Pentingkah Terapi Cairan Infus untuk Demam Berdarah?
Sebelum membahas lebih jauh mengenai terapi cairan infus, kita harus tahu jika kasus demam berdarah perlahan mulai meningkat saat memasuki musim penghujan. Sebagai negara tropis, Indonesia merupakan salah satu wilayah endemis demam berdarah (penyakit yang muncul dan menjadi karakteristik wilayah tertentu).
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang diakibatkan oleh virus dengue dan penyebarannya melalui nyamuk Aedes aegypti. Transmisi virus ini hanya melalui gigitan nyamuk pembawa virus saja, tidak menular melalui kontak langsung dengan penderita. Namun, ibu hamil yang menderita demam berdarah dapat membawakan penyakit ini kepada anak yang dikandungnya.
Gejala awal apa yang perlu diwaspadai?
Pada demam berdarah, gejala biasanya muncul 4 hingga 10 hari setelah infeksi awal. Umumnya, gejala yang ada tergolong ringan. Sayangnya, saat memasuki tahap awal sering disalahartikan sebagai flu biasa atau infeksi lain karena gejalanya yang tidak khas.
Anak-anak dan orang yang belum pernah terinfeksi demam berdarah mungkin memiliki gejala yang lebih ringan dibanding pada usia dewasa. Gejala yang dialami biasanya menetap 2 sampai 7 hari dan mencakup:
- Demam tinggi yang muncul tiba-tiba (bisa hingga 41 derajat celsius)
- Sakit kepala
- Pembengkakan kelenjar getah bening
- Nyeri otot dan persendian
- Ruam pada kulit
Pada kasus demam berdarah yang parah, gejala-gejala lain yang dapat muncul meliputi:
- Rasa sakit dan nyeri tekan pada perut
- Muntah-muntah
- Perdarahan dari hidung atau gusi, biasanya terdeteksi dengan adanya gusi berdarah saat menggosok gigi atau adanya mimisan
- Muntah darah
- Terdapat darah pada feses
Apa yang terjadi saat demam berdarah?
Infeksi virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti akan membuat imunitas tubuh melakukan perlawanan sehingga menimbulkan demam. Virus yang masuk kemudian dapat merusak sumsum tulang yang berfungsi untuk produksi sel darah. Hal itu menyebabkan jumlah trombosit menurun. Selain itu, virus ini juga mengakibatkan penghancuran dan pemendekan masa hidup trombosit. Alhasil, jumlah total trombosit dalam tubuh mengalami penurunan.
Trombosit memiliki fungsi dalam tubuh untuk mempercepat pembekuan darah. Pada keadaan jumlah trombosit di bawah normal, akan ditemui gejala perdarahan seperti mimisan, gusi berdarah, munculnya ruam bintik-bintik merah, hingga feses disertai darah.
Pada orang sehat, nilai trombosit berada pada kisaran 150.000 hingga 450.000 per mikroliter darah. Apabila kadar trombosit mencapai batas kritis di bawah 20.000 maka merupakan indikasi dilakukan transfusi darah komponen trombosit.
Selain terjadi penurunan trombosit, pada infeksi virus dengue akan mengakibatkan adanya kebocoran plasma darah. Replikasi virus dengue dapat menyebabkan dirilisnya beberapa zat yang meningkatkan permeabilitas (kemampuan membran untuk dilewati cairan) dinding pembuluh darah. Akibatnya dinding pembuluh darah cenderung longgar dan cairan di dalam pembuluh darah merembes keluar.
Perpindahan cairan yang terus-menerus dari dalam menuju ke luar pembuluh darah mengakibatkan volume cairan di dalam pembuluh darah menurun. Hal itu dapat ditandai dengan penurunan tekanan darah dan kaki tangan yang terasa dingin.
Pada demam berdarah, terjadi 3 fase perjalanan penyakit:
- Fase demam tinggi
Fase ini biasanya ditandai dengan kenaikan suhu tubuh yang mendadak tinggi, bisa sampai 41 derajat. Gejala lain yang muncul yaitu nyeri kepala, nyeri sendi dan otot, tenggorokan, hingga muncul bintik kemerahan pada kulit. Fase ini berlangsung 2-7 hari.
- Fase kritis
Fase selanjutnya yaitu fase kritis. Tanda pada fase ini yaitu penurunan suhu tubuh, sehingga terkadang pasien merasa sudah pulih. Padahal, fase ini merupakan yang paling berbahaya dan patut diawasi karena merupakan fase saat terjadi kebocoran plasma dari pembuluh darah hingga perdarahan. Kasus dengan gejala demam berdarah yang parah juga biasanya terjadi saat berada pada fase ini. Kondisi ini sangat berpotensi mengancam nyawa. Pemantauan asupan cairan sangat penting untuk dilakukan. Fase ini biasanya berlangsung sekitar 24 hingga 48 jam.
- Fase pemulihan
Setelah fase kritis berlalu, pasien akan masuk dalam fase pemulihan. Pada fase ini, cairan yang sebelumnya bocor dapat kembali masuk ke aliran darah. Gejala yang dialami juga perlahan sudah mulai membaik. Fase ini terjadi dalam 48 hingga 72 jam setelah fase kritis.
Bagaimana peran cairan pada pasien DBD?
Sebagian besar kandungan plasma darah adalah air. Sehingga, adanya kebocoran plasma yang terjadi saat mengalami infeksi demam berdarah membuat tubuh menjadi dehidrasi. Bila plasma darah terus menerus keluar dari pembuluh darah, maka darah akan menjadi kental. Darah yang kental menjadi sulit mengalir dan mengakibatkan fungsinya untuk mengangkut oksigen serta nutrisi juga mengalami gangguan.
Keadaan pengentalan darah dapat dinilai dari kadar hematokrit pada pemeriksaan laboratorium. Semakin tinggi nilai hematokrit menunjukan darah yang semakin kental. Tanda kebocoran plasma umumnya perlu diwaspadai justru saat fase demam turun atau masuk fase kritis.
Selain karena kebocoran pada pembuluh darah, kondisi dehidrasi juga diperparah apabila pasien mengalami gejala muntah berulang. Kebocoran plasma yang parah dapat berujung pada keadaan syok bahkan hingga kematian.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa terapi rehidrasi cairan memegang peranan krusial pada penanganan DBD. Kebutuhan cairan pada pasien demam berdarah lebih banyak dibanding pada orang sehat biasa. Sebisa mungkin cairan diberikan melalui asupan oral (minum). Namun, pada banyak kasus bila terdapat kendala untuk memenuhi kebutuhan cairan melalui asupan oral atau adanya kondisi klinis yang memburuk, maka penggunaan jalur intravena melalui infus perlu untuk dilakukan.
Apa saja jenis terapi cairan infus yang digunakan?
Ada dua jenis yang bisa diberikan saat terapi cairan infus untuk rehidrasi demam berdarah
- Cairan kristaloid
Cairan kristaloid memiliki berat molekul yang kecil dan mengandung banyak komponen elektrolit. Fungsi cairan ini adalah untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit, rehidrasi tubuh, dan sebagai cairan resusitasi. Beberapa cairan infus yang biasa digunakan, umumnya mengandung larutan seperti NaCI 0,9%, ringer laktat, asering, dan dekstrosa. Jenis cairan infus ini dapat digunakan secara mudah dan cepat untuk mengembalikan hidrasi tubuh.
Penggunaan cairan kristaloid sangat penting untuk rehidrasi pasien dengan DBD.
- Cairan koloid
Jenis cairan lainnya adalah koloid. Cairan koloid memiliki berat molekul yang lebih besar dan dapat bertahan lama pada pembuluh darah. Jenis cairan ini sangat jarang digunakan. Penggunaan koloid biasanya diberikan untuk mengganti cairan pada kasus dehidrasi yang sangat parah atau perdarahan berat.
Pada kasus demam berdarah, penggunaan cairan koloid juga hanya diberikan bila pasien mengalami syok akibat kebocoran plasma yang hebat. Saat terjadi syok, cairan koloid dapat membantu mengembalikan status hidrasi dengan lebih cepat dibanding kristaloid.
Pengobatan demam berdarah
Penggunaan cairan koloid perlu diberikan secara hati-hati mengingat efek samping yang bisa muncul. Efek samping dari pemberian cairan ini adalah dapat menimbulkan reaksi alergi, gangguan pembekuan darah, sampai gagal ginjal.
Perlu dicatat, bahwa pemberian serta pemilihan cairan infus hanya dapat dilakukan oleh persetujuan dan pengawasan dokter. Perhitungan pengeluaran cairan tubuh juga tak kalah penting untuk dilakukan selama proses rehidrasi.
Karena demam berdarah merupakan penyakit self-limiting (yang dapat sembuh sendiri), pengobatan pada demam berdarah pun bersifat suportif. Pemberian terapi cairan memegang peranan kunci pada penyakit ini. Di samping pemberian cairan, dokter juga dapat memberikan obat-obatan untuk meredakan gejala yang muncul seperti obat anti nyeri, obat mencegah mual, hingga pemberian multivitamin.
Begitulah kira-kira penjelasan mengenai urgensi pemberian cairan infus pada demam berdarah. Karena komplikasi demam berdarah dapat terjadi kematian akibat kebocoran plasma darah, terapi cairan infus sangat perlu dilakukan ya.
Kamu dan orang-orang terdekat bisa melakukan pemeriksaan demam berdarah melalui layanan Medical Check Up di Bumame. Tersedia layanan Home Care dan gratis konsultasi dengan dokter. Selain itu, kamu juga bisa membeli obat-obatan, vitamin, dan tebus resep dokter di Bumame Apotek dengan gratis ongkir.
Ditulis oleh: Nabila Alsya Dwi Nirvana S.Ked