Apa Saja Jenis Cek Lab Ibu Hamil yang Penting untuk Dilakukan?

11 May 2023 Tips Kesehatan Ditinjau oleh: Bumame Farmasi
Bagikan:

Kondisi kehamilan merupakan hal yang sangat krusial bagi ibu hamil. Supaya kesehatan ibu dan janin sama-sama terjamin, perlu dilakukan cek lab ibu hamil secara berkala. Nah, wajibkah ibu hamil cek lab? Dan apa saja sih pemeriksaan yang perlu dijalani? Untuk selengkapnya, yuk simak ulasan dari Bumame di bawah ini!

Mengapa Ibu Hamil Perlu Melakukan Cek Lab?

Tes lab ibu hamil dilakukan selama kehamilan untuk memeriksa kesehatan ibu dan si kecil yang berada di dalam kandungan. Melalui pemeriksaan ini, berbagai kondisi yang dapat membuat bayi berisiko mengalami masalah seperti kelahiran prematur dapat dideteksi lebih awal. Tes lab yang dijalani oleh ibu hamil juga mampu mendeteksi kemungkinan cacat lahir atau kelainan kromosom pada janin.

Misalkan janin mengalami suatu kondisi khusus yang berbahaya bagi perkembangan janin dan ibu hamil, dokter akan merekomendasikan beberapa tindakan atau rekomendasi terkait janin yang sedang dinantikan. Sehingga ibu dan pasangan jadi lebih siap ketika menyambut kelahiran sang buah hati.

Jenis Tes Lab untuk Ibu Hamil

1. TORCH

Tes TORCH adalah serangkaian tes laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi yang dapat membahayakan janin dalam kandungan, yaitu Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, dan Herpes Simpleks (TORCH). Tes ini biasanya dilakukan selama kehamilan untuk mengetahui apakah ibu hamil memiliki infeksi yang dapat menyebabkan kelainan atau cacat pada janin.

2. Hematologi Lengkap

Pemeriksaan hematologi lengkap biasanya dilakukan pada kunjungan prenatal pertama dan dapat diulang pada trimester kedua dan ketiga kehamilan. Tes ini sangat penting untuk memantau kondisi kesehatan ibu dan janin selama kehamilan, serta untuk mendeteksi adanya komplikasi yang mungkin terjadi, seperti anemia, infeksi, atau masalah pembekuan darah.

3. Pemeriksaan VDRL

Pemeriksaan VDRL (Venereal Disease Research Laboratory) adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi adanya infeksi sifilis dalam tubuh. Pada ibu hamil, tes ini sangat penting karena sifilis dapat menyebar dari ibu hamil yang terinfeksi ke janinnya dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti keguguran, kelahiran prematur, atau kelahiran bayi dengan berat badan rendah.

Untuk metodenya, pemeriksaan VDRL dilakukan dengan mengambil sampel darah dari ibu hamil. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium untuk mendeteksi adanya antibodi yang terbentuk sebagai respons terhadap bakteri penyebab sifilis. Jika hasil tes positif, maka ibu hamil harus segera diobati dengan antibiotik yang tepat untuk mencegah penyebaran infeksi ke janin.

4. Tes Gula Darah

Kondisi diabetes gestasional dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil dan perkembangan bayi. Oleh karena itu, dibutuhkan pengecekan gula darah untuk memeriksa kadar gula darah. Apabila seorang ibu hamil terindikasi diabetes gestasional, ibu hamil mungkin perlu menjalani diet khusus dan pemantauan kadar gula darah secara berkala.

5. Tes Golongan Darah

Sebuah penelitian menyatakan ibu hamil perlu melakukan tes golongan darah untuk mencari tahu jenis golongan darah dan rhesus darah si ibu. Bila rhesus seorang bumil berbeda dengan janin, maka besar kemungkinan akan terjadi inkompatibilitas rhesus yang menyebabkan kerusakan sel darah merah sampai kematian pada bayi setelah lahir.

6. NIPT

NIPT (NonInvasive Prenatal Testing) atau tes prenatal non-invasif adalah tes darah yang dilakukan pada ibu hamil untuk mengidentifikasi kemungkinan kelainan genetik pada janin yang sedang dikandungnya. Tes ini bisa membantu dokter mendeteksi risiko kelainan kromosom seperti Down Syndrome, sindrom Edwards, atau sindrom Patau dan 90 + kelainan kromosom yang mungkin terjadi pada janin.

Yuk, lakukan cek lab untuk ibu hamil bersama Bumame! Kamu dapat berkonsultasi bersama dokter terlebih dahulu mengenai kondisimu saat ini. Dengan menjalani pemeriksaan sebelum persalinan, diharapkan bayi bisa lahir sehat dan selamat meski sang ibu mengidap penyakit tertentu sebelum atau selama kehamilan.

Bagikan artikel ini ke orang-orang terdekatmu: