Apa Itu Stroke? Simak Gejala, Perawatan, Pencegahan, dan Pengobatannya

24 Mar 2023 Tips Kesehatan Ditinjau oleh: Bumame Farmasi
Bagikan:
Apa Itu Stroke?

Apa itu stroke? Mendengar kata “stroke” tentu sudah tak asing lagi bagi telinga kita. Selintas mungkin akan terbayang kondisi lemah sebagian tubuh yang terjadi biasanya pada orang berusia lanjut atau bahkan dewasa. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada Riskesdas 2018, prevalensi stroke di Indonesia pada penduduk berusia > 15 tahun sebesar 10,9%. 

Dengan prevalensi yang besar tersebut, tentunya membuat kita harus semakin tau dong ya detail dari penyakit ini. Pengenalan gejala stroke lebih awal dan pemberian terapi lebih cepat akan membuat hasil tatalaksana yang diberikan menjadi lebih baik. Artikel kali ini akan membahas lebih lanjut berkaitan dengan topik stroke.

Apa itu stroke?

Stroke adalah kondisi yang muncul ketika terjadi pecahnya pembuluh darah pada otak, atau adanya sumbatan pada aliran darah di otak. Akibatnya, aliran darah yang membawa oksigen tidak sampai pada sel-sel otak. Tanpa oksigen yang cukup, sel otak akan mati dalam hitungan menit. Hal ini bisa menyebabkan gejala yang fatal, kecacatan, bahkan hingga kematian.

Apa saja gejala stroke yang sering terjadi?

Gejala stroke akan muncul pada bagian tubuh yang bervariasi, bergantung pada area otak tertentu yang terdampak akibat kurangnya suplai oksigen. Semakin dini gejala awal terdeteksi akan meningkatkan luaran hasil terapi yang diberikan. Berikut gejala stroke yang patut diwaspadai adalah:

  • Kelumpuhan anggota badan
  • Mati rasa atau kelemahan pada tangan, wajah, kaki, terutama pada salah satu sisi tubuh
  • Bicara rero
  • Kebingungan atau disorientasi
  • Perubahan perilaku yang mendadak, terutama peningkatan agitasi 
  • Masalah penglihatan, seperti kesulitan melihat dengan satu mata atau dua mata disertai penglihatan menghitam, kabur, atau penglihatan ganda
  • Kesulitan berjalan
  • Kehilangan keseimbangan
  • Pusing
  • Sakit kepala hebat tanpa sebab yang jelas
  • Kejang
  • Mual dan muntah

Stroke merupakan penyakit yang memerlukan manajemen secara cepat. Apabila terdapat kecurigaan mengalami gejala di atas jangan segan untuk lekas membawa ke layanan unit gawat darurat ya.

Faktor risiko terjadinya stroke

Beberapa faktor risiko akan meningkatkan kemungkinan seseorang terkena stroke, diantaranya:

  • Makanan, asupan makanan yang mengandung tinggi garam, lemak, dan kolesterol 
  • Kurang berolahraga
  • Konsumsi minuman beralkohol
  • Merokok
  • Riwayat keluarga dengan penyakit stroke
  • Jenis kelamin perempuan
  • Berusia lanjut

Dari berbagai faktor risiko di atas, sebagian besar merupakan faktor yang dapat kita ubah melalui modifikasi gaya hidup.

Baca Juga: Kesehatan Lansia: Penyakit yang Rentan dan Tes yang Perlu Dilakukan

Apa saja jenis-jenis stroke?

Terdapat tiga jenis stroke, yaitu transient ischemic attack (TIA), stroke iskemik, dan stroke hemoragik. Dari ketiga jenis tersebut, sekitar 87% merupakan stroke iskemik.

  • Transient Ischemic Attack (TIA)

Disebut juga mini stroke atau stroke ringan. Biasanya diakibatkan oleh sumbatan pada pembuluh darah otak yang bersifat sementara. Gumpalan darah yang muncul serta gejala TIA umumnya berlangsung dalam waktu yang singkat.

Pengobatan stroke jenis ini dilakukan untuk mencegah stroke berulang di masa yang akan datang. Obat-obatan yang diberikan adalah golongan antiplatelet dan antikoagulan yang berfungsi untuk mencegah terbentuknya sumbatan.

  • Stroke Iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika terdapat sumbatan pada aliran darah otak. Sumbatan tersebut umumnya disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu adanya timbunan plak lemak pada lapisan dalam pembuluh darah yang dapat terletak pada pembuluh darah otak ataupun bagian tubuh yang lain. Apabila sumbatan terjadi pada pembuluh darah diluar otak, bagian dari plak tersebut dapat pecah kemudian terbawa aliran darah menuju otak dan membuat sumbatan di aliran otak.

Pengobatan pada stroke iskemik sangat bergantung pada durasi sejak awal timbul gejala. Semakin cepat dibawa ke fasilitas kesehatan, pemberian obat yang berfungsi meluruhkan sumbatan pun dapat diberikan. Namun perlu diingat bahwa tidak semua pasien akan diberikan pengobatan ini mengingat adanya risiko perdarahan. Evaluasi lebih lanjut biasanya akan dilakukan oleh dokter. Selain penggunaan obat, penghilangan sumbatan juga bisa dilakukan melalui prosedur operasi.

  • Stroke Hemoragik

Stroke hemoragik adalah suatu kondisi yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah otak. Pecah pembuluh darah pada otak paling sering terjadi akibat adanya aneurisma (pelebaran pembuluh darah akibat lemahnya dinding pembuluh darah). Selain itu bisa pula diakibatkan oleh malformasi arteri dan vena pada otak hingga hipertensi. 

Pada keadaan ini, akibat terjadinya perdarahan maka tekanan di dalam kepala pun akan meningkat. Sehingga pengobatan yang diberikan pada stroke hemoragik bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan menurunkan tekanan dalam otak. Terapi yang diberikan mulai dari pemberian obat-obatan hingga prosedur pembedahan.

Perawatan apa yang diberikan untuk stroke?

Pemulihan pasca stroke mungkin akan memerlukan waktu yang cukup lama. Berbagai terapi dapat diberikan agar dapat mengembalikan fungsi tubuh semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Jenis terapi yang biasanya diberikan mencakup:

  • Terapi bicara

Stroke dapat mengakibatkan gangguan berbicara, sehingga diperlukan terapi agar dapat berkomunikasi dengan baik kembali

  • Terapi kognitif

Setelah mengalami stroke, beberapa orang mungkin mengalami permasalahan kognitif dan berpikir. Hal ini dapat mengganggu perilaku dan perubahan kondisi emosi seseorang, sehingga terapi kognitif penting untuk dilakukan.

  • Terapi sensori

Apabila saat stroke bagian yang terganggu merupakan area yang berfungsi sebagai sensori, maka gejala yang timbul seperti perasaan mati rasa pada panca indra. Kemampuan untuk merasakan suhu, tekanan, rasa nyeri juga mungkin terganggu sehingga memerlukan terapi untuk mengembalikan fungsi sensori.

  • Terapi fisik

Fungsi otot akan melemah pada sebagian kasus stroke yang mengakibatkan kesulitan menggerakan tubuh. Terapi fisik bertujuan untuk mengembalikan kekuatan otot dan mengatur keseimbangan.

Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan untuk Lansia

Cara mencegah terjadinya stroke

Ada banyak perubahan perilaku gaya hidup yang dapat kita lakukan sebagai upaya menurunkan risiko stroke atau kekambuhan stroke di masa yang akan datang. Gaya hidup tersebut misalnya:

  • Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, jangan lupa pula untuk memonitor berat badan agar selalu dalam kategori ideal
  • Rajin melakukan olahraga
  • Hindari konsumsi minuman beralkohol
  • Hindari penggunaan obat-obatan terlarang, beberapa obat-obatan terlarang memiliki bukti meningkatkan kejadian stroke, misalnya kokain dan metamfetamin
  • Monitor tekanan darah dan glukosa darah agar dalam batas yang normal
  • Konsumsi rutin obat-obatan sesuai anjuran dokter

Setelah membaca informasi mengenai stroke, jadi semakin paham dong ya mengenai apa itu stroke hingga pencegahan yang bisa dilakukan. Bila sudah terkena stroke, maka dapat menurunkan kualitas hidup seseorang. Oleh karena itu, sebelum terlambat yuk bersama-sama kita mulai hidup sehat. Jangan lupa, bila menemukan tanda dan gejala stroke seperti penjelasan jangan ragu untuk langsung membawa ke dokter ya.

Kamu bisa melakukan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah stroke sejak dini melalui layanan Medical Check Up di Bumame. Bisa diakses dari rumah saja dengan layanan Home Care yang gratis biaya transportasi dan konsultasi dokter.

Ditulis oleh: Nabila Alsya Dwi Nirvana S.Ked

Bagikan artikel ini ke orang-orang terdekatmu: