadi perokok aktif atau sering menghirup asap rokok (perokok pasif), dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru. Lakukan skrining kanker paru bersama Bumame sekarang juga! Cari tahu pula kondisi kesehatan paru-paru lewat kuis LUNGClear™ untuk mengetahui langkah preventif demi mencegah masalah kesehatan paru-paru.

Apa Perbedaan Tes Skrining dan Diagnosis?

Dalam dunia kesehatan, ada banyak prosedur medis yang dilakukan. Dari semua prosedur ini, ada yang masuk ke dalam golongan tes skrining dan ada juga yang masuk dalam golongan tes diagnosis. Namun, sudah tahukah kamu apa perbedaan dari tes skrining dan tes diagnosis? Mari cari tahu selengkapnya bersama Bumame melalui artikel ini! 

Baca Juga: Jenis-jenis Tes Diagnosis Kanker Paru-paru

Tes skrining 

Tes skrining dilakukan untuk mendeteksi potensi gangguan kesehatan atau penyakit pada orang yang tidak memiliki gejala penyakit. Dengan Tes skrining, kamu juga bisa melihat risiko sebuah penyakit di masa depan, walaupun belum ada gejala yang dirasakan. Ada dua tujuan utama dari tes skrining: 

  • Deteksi dini

Ketika penyakit terdeteksi dini, pengobatan seringkali lebih efektif dan berhasil

  • Memantau potensi risiko penyakit tertentu

Dengan mengetahui tanda-tanda berkembangnya penyakit sejak dini, perubahan gaya hidup dapat dilakukan untuk mengurangi risikonya. 

Tes skrining sangat bermanfaat bagi mereka yang tidak menunjukkan gejala tetapi berisiko lebih tinggi terkena penyakit tertentu. Jika hasil tes skrining menunjukkan hasil high risk atau berisiko tinggi terhadap suatu penyakit, maka kamu perlu berkonsultasi dengan dokter ahli dan melakukan tes diagnosis lanjutan untuk menentukan apakah kamu memiliki penyakit tertentu atau tidak. 

Tes diagnosis 

Tes diagnosis sering digunakan untuk menyelidiki masalah khusus untuk menentukan ada tidaknya penyakit. Tes diagnosis sering digunakan untuk mendiagnosis kondisi pada pasien yang menunjukkan gejala atau pasien tanpa gejala dengan tes skrining positif (high risk). Tes diagnosis memungkinkan dokter untuk membuat rencana perawatan yang efektif sehingga pasien dapat pulih dengan cepat dan meminimalisir komplikasi yang mungkin terjadi di kemudian hari.

Perbedaan tes skrining dan tes diagnosis 

Perbedaan utama antara tes skrining dan tes diagnosis adalah tujuan tes. Hasil tes skrining hanya menunjukkan kemungkinan ada atau tidaknya suatu penyakit, sementara tes diagnosis memastikan apakah penyakit tersebut benar-benar ada atau tidak. 

Baca Juga: NIPT: Tes Prenatal yang Penting Dilakukan untuk Ibu Hamil

3 perbedaan mendasar tes skrining dan diagnosis 

Tes skriningTes diagnosis
Menunjukkan kemungkinan adanya risiko penyakit atau tidakMemastikan ada atau tidaknya suatu penyakit
Untuk individu tanpa gejala, namun kondisi kesehatan memperlihatkan adanya risiko lebih tinggi terkena suatu penyakit tertentuUntuk individu dengan gejala dalam melakukan validasi dan memastikan diagnosis atau untuk individu tanpa gejala, namun hasil tes skrining menunjukkan risiko tinggi 
Hasil tes skrining akan menunjukkan kemungkinan penyakit yang tinggi atau rendahHasil tes diagnosis akan memberikan hasil yang pasti terkait penyakit yang sedang dialami

Beberapa contoh tes skrining 

Berikut ini beberapa contoh tes skrining dalam prosedur medis

  1. NIPT by NIFTY

NIPT by NIFTY merupakan tes skrining yang dilakukan terhadap ibu hamil mulai minggu ke-10 usia kehamilan. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejak dini kemungkinan adanya kelainan genetik pada janin yang dikandung. Kelainan genetik tersebut meliputi Down Syndrome, Edwards Syndrome, Patau Syndrome, dan berbagai kelainan lainnya. Hasil tes NIPT by NIFTY berbentuk laporan yang terbagi menjadi “Risiko Tinggi” dan “Risiko Rendah”. Jika hasil tes skrining NIPT by NIFTY menunjukkan risiko tinggi, ibu hamil wajib memastikannya dengan tes diagnosis yang bernama amniosentesis. 

  1. LUNGClear dan GASTROClear

LUNGClear adalah tes skrining yang dilakukan untuk mengetahui risiko kemungkinan adanya kanker paru-paru. Sementara GASTROClear™ adalah tes skrining yang dilakukan untuk mengetahui risiko kemungkinan adanya kanker lambung. Tes skrining ini dilakukan dengan prosedur sama seperti pengambilan darah pada umumnya. Hasil tes GASTROClear™ berbentuk laporan yang terbagi menjadi “Risiko Tinggi”, “Risiko Menengah”, dan “Risiko Rendah”. Sementara hasil tes LUNGClear™ berbentuk laporan yang terbagi menjadi “Risiko Tinggi” dan “Risiko Rendah”. Jika hasil tes skrining LUNGClear™ dan GASTROClear™ menunjukkan risiko tinggi, dokter akan merekomendasikan untuk melakukan tes diagnosis lanjutan.

Baca Juga: Kanker Paru-paru: Penyebab, Gejala, Ciri-ciri, dan Pengobatan

  1. Mammografi 

Mammografi merupakan tes skrining yang dilakukan untuk mengetahui risiko kemungkinan adanya kanker payudara. Tes ini dapat dilakukan sedini mungkin, sehingga seseorang dapat mengetahui tindakan preventif apa yang dapat dilakukan untuk memperkecil risiko terkena kanker payudara. 

  1. Kolonoskopi

Kolonoskopi adalah prosedur yang digunakan untuk mengetahui risiko kemungkinan adanya kanker usus besar. Prosedurnya dengan memasukkan tabung kecil dengan kamera kecil yang terpasang untuk memeriksa bagian usus besar. 

Beberapa contoh tes diagnosis

Berikut ini beberapa contoh tes diagnosis dalam prosedur medis 

  1. Biopsi 

Biopsi adalah tes yang dilakukan dengan cara mengambil sepotong kecil jaringan dari tubuh untuk diperiksa dan dibuktikan di laboratorium apakah ada sel kanker yang terdapat di dalam tubuh. Selain itu untuk mengetahui apakah sel kanker itu bersifat ganas atau tidak. 

  1. Laparoskopi

Laparoskopi adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah kesehatan di sekitar perut. Selain itu, laparoskopi juga dilakukan untuk mengetahui masalah pada sistem reproduksi wanita. Prosedur laparoskopi adalah dengan memasukkan tabung tipis yang disebut laparoskop ke dalam perut melalui sayatan kecil di kulit. Laparoskopi dapat digunakan sebagai tes diagnosis untuk tumor, penyumbatan, hingga perdarahan. 

  1. Tes laboratorium

Tes laboratorium atau Medical Check Up yang meliputi tes darah dan urine dapat membantu dokter atau tenaga kesehatan profesional untuk mendiagnosis kondisi medis, merencanakan pengobatan, mengevaluasi kesehatan dan gaya hidup, hingga memantau perkembangan penyakit dari waktu ke waktu. 

  1. Amniosentesis

Amniosentesis adalah prosedur medis yang dilakukan selama kehamilan. Tes ini merupakan tes diagnosis jika sebelumnya sudah dilakukan tes skrining NIPT by NIFTY.  Umumnya, tes amniosentesis dilakukan di antara minggu ke-16 hingga minggu ke-20 usia kehamilan. Prosedur amniosentesis adalah dengan mengambil sebanyak kurang lebih 130ml cairan ketuban untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di laboratorium. Hasil pemeriksaan laboratorium akan memastikan apakah janin dalam kandungan positif atau tidak mengalami Down Syndrome dan berbagai kelainan genetik lainnya.

Baca Juga: Amniosentesis vs NIPT, Pilih yang Mana untuk Pemeriksaan Pra Natal?

Tes skrining tersedia di Bumame

Bumame menyediakan layanan skrining NIPT by NIFTY, LUNGClear™, dan GASTROClear™. Seluruh tes skrining ini dapat dilakukan dari rumah dengan layanan Home Care. Untuk informasi lebih lanjut terkait skrining NIPT by NIFTY, LUNGClear™, dan GASTROClear™, silakan menghubungi Bumame.

Memahami Kanker Paru-Paru, Mulai Gejala sampai Pemeriksaannya

Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit kanker yang banyak menyerang masyarakat Indonesia. Menurut data dari Global Cancer Observatory, jumlah kasus kanker paru yang baru muncul di Indonesia pada tahun 2020 saja mencapai 34,783 kasus. Saat ini, kanker paru pun menjadi urutan nomor satu sebagai kanker yang menyebabkan kematian di Indonesia. Angka tersebut bisa terus bertambah mengingat jumlah perokok di Indonesia yang cukup besar.

Apa sih itu kanker paru dan apa yang menyebabkannya? Bagaimana cara penanganan serta tips menghindari penyakit ini? Semua akan dikupas lewat ulasan dari Bumame berikut!

Apa Itu Kanker Paru-Paru?

Sesuai namanya, kanker paru-paru adalah sebuah kondisi ketika sel kanker muncul dan berkembang di jaringan paru-paru. Sel kanker tersebut biasa muncul di bagian saluran udara (bronkus atau bronkiolus) atau alveoli pada paru-paru. Apabila kanker paru mulai terbentuk, maka lama-lama fungsi paru-paru akan terganggu bahkan menyebabkan kematian.

Jenis Kanker Paru

Terdapat dua jenis kanker paru-paru yang paling umum, yakni:

Kanker Paru Sel Kecil

Kanker paru sel kecil disebut juga dengan istilah small cell lung cancer. Kasus SCLC tergolong sangat kecil, hanya sekitar 13 persen dari total kasus kanker paru.

SCLC adalah bentuk kanker yang sangat agresif yang seringkali tidak terdiagnosis hingga stadium lanjut. Sehingga tingkat kelangsungan hidup penderita kanker paru jenis ini cenderung rendah.

Jika SCLC terdeteksi pada stadium awal, penderita memiliki peluang untuk sembuh yang lebih tinggi.

Kanker Paru Non Sel Kecil

Non Small Cell Lung Cancer (NSCLC) atau lebih mudah dikenal sebagai kanker paru non sel kecil merupakan jenis kanker paru yang paling umum, berkisar antara 80 sampai 85 persen dari total kasus kanker.

Meski begitu, NSCLC tidak berkembang secara cepat seperti kanker paru sel kecil. Jenis NSCLC terbagi lagi menjadi tiga jenis:

  • Adenokarsinom
  • Karsinoma sel skuamosa
  • Karsinoma sel besar

Di samping kedua jenis kanker paru di atas, ada jenis kanker lain yang bermula dari area sekitar paru-paru. Contohnya adalah:

  • Kanker limfoma yang muncul di bagian kelenjar getah bening
  • Kanker sarkoma yang menyerang tulang atau jaringan lunak
  • Kanker mesothelioma pleura yang berkembang di selaput paru-paru

Walau muncul di dekat paru-paru, beberapa contoh kanker di atas tidak dikategorikan sebagai kanker paru dan akan mendapatkan treatment yang berbeda pula dengan kanker paru-paru.

Stadium Kanker Paru

Stadium kanker paru sangat beragam dan tergantung dari jenis kanker yang diidap seseorang. Namun secara umum, inilah stadium kanker paru-paru:

  • Stage 0 (insitu): Kanker berada di lapisan atas paru-paru atau bronkus dan belum menyebar ke bagian lain dari paru-paru atau di luar paru-paru.
  • Stadium 1: Kanker belum menyebar ke luar paru-paru.
  • Stadium 2: Kanker lebih besar dari stadium I, telah menyebar ke kelenjar getah bening di dalam paru-paru, atau terdapat lebih dari satu tumor di lobus paru yang sama.
  • Stadium 3: Kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening atau struktur terdekat atau ada lebih dari satu tumor di lobus berbeda di paru-paru yang sama.
  • Stadium 4: Kanker telah menyebar ke paru-paru lain, cairan di sekitar paru-paru, cairan di sekitar jantung atau organ yang jauh.

Gejala Kanker Paru-Paru

gejala kanker paru

Kanker paru memang penyakit yang berbahaya dan cenderung mematikan. Sayangnya, gejala kanker paru-paru sering tidak terdeteksi atau mengeluarkan gejala khusus. Gejala akan berkembang seiring dengan bertambah parah atau naiknya stadium kanker paru.

Berikut gejala kanker paru yang paling umum:

  • Batuk tidak sembuh lebih dari tiga minggu dan semakin bertambah parah
  • Mengeluarkan darah saat batuk
  • Infeksi dada
  • Sakit atau nyeri saat bernapas dan batuk
  • Sesak napas
  • Merasa lelah terus-menerus atau kekurangan energi
  • Jari melengkung atau ujungnya menjadi lebih besar (clubbing finger)
  • Kesulitan menelan (disfagia) atau nyeri saat menelan
  • Napas berbunyi seperti siulan atau mengi
  • Suara serak
  • Pembengkakan di wajah atau leher
  • Terasa nyeri di dada atau bahu

Penyebab Kanker Paru-Paru

Penyebab kanker paru-paru sangat beragam dan kebanyakan didominasi oleh asap rokok. Namun, ada juga penyebab lain mengapa seseorang bisa mengalami kanker paru-paru. Di bawah ini penjelasan detailnya:

1. Merokok

Orang yang merokok rentan terkena kanker paru-paru. Bahkan dikutip dari Cancer Research UK, merokok merupakan penyebab terbesar kanker paru-paru. 7 dari 10 kasus kanker paru-paru disebabkan oleh rokok.

Social smoker yang hanya sesekali merokok pun punya risiko kanker paru yang sama besarnya dengan perokok aktif.

2. Menghirup Radon

Radon adalah gas radioaktif alami yang berasal dari uranium dalam jumlah kecil. Terkadang, radon juga ditemukan di dalam gedung atau bangunan. Radon yang terhirup dapat merusak paru-paru, khususnya jika orang tersebut aktif merokok.

3. Terpapar Polusi

Paparan bahan kimia dan zat tertentu yang digunakan dalam beberapa industri manufaktur dapat meningkatkan risiko terkena kanker paru-paru. Bahan kimia dan zat ini meliputi:

  • Arsenik
  • Asbes
  • Beryllium
  • Kadmium
  • Asap batubara dan kokas
  • Silika
  • Nikel

Berdasarkan risiko yang sangat tinggi, para pekerja manufaktur yang sering bersinggungan dengan zat kimia wajib menggunakan pelindung diri. Pihak perusahaan pun wajib menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang memadai guna melindungi para pekerja.

4. Menjadi Perokok Pasif

Rokok bisa menjadi racun bagi semua orang, termasuk untuk non perokok atau perokok pasif yang sering berada di sekitar para perokok.

Asap tembakau hasil dari pembakaran rokok melepaskan lebih dari 5,000 bahan kimia yang berbahaya dan tidak terlihat, tetapi mampu menyebar dengan mudah dan dapat bertahan di udara selama berjam-jam. Partikel tersebut akan menumpuk di pakaian dan akhirnya terhisap oleh non perokok. Sehingga, perokok pasif berisiko mengalami kanker paru-paru.

Pemeriksaan Kanker Paru

Satu-satunya cara untuk memastikan kondisi apakah gejala yang ditunjukkan berasal dari kanker adalah melalui pemeriksaan.

1. CT Scan

CT scan mampu menunjukkan adanya perubahan di paru-parumu. Biasanya CT scan dilakukan untuk menentukan apakah kanker telah menyebar.

2. Biopsi

Selama prosedur biopsi, dokter akan mengambil sampel jaringan atau cairan dari paru-paru. Nantinya sampel akan diteliti menggunakan mikroskop untuk mencari sel kanker dan menentukan jenis kankernya. Sampel juga dapat diuji untuk perubahan genetik (mutasi) yang mungkin mempengaruhi pengobatan seorang penderita kanker.

3. Tes Darah

Tes darah tidak dapat mendiagnosis kanker, tetapi dapat membantu dokter untuk menentukan risiko dan kondisi yang dialami oleh seseorang terkait kanker. Bumame menyediakan tes darah untuk skrining kanker paru menggunakan teknologi LUNGClear™: Tes darah penanda risiko kanker dengan teknologi microRNA, pertama di Indonesia.

LUNGClear™ merupakan teknologi terkini dari Singapura dan pertama di Indonesia yang efektif mengenali kemungkinan atau risiko kanker sebelum menunjukkan gejala. Sebelum menjalani pemeriksaan, kamu pun dapat berkonsultasi dengan dokter dari Bumame secara gratis!

Perlu dicatat bahwa pemeriksaan di atas bukan sebagai sarana diagnosis tunggal. Itu artinya, kemungkinan besar dokter akan melakukan rangkaian pemeriksaan lain tergantung dari kondisi suspek.

Hasil Pemeriksaan Kanker Paru

Hasil pemeriksaan kanker paru akan menunjukkan apakah terdapat kanker yang sedang bekermbang di paru-paru atau tidak. Bila positif mengidap kanker paru, dokter akan memberikan perawatan dan obat-obatan yang berguna untuk melawan kanker. Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan ulang menggunakan metode yang sama atau berbeda dengan sebelumnya jika dibutuhkan.

Cara Mencegah Kanker Paru-Paru

Kanker paru bisa menyerang siapa saja, baik itu perokok maupun non perokok. Penting sekali untuk menerapkan gaya hidup sehat agar kamu bebas dari ancaman kanker. Berikut beberapa tips mudah mencegah kanker paru-paru:

1. Hindari Asap Rokok

Cara yang paling mudah untuk menghindari kanker paru adalah hindari asap rokok. Bagi kamu yang menjadi perokok aktif, kamu mulai bisa berhenti merokok sekarang juga. Sementara untuk kamu yang bukan perokok, sebaiknya agak menjauh sedikit ketika kolega atau orang disekitarmu sedang merokok.

2. Makan dengan Gizi Seimbang

Kunci terhindar dari kanker berikutnya adalah konsumsi makanan dengan gizi seimbang. Makanan gizi seimbang yang dimaksud terdiri dari buah, sayur, dan protein yang sesuai porsinya.

3. Olahraga Rutin

Olahraga teratur dapat menurunkan risiko terkena kanker paru-paru. Bahkan, olahraga rutin juga bisa membantu mengurangi gejala depresi dan kelelahan pada seorang penderita kanker paru-paru. Orang dewasa disarankan untuk melakukan setidaknya 150 menit (2 jam 30 menit) olahraga per minggu.

4. Gunakan Pelindung Jika Bekerja di Tempat Berisiko

Di industri tertentu, para pekerja sering bersinggungan dengan bahan kimia yang bisa meningkatkan risiko kanker jika terlalu sering terpapar. Itu sebabnya setiap pekerja diwajibkan untuk memakai pelindung yang sesuai standar demi keselamatan kerja.

Demikianlah ulasan tentang kanker paru, mulai dari penyebab sampai pencegahan kanker paru-paru itu sendiri. Semoga dengan ulasan di atas, kamu bisa lebih aware tentang bahaya kanker paru dan merubah pola hidup lebih sehat. Lakukan skrining kanker paru-paru bareng Bumama untuk mendeteksi risiko sedari dini, khususnya bila kamu sering terpapar dengan zat kimia dan asap rokok yang memicu kanker.

Apa Perbedaan Tumor dan Kanker? Cari Tahu di Sini!

Sebagian orang masih belum mengetahui perbedaan tumor dan kanker, dengan menganggap bahwa keduanya adalah hal yang sama. Nah melalui artikel ini, mari kita pahami pengertian terkait tumor dan kanker. Mari ketahui bersama apa itu tumor, apa itu kanker, dan apa perbedaan tumor dan kanker.

Baca Juga: Memahami Penanda Tumor (Tumor Marker) dan Prosedur Pemeriksaannya

Apa itu tumor? 

Tumor adalah pertumbuhan abnormal pada suatu jaringan. Bentuknya bisa berupa benjolan, lesi, atau neoplasma. Sementara kanker adalah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan dan penyebaran sel abnormal yang tidak terkendali.  

Tumor memang bisa bersifat kanker, namun tidak semua tumor bersifat kanker. 

Tumor dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak tidak bersifat kanker dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain. Sementara tumor ganas, bersifat kanker dan dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh jika tidak segera mendapatkan penanganan yang tepat. 

Kemudian ada istilah tumor prakanker. Tumor prakanker adalah pertumbuhan abnormal pada tubuh yang berpotensi berkembang menjadi kanker. Tumor ini dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh, seperti kulit, leher rahim, paru-paru, dan organ lainnya. Penting untuk mengidentifikasi tumor prakanker sejak dini agar dapat diobati sebelum terlambat dan berkembang menjadi tumor ganas (kanker). 

Apa itu kanker? 

Tumor ganas atau kanker adalah sekelompok penyakit yang dapat menyerang bagian tubuh manapun dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Kanker terjadi ketika sel-sel dalam tubuh tumbuh dengan tidak normal dan membelah diri secara tidak terkendali, sehingga membentuk tumor dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Beberapa jenis kanker yang umum, termasuk kanker paru-paru, kanker kolorektal, kanker payudara, kanker kulit, kanker prostat, dan kanker darah. Setiap jenis kanker memiliki gejala yang berbeda satu sama lainnya.

Skrining dini merupakan kunci keberhasilan penanganan kanker, sehingga sangat disarankan untuk orang melakukan skrining kanker dari sekarang, untuk mencegah terjadinya kanker dengan kondisi yang lebih parah dan membahayakan. 

Perbedaan tumor dengan kanker

Simak 4 poin penting terkait perbedaan tumor jinak dengan tumor ganas (kanker): 

  • Tumor jinak umumnya tidak berbahaya dan memiliki sifat pertumbuhan yang cenderung lambat, sedangkan tumor ganas atau dikenal sebagai kanker, dapat tumbuh dengan cepat dan langsung menyebar ke seluruh tubuh.
  • Tumor jinak mungkin tidak menimbulkan gejala apapun dan baru terdeteksi setelah melalui rontgen dada. Sebaliknya, tumor ganas dapat menyebabkan gejala yang parah, seperti nyeri, kelelahan, atau penurunan berat badan dalam kurun waktu yang singkat. 
  • Tumor jinak dapat diangkat melalui pembedahan jika seseorang merasakan gejala yang membuatnya tidak nyaman, tetapi tumor ganas harus diobati dengan kemoterapi atau terapi radiasi untuk mencegah penyebarannya.
  • Tumor jinak umumnya terlokalisasi atau dapat diangkat dengan operasi dan biasanya tidak muncul kembali. Sementara kanker memiliki kemungkinan kambuh yang justru lebih berbahaya dari kondisi sebelumnya.

Baca Juga: Kanker Paru-paru: Penyebab, Gejala, Ciri-ciri, dan Pengobatan

Gejala umum tumor dan kanker 

Umumnya, tumor ditandai dengan adanya benjolan. Namun, benjolan ini bisa saja tidak terlihat dari luar sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Selain benjolan, beberapa gejala lain yang muncul karena tumor adalah: 

  • Keluarnya darah dalam urine 
  • Nyeri pada perut bagian kanan 
  • Jantung berdebar, lemas, dan sering berkeringat 
  • Pembengkakan 
  • Sesak napas dan nyeri dada 
  • Benjolan pada payudara 
  • Kemerahan di kulit 
  • Sakit perut dan perubahan frekuensi BAB 

Namun pada kanker, gejalanya yang umum meliputi: 

  • Demam
  • Lemas
  • Hilang nafsu makan 
  • Sulit menelan
  • Batuk berdarah
  • Perubahan warna kulit
  • Berat badan turun secara tiba-tiba 
  • Perdarahan dan memar secara tiba-tiba dan tidak diketahui alasannya 

Jangan melakukan deteksi mandiri karena gejala tumor dan kanker mirip dengan sakit pada umumnya

Karena gejala tumor dan kanker mirip dengan gejala sakit pada umumnya, kamu tidak dianjurkan untuk asal mendiagnosis. Segera melakukan pemeriksaan ke dokter spesialis atau tenaga kesehatan profesional terdekat untuk mengetahui kondisi kesehatan yang tepat dan akurat.  

Baca Juga: Kanker Lambung: Mulai dari Gejala hingga Cara Diagnosisnya

Skrining dini risiko kanker paru-paru dan lambung 

Penyakit kanker seringkali baru terdiagnosis setelah memasuki stadium lanjut. Hal ini mengakibatkan harapan hidup seseorang menjadi sangat rendah. Maka dari itu, sangat disarankan untuk melakukan skrining dini risiko kanker agar harapan hidup serta kualitas hidup semakin meningkat.

Lakukan skrining LUNGClear™ untuk skrining risiko dini kanker paru-paru dan skrining GASTROClear™ untuk skrining dini risiko kanker lambung. Skrining ini aman karena tidak melalui proses pembedahan, prosedurnya sama seperti tes pengambilan darah pada umumnya. 

Untuk informasi lebih lanjut terkait LUNGClear™ dan GASTROClear™, silakan hubungi Bumame. 

Cari tahu kondisi kesehatan paru-paru dan lambung kamu

Kamu penasaran dengan kondisi kesehatan paru-paru dan lambung saat ini? Saatnya cari tahu kondisi kesehatan paru-paru kamu dengan isi kuis LUNGClear™ di sini dan cari tahu kondisi kesehatan lambung kamu dengan isi kuis GASTROClear™ di sini.

Dengan mengisi kuis tersebut, kamu jadi dapat mengetahui langkah-langkah preventif apa saja yang dapat kamu lakukan untuk mencegah masalah kesehatan paru-paru dan kesehatan lambung.

Jenis-jenis Tes Diagnosis Kanker Paru-paru

Dalam dunia kesehatan, ada beberapa jenis tes yang dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang mengidap kanker paru-paru atau tidak. Apa saja jenis tes diagnosis kanker paru-paru? Mari cari tahu selengkapnya bersama Bumame melalui artikel berikut! 

Baca Juga: Perbedaan Kanker Paru Sel Kecil dengan Kanker Paru Bukan Sel Kecil

Apa saja tes diagnosis yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker paru-paru? 

  1. Rontgen dada  

Rontgen dada umumnya menjadi tes pertama yang dilakukan untuk mendiagnosis kanker paru-paru. Tumor yang terdapat pada bagian paru-paru bisa muncul menggunakan sinar X yang ditandai dengan massa berwarna putih atau abu-abu. Namun perlu diingat, rontgen dada tidak dapat dijadikan satu-satunya tes diagnosis karena umumnya tidak dapat membedakan antara kanker dengan kondisi lain, seperti misalkan abses paru atau kumpulan nanah yang terbentuk di bagian paru-paru. 

  1. MRI scan

MRI atau Magnetic Resonance Imaging scan dilakukan menggunakan gelombang radio dan magnet untuk mengetahui gambaran kondisi di dalam tubuh. MRI scan dapat menghasilkan pemetaan detail dari jaringan yang ada di rongga dada. MRI scan biasa digunakan untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke bagian tubuh yang lain atau tidak.

  1. CT scan

CT scan biasanya dilakukan setelah rontgen dada. Prosedur CT scan dilakukan menggunakan sinar X dan komputer untuk menghasilkan gambar bagian dalam tubuh yang lebih detail. Sebelum menjalani CT scan, seseorang harus diberikan suntikan berisi pewarna khusus yang disebut media kontras agar kualitas gambar lebih jelas. CT scan tidak menimbulkan rasa sakit dan waktu yang dibutuhkan selama 10-30 menit. 

  1. PET CT scan

Seseorang akan diminta menjalani PET (Positron Emission Tomography) CT scan jika hasil CT scan menunjukkan positif mengidap kanker. PET CT scan bersifat lebih mendetail karena tes ini dapat mengetahui di mana lokasi sel kanker yang aktif. Tes ini diperlukan agar dokter atau tenaga kesehatan profesional dapat mengetahui pengobatan apa yang terbaik. PET CT scan juga tidak menimbulkan rasa sakit dan waktu yang dibutuhkan biasanya mencapai 30-60 menit. 

  1. Bronkoskopi

Jika CT scan menunjukkan kemungkinan seseorang mengidap kanker, dokter atau tenaga kesehatan profesional juga dapat merekomendasikan bronkoskopi. Tes ini dapat mengetahui adanya gangguan pada saluran pernapasan dan mengambil sampel kecil pada sel. Prosedur bronkoskopi adalah dengan memasukkan alat bernama bronkoskop melalui mulut atau hidung, yang kemudian masuk menuju tenggorokan dan saluran pernapasan. Bronkoskopi mungkin akan sedikit sakit atau tidak nyaman, maka dari itu, seseorang yang melakukan tindakan bronkoskopi akan diberikan obat penenang atau anastesi. Prosedur ini memakan waktu 30-40 menit. 

Kini telah dirancang varian atau jenis bronkoskopi baru yang disebut EBUS atau endobronchial ultrasound scan. EBUS adalah tes yang menggabungkan bronkoskopi dengan ultrasonografi atau USG. 

Baca Juga: Apa Saja Tingkatan Stadium Kanker?

  1. Biopsi

Biopsi merupakan prosedur mengambil sampel dari dalam tubuh untuk diperiksa. Beberapa jenis biopsi memerlukan tindakan bedah, seperti torakoskopi, mediastinoskopi, dan beberapa biopsi lainnya. Adapun beberapa jenis biopsi yang umum dilakukan adalah: 

  • Torakoskopi

Torakoskopi adalah prosedur pembedahan yang memungkinkan dokter untuk memeriksa area tertentu pada bagian dada dengan mengambil sampel jaringan serta cairan. Prosedur ini memerlukan proses anestesi (pembiusan) karena dokter akan membuat dua atau tiga sayatan kecil untuk memasukkan tabung ke dalam dada.

  • Mediastinoskopi

Mediastinoskopi adalah prosedur pembedahan yang dilakukan dokter untuk memeriksa dada bagian tengah (mediastinum). Dokter akan melakukan anastesi karena mediastinoskopi dilakukan dengan pembedahan di bagian bawah leher untuk memasukkan selang tipis yang terdapat kamera, sehingga dokter dapat melihat ke bagian dalam dada. 

  • Biopsi perkutan 

Biopsi perkutan adalah proses memasukkan jarum melalui permukaan kulit. Sebelum prosedur ini dilakukan, seseorang perlu dianestesi terlebih dahulu untuk membuat kulit mati rasa. Dokter atau tenaga kesehatan profesional akan menggunakan alat untuk mengarahkan jarum ke paru-paru atau tempat yang dicurigai terdapat tumor. Jarum tersebut yang bertugas mengangkat sejumlah kecil jaringan dari tumor yang kemudian dilakukan pengujian di laboratorium. 

Baca Juga: Kanker Lambung: Mulai dari Gejala hingga Cara Diagnosisnya

Skrining dini risiko kanker paru-paru

Saat ini kamu juga bisa melakukan skrining dini untuk mengetahui risiko kanker paru-paru dengan layanan LUNGClear™. LUNGClear™ adalah tes skrining biomarker kanker #1 di Indonesia yang paling sensitif dan ampuh mendeteksi lebih dini risiko penyakit kanker paru-paru dengan tingkat akurasi sebesar >80% bahkan sebelum gejala muncul. Tes ini aman dan tidak berisiko karena menggunakan prosedur pengambilan darah seperti pada umumnya. Skrining dini risiko kanker paru-paru sangat diperlukan karena dapat memperbesar harapan dan kualitas hidup seseorang.

Untuk informasi lebih lanjut terkait LUNGClear™, kamu dapat menghubungi Bumame.

Cari tahu kondisi kesehatan paru-paru kamu

Kamu penasaran dengan kondisi kesehatan paru-paru saat ini? Yuk cari tahu kondisi kesehatan paru-paru kamu dengan isi kuis LUNGClear™ . Dengan mengisi kuis tersebut, kamu jadi dapat mengetahui langkah-langkah preventif apa saja yang dapat kamu lakukan untuk mencegah masalah kesehatan paru-paru yang berbahaya. Jangan lupa untuk melakukan skrining kanker paru bersama Bumame untuk deteksi kanker sedari dini.