Memahami Penanda Tumor (Tumor Marker) dan Prosedur Pemeriksaannya
Kanker dikenal sebagai penyakit yang cukup ganas. Menurut The Global Cancer Observatory dari World Health Organization, terdapat 234,511 kematian akibat kanker di Indonesia. Meskipun demikian, kanker dapat disembuhkan dengan deteksi sedari dini. Salah satu metode yang digunakan adalah pemeriksaan penanda tumor atau tumor marker. Pemeriksaan ini memiliki berbagai macam jenis yang memiliki fungsi berbeda satu sama lain.
Ulasan dari Bumame berikut ini akan menjelaskan tentang pemeriksaan penanda tumor, dari jenis sampai prosedur dan hasilnya.
Apa Itu Pemeriksaan Penanda Tumor?
Penanda tumor atau tumor marker adalah zat yang dibuat oleh tubuh karena adanya kanker, atau dapat dibuat oleh kanker itu sendiri. Beberapa penanda ini khusus untuk satu kanker. Beberapa terlihat pada beberapa jenis kanker. Penanda dapat ditemukan dalam darah, urin, atau jaringan.
Nah, Pemeriksaan tumor marker adalah tes laboratorium yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan biomarker atau zat dalam darah yang terkait dengan pertumbuhan tumor atau kanker.
Fungsi Pemeriksaan Penanda Tumor
Penanda tumor dapat digunakan sebagai tes skrining dengan tujuan menemukan kanker sejak dini. Sehingga kanker bisa cepat diobati sebelum tumbuh dan menyebar lebih luas.
Di samping tes skrining, fungsi lain dari penanda tumor adalah:
- Menentukan metode pengobatan untuk penderita
- Memantau proses penyembuhan kanker
- Memastikan apakah kanker muncul kembali atau tidak
- Memprediksikan waktu penyembuhan kanker
Jenis Penanda Tumor
Rangkaian pemeriksaan tumor marker berbeda-beda tergantung dari jenis kanker yang dicurigai pada suspek. Secara umum, berikut contoh tumor marker spesifik:
1. Alpha Fetoprotein (AFP)
Jenis penanda tumor pertama yang cukup umum adalah alpha fetoprotein (AFP). Dalam kondisi normal, zat ini hanya muncul di wanita hamil serta penderita penyakit radang usus atau penyakit liver.
Namun dalam kondisi tidak normal, AFP dapat ditemukan dalam tubuh seseorang dan menjadi pertanda awal kanker hati, kanker ovarium atau kanker testis.
2. Prostate Specific Antigen (PSA)
Sesuai namanya, prostate specific antigen adalah sebuah penanda tumor yang digunakan untuk mendiagnosis kanker prostat. PSA biasanya muncul dalam jumlah kecil dalam kandungan darah pria.
Gangguan kesehatan non kanker seperti pembesaran prostat jinak, nodular prostatic hyperplasia, prostatitis, radang prostat dan ejakulasi dapat meningkatkan kadar PSA.
3. Carcinoembryonic Antigen (CEA)
Carcinoembryonic antigen (CEA) biasanya ditemukan dalam jumlah kecil di dalam darah. Kanker kolorektal merupakan kanker paling umum yang memunculkan penanda tumor yang satu ini. Meski belum memiliki kanker dalam tubuh, seorang perokok cenderung memiliki CEA yang tinggi dalam tubuh.
4. Beta-2 Microglobulin (B2M)
Beta-2 Microglobulin bisa menunjukkan kondisi multiple myeloma, limfoma, dan leukemia pada tubuh seseorang. Akan tetapi, B2M juga bisa muncul akibat mengidap penyakit ginjal dan hepatitis.
5. CA 125
Penanda tumor CA 125 merupakan penanda tumor yang sering ditemukan dalam kondisi kanker ovarium, kanker payudara, kanker kolorektal, kanker rahim atau leher rahim, kanker pankreas, kanker hati serta kanker paru-paru.
Kondisi lain yang menyebabkan adanya CA 125 adalah hamil, menstruasi, endometriosis, kista ovarium, fibroid, penyakit radang panggul, pankreatitis, sirosis, hepatitis, peritonitis, efusi pleura, atau paracentesis.
6. CA 15-3
Penanda tumor CA 15-3 paling sering digunakan untuk mendeteksi kanker payudara. Di samping itu, antigen ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi kanker ovarium, kanker paru-paru, dan kanker prostat.
Sementara kondisi non kanker yang dapat memunculkan CA 15-3 antara lain tumor payudara jinak, endometriosis, penyakit radang panggul, dan hepatitis. Kehamilan dan menyusui juga dapat meningkatkan kadar CA 15-3.
7. CA 19-9
Keberadaan CA 19-9 dalam tubuh sering dikaitkan dengan kanker di usus besar, lambung, dan empedu. Peningkatan kadar CA 19-9 juga bisa menjadi indikator kanker pankreas stadium lanjut. Penyakit non-kanker yang ikut menyebabkan peningkatan CA 19-9 adalah batu empedu, pankreatitis, sirosis hati, dan kolesistitis.
Namun begitu, sebuah studi pada tahun 2019 menunjukkan jika orang sehat pun juga bisa memiliki kadar CA 19-9.
8. Human Chorionic Gonadotropin (HCG)
Human chorionic gonadotropin (HCG) adalah zat yang muncul secara alami pada kehamilan dan diproduksi oleh plasenta. Hal tersebut adalah kondisi yang normal. Di luar kondisi hamil, HCG dapat mengindikasikan kanker pada testis, ovarium, hati, lambung, pankreas, dan paru-paru. Penggunaan ganja juga dapat meningkatkan kadar HCG.
9. Neuron Specific Enolase (NSE)
Naiknya kadar neuron specific enolase (NSE) sering dikaitkan dengan beberapa jenis kanker. Namun, zat ini paling sering digunakan untuk memantau pengobatan pada pasien dengan neuroblastoma atau kanker paru-paru sel kecil.
10. Lactate Dehydrogenase (LDH)
Lactate dehydrogenase (LDH) merupakan sebuah protein yang biasanya muncul di seluruh tubuh dalam jumlah kecil. Ada banyak kanker dapat meningkatkan kadar LDH, sehingga protein ini tidak berguna dalam mengidentifikasi jenis kanker tertentu.
Akan tetapi, mengukur kadar LDH dapat membantu dalam memantau pengobatan kanker. Kondisi non-kanker yang dapat meningkatkan kadar LDH antara lain gagal jantung, hipotiroidisme, anemia, serta penyakit paru-paru atau hati.
Adapun kondisi lain yang mengakibatkan munculnya NSE adalah pengobatan inhibitor pompa proton, anemia hemolitik, gagal hati, gagal ginjal tahap akhir, cedera otak, kejang dan stroke.
Selain penanda tumor di atas, ada penanda tumor jenis lain yang menggunakan sampel urin sebagai sarana pemeriksaan, yakni bladder tumor marker. Tes bladder tumor marker berguna untuk mengetahui karakteristik sel dikeluarkan oleh kanker kandung kemih yang mengalir di dalam urin.
Meski dijadikan metode untuk skrining kanker, adanya tumor marker tidak bisa dianggap sebagai satu-satunya indikasi kanker. Sebab ada berbagai gangguan medis non kanker dan kondisi lain seperti kehamilan dan menyusui yang meningkatkan tumor marker. Dibutuhkan pemeriksaan yang lebih dalam untuk memastikan diagnosis.
Contoh pemeriksaan lain yang digunakan dalam skrining kanker adalah mammogram, pap smear, dan tes darah samar (faecal occult blood test).
Keterbatasan Pemeriksaan Penanda Tumor
Sebagai tambahan, pemeriksaan tumor marker tidak bisa dijadikan satu-satunya sarana untuk mendiagnosis kanker. Sebab, tidak semua jenis kanker mengeluarkan penanda tumor. Pemeriksaan lain tetap harus dilakukan guna mendeteksi kanker yang tidak memiliki tumor marker tersebut.
Inilah beberapa limitasi dari tes tumor marker:
- Penanda tumor bersifat fluktuatif dari waktu ke waktu, itu berarti pengujian berulang mungkin tidak memberikan hasil yang konsisten.
- Pada beberapa pasien kanker, tingkat penanda tumor tidak meningkat sampai kanker menjadi lebih parah. Fenomena seperti ini dapat mempersulit diagnosis kanker atau memastikan apakah kanker muncul kembali di tahap awal.
Apa yang Perlu Disiapkan Sebelum Pemeriksaan Penanda Tumor?
Persiapan sebelum menjalani pemeriksaan tumor marker bergantung pada jenis sampel yang diambil untuk pengujian. Tumor marker sendiri memakai tiga jenis sampel: urin, darah, dan jaringan yang diambil menggunakan metode biopsi.
Untuk pemeriksaan menggunakan sampel darah dan urin, kamu tidak memerlukan persiapan apapun. Jika kamu akan menjalani pemeriksaan menggunakan sampel jaringan, kamu perlu berpuasa terlebih dahulu sebelum menjalani biopsi.
Prosedur Pemeriksaan Penanda Tumor
Untuk pemeriksaan tumor marker menggunakan sampel darah dan urin, petugas kesehatan akan meminta sampel dari suspek lalu dibawa ke lab untuk dianalisis lebih lanjut.
Khusus metode biopsi, sejumlah jaringan dari area yang dicurigai akan diambil menggunakan jarum atau potongan kecil. Barulah sampel jaringan akan diperiksa di lab.
Hasil Pemeriksaan Penanda Tumor
Pemeriksaan penanda tumor mempunyai hasil yang berbeda tergantung dengan penanda tumor yang digunakan.
Jenis Tumor Marker | Nilai Normal |
Alpha Fetoprotein (AFP) | Kadar rendah terdapat pada pria & wanita tidak hamil (0-15 IU/ml) |
Prostate Specific Antigen (PSA) | < 4 ng/ml |
Carcinoembryonic Antigen (CEA) | <2,5 ng/ml pada bukan perokok, <5 ng/ml pada perokok |
Beta-2 Microglobulin (B2M) | < 2.5 mg/L |
CA 125 | 0-35 U/ml |
CA 15-3 | < 31 U/ml |
CA 19-9 | < 37 U/ml |
Human Chorionic Gonadotropin (HCG) | Pria: < 2.5 U/ml, Wanita non hamil: < 5.0 U/ml |
Neuron Specific Enolase (NSE) | < 9 ug/l |
Lactate Dehydrogenase (LDH) | 100-333 u/l |
Apa yang Perlu Dilakukan Jika Pemeriksaan Penanda Tumor Tidak Normal?
Apabila hasil tumor marker cukup tinggi, maka dokter akan melakukan pemeriksaan lanjutan terkait dengan kondisi dan masalah kesehatan yang dialami. Patut diingat bahwa keberadaan penanda tumor belum tentu menunjukkan adanya kanker.
Yuk, lakukan pemeriksaan penanda tumor di Bumame! Layanan medical check up dari Bumame memiliki kualitas unggulan didukung dengan tenaga medis yang andal. Kamu pun dapat berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.