Bunda, Inilah Cara Mengetahui Jenis Kelamin Janin!

16 Feb 2023 Tips Kesehatan Ditinjau oleh: Bumame Farmasi
Bagikan:
cara mengetahui jenis kelamin pada janin

Bagi para ibu hamil, mengetahui jenis kelamin si buah hati tentu menjadi salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu. Nah untuk mengetahuinya, terdapat beberapa metode atau tes yang bisa kamu lakukan seperti tes darah, tes USG, dan tes genetik.

Pada artikel ini, Bumame akan membahas tuntas mengenai berbagai cara mengetahui jenis kelamin janin tersebut, termasuk akurasinya dan kapan sebaiknya dilakukan.

Kapan Kamu Dapat Mengetahui Jenis Kelamin Janin?

Kapan kamu dapat mengetahui jenis kelamin janin akan bergantung pada metode tes yang digunakan.

Umumnya, kamu perlu menunggu hingga pertengahan masa kehamilan, atau trimester kedua, ketika bentuk kelamin janin sudah dapat terlihat lewat scan USG. Namun, saat ini kamu sudah bisa mengetahui jenis kelamin janin lebih cepat, atau sekitar akhir trimerster pertama (minggu ke 10-12) dengan menggunakan metode tes darah.

Tes genetik seperti amniosentesis atau chorionic villus sampling (CVS) juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin. Biasanya, jenis tes ini dilakukan pada minggu ke 11-14 (untuk amniosentesis) dan minggu ke 15-20 (untuk CVS).

Untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter kandungan mengenai kapan dan tes jenis kelamin janin apa yang paling tepat untuk kamu lakukan.

Tes untuk Mengetahui Jenis Kelamin pada Janin

Seperti yang telah kami singgung sebelumnya, terdapat beberapa jenis tes yang bisa kamu gunakan untuk dapat mengetahui jenis kelamin janin, seperti tes NIPT, USG, amniosentesis, dan CVS. Berikut penjelasan dari masing-masing tes tersebut.

NIPT (Non-Invasive Prenetal Testing)

Non-invasive prenatal testing atau NIPT adalah tes darah yang umumnya dilakukan untuk mengetahui risiko dari beberapa kelainan genetik pada janin. Namun, tes ini juga dapat digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin dalam kandungan lewat identifikasi kromosom Y.

Tes NIPT umumnya dilakukan pada akhir trimester pertama kehamilan. Menurut studi klinis, NIPT memiliki akurasi hingga 99.6% dalam mengidentifikasi jenis kelamin janin. Tes ini biasanya dianjurkan untuk kamu yang berisiko tinggi memiliki bayi dengan kelainan genetik.

Karena merupakan tes non-invasif, NIPT tidak memiliki risiko atau efek apapun baik pada janin maupun ibu hamil.

USG

Ultrasonografi atau USG merupakan salah satu tes prenetal rutin yang dilakukan untuk memantau perkembangan dan kesehatan janin, dengan menggunakan gelombang suara untuk membuat citra gambar dari janin dalam kandungan.

Karena dapat menghasilkan citra gambar janin di dalam rahim, USG juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi jenis kelamin janin. Tes USG untuk mengidentifikasi jenis kelamin janin biasanya dilakukan pada pertengahan trimester kedua.

Menurut sebuah studi, akurasi tes USG dalam mengidentifikasi jenis kelamin janin bisa mendekati 100%. Namun, terdapat kemungkinan dimana bentuk kelamin janin tidak dapat terlihat jelas pada citra USG karena berbagai hal, misalnya karena posisi janin yang kurang ideal.

Amniosentesis

Amniosentesis adalah tes genetik yang digunakan untuk mendeteksi masalah perkembangan pada janin. Namun, tes ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi jenis kelamin dari janin.

Lewat pemeriksaan ini, dokter akan mengambil sedikit air ketuban dari ibu hamil, yang mengandung sel yang mengindikasikan abnormalitas pada janin. Sel tersebut kemudian diuji di laboratorium untuk mendeksi kondisi seperti down syndrome, spina bifida, atau kelainan genetik lain.

Tes ini umumnya dianjurkan oleh dokter ketika dideteksi adanya abnormalitas setelah melakukan tes USG. Biasanya, amniosentesis dilakukan pada minggu ke 15-18 masa kehamilan.

Tes genetik seperti amniosentesis sangat akurat dalam mengidentifikasi jenis kelamin janin. Namun, metode ini dapat meningkatkan risiko keguguran, dan umumnya diperuntukkan bagi orang hamil di atas usia 35 tahun, pasangan yang memiliki riwayat kelainan genetik dalam keluarga, atau untuk mengonfirmasi hasil positif dari skrining prenatal.

Pastikan untuk berkonsultasi dengan ahli kesehatan kamu tentang apakah metode pengujian ini sesuai untuk kamu.

CVS

Chronic villus sampling (CVS) adalah tes genetik yang utamanya dilakukan untuk mendeteksi kondisi down syndrome pada janin. Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel chrorionic villus dari plasenta yang mengandung informasi genetik dari janin.

CVS bisa dilakukan mulai dari minggu ke 10-12 kehamilan, dan karena CVS dapat menampilkan informasi genetik dari janin, tes ini juga dapat mengidentifikasi jenis kelamin janin.

Sama seperti amniosentesis, tes ini umumnya diperuntukkan bagi orang hamil di atas usia 35 tahun dan memiliki beberapa risiko.

Apakah Hasil Tes Jenis Kelamin Janin Dapat Salah?

Setiap metode yang digunakan untuk mengetahui jenis kelamin janin tentunya memiliki potensi kekeliruan.

Sebagai contoh, meskipun akurasi tes NIPT dalam mendeteksi jenis kelamin janin mencapai 99%, hasil tes ini masih mungkin keliru pada beberapa kasus, misalnya ketika sampel material genetik yang diuji kurang mencukupi.

Pada tes USG, akurasi hasil identifikasi akan bergantung pada kemampuan sonografer untuk mengidentifikasi bentuk kelamin janin dan posisi janin pada rahim. Pada beberapa kasus, mungkin saja lingkaran tali pusar yang menonjol disalahartikan sebagai penis sehingga janin yang sebetulnya berjenis kelamin perempuan akan terlihat seperti laki-laki.

Demikian pembahasan lengkap mengenai beberapa cara mengetahui jenis kelamin janin beserta tingkat akurasi dan risikonya.

Untuk ibu hamil, Bumame dapat membantumu untuk menyambut kehadiran buah hati tercinta dengan layanan skrining NIPT. Tak hanya itu, Bumame juga menyediakan layanan konsultasi gratis sebelum pemeriksaan.

Bagikan artikel ini ke orang-orang terdekatmu: