Artritis Gout: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati

17 Feb 2023 Tips Kesehatan Ditinjau oleh: Bumame Farmasi
Bagikan:
Asam Urat

Artritis gout atau biasa disebut penyakit asam urat merupakan penyakit artritis inflamasi yang ditandai dengan terbentuknya kristal monosodium urat (MSU) pada persendian tubuh. Kadar asam urat yang berlebih pada tubuh dapat membuat terbentuknya kristal tersebut, sehingga menyebabkan rasa nyeri bengkak, kemerahan, dan rasa hangat pada persendian.

Lalu faktor apa yang membuat kadar asam urat meningkat?

Asam urat pada tubuh merupakan hasil perombakan zat alami bernama purin. Purin juga berasal dari makanan bersumber hewan maupun tumbuhan yang dikonsumsi dan kemudian dipecah di dalam organ hati. 

Beberapa jenis makanan yang mengandung purin dengan kadar yang tinggi adalah:

  • Daging merah, termasuk daging sapi, kambing, domba
  • Jeroan, termasuk hati, ginjal, limpa, otak, usus
  • Makanan laut (seafood), seperti kerang, udang, ikan teri, makarel
  • Minuman mengandung fruktosa, seperti soda
  • Alkohol

Normalnya, asam urat yang terkandung di dalam darah selanjutnya akan dibawa ke ginjal dan dikeluarkan oleh tubuh melalui urin.

Selain konsumsi makanan tinggi purin, beberapa kondisi seperti gangguan metabolisme atau dehidrasi dapat membuat tubuh memproduksi asam urat yang berlebih. Adanya kelainan pada ginjal atau kelenjar tiroid juga bisa mempersulit tubuh mengeluarkan kelebihan asam urat.

Sehingga bila terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan pengeluaran asam urat maka akan terbentuk kristal asam urat yang mengendap terutama pada persendian tubuh. Kristal-kristal ini memiliki permukaan yang tajam serta dapat menyebabkan rasa nyeri akibat peradangan pada lokasi sendi tubuh yang terkena. 

Apa saja faktor risiko munculnya penyakit ini?

Beberapa faktor risiko yang patut diwaspadai sebagai pencetus gout artritis adalah

1. Konsumsi makanan

Makanan dan minuman yang mengandung purin tinggi tentu saja merupakan faktor risiko utama timbulnya gout.

2. Berat badan

Kegemukan atau obesitas membuat tubuh memproduksi asam urat lebih banyak, sementara ginjal lebih sulit untuk mengeluarkan sisa asam urat.

3. Penyakit penyerta

Beberapa penyakit penyerta tertentu meningkatkan risiko gout. Penyakit tersebut seperti hipertensi yang tidak terkontrol, atau penyakit-penyakit kronis seperti diabetes, sindrom metabolik, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.

4. Obat-obatan

Konsumsi obat-obatan yang mengandung aspirin, dan obat-obatan hipertensi yang termasuk obat golongan diuretik, penghambat enzim angiotensin, dan penghambat reseptor beta dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah.

5. Riwayat keluarga

Adanya riwayat keluarga yang menderita gout akan meningkatkan kecenderungan risiko munculnya penyakit ini

6. Usia dan jenis kelamin

Biasanya, gout lebih sering muncul pada laki-laki. Namun setelah masa menopause, kadar asam urat perempuan mendekati level asam urat pada laki-laki. Pada laki-laki juga memiliki kecenderungan untuk muncul gout pada usia yang lebih awal, yaitu sekitar 30-50 tahun. Sementara pada wanita biasanya mulai menimbulkan gejala setelah menopause.

Bagaimana gejala pada artritis gout?

Pada tahap awal peningkatan kadar asam urat, terkadang tidak menimbulkan gejala apapun. Biasanya, keadaan ini ditemukan secara tidak sengaja saat melakukan pengecekan kadar asam urat dalam darah. 

Namun, bila keadaan tersebut berlanjut maka di kemudian hari dapat menimbulkan gejala manifestasi yang dikenal sebagai serangan gout. Serangan gout biasanya ditandai dengan:

  • Serangan akut umumnya terjadi pada sendi salah satu sisi tubuh dan disertai dengan tanda inflamasi, yaitu kemerahan, bengkak, hangat, nyeri tekan, dan gangguan pergerakan sendi
  • Serangan disertai nyeri hebat, yang muncul tiba-tiba dan memuncak hingga 6-12 jam
  • Pada 80-90% kasus, serangan pertama kali biasanya muncul pada sendi jempol kaki
  • Persendian lain yang dapat terlibat yaitu sendi-sendi jari kaki, telapak kaki, pergelangan kaki, lutut, siku, hingga jari tangan
  • Keluhan penyerta lain juga dapat terjadi, seperti demam, lesu, dan sakit kepala

Apa akibat bila artritis gout tidak diobati?

Bila dalam jangka waktu lama artritis gout tidak diobati, maka akan muncul komplikasi di masa yang akan datang. Kondisi yang lebih parah tersebut dapat mencakup:

Gout berulang

Beberapa orang akan mengalami serangan gout berulang kali setiap tahunnya. Pemberian obat-obatan dapat mencegah serangan pada kondisi gout. Bila tidak diobati, gout akan menyebabkan pengikisan dan penghancuran dari sendi tubuh.

Terbentuk tofus

Kristal asam urat dalam tubuh dapat membentuk gumpalan pada area di bawah kulit bernama tofus. Tofus dapat terbentuk pada area tertentu misalnya jari-jari, tangan, kaki, siku, hingga telinga. Tofus biasanya tidak terasa nyeri, namun dapat menjadi bengkak dan terasa lunak saat terjadi serangan gout.

Batu ginjal

Selain terdeposisi pada sendi dan area bawah kulit, kristal asam urat juga dapat berkumpul pada saluran kemih yang dapat menyebabkan terbentuknya batu ginjal. Jika sudah sampai terbentuk batu tersebut, gejala yang muncul tentunya lebih hebat yaitu timbulnya nyeri pada pinggang hingga gangguan saat berkemih.

Apa pemeriksaan yang dilakukan untuk mendiagnosis penyakit artritis gout?

Untuk menegakkan diagnosis penyakit ini, dokter akan melakukan wawancara berkaitan dengan keluhan yang dialami. Selain itu, tes lain juga mungkin dilakukan seperti pemeriksaan kadar asam urat dalam darah, pemeriksaan cairan sendi, foto rontgen sendi, hingga pemeriksaan menggunakan USG.

Bagaimana cara mengobatinya?

Obat-obatan pada artritis gout utamanya bekerja melalui dua cara, yaitu  meredakan rasa nyeri, mengurangi peradangan akibat deposit kristal pada sendi, dan mencegah serangan asam urat kembali dengan menurunkan kadar asam urat.

Golongan obat untuk pereda nyeri misalnya:

  • Obat anti inflamasi non steroid, seperti ibuprofen, aspirin, indometasin
  • Kolkisin
  • Kortikosteroid

Namun, perlu diwaspadai bahwa efek samping obat pereda nyeri adalah terbentuknya luka di lambung. Sehingga pemberian obat-obatan ini harus sesuai dengan rekomendasi dan pengawasan dokter.

Sementara itu, golongan obat untuk menurunkan kadar asam urat misalnya:

  • Penghambat xanthine-oxidase (enzim yang berperan dalam produksi asam urat), seperti allopurinol dan febuxostat
  • Probenecid

Di samping konsumsi obat-obatan, perubahan gaya hidup juga tak kalah penting untuk dilakukan. Gaya hidup yang sehat dapat membantu mengatasi gejala yang ada serta menurunkan risiko terjadinya serangan berulang di masa yang akan datang.

Baca Juga: Apakah Asam Urat Dapat Sembuh Total? Intip Penjelasannya!

Apa pencegahan yang bisa dilakukan?

Sebagai upaya untuk menghindarkan diri dari serangan gout, ada beberapa hal yang patut diperhatikan:

  1. Kurangi asupan makanan tinggi purin, seperti jeroan, hati, ampela, daging merah, dan makanan laut (seafood)
  2. Hindari konsumsi minuman bersoda dan alkohol
  3. Perbanyak konsumsi susu rendah lemak dan sayur-sayuran

Berdasarkan Arthritis Foundation, susu rendah lemak tidak hanya mampu menurunkan kadar asam urat, melainkan juga bermanfaat menurunkan risiko serangan gout. 

  1. Tingkatkan hidrasi tubuh dengan minum banyak air putih

Konsumsi banyak air putih dapat membantu ginjal untuk melakukan pengeluaran asam urat melalui urin

  1. Lakukan aktivitas fisik secara rutin 3-5 kali setiap minggu, dengan durasi 30-60 menit

Hal ini bertujuan mempertahankan berat badan ideal dan mencegah gangguan metabolisme menjadi komorbid gout

  1. Hentikan kebiasaan merokok

Nah, itu tadi beberapa informasi berkaitan dengan artritis gout yang sobat perlu ketahui. Gimana sobat, jadi lebih membuka wawasan seputar artritis gout bukan?

Kamu bisa melakukan pemeriksaan asam urat melalui layanan Medical Check Up di Bumame. Tersedia layanan Home Care dan gratis konsultasi dengan dokter. Selain itu, kamu juga bisa membeli obat-obatan, vitamin, dan tebus resep dokter di Bumame Apotek dengan gratis ongkir.

Ditulis oleh: Nabila Alsya Dwi Nirvana S.Ked

Bagikan artikel ini ke orang-orang terdekatmu: