Apa Saja Pemeriksaan untuk Mendiagnosis Anemia?

03 Mar 2023 Tips Kesehatan Ditinjau oleh: Bumame Farmasi
Bagikan:
pemeriksaan anemia

Anemia adalah penyakit kekurangan sel darah merah yang dapat mengincar siapa saja. Kondisi ini bisa cukup mengganggu aktivitas sehari-hari karena menyebabkan rasa pusing atau pkamungan berkunang-kunang. Dibutuhkan pemeriksaan anemia untuk memastikan apakah kamu mengidap anemia atau tidak.

Ikuti ulasan dari Bumame berikut ini mengenai pemeriksaan anemia!

Apa Itu Anemia?

Anemia adalah suatu kondisi di mana kamu mengalami kekurangan sel darah merah. Padahal, sel darah merah ini berguna untuk membawa oksigen yang cukup ke jaringan tubuh. Tak heran jika tubuh akan merasa lemas dan mudah lemah jika menderita anemia. Penelitian memprediksikan jika lebih dari 1,74 miliar orang di seluruh dunia menderita anemia pada tahun 2019.

Kebanyakan penderita anemia sendiri ditemukan pada wanita usia produktif, mulai dari 15 – 49 tahun. Hal tersebut disebabkan karena wanita kehilangan darah sebulan sekali selama menstruasi. Diperlukan asupan ekstra zat besi untuk membuat darah baru yang akan menggantikan darah yang hilang akibat siklus menstruasi bulanan.

Alasan berikutnya mengapa wanita cenderung rentan mengalami anemia adalah masa kehamilan. Setiap wanita hamil membutuhkan zat besi ekstra untuk menunjang perkembangan bayi. Asupan zat besi selama kehamilan 50% lebih banyak dari biasanya di luar fase kehamilan.

Ibu hamil bisa memenuhi asupan zat besi tersebut melalui konsumsi multivitamin yang didapatkan setelah berkonsultasi dengan dokter. World Health Organization (WHO) memperkirakan terdapat 40% wanita hamil yang mengalami anemia di seluruh dunia.

Kapan Perlu Melakukan Pemeriksaan Anemia?

Gejala anemia yang paling umum adalah 5L; lemah, letih, lunglai, lesu dan lalai. Kelima gejala ini adalah ciri umum yang sering dialami pengidap anemia. Selain itu, pengidap anemia biasanya memiliki wajah yang pucat. Segera periksakan diri jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut.

Fungsi Pemeriksaan Anemia

Tes anemia berfungsi untuk mendiagnostik gejala anemia. Sampel yang digunakan untuk pemeriksaan ini adalah sampel darah. Selain pemeriksaan anemia itu sendiri, ada pemeriksaan lanjutan lainnya tergantung dari tingkat keparahan gejala yang ditunjukkan.

Jenis Pemeriksaan Anemia

Secara umum, berikut beberapa jenis pemeriksaan anemia yang biasa dilakukan:

1. Tes Darah Lengkap

Tes hitung darah lengkap atau complete blood count (CBC) adalah bagian penting dari pengujian anemia. Tes ini akan mengukur berbagai jenis sel dalam darah. Untuk mendeteksi anemia, dokter akan mencari tahu tingkat hematokrit dan hemoglobin dalam darah.

2. Tes Zat Besi

Tes zat besi berguna untuk mengukur kadar zat besi dalam tubuhmu. Zat besi sendiri adalah mineral yang penting untuk membuat sel darah merah yang akan membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Zat besi juga penting untuk kesehatan otot, sumsum tulang, dan fungsi organ. Kadar zat besi yang terlalu rendah atau terlalu tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

Adapun beberapa jenis tes zat besi terbagi menjadi:

  • Serum iron test
  • Transferrin test
  • Total iron-binding capacity (TIBC)
  • Ferritin blood test

3. Tes Hitung Retikulosit

Tes hitung retikulosit bertujuan mengukur jumlah sel darah merah yang belum matang (retikulosit) di sumsum tulang. Kegunaan utama mengukur retikulosit adalah mengetahui apakah sumsum tulangmu mampu menghasilkan cukup sel darah merah yang sehat atau tidak.

Prosedur Pemeriksaan Anemia

Untuk memastikan apakah gejala yang kamu tunjukkan adalah anemia atau tidak, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan.

  1. Hal pertama yang dilakukan oleh dokter adalah menanyakan tentang riwayat kesehatan dan gejala yang mungkin terkait dengan anemia.
  2. Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik anemia seperti memeriksa denyut nadi, tekanan darah, dan tinggi badan.
  3. Selanjutnya, dokter akan melakukan pengambilan sampel darah untuk diuji di lab. Sampel darah ini biasanya diambil dari pembuluh vena.

Jika serangkaian pemeriksaan di atas sudah dilakukan, barulah dokter dapat melakukan diagnosis pasti. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa prosedur pemeriksaan anemia bisa saja berbeda untuk setiap individu tergantung pada kondisi dan gejala.

Dalam beberapa kasus, dibutuhkan pemeriksaan penunjang anemia untuk memastikan diagnosis. Salah satu contoh pemeriksaan penunjang anemia adalah tes sumsum tulang untuk menganalisis apakah tulang sumsum belakang bekerja dengan normal atau tidak. Kamu dapat berkonsultasi lebih lanjut untuk mendapatkan informasi terkait prosedur pemeriksaan yang sesuai untukmu.

Hasil Pemeriksaan Anemia

hasil tes anemia

Hasil pemeriksaan anemia tergantung pada zat apa yang dicari dalam pemeriksaan tersebut.

  • Nilai hematokrit normal untuk orang dewasa yang sehat umumnya antara 38,3% dan 48,6% untuk pria serta 35,5% dan 44,9% untuk wanita.
  • Nilai hemoglobin orang dewasa yang sehat umumnya 13,2 hingga 16,6 gram per desiliter untuk pria dan 11,6 hingga 15 gram per desiliter untuk wanita.
  • Sementara untuk tes hitung retikulosit, jumlah retikulosit adalah persentase dari jumlah total sel darah merah dalam sampel darahmu. Jumlah retikulosit normal berkisar antara 0,5% sampai 2,5% pada orang dewasa dan 2% sampai 6% pada bayi.

Khusus untuk tes zat besi, hasil pemeriksaannya terbagi menjadi meliputi

  • Iron serum test: 60 hingga 170 mcg/dL
  • TIBC: 240 sampai 450 mcg/dL
  • Ferritin blood test: 20 sampai 500 nanograms per milliliter pada pria serta 20 sampai 200 nanograms per milliliter pada wanita
  • Transferrin test: 25% sampai 35%

Hasil pemeriksaan anemia akan digunakan oleh dokter untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan anemia dan menetapkan jenis pengobatan yang tepat. Kamu dapat berkonsultasi terkait hasil yang kamu terima bersama dokter.

Apa yang Perlu Dilakukan Jika Kamu Mengalami Anemia?

Jika kamu terlanjur mengalami anemia, maka kamu dapat melakukan beberapa hal supaya anemia yang kamu derita lekas sembuh.

Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Cara ini dapat membantu meningkatkan produksi sel darah merah dalam tubuh. Makanan yang kaya akan zat besi antara lain daging merah, hati, ikan, sayuran hijau, kacang-kacangan, biji-bijian, dan sereal.

Jika dokter meresepkan suplemen zat besi, pastikan untuk konsumsi obat tersebut secara teratur mengikuti dosis yang direkomendasikan oleh dokter. Terlalu banyak mengonsumsi suplemen zat besi dapat menyebabkan efek samping seperti sembelit dan mual.

Jangan lupa untuk berolahraga teratur. Rutin berolahraga dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh dan meningkatkan produksi sel darah merah. Kamu pun juga perlu istirahat yang cukup dan tidur yang berkualitas untuk membantu tubuh memperbaiki sel darah merah yang rusak.

Itulah ulasan mengenai pemeriksaan lab anemia. Jika kamu mulai merasa lemas dan tampak pucat, jangan ragu melakukan cek anemia di Bumame. Kamu dapat berkonsultasi dulu dengan dokter terkait keluhan yang kamu alami secara gratis, lho!

Bagikan artikel ini ke orang-orang terdekatmu: