Kenali Berbagai Jenis Pemeriksaan Kanker Serviks
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling sering mengintai para wanita di seluruh dunia. Meskipun begitu, kanker serviks bisa disembuhkan asalkan dideteksi dari awal sebelum masuk ke stadium yang lebih lanjut. Itulah alasan mengapa pemeriksaan kanker serviks secara rutin perlu dilakukan.
Nah, ada apa saja jenis pemeriksaan kanker serviks? Artikel kali ini akan membahasnya secara mendalam.
Jenis Pemeriksaaan Kanker Serviks
Pemeriksaan kanker serviks atau kanker leher rahim ada bermacam-macam, antara lain:
1. Tes Pap Smear
Tes Pap smear adalah metode tes kanker serviks yang paling umum digunakan untuk mendeteksi kanker serviks. Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel sel-sel dari leher rahim untuk dianalisis di laboratorium. Dari pemeriksaan sampel, dapat mendeteksi perubahan sel-sel abnormal yang menjadi tanda adanya kanker serviks atau tidak.
2. Tes HPV DNA
Tes HPV dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan infeksi human papillomavirus (HPV) yang merupakan penyebab utama kanker serviks. Berbeda dengan pap smear yang menggunakan sampel jaringan dari leher rahim, tes HPV DNA bisa menggunakan sampel urine dan swab vagina.
Bisa dikatakan bahwa tes HPV DNA tergolong lebih nyaman jika dibandingkan dengan tes pap smear. Keunggulan lain tes HPV DNA adalah mampu mendeteksi kondisi pra kanker yang ditunjukkan melalui kemunculan jaringan abnormal.
Karena bersifat non invasif pula, skrining HPV DNA urine bisa menjadi alternatif pemeriksaan kanker serviks untuk yang belum menikah.
3. IVA Test
Pemeriksaan IVA test (visual inspection with acetic acid) menggunakan jenis cairan khusus untuk menentukan indikasi kanker serviks. Cairan tersebut akan dioleskan pada bagian serviks, lalu dokter akan memperhatikan perubahan warna pada serviks setelah pemberian cairan.
Bagian leher rahim yang memutih merupakan tanda awal dari keberadaan jaringan abnormal yang berpotensi menjadi kanker. Jenis pemeriksaan IVA sering digunakan dalam kondisi lingkungan yang memiliki akses medis sangat terbatas.
4. Kolposkopi
Kolposkopi adalah prosedur di mana dokter menggunakan alat bernama kolposkop untuk memeriksa secara lebih detail leher rahim dan serviks. Kolposkop adalah alat yang dilengkapi dengan lensa khusus untuk memperbesar gambar.
Jika ada area yang mencurigakan, dokter dapat mengambil biopsi (pengambilan sampel jaringan) untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.
Kapan Sebaiknya Pemeriksaan Kanker Serviks Dilakukan?
Seberapa sering Anda harus menjalani skrining kanker serviks dan tes apa yang harus Anda jalani akan tergantung pada usia dan riwayat kesehatanmu. Disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda untuk mendapatkan saran yang tepat sesuai dengan kondisi kesehatanmu.
Namun, beberapa organisasi kesehatan memberikan rekomendasi skrining kanker serviks berdasarkan kategori usia seperti di bawah ini:
Usia 21-29 Tahun
Jika kamu termasuk dalam kelompok usia ini, kamu direkomendasikan untuk melakukan tes pertama setidaknya pada usia 21 tahun. Selanjutnya kamu bisa menjalani pemeriksaan setiap 3 tahun sekali.
Usia 30-65 Tahun
Skrining kanker serviks untuk wanita berusia 30 – 60 tahun bisa dijalani setiap 3 tahun sampai 5 tahun sekali.
Lebih dari 65 Tahun
Pemeriksaan kanker serviks bagi wanita lansia berusia 65 tahun ke atas tergantung dari rekomendasi dokter. Jika seorang wanita telah menjalani skrining secara teratur dan memiliki hasil tes yang normal, kemungkinan besar dokter akan memberitahu bahwa skrining tidak lagi dibutuhkan.
Di samping rekomendasi berdasarkan usia, seseorang juga disarankan untuk menjalani skrining kanker serviks apabila memiliki kondisi:
- Positif HIV.
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah.
- Terpapar obat dietilstilbestrol (DES) sebelum kelahiran. Obat ini sering diresepkan untuk wanita hamil sampai pertengahan 1970-an. Riset menunjukkan jika DES dapat memicu kanker serviks pada bayi wanita di masa depan.
- Pernah menderita kanker serviks.
Hal yang Perlu Diperhatikan Terkait Hasil Pemeriksaan
Setelah menjalani pemeriksaan, kamu tentu saja akan mendapatkan hasilnya. Namun penting untuk dipahami jika hasil tersebut tidak bisa kamu imprestasikan sendirian. Kamu butuh berkonsultasi dengan dokter terkait hasil yang kamu dapatkan.
Dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang kanker serviks seperti biopsi atau treatment khusus bila hasil skrining mengindikasikan seseorang mengidap kanker serviks. Namun jika tidak, kamu bisa mempertahankan hidup sehat dan rutin menjalani skrining agar bisa mengetahui kondisi kesehatan secara terkini.
Yuk, cegah kanker serviks dengan melakukan skrining HPV DNA bersama Bumame! Cek kanker serviks bareng Bumame jauh lebih akurat, mudah, dan pastinya nyaman untuk segala usia.
Kamu bisa mendapatkan hasil pemeriksaan hanya dalam 1×24 jam untuk skrining HPV DNA menggunakan sampel urine dan 7 hari kerja untuk skrining HPV DNA dengan pengambilan sampel swab serviks mandiri. Bahkan, kamu dapat menjalani pemeriksaan di rumah lewat layanan Home Care dari Bumame.
Selain itu, kamu pun dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum menjalani pemeriksaan kanker serviks dan pembacaan interpretasi hasil setelah skrining dilakukan. Semua konsultasi gratis tanpa dipungut biaya tambahan!