Demam Berdarah Dengue (DBD) pada Anak: Gejala, Pencegahan, dan Pengobatan 

13 Mar 2024 Tips Kesehatan Ditinjau oleh: Bumame Farmasi
Bagikan:

Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang sering menyerang anak-anak, terutama di daerah tropis seperti Indonesia. DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus

Di Indonesia, kasus DBD terus meningkat. Berdasarkan data KEMENKES pada tahun 2021, terdapat 73.518 kasus dan 705 kematian; pada tahun 2022, terdapat 131.265 kasus dan 1.183 kematian. Dari Januari hingga Juli 2023, 42.690 orang terinfeksi DBD dan 317 meninggal. Sementara itu, 63% kasus kematian pada tahun 2022 terjadi pada anak berusia 0-14 tahun. Maka dari itu, mengetahui gejala demam berdarah dan penanganan yang tepat perlu diketahui agar tidak terlambat.  

Gejala DBD pada Anak 

Dilansir pada laman Universitas Muhammadiyah Surabaya, Gina Noor Djalilah, seorang pakar kesehatan di Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) dan dosen spesialis anak di Fakultas Kedokteran (FK) UM Surabaya, menjelaskan bahwa DBD terbagi menjadi tiga kategori yaitu demam dengue, demam berdarah dengue, dan dengue syok syndrome. 

Salah satu gejala yang dapat dialami anak setelah digigit nyamuk adalah demam tinggi selama 3–14 hari, Pada anak-anak, gejala biasanya muncul antara 24 hingga 48 jam atau panas hari ke-4 menjelang hari ke-5. 

Berikut beberapa gejala yang dialami oleh penderita DBD: 

  • Demam tinggi 38-40°C selama 3-14 hari 
  • Nyeri kepala 
  • Nyeri otot dan sendi 
  • Mual dan muntah 
  • Ruam kulit kemerahan 
  • Mimisan 
  • Pembengkakan kelenjar getah bening 
  • Pendarahan ringan dari gusi atau hidung 
  • Pada kasus yang parah, dapat terjadi syok dan perdarahan yang lebih serius 

Komplikasi DBD  

Komplikasi DBD yang cukup serius juga dapat terjadi pada anak yang dikarenakan oleh beberapa faktor, antara lain:  

  1. Kebocoran plasma darah  

Virus dengue dapat merusak pembuluh darah kapiler, memungkinkan plasma masuk ke seluruh tubuh. Hal ini dapat menyebabkan:  

  • Penurunan volume darah: Hal ini dapat menyebabkan syok dan hipotensi. 
  • Penumpukan cairan di rongga tubuh: Efusi pleura (penumpukan cairan di paru-paru) dan asites (penumpukan cairan di perut) adalah akibatnya. 
  • Penurunan kadar trombosit. 
  1. Gangguan Hematologi 

DBD dapat menyebabkan gangguan hematologi yang menyebabkan: 

  • Penurunan trombosit: Menyebabkan perdarahan dari hidung, gusi, kulit, dan organ dalam. 
  • Penurunan hematokrit: Menyebabkan anemia 
  1. Gagal Organ 

Dalam kasus yang parah, DBD dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut:  

  • Gagal organ seperti gagal ginjal, yang menyebabkan penumpukan zat beracun dalam tubuh dan gangguan keseimbangan elektrolit;  
  • Gagal hati seperti yang menyebabkan kuning, gangguan pembekuan darah, dan ensefalopati 
  • Gagal jantung, yang menyebabkan sesak napas dan syok. 
  1. Infeksi Sekunder 

Risiko infeksi sekunder dapat meningkat karena kebocoran plasma darah dan penurunan trombosit. 

Siapa yang Berisiko Terjadi Komplikasi DBD 

Faktor usia pada anak-anak dengan DBD lebih berisiko mengalami komplikasi. Anak-anak yang berusia di bawah 1 tahun dan berusia 5 hingga 10 tahun lebih berisiko mengalami DBD yang lebih parah. Penyakit penyerta yang ada dalam tubuh anak-anak seperti diabetes dan penyakit jantung juga lebih berisiko mengalami komplikasi DBD. 

Penanganan DBD pada Anak 

  • Berikan banyak minum untuk mencegah dehidrasi. 
  • Berikan makanan yang mudah dicerna. 
  • Pantau suhu tubuh anak secara teratur. 
  • Segera bawa ke dokter jika anak menunjukkan gejala dehidrasi, seperti: 
  • Lemas 
  • Mata cekung 
  • Mengalami pendarahan 
  • Buang air kecil sedikit 
  • Menunjukan gejala dehidrasi 
  • Mengalami demam tinggi 

Pada anak yang mengalami komplikasi: 

  • Pengobatan DBD dengan cepat dan tepat. Kemungkinan komplikasi berkurang jika DBD diobati lebih cepat. 
  • Pemberian cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi dan syok.  
  • Transfusi darah diberikan jika terjadi penurunan yang signifikan dalam trombosit atau hematokrit. 
  • Monitoring ketat untuk segera menemukan gejala komplikasi DBD. 

Pencegahan DBD pada Anak 

Berikut adalah beberapa saran ahli untuk mencegah DBD pada anak-anak, karena penyakit ini dapat berakibat fatal apabila tidak disadari: 

  • Menerapkan 3M Plus: 
  • Menguras dan menutup tempat penampungan air 
  • Mengubur barang bekas 
  • Menaburkan bubuk larvasida 
  • Memakai kelambu saat tidur 
  • Memakai pakaian yang menutupi kulit 
  • Mengoleskan lotion anti nyamuk 
  • Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin 
  • Melakukan Vaksinasi DBD (untuk anak usia 9-16 tahun) 
  • Gunakan obat anti nyamuk yang aman untuk anak. 
  • Pasang kawat kasa di jendela dan pintu rumah. 
  • Rutin membersihkan rumah dan halaman. 
  • Tanam tanaman pengusir nyamuk, seperti lavender dan serai. 

Perawatan demam berdarah yang buruk dapat menyebabkan kematian. Dalam kasus yang sangat parah, perawatan medis intensif diperlukan. Dokter akan mengajarkan cara mengganti cairan dan elektrolit intravena, memantau tekanan darah, dan melakukan transfusi darah untuk menggantikan darah yang hilang karena pendarahan.  

Untuk membantu Anda menemukan gejala demam berdarah pada anak, Bumame menawarkan layanan skrining demam berdarah terbaik yaitu DBD Skrining 1 atau DBD Skrining 2. Anda dapat terlebih dahulu berkonsultasi dengan dokter sebelum menjalani pemeriksaan DBD. Proses pemeriksaan Bumame sudah berstandar internasional, dan hasilnya dapat dipercaya. Untuk info lebih lanjut Anda dapat mengunjungi laman pemeriksaan atau menghubungi Customer Service Bumame. 

Source:  

A. (n.d.). Dosen FK UM Surabaya Urai Gejala DBD pada Anak yang Harus Diwaspadai –

Universitas Muhammadiyah Surabaya (UMSurabaya). UMSurabaya. https://www.um-

surabaya.ac.id/article/dosen-fk-um-surabaya-urai-gejala-dbd-pada-anak-yang-harus

diwaspadai 

Dengue and severe dengue. (2023, March 17). https://www.who.int/news-room/fact-

sheets/detail/dengue-and-severe-dengue 

IDAI. (n.d.). https://www.idai.or.id/ 

Muhamad, N. (2023, June 26). Kematian Akibat DBD di Indonesia Tembus 207 Kasus pada

2023. Katadata. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/26/kematian-akibat-

dbd-di-indonesia-tembus-207-kasus-pada-2023 

LAPORAN TAHUNAN 2022 Demam Berdarah Dengue. (2023, June). http://p2p.kemkes.go.id/.

Retrieved March 12, 2024, from http://p2p.kemkes.go.id/wp-

content/uploads/2023/06/FINAL_6072023_Layout_DBD-1.pdf 

Bagikan artikel ini ke orang-orang terdekatmu: