Kenali 7 Penyebab BAB Berdarah yang Perlu Diwaspadai

BAB berdarah, juga dikenal sebagai hematochezia, terjadi ketika darah terlihat dalam tinja. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai masalah kesehatan lain mulai dari wasir hingga kanker.

Untuk itu, dalam artikel ini Bumame akan mengulas tuntas tentang penyebab BAB berdarah dan apa yang kamu perlu lakukan jika mengalaminya.

Gejala Bab Berdarah yang Patut Dicurigai

Sebelum kita membahas penyebabnya, penting untuk mengenali gejala bab berdarah. Gejala ini bisa bervariasi tergantung pada penyebabnya, tetapi beberapa gejala umum yang terjadi adalah:

  • Tinja berwarna merah terang atau mengandung darah segar
  • Darah dapat terlihat pada kertas toilet atau di dalam toilet setelah buang air besar
  • Perubahan dalam frekuensi buang air besar, seperti diare atau sembelit
  • Nyeri perut atau kram

Beberapa Penyebab BAB Berdarah

Mengapa BAB berdarah? Rupanya penyebab dari BAB berdarah bisa sangat beragam, mulai dari hal umum sampai gejala penyakit serius:

1. Wasir

Wasir adalah salah satu penyebab paling umum dari bab berdarah. Wasir terjadi ketika pembuluh darah di dalam anus atau rektum membengkak dan meradang. Pembengkakan dan robeknya pembuluh darah dapat menyebabkan darah muncul dalam tinja.

Orang yang mengalami wasir sering kali merasa nyeri saat BAB. Studi memperkirakan sekitar 50 persen orang dewasa akan mengalami gejala wasir pada usia 50 tahun.

2. Fistula Anal

Fisura anus adalah penyebab paling umum dari BAB berdarah pada bayi dan orang dewasa. Penyebab utama fistula anal adalah sembelit atau tinja yang besar dan keras yang sulit dikeluarkan.

Untungnya, fisura anus dapat sembuh dengan sendirinya. Kamu perlu minum lebih banyak air putih dan makan makanan berserat tinggi supaya tidak kesulitan ketika buang air besar.

3. Inflammatory Bowel Disease

Penyakit radang usus atau dikenal sebagai inflammatory bowel disease (IBD) adalah penyakit autoimun yang menyerang usus. Sistem kekebalan akan menyerang bagian dari tubuh sendiri ketika seseorang mengalami autoimun. Pada kasus IBD, sistem kekebalan menyerang usus dan akhirnya menyebabkan peradangan dan kerusakan usus.

4. Polip

Polip pada usus besar dapat menyebabkan tinja berdarah. Pertumbuhan polip kecil ini biasanya tak menunjukkan gejala sama sekali. Di samping itu, tidak ada penyebab pasti mengapa polip terjadi. Namun, kemungkinan besar penyebabnya adalah bertambahnya usia. Riwayat polip pada keluarga juga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita polip.

5. Gastroenteritis

Gastroenteritis adalah sebuah kondisi infeksi virus, jamur, atau parasit yang mempengaruhi lambung dan usus. Infeksi tersebut bisa menyebabkan sakit perut, mual dan muntah, diare, sampai BAB berdarah. Gastroenteritis bisa bertahan hingga 10 hari, tergantung penyebabnya. Penyakit gastroenteritis disebut juga dengan istilah flu perut.

6. Angiodisplasia

Angiodisplasia adalah kondisi medis yang ditandai oleh adanya pembuluh darah yang mengalami pendarahan atau melemah. Kondisi seperti ini dapat menyebabkan perdarahan dalam saluran pencernaan, yang pada akhirnya dapat mengakibatkan BAB berdarah. Sama seperti fistula anal, angiodisplasia bisa sembuh sendirinya. Orang berusia lanjut lebih riskan mengalami angiodisplasia.

7. Kanker Lambung

Salah satu gejala kanker lambung yang mungkin muncul adalah perdarahan gastrointestinal yang dapat menyebabkan BAB berdarah. Ketika tumor kanker lambung tumbuh dan merusak pembuluh darah, darah dapat tercampur dengan tinja atau dikeluarkan melalui tinja. Pendarahan ini dapat menyebabkan tinja berwarna gelap (melena) atau terlihat sebagai darah segar dalam tinja.

Hal yang Perlu Dilakukan Jika BAB Berdarah

Kamu tidak perlu panik jika mengalami BAB berdarah. Penyebab BAB berdarah tidak selalu merupakan kondisi kesehatan serius, tetapi tetap penting untuk kamu perhatikan dan waspadai dengan seksama.

Jika kamu mengalami buang air besar disertai dengan pendarahan yang tidak biasa atau berkepanjangan, segeralah konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis yang akurat serta pengobatan yang tepat. Perhatikan dan catat gejala-gejala lain yang kamu alami, seperti sakit pada bagian perut dan perubahan pola buang air besar.

Demikianlah ulasan tentang penyebab BAB berdarah. Dengan menjaga gaya hidup yang sehat dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur, kita dapat mengurangi risiko terjadinya bab berdarah dan menjaga kesehatan saluran pencernaan.

Periksakan risiko tubuhmu terhadap kanker lambung bersama Bumame! Layanan skrining risiko kanker lambung lewat teknologi GASTROClear™ bisa membantumu mengenali kemungkinan kanker lambung sebelum memasuki stadium awal. Pemeriksaan cukup mudah dan cepat, hanya menggunakan sampel darah. Kamu pun juga bisa menikmati layanan konsultasi gratis bersama dokter sebelum menjalani skrining.

GIST: Tumor Langka yang Sering Muncul Bersama Kanker Lambung

Dalam dunia medis, ada berbagai jenis tumor yang dapat mempengaruhi organ-organ tubuh manusia. Salah satu jenis tumor yang sangat langka tetapi penting untuk dipahami adalah GIST (Gastrointestinal Stromal Tumor). GIST adalah jenis tumor yang tumbuh di saluran pencernaan, terutama di lambung atau usus halus. Yuk, kenali lebih jauh tentang GIST, termasuk faktor risiko, gejala, diagnosis, dan pengobatannya!

Apa itu GIST?

Mengutip dari American Cancer Society, GIST adalah tumor langka yang tumbuh di dinding saluran pencernaan. GIST biasanya berkembang dalam jaringan yang disebut sel interstisial Cajal yang berada saluran pencernaan. GIST sendiri dapat bersifat ganas atau jinak.

Kanker berkembang ketika sel mulai tumbuh di luar kendali. Saat sel terus tumbuh tak terkendali, sel menumpuk membentuk massa yang disebut tumor.

GIST dimulai di saluran pencernaan dan dapat tumbuh keluar ke struktur atau organ terdekat. Tumor ini pun sering menyebar ke hati dan peritoneum (selaput rongga perut), tetapi jarang menyebar ke kelenjar getah bening di dekatnya.

Faktor Risiko GIST

Saat ini, penyebab pasti GIST belum sepenuhnya dipahami. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan GIST. Beberapa faktor risiko yang terkait dengan GIST meliputi:

Mutasi Genetik

Penyebab pasti GIST tidak diketahui. Namun, penyebab awalnya bisa dimulai dari mutasi genetik. Kanker berkembang ketika sel mulai tumbuh di luar kendali. Saat sel terus tumbuh tak terkendali, mereka menumpuk membentuk massa yang disebut tumor. GIST dimulai di saluran gastrointestinal dan dapat tumbuh keluar ke struktur atau organ terdekat.

Usia

GIST lebih umum terjadi pada orang dewasa, terutama pada mereka yang berusia di atas 50 tahun. Meskipun GIST jarang terjadi pada anak-anak, ada kasus yang melibatkan kelainan genetik yang disebut sindrom neurofibromatosis tipe 1 (NF1).

Gejala GIST

Gejala GIST dapat bervariasi tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali, sementara yang lain dapat mengalami gejala yang mengganggu kualitas hidup mereka. Beberapa gejala umum GIST meliputi:

  • Nyeri di area abdomen. Nyeri atau rasa tidak nyaman pada daerah perut adalah gejala umum yang terkait dengan GIST. Nyeri dapat bersifat tumpul atau menusuk dan dapat terjadi secara sporadis atau terus-menerus.
  • Perdarahan gastrointestinal. Perdarahan yang tidak normal dalam saluran pencernaan dapat terjadi pada GIST. Hal ini dapat menyebabkan muntah darah atau BAB berdarah.
    Perubahan dalam Gerakan Usus. GIST yang terletak di usus halus dapat menyebabkan perubahan dalam pola buang air besar, seperti diare atau sembelit.
  • Perut terasa kembung atau terisi. Beberapa orang dengan GIST bisa merasakan sensasi kembung atau terisi, meskipun mereka belum makan banyak.
  • Kelelahan. Merasa lelah yang berlebihan dan penurunan energi dapat menjadi gejala yang dirasakan oleh beberapa individu dengan GIST.

Diagnosis dan Pengobatan GIST

Untuk mendiagnosis GIST, dokter akan melakukan serangkaian tes dan prosedur yang meliputi:

  • Pemeriksaan Fisik. Dokter akan memeriksa fisik dan menanyakan tentang riwayat medis, termasuk gejala yang dialami dan faktor risiko yang mungkin ada.
  • Magnetic resonance imaging (MRI) dapat membantu dalam visualisasi tumor dan menentukan ukuran, lokasi, dan penyebarannya.
  • Biopsi. Pemeriksaan biopsi dilakukan dengan cara mengambil sampel jaringan tumor dan melakukan analisis laboratorium untuk memastikan diagnosis GIST.
  • USG Endoskopi (EUS). Prosedur ini menggunakan endoskop dengan probe yang memantulkan gelombang ultrasonik dari organ. Alat ini akan menyebabkan gema yang membuat sonogram dan memberikan gambar jaringan tubuh.

Setelah diagnosis GIST dilakukan, pengobatan akan bergantung pada berbagai faktor seperti ukuran dan lokasi tumor, penyebaran, dan kondisi umum pasien. Pengobatan GIST dapat dilakukan dengan cara:

Pembedahan

Pembedahan untuk mengangkat tumor secara keseluruhan adalah langkah utama dalam pengobatan GIST yang memungkinkan.

Untuk tumor GIST yang telah diangkat dan belum menyebar ke area lain di tubuh, dokter biasanya akan menganalisis risiko kemunculannya. Parameter yang digunakan untuk analisis tersebut adalah berdasarkan ukuran tumor, jumlah mitosis, lokasi kemunculan tumor, serta apakah tumor pecah dan tumpah ke perut (berlubang).

Terapi Obat

Beberapa obat yang disebut inhibitor tirosin kinase, seperti imatinib, sunitinib, atau regorafenib telah terbukti efektif dalam mengendalikan pertumbuhan GIST dan mencegah kembalinya tumor setelah pembedahan.

Radioterapi

Radioterapi menggunakan sinar radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Ini mungkin menjadi pilihan jika tumor GIST tidak dapat diangkat melalui pembedahan atau sebagai tambahan setelah pembedahan.

GIST merupakan jenis tumor langka yang tumbuh di saluran pencernaan, terutama di lambung atau usus halus. Meskipun belum sepenuhnya dipahami, faktor risiko GIST termasuk mutasi genetik, usia, dan jenis kelamin. Gejala GIST dapat bervariasi, tetapi dapat mencakup nyeri perut, perdarahan gastrointestinal, perubahan dalam gerakan usus, dan kelelahan. Penting untuk mencari diagnosis dan perawatan yang tepat melalui pemeriksaan lebih lanjut.

Periksakan risiko tubuhmu terhadap GIST yang merupakan jenis kanker lambung bersama Bumame! Layanan skrining risiko kanker lambung lewat teknologi GASTROClear™ bisa membantumu mengenali kemungkinan kanker lambung sebelum memasuki stadium awal. Pemeriksaan cukup mudah dan cepat, hanya menggunakan sampel darah. Kamu pun juga bisa menikmati layanan konsultasi gratis bersama dokter sebelum menjalani skrining.

Tips Agar Tidak Cepat Lelah Saat Berlari

Kamu gemar berlari? Atau mungkin kamu baru memutuskan untuk rutin berlari? Nah, agar kamu tidak cepat lelah saat berlari, baca artikel Bumame berikut ini, dijamin kamu semakin bersemangat untuk melakukan olahraga lari dengan rutin! 

Baca Juga: Tes Kesehatan Pelari dan Pesepeda untuk Optimalkan Gaya Hidup Sehat

Cara agar tidak cepat lelah saat berlari 

Berikut adalah 5 tips dan cara agar kamu tidak cepat lelah saat berlari: 

  1. Melakukan pemanasan

Banyak orang yang memutuskan berlari tanpa melakukan pemanasan terlebih dahulu. Perlu diketahui bahwa pemanasan memiliki peranan sangat penting dalam melenturkan otot paha belakang sehingga dapat bekerja dengan lebih optimal. Kamu bisa melakukan beberapa gerakan pemanasan yang melibatkan otot paha belakang. 

  1. Mengatur strategi berlari 

Berlari juga membutuhkan strategi agar lebih bermanfaat dan optimal. Banyak orang yang berlari dengan kecepatan tinggi saat awal-awal, namun tidak lama setelah itu merasa lelah dan kecepatannya menurun, bahkan hingga berjalan kaki. Padahal, dengan kecepatan dan tempo yang stabil dari awal hingga akhir periode berlari, kamu akan mendapatkan manfaat yang lebih baik. Tidak hanya itu saja, kamu juga bisa mengatur langkah kaki saat berlari. Ambilah langkah yang lebih pendek saat berlari dengan kecepatan dan tempo yang stabil. Menurut penelitian yang dilakukan, langkah pendek saat berlari membuat lari kamu menjadi lebih cepat dan mengurangi rasa kelelahan yang berlebih. 

Baca Juga: Apa Saja Manfaat Olahraga Lari Pagi untuk Kesehatan?

  1. Mengatur pernapasan 

Selain mengatur strategi berlari, cara lain agar tidak cepat lelah saat berlari adalah dengan cara mengatur pernapasan. Teknik pernapasan yang dianjurkan saat berlari adalah dengan mengambil dan mengeluarkan napas dari mulut. Dengan mengombinasikan strategi berlari serta teknik pernapasan dengan stabil, paru-paru kamu jadi lebih optimal dalam bekerja. 

  1. Mengatur konsumsi air putih 

Mengonsumsi air putih yang terlalu banyak sebelum berlari dapat membuat sistem pencernaan kamu terasa tidak nyaman saat berlari. Di sisi lain, kamu pun tidak boleh kekurangan air putih karena dapat menyebabkan dehidrasi. Minumlah 2-4 gelas air putih sebelum berlari untuk menjaga tubuhmu tetap terasa nyaman dan tidak mengalami dehidrasi. 

Baca Juga: Suntik Vitamin vs Minum Vitamin, Mana Lebih Efektif?

  1. Mengonsumsi vitamin 

Cara terakhir adalah kamu dapat mengonsumsi vitamin untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan sehingga tubuh kamu memiliki energi yang cukup dalam melakukan aktivitas berat. Kamu bisa rutin melakukan suntik atau injeksi Vitamin Booster di Bumame mulai dari harga 100 ribu saja. Tersedia 3 jenis injeksi, yaitu Strength Booster, Immune Booster, dan Energy Booster

Injeksi Vitamin Booster dapat dilakukan di rumah dengan layanan Home Care. Untuk informasi lebih lengkap terkait injeksi Vitamin Booster, kamu dapat menghubungi Bumame di sini. 

Penyakit Genetik yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Lambung

Sejumlah kasus kanker lambung diakibatkan oleh penyakit genetik, terlebih jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker lambung atau jenis kanker lainnya. Nah apa saja penyakit genetik yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung? Yuk cari tahu jawabannya bersama Bumame lewat artikel berikut! 

Baca Juga: Benarkah Bakteri Helicobacter Pylori Menyebabkan Kanker Lambung?

Beberapa penyakit genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker lambung 

Berikut adalah tiga penyakit genetik yang dapat meningkatkan risiko kanker lambung: 

  1. Peutz-Jeghers syndrome

Peutz-Jeghers syndrome atau disingkat PJS adalah penyakit genetik yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung. Gejala penyakit ini ditandai dengan munculnya polip (jaringan abnormal yang memiliki ukuran kecil, bertangkai, dan dapat muncul di bagian tubuh mana pun). Namun paling sering terjadi di daerah usus kecil, usus besar, perut, kandung kemih, hingga rektum. 

Sindrom Peutz-Jeghers umumnya diturunkan dari anggota keluarga. Menurut laporan Cleveland Clinic, sekitar 50% pengidap Peutz-Jeghers syndrome memiliki orang tua dengan sindrom yang sama. Sementara 50% lainnya merupakan pengidap paling pertama dalam silsilah keluarga. 

  1. Juvenile polyposis syndrome 

Juvenile polyposis syndrome atau disingkat JPS adalah penyakit genetik yang ditandai dengan munculnya polip pada sistem saluran pencernaan, seperti lambung, usus halus maupun usus besar. Sebesar 75% dari total kasus sindrom Juvenile polyposis diwarisi dari orang tua, sementara 25% sisanya merupakan mutasi genetik baru yang tidak diturunkan dari orang tua.

Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Memasuki Kanker Lambung Stadium 4?

  1. Lynch syndrome

Lynch syndrome atau sindrom Lynch adalah penyakit genetik yang juga dapat meningkatkan risiko terkena kanker lambung dan berbagai kanker lainnya. Jika seseorang mengidap Lynch syndrome. Ia memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengidap kanker sebelum memasuki usia 50 tahun. Sindrom Lynch dapat menyerang siapa saja karena merupakan hasil mutasi genetik. Mutasi genetik ini diturunkan dari orang tua ke anak selama masa perkembangan janin. 

Gejala sindrom Lynch cukup bervariasi, namun beberapa gejala umumnya meliputi: 

  • Terdapat darah saat buang air besar
  • Sembelit
  • Sakit atau kram perut
  • Diare
  • Kelelahan
  • Mual dan muntah

Cara menurunkan risiko terkena kanker yang diakibatkan oleh kondisi genetik 

Pertama-tama, kanker yang diakibatkan oleh kondisi genetik tidak dapat dicegah. Namun, orang dengan sindrom genetik tertentu dapat mengubah pola hidup menjadi lebih sehat dan rutin melakukan pemeriksaan ke dokter atau tenaga kesehatan profesional untuk dapat meningkatkan kualitas hidup. 

Pemeriksaan atau deteksi dini terhadap penyakit kanker harus dilakukan sedini mungkin, sebelum seseorang merasakan gejala-gejala tertentu. 

Baca Juga: Jenis-jenis Tes Diagnosis Kanker Lambung

Di Bumame, tersedia GASTROClear™ yang merupakan skrining dini risiko kanker lambung dan LUNGClear™ yang merupakan skrining dini risiko kanker paru-paru. Skrining ini cocok dilakukan oleh siapa saja tanpa terkecuali untuk mengetahui apakah seseorang berisiko mengidap kanker lambung dan paru-paru atau tidak. Prosedur skrining mudah dan aman, seperti pengambilan darah pada umumnya. 

Kamu dapat menghubungi Bumame untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait skrining GASTROClear™ dan LUNGClear™. 

Berbagai Keluhan Hamil Trimester 1 Serta Cara Mengatasinya

Kehamilan adalah momen yang istimewa dalam kehidupan seorang perempuan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa kehamilan juga membawa berbagai perubahan fisik dan emosional yang mungkin menimbulkan keluhan terutama pada trimester pertama. Keluhan ibu hamil trimester 1 terkadang sampai mengganggu keseharian, lho!

Dalam artikel ini, Bumame akan membahas beberapa keluhan umum yang dialami ibu hamil trimester 1 dan memberikan tips tentang cara menghadapinya.

Keluhan Ibu Selama Hamil Trimester Awal Serta Solusi Mengatasinya

Ibu hamil sering mengalami berbagai keluhan yang mungkin membuatnya merasa tidak nyaman. Dengan tindakan yang tepat, keluhan ini bisa diatasi atau diminimalisir rasa sakitnya. Simak keluhan yang dialami dan solusinya berikut ini:

1. Morning Sickness

Salah satu keluhan paling umum yang dialami oleh ibu hamil trimester 1 adalah morning sickness. Keluhan morning sickness merupakan sensasi mual dan muntah yang sering terjadi pada pagi hari.

Akan tetapi, mual dan muntah bisa terjadi kapan saja sepanjang hari ketika fase kehamilan. Ketidaknyamanan ini disebabkan oleh perubahan hormon dalam tubuh ibu hamil.

Solusi: Konsumsi makanan dalam porsi kecil namun sering, menghindari makanan yang berlemak atau pedas, serta cobalah minum jahe hangat atau teh peppermint untuk meredakan gejala morning sickness.

2. Merasa Lelah

Selama trimester pertama, tubuh ibu hamil mengalami perubahan besar dalam hal produksi hormon dan penyesuaian fisik. Rasanya sulit untuk tetap berenergi dan melakukan aktivitas sehari-hari dengan stamina yang terbatas. Akhirnya, bumil pun lebih cepat merasa lelah dibandingkan dengan kondisi sebelum hamil.

Solusi: Untuk mengatasi kelelahan, ibu hamil trimester 1 disarankan untuk mengatur jadwal tidur yang teratur dan cukup. Istirahat yang cukup membantu tubuh memulihkan energi yang hilang. Selain itu, penting juga untuk mengonsumsi makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran yang memberikan nutrisi yang diperlukan tubuh.

3. Kram

Bumil biasanya juga akan merasa kram yang cukup mengganggu. Kondisi ini sangat normal dan terjadi pada semua wanita hamil. Kram pada periode hamil sering terasa mirip dengan kram menstruasi pada umumnya.

Solusi: Gunakan kompres hangat di perut untuk meredakan kram. Jangan lupa untuk mengenakan alas kaki yang nyaman dan pakaian yang tidak ketat supaya kamu tetap bebas nyaman bergerak.

4. Perubahan Emosi

Selain perubahan fisik, ibu hamil trimester 1 juga mengalami perubahan emosi yang cukup signifikan. Hormon yang berfluktuasi dapat mempengaruhi suasana hati, sehingga ibu hamil lebih mudah merasa sensitif, sedih, atau cemas. Beban pikiran yang tinggi, seperti persiapan untuk menjadi orang tua baru, juga dapat menyebabkan stres tambahan.

Solusi: Cari dukungan dan komunikasi yang baik dengan pasangan, keluarga, atau teman dekat. Janganlah ragu untuk berbagi perasaan dan pikiran yang muncul. Mengambil waktu untuk beristirahat, bermeditasi, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan juga dapat membantu mengurangi stres.

5. Sering Buang Air Kecil dan Konstipasi

Selama trimester pertama, ibu hamil mungkin mengalami perubahan dalam pola buang air kecil dan menghadapi masalah konstipasi. Kondisi ini disebabkan oleh tekanan pada kandung kemih dan perubahan dalam sistem pencernaan.

Solusi: Ibu hamil disarankan untuk menghindari minuman berkafein dan membatasi asupan cairan pada malam hari.

Sementara itu, perbanyaklah asupan serat dari buah-buahan dan sayuran untuk menyiasati konstipasi atau sembelit. Minum cukup air setiap hari dan tetap aktif dengan berolahraga ringan seperti berjalan kaki.

Keluhan yang Tidak Normal Saat Kehamilan Trimester Pertama

Beberapa keluhan di atas merupakan keluhan normal yang akan hilang dengan sendirinya begitu kehamilan selesai.

Namun demikian, ada beberapa keluhan ibu hamil yang tidak normal dan harus mendapatkan penanganan serius sesegera mungkin. Contoh keluhan yang tidak normal pada trimester awal adalah:

Pendarahan

Ibu hamil tidak seharusnya mengalami menstruasi. Di sisi lain, pendarahan bisa saja terjadi di fase awal. Kondisi tersebut cukup normal, dengan catatan hanya berupa bercak atau flek serta berlangsung beberapa hari.

Namun jika muncul pendarahan hebat dari vagina, segera periksakan diri ke dokter. Pendarahan pada ibu hamil bisa menjadi tanda awal terjadinya kehamilan ektopik atau infeksi.

Nyeri Parah di Bagian Perut atau Panggul

Salah satu ciri kehamilan ektopik atau kehamilan di luar rahim adalah nyeri parah di bagian perut atau panggul. Tidak ada pencegahan khusus untuk menghindari kehamilan ektopik. Satu-satunya cara untuk mengatasi kehamilan ektopik adalah melalui operasi.

Demam Tinggi

Merasa pusing dan sesekali demam cukup normal dalam kehamilan. Di sisi lain, demam tinggi bisa menjadi indikasi adanya infeksi bakteri pada ibu hamil. Infeksi bakteri sangat berbahaya bagi perkembangan janin.

Wanita hamil pun tidak boleh mengonsumsi aspirin atau ibuprofen. Jadi, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter jika mengalami demam semasa hamil untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Muntah Berlebihan

Muntah terus menerus selama kehamilan bisa menyebabkan dehidrasi atau penurunan berat badan secara drastis. Efek ini tentu tidak baik bagi perkembangan bayi dalam kandungan.

Sebagai tambahan, tidak ada penyebab pasti mengapa ibu hamil bisa mengalami muntah berlebihan. Kemungkinan besar penyebab utamanya adalah perubahan hormon. Dokter akan memberikan obat khusus berupa doxylamine dan B6 jika dibutuhkan.

Trimester pertama kehamilan mungkin membawa berbagai keluhan yang dapat memengaruhi kenyamanan dan kesejahteraan ibu hamil. Morning sickness, kelelahan, sensitivitas otot, perubahan emosi, sering buang air kecil, dan konstipasi adalah beberapa keluhan umum yang sering terjadi.

Pemeriksaan rutin yang dilakukan oleh ibu juga bisa mendeteksi keluhan yang tidak normal untuk diatasi sesegera mungkin. Supaya tidak membahayakan si kecil dalam kandungan.

Dengan perawatan dan perhatian yang tepat, ibu hamil dapat mengurangi keluhan-keluhan ini. Mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, menjaga tubuh terhidrasi, mencari dukungan emosional, dan menjaga pola buang air kecil dan pencernaan yang teratur adalah beberapa langkah penting dalam menghadapi keluhan-keluhan ini.

Ketahui Berbagai Jenis Penanganan dan Pengobatan Kanker Paru-Paru

Kanker paru adalah salah satu penyakit yang serius dan mematikan yang memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Untuk mengatasi kanker paru-paru, dibutuhkan pengobatan yang tepat dan intensif. Apa saja jenis pengobatan kanker paru-paru yang ada? Dan apakah perubahan tersebut bisa menyembuhkan kanker paru? Simak ulasannya berikut ini!

Jenis Pengobatan Kanker Paru

Banyak pengobatan digunakan untuk kanker paru-paru. Masing-masing memiliki manfaat dan potensi risiko tersendiri. Berikut adalah opsi penanganan kanker paru yang paling umum:

Pembedahan

Pembedahan merupakan pilihan yang umum untuk kanker paru pada tahap awal, terutama jika tumor terlokalisasi dan dapat diangkat sepenuhnya. Jenis pembedahan tergantung pada ukuran dan lokasi tumor di paru-paru, luasnya kanker, kesehatan si penderita kanker dan faktor lainnya.

Contoh jenis operasi atau pembedahan kanker paru meliputi:

  • Reseksi segmental: Pengangkatan hanya sebagian kecil paru-paru
  • Lobektomi: Pengangkatan seluruh lobus paru-paru
  • Pneumonektomi: Pengangkatan seluruh paru-paru

American Cancer Society menyebutkan masa pemulihan pasca operasi kanker paru bisa menghabiskan waktu hingga berbulan-bulan.

Radioterapi

Pengobatan lewat metode radioterapi menggunakan sinar radiasi untuk menghancurkan sel-sel kanker. Cara ini bisa menjadi pilihan utama jika operasi tidak mungkin dilakukan atau sebagai tambahan setelah operasi untuk menghancurkan sisa-sisa sel kanker yang mungkin masih ada.

Radioterapi dapat dilakukan secara eksternal dari luar tubuh atau internal dengan menempatkan sumber radiasi di dalam tubuh (brachytherapy) tergantung pada kondisi pasien.

Kemoterapi

Jika pembedahan dan radioterapi hanya difokuskan pada satu area tubuh, maka kemoterapi menyebar ke seluruh tubuh untuk mencari sel tumor. Kemoterapi dilakukan lewat infus untuk mengganggu kemampuan sel kanker untuk tumbuh atau bereproduksi.

Selain itu, kemoterapi dapat diberikan secara tunggal atau dalam kombinasi dengan obat-obatan lain, tergantung pada jenis kanker dan stadiumnya. Efek samping yang paling mudah terlihat dari kemoterapi adalah kerontokan rambut.

Terapi Target

Terapi target melibatkan penggunaan obat-obatan yang dirancang untuk menargetkan mutasi genetik khusus yang ditemukan pada jenis kanker paru tertentu. Pemberian obat berguna untuk menghambat pertumbuhan dan replikasi sel-sel kanker tanpa membahayakan sel-sel normal. Sejauh ini, obat-obatan yang digunakan dalam terapi target hanya berguna untuk jenis non-small cell lung cancer (NSCLC).

Imunoterapi

Pengobatan dengan cara imunoterapi menggunakan obat-obatan yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan sel-sel kanker. Metode tersebut telah menjadi terobosan penting dalam pengobatan kanker paru. Imunoterapi dapat digunakan sebagai pengobatan tunggal atau dalam kombinasi dengan kemoterapi atau terapi target, tergantung pada jenis kanker dan respons individu terhadap pengobatan.

Setiap metode pengobatan di atas memiliki efek samping yang berbeda-beda terhadap individu penderita kanker paru. Umumnya dokter akan memberikan rekomendasi jenis pengobatan yang tepat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan serta menginformasikan efek samping yang sekiranya akan terjadi pasca pengobatan.

Pasien tidak bisa memilih jenis treatment apa yang akan dilakukan. Hanya dokter yang dapat mengevaluasi secara menyeluruh dan membuat keputusan terbaik tentang pengobatan kanker paru.

Jadi, Apakah Kanker Paru Bisa Sembuh Total?

Tingkat kelangsungan hidup untuk kanker paru-paru sangat bergantung pada jenis kanker dan seberapa jauh perkembangannya. Kanker paru-paru bisa disembuhkan jika terdeteksi pada stadium awal. Akan tetapi, proses penyembuhannya tergolong cukup rumit jika sudah terlanjur menyebar ke jaringan yang lebih jauh.

Penting untuk menjaga kesehatan paru-paru dengan menghindari merokok dan mengurangi paparan terhadap faktor risiko lainnya seperti polusi udara dan asap rokok. Deteksi dini pun menjadi sangat penting dalam mengatasi kanker paru. Semakin dini kanker paru terdeteksi, semakin besar peluang kesembuhan.

Mencegah lebih baik daripada mengobati. Jika kamu sering terpapar asap rokok atau zat kimia, maka tak ada salahnya melakukan skrining kanker paru sedari ini. Bumame menyediakan skrining kanker paru menggunakan teknologi LUNGClear™. Deteksi dini akan membantu tingkat keberhasilan pengobatan kanker paru-paru lebih besar. Kamu dapat menikmati fasilitas konsultasi gratis bersama dokter sebelum pemeriksaan di Bumame, lho!

Apa itu Tes Kariotipe Kromosom?

Pernahkah kamu mendengar tentang tes kariotipe kromosom? Apa fungsi dan tujuan tes kariotipe kromosom dalam dunia medis? Jika belum tahu, simak selengkapnya melalui artikel Bumame ini!

Pengertian tes kariotipe kromosom 

Tes kariotipe kromosom adalah prosedur medis yang dilakukan untuk mengidentifikasi sekaligus menganalisa ukuran, bentuk, serta jumlah kromosom yang ada pada sampel sel tubuh. Jika hasil tes kariotipe kromosom menyatakan ada bagian abnormal pada kromosom, seperti kelebihan, kekurangan, atau posisinya yang berbeda dari umumnya, hal tersebut mengindikasikan adanya kelainan pada tubuh.

Baca Juga: Kenali Apa itu Kelainan Kromosom Serta Pencegahannya Pada Janin 

Siapa yang perlu melakukan tes kariotipe kromosom? 

Tes kariotipe kromosom umumnya diperuntukkan bagi: 

  • Pasangan yang pernah memiliki riwayat keguguran 
  • Pasangan yang ingin memeriksakan bayi atau anak dengan ciri-ciri keterlambatan perkembangan 

Bagaimana prosedur tes kariotipe kromosom? 

Ada dua prosedur tes kariotipe kromosom yang umum dilakukan. 

  1. Pengambilan darah dari pembuluh nadi 

Proses pengambilan darah dari pembuluh nadi ini meliputi: 

  • Mengikat lengan bagian atas dengan sabuk elastik untuk menghentikan aliran darah. Hal ini akan membuat pembuluh darah di bawah ikatan membesar sehingga jarum akan lebih mudah tertuju langsung ke pembuluh darah 
  • Membersihkan bagian lengan atas dengan alkohol agar steril 
  • Menyuntikkan beberapa jarum 
  • Memasang tabung langsung ke jarum suntik sebagai proses pengisian darah 
  • Melepaskan ikatan dari lengan jika darah yang diambil sudah cukup 
  • Menempelkan kasa atau kapas untuk menutup bekas suntikan 
  • Memberi tekanan pada bagian tersebut dan memasang perban

Baca Juga: Ini Dia Pentingnya Tes Kromosom Sebelum Kelahiran Si Buah Hati

  1. Sampel sel dari janin 

Pengambilan sampel sel dari janin umumnya menggunakan prosedur amniosentesis (pengambilan cairan ketuban) atau chorionic villus sampling (CVS). 

  1. Sampel sel dari sumsum tulang 

Pengambilan sampel sel dari sumsum tulang menggunakan prosedur aspirasi sumsum tulang, yaitu tindakan medis yang dilakukan dalam rangka memeriksa kondisi jaringan sumsum tulang.

Seperti apa hasil tes kariotipe kromosom?

Hasil tes kariotipe kromosom umumnya menunjukkan dua indikasi, yaitu:

Normal: Terdapat 46 kromosom

Abnormal: Terdapat lebih atau kurang dari 46 kromosom

Baca Juga: Aneuploidi Kromosom Seks: Pengertian, Penyebab, Ciri-ciri, dan Pecegahan

Skrining kelainan kromosom NIPT by NIFTY

Skrining NIPT by NIFTY adalah skrining kehamilan untuk mengetahui adanya kelainan kromosom pada janin dalam kandungan. NIPT by NIFTY telah teruji memiliki akurasi hingga >99% dalam mendeteksi Down Syndrome, Edwards Syndrome, Patau Syndrome, dan 90 lebih masalah genetik lainnya yang kemungkinan dapat terjadi pada calon buah hati sejak di dalam kandungan. Untuk informasi dan pemesanan skrining NIPT by NIFTY, kamu bisa menghubungi customer care Bumame.

Jenis-jenis Tes Diagnosis Kanker Lambung

Penyakit kanker lambung memiliki gejala yang mirip dengan penyakit saluran pencernaan pada umumnya. Maka dari itu, kita harus selalu waspada terhadap kesehatan diri sendiri. Untuk memastikan kondisi kesehatan, dibutuhkan beberapa tes diagnosis. Apa saja tes diagnosis untuk memastikan seseorang mengidap penyakit kanker lambung? Cari tahu jawabannya bersama Bumame melalui artikel berikut! 

Baca Juga: Benarkah Maag Bisa Menyebabkan Kanker Lambung?

Apa saja tes diagnosis yang dapat dilakukan untuk mendeteksi kanker lambung? 

Berikut adalah beberapa tes diagnosis yang dilakukan dalam mendiagnosis penyakit kanker lambung: 

  1. Gastroskopi (Endoskopi saluran cerna bagian atas) 

Tes ini digunakan untuk mendiagnosis kanker lambung. Selama prosedur gastroskopi  berlangsung, dokter akan memasukkan tabung tipis dengan kamera atau teropong kecil di bagian ujung (endoskop) ke dalam mulut yang berlanjut hingga mencapai bagian perut. Maka dari itu, prosedur ini sering disebut sebagai endoskopi. Lewat proses ini, dokter akan mengambil sampel jaringan (biopsi) yang akan diuji di laboratorium guna meneliti apakah seseorang mengidap kanker lambung atau tidak. 

  1. Ultrasonografi endoskopi 

Ultrasonografi endoskopi atau endoscopic ultrasound adalah jenis endoskopi khusus yang dapat membantu menentukan stadium kanker lambung. Endosokopi yang digunakan memiliki kamera atau teropong yang dipasang pada bagian ujung, sehingga dapat memotret kondisi perut. Cara ini dapat menunjukkan apakah tumor ganas atau kanker menyebar ke organ-organ lain atau tidak. 

Baca Juga: Benarkah Bakteri Helicobacter Pylori Menyebabkan Kanker Lambung?

  1. Tes radiologi 

Tes radiologi umumnya meliputi computerized tomography (CT) scan, barium swallow (pemeriksaan rontgen khusus saluran pencernaan atas), dan magnetic resonance imaging (MRI). Tes ini dapat membantu mengidentifikasi tumor dan kelainan-kelainan lain yang mungkin berhubungan dengan kanker. Selama menjalani barium swallow, seseorang perlu mengonsumsi cairan yang akan membuat lapisan perut dalam tubuhnya terlihat jelas pada sinar X. 

  1. Tes darah 

Tes darah dapat memberikan informasi tentang kondisi terkini dari organ-organ dalam tubuh. Jika ditemukan terdapat fungsi organ yang buruk, hal tersebut dapat mengindikasikan adanya kanker. 

  1. Laparoskopi 

Laparoskopi adalah jenis prosedur medis yang berguna untuk menilai penyebaran kanker ketika tes diagnosis lainnya belum memberikan informasi yang cukup mendalam. Selama laparoskopi, dokter akan memasukkan kamera kecil ke dalam perut sehingga mereka dapat melihat kondisi organ dengan lebih mudah dan tepat sasaran. 

Baca Juga: Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Memasuki Kanker Lambung Stadium 4?

Skrining dini risiko kanker lambung 

Kini di Bumame tersedia layanan GASTROClear™ untuk mengetahui risiko dini kanker lambung. GASTROClear™ adalah tes skrining biomarker kanker #1 di indonesia yang terbukti paling sensitif dan ampuh mendeteksi lebih dini risiko penyakit kanker lambung dengan tingkat akurasi sebesar .

Tes ini aman dan tidak berisiko karena menggunakan prosedur layaknya pengambilan darah. Skrining dini risiko kanker lambung sangat bermanfaat untuk memperbesar harapan dan kualitas hidup seseorang. Untuk informasi lebih mendalam tentang GASTROClear™, kamu dapat menghubungi Bumame.

Apa Perbedaan Down Syndrome dengan Autisme? Cari Tahu di Sini!

Autism spectrum disorder (ASD) atau yang lebih dikenal dengan istilah autisme bukanlah suatu kondisi yang sama dengan Down Syndrome. Menurut Psych Central, 20% orang dengan kondisi Down Syndrome juga mengalami autisme. Lalu, apa sebenarnya autisme dan Down Syndrome? Apa saja perbedaan antara keduanya? Yuk cari tahu jawaban selengkapnya bersama Bumame lewat artikel ini!

Apa itu autisme?

Autisme adalah gangguan perkembangan yang terkait dengan fungsi sistem neurologis dan otak seseorang. Autisme dapat memengaruhi kemampuan seseorang dalam berbahasa, berinteraksi sosial, dan perilaku. 

Centers for Disease Control and Prevention memperkirakan sekitar 1 dari 44 anak mengidap autisme.

Dokter dapat mengidentifikasi autisme dengan mengamati dan menilai perilaku serta riwayat perkembangan anak. Beberapa kasus autisme bisa teridentifikasi sejak usia 2 tahun, namun ada juga yang baru teridentifikasi setelah seseorang tumbuh dewasa. 

Sebagai informasi, kita tidak dapat menyatakan seseorang mengidap autisme hanya dengan melihat perawakannya. 

Baca Juga: Gangguan Pertumbuhan Anak: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengobati

Apa itu Down Syndrome? 

Sindrom Down atau lebih dikenal dengan istilah Down Syndrome adalah suatu kondisi kelainan genetik yang diakibatkan oleh adanya perubahan jumlah atau struktur kromosom. Kondisi ini dapat terjadi sejak masih dalam kandungan. Ibu hamil di atas usia 35 tahun lebih berisiko mengandung janin dengan kondisi Down Syndrome.

Menurut survei yang dilakukan, Down Syndrome merupakan kelainan genetik paling umum terjadi di Amerika Serikat. 

Penyebab autisme dan Down Syndrome

Beberapa faktor dapat berkontribusi terhadap terjadinya autisme, termasuk: 

  • Genetik, dapat terjadi karena mutasi gen ataupun riwayat keluarga 
  • Faktor lingkungan, seperti paparan pestisida selama kehamilan atau trauma kelahiran yang membatasi suplai oksigen ke bayi 
  • Faktor biologis, seperti infeksi selama kehamilan atau peradangan 

Sedangkan Down Syndrome bisa terjadi karena berbagai faktor berikut: 

  • Usia ibu hamil di atas 35 tahun 
  • Faktor genetik atau keturunan 
  • Pernah hamil Down Syndrome sebelumnya
  • Lingkungan atau polusi udara 
  • Kekurangan asam folat 
  • Perokok pasif atau aktif 

Ada tiga jenis Down Syndrome: 

  • Trisomi 21, setiap sel memiliki salinan ketiga dari kromosom 21 (biasanya setiap kromosom hanya memiliki 2 salinan) 
  • Sindrom Mosaik Down, beberapa sel memiliki salinan kromosom 21 dan sel lainnya hanya memiliki 2 salinan 
  • Sindrom Down Translokasi, ini adalah saat potongan ekstra atau salinan lengkap kromosom 21 melekat pada kromosom yang berbeda 

Baca Juga: Cara Orang Tua Mengatasi Stres Akibat Down Syndrome pada Anak

Perbedaan autisme dan Down Syndrome 

Autisme dan Down Syndrome memiliki beberapa karakteristik yang sama. Namun juga memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Sebagai contoh, banyak orang autis yang lebih senang menyendiri. Mereka cenderung menarik diri dari lingkungan sekitarnya. Sementara itu, pengidap Down Syndrome lebih ramah dan senang bersosialisasi di lingkungan sekitar. 

Selain itu, orang dengan autisme tidak memiliki kemampuan yang baik dalam berbahasa. Dalam beberapa kasus, mereka belajar berbicara dan berbahasa namun tidak ada perkembangan sama sekali. 

Sementara perkembangan bahasa pengidap Down Syndrome mirip dengan perkembangan anak pada umumnya. 

Autisme tidak memengaruhi penampilan seseorang. Sementara Down Syndrome menyebabkan perubahan fisik yang dapat dilihat dan dikenali, termasuk: 

  • Mata miring ke atas 
  • Leher pendek dengan kulit ekstra di bagian belakang 
  • Kepala kecil 
  • Telinga dan mulut kecil 
  • Ada bintik putih pada pupil mata 
  • Tingkat ketegangan berkurang 
  • Fitur wajah datar 
  • Tangan yang lebar dan pendek, ditambah dengan jari-jari yang juga pendek 

Baca Juga: Aneuploidi Kromosom Seks: Pengertian, Penyebab, Ciri-ciri, dan Pecegahan

Kondisi medis yang terkait dengan autisme dan Down Syndrome 

Autisme dan Down Syndrome biasanya juga diikuti dengan beberapa kondisi medis yang cukup bervariasi. 

Pada autisme, beberapa kondisi medis yang sering muncul adalah:  

  • Kejang
  • Masalah pencernaan 
  • Gangguan tidur 
  • Perbedaan ambang nyeri 
  • Perbedaan metabolisme 

Sementara pada Down Syndrome, beberapa kondisi medis yang sering muncul adalah:  

  • Kelainan jantung bawaan
  • Katarak dan penglihatan yang buruk 
  • Gangguan pendengaran 
  • Masalah pinggul 
  • Leukemia 
  • Kegemukan 
  • Hipotiroidisme 
  • Sembelit 
  • Apnea tidur 
  • Kerentanan infeksi 
  • Demensia 
  • Penyakit Alzheimer 

Baca Juga: Apa itu Non Invasive Prenatal Test dan Berapa Biayanya?

Skrining kehamilan untuk deteksi Down Syndrome

Bumame menyediakan skrining NIPT by NIFTY yang telah teruji memiliki akurasi hingga >99% dalam mendeteksi Down Syndrome, Edwards Syndrome, Patau Syndrome, dan 90 lebih masalah genetik lainnya yang dapat terjadi pada calon buah hati dalam kandungan. 

Kamu dapat menghubungi Bumame untuk mendapatkan informasi lebih lanjut terkait skrining NIPT by NIFTY.

Apa itu Metastasis pada Kanker? Berikut Pengertiannya!

Kanker cukup erat hubungannya dengan istilah metastasis. Apa itu maksud dari metastasis? Yuk cari tahu selengkapnya bersama Bumame melalui artikel berikut! 

Apa maksud metastasis? 

Metastasis adalah pengertian yang mengacu pada penyebaran kanker ke bagian tubuh lainnya. Sel kanker memiliki kemampuan untuk tumbuh di luar tempat asal tumbuhnya sel kanker pertama kali. Kondisi inilah yang sering disebut metastasis atau kanker stadium lanjut.

Semua jenis kanker memiliki potensi untuk bermetastasis, namun hal tersebut didasari oleh sejumlah faktor. Kondisi metastasis pada kanker dapat terjadi melalui tiga cara: 

  1. Tumor tersebut dapat tumbuh di sekitar lokasi tumor dengan sendirinya 
  2. Sel kanker dapat berjalan melalui aliran darah ke lokasi lain di dalam tubuh
  3. Sel kanker dapat berjalan melalui sistem getah bening ke kelenjar getah bening terdekat ataupun yang jauh sekalipun  

Baca Juga: Apa Perbedaan Kanker Sarkoma dan Kanker Karsinoma?

Jenis kanker apa yang paling umum bermetastasis?

Sebenarnya, jenis kanker apapun dapat menyebar di luar kendali. Namun, beberapa jenis kanker yang paling umum bermetastasis meliputi: 

  • Kanker payudara
  • Kanker prostat
  • Kanker paru-paru
  • Kanker ginjal 
  • Kanker tiroid 
  • Kanker usus besar
  • Kanker pankreas
  • Kanker tulang 

Apa saja gejala kanker yang bermetastasis? 

Beberapa orang bisa mengalami gejala yang berat ataupun tidak sama sekali. Jika ada gejala, umumnya didasari pada lokasi metastasisnya berada. 

Berikut adalah gejala berdasarkan lokasi metastasisnya: 

  • Metastasis tulang

Metastasis tulang dapat menyebabkan rasa sakit. Ciri-ciri utama adalah kerusakan tulang setelah cedera ringan atau bahkan tanpa cedera sama sekali. Selain itu, metastasis tulang juga ditandai dengan rasa nyeri hebat pada punggung yang disertai mati rasa pada kaki.

  • Metastasis otak 

Jika tumor telah bermetastasis ke otak, gejalanya dapat meliputi sakit kepala, pusing, masalah penglihatan, kemampuan berbicara yang menurun, mual, kebingungan, hingga kesulitan berjalan. 

Baca Juga: Benarkah Bakteri Helicobacter Pylori Menyebabkan Kanker Lambung?

  • Metastasis paru 

Gejala metastasis pada paru seringkali mirip dengan gejala sakit paru-paru, seperti batuk, sesak napas, nyeri dada, hingga batuk berdarah. 

  • Metastasis hati 

Metastasis yang terjadi di organ hati biasanya menyebabkan rasa nyeri, penurunan berat badan, mual, kehilangan nafsu makan, adanya cairan perut (asites), atau penyakit kuning (kondisi saat kulit dan bagian putih mata berubah warna menjadi lebih kuning). 

Bagaimana cara menurunkan risiko terjadinya metastasis pada kanker? 

Dirangkum dari situs Kementerian Kesehatan RI, beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko penyebaran kanker, yaitu dengan: 

  1. Menjaga berat badan tetap ideal
  2. Melakukan skrining dini kanker meskipun kamu tidak mengalami gejala apa-apa 
  3. Mengurangi konsumsi garam atau sodium 
  4. Mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis 
  5. Menghindari makanan yang diasap atau yang dibakar 

Baca Juga: Apa Perbedaan Tumor dan Kanker? Cari Tahu di Sini!

Skrining dini risiko kanker paru-paru dan lambung 

Kamu dapat menurunkan risiko terkena kanker paru-paru dan lambung dengan melakukan skrining sedini mungkin. Bumame kini menyediakan layanan skrining LUNGClear™ untuk mengetahui risiko kemungkinan adanya kanker paru-paru dan layanan skrining GASTROClear™ untuk mengetahui risiko kemungkinan adanya kanker lambung.

Tes ini akurat, aman, dan tanpa risiko dengan menggunakan prosedur seperti tes darah pada umumnya. Silakan hubungi Bumame untuk mendapatkan informasi LUNGClear™ dan GASTROClear™ lebih lanjut.