Pahami Prosedur Cek Asam Urat & Cara Membaca Hasilnya!
Penyakit asam urat merupakan penyakit yang diam-diam mengintai tanpa kita sadari. Semakin tinggi kadar asam urat dalam tubuh, besar pula kemungkinan kamu akan terjangkit asam urat. Oleh karena itulah pengecekan kadar asam urat diperlukan untuk memastikan bahwa kadar asam urat di tubuhmu tergolong normal. Simak ulasan mengenai cek asam urat di bawah ini bersama Bumame!
Apa Itu Cek Asam Urat?
Secara normal, tubuhmu akan memproduksi uric acid atau dikenal sebagai asam urat yang merupakan sisa dari pemecahan zat purin dalam tubuh. Asam urat dalam batas normal sama sekali tidak berbahaya.
Asam urat akan larut di dalam tubuh, kemudian sisa zat asam urat yang belum larut akan masuk ke ginjal dan keluar dari tubuh melalui urine. Yang berbahaya adalah ketika asam urat dalam tubuhmu mulai menunjukkan kenaikan dibandingkan batas normal.
Itulah sebabnya sebuah tes diperlukan untuk mengukur kadar asam urat tersebut. Tes asam urat adalah serangkaian tes yang berguna untuk memantau tingkat asam urat dalam tubuh. Ada dua jenis tes asam urat yang umum dilakukan, yaitu berdasarkan sampel darah dan sampel urin.
Mengapa Kamu Perlu Menjalani Cek Asam Urat?
Tahukah kamu jika terlalu banyak asam urat dalam tubuh dapat membentuk kristal di persendian? Jika dibiarkan begitu saja, sendi akan meradang dan menimbulkan rasa sakit di dalam persendian. Tak hanya itu, asam urat yang tinggi juga bisa memicu penyakit lain yang cukup fatal, yakni gagal ginjal dan batu ginjal.
Gaya hidup masyarakat modern yang cenderung kurang sehat pun dapat ikut memicu naiknya asam urat. Tanpa kita sadari, berbagai makanan dan minuman yang sering dikonsumsi seperti daging merah, seafood dan minuman beralkohol mengandung kadar purin yang tinggi. Inilah aspek lain yang memicu peningkatan kadar asam urat pada tubuh. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk mengecek apakah tingkat asam urat dalam tubuhmu tergolong normal atau tidak.
Kapan Kamu Perlu Melakukan Cek Asam Urat?
Tidak ada waktu wajib kapan kamu harus menjalani tes asam urat. Namun, ada beberapa kondisi dan gejala khusus yang membuatmu sebaiknya mulai menjalani pemeriksaan kadar asam urat untuk menghindari kondisi yang tidak diinginkan. Beberapa gejala dan kondisi yang dimaksud adalah:
- Sendi terasa sakit atau bengkak dan hangat saat disentuh
- Kulit di sekitar sendi berubah warna dan mengkilat
- Sering mengalami sakit punggung, selangkangan dan pinggang
- Frekuensi buang air kecil meningkat
- urin berwarna keruh, berbau tidak biasa, atau mengandung darah
- Mengalami mual atau muntah
Apabila kamu mengalami beberapa gejala di atas, segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat. Informasikan keluhanmu selama ini dengan detail ke dokter atau petugas kesehatan saat kamu berkonsultasi. Cara ini dapat membantu proses diagnosis.
Persiapan Sebelum Menjalani Tes Asam Urat
Biasanya, ada beberapa hal yang perlu kamu persiapkan sebelum menjalankan tes asam urat untuk menjaga keakuratan hasil tes yang kamu jalani:
- Beritahu dokter tentang obat-obatan dan suplemen atau obat herbal yang kamu konsumsi seperti aspirin obat antiinflamasi nonsteroid dan obat diuretik. Umumnya dokter akan memintamu untuk menghentikan obat tersebut untuk sementara sebelum tes dilakukan.
- Untuk menjalani cek asam urat menggunakan darah, kamu diwajibkan untuk berpuasa selama 4 jam sebelum pengambllan sampel.
- Sementara untuk cek asam urat melalui sampel urin, pastikan kamu cukup mengonsumsi air putih agar terhindar dari dehidrasi. Serta, jangan mengkonsumsi alkohol selama 24 jam pengambilan sampel urin.
Prosedur Tes Asam Urat
Cara mengecek kadar asam urat terbagi menjadi dua, yakni melalui pengambilan sampel urine dan sampel darah.
1. Tes Asam Urat Sampel Darah
Pemeriksaan asam urat menggunakan sampel darah tergolong sangat singkat dan sederhana. Prosedur yang perlu dijalani untuk tes asam urat melalui pengambilan darah mencakup:
- Petugas kesehatan akan mengambil sampel darah dari pembuluh di bagian lenganmu menggunakan jarum suntik.
- Sampel darah yang sudah diambil akan dimasukkan ke tabung reaksi yang nantinya akan diperiksa di laboratorium.
Umumnya kamu akan sedikit merasa nyeri saat jarum suntik masuk dan keluar pembuluh darah. Namun, hal ini sangatlah normal. Rasa sakit tersebut pun akan menghilang sendirinya dalam hitungan menit begitu pengambilan sampel selesai dilakukan.
2. Tes Asam Urat Sampel Urin
Sedangkan tes asam urat yang melalui pengambilan urine tergolong agak rumit dan dibutuhkan pencatatan yang baik. Sebab, dokter membutuhkan urine yang kamu keluarkan selama 24 jam. Itu sebabnya tes asam urat menggunakan urine sering dilakukan di rumah.
Berikut prosedur cek asam urat lewat sampel urine yang kamu perlu lakukan:
- Sebelum pengambilan sampel, umumnya kamu akan diberikan wadah khusus untuk menyimpan urine.
- Ketika kamu bangun pagi di hari yang sudah ditentukan, kamu dapat buang air kecil seperti biasa terlebih dahulu. urine pertama yang kamu keluarkan dapat dibuang begitu saja tanpa perlu disimpan, tetapi catatlah jam berapa pertama kali kamu buang air kecil di hari tersebut.
- Untuk buang air kecil berikutnya, kamu harus menyimpan urine pada wadah yang ditentukan dan jangan lupa catat jam kapan saja kamu buang air kecil. Simpan wadah dalam tempat sejuk atau lemari pendingin yang tidak terjangkau orang lain. Kamu perlu melakukan ini selama 24 jam.
- Di hari berikutnya, bawalah sampel urin yang kamu sudah kumpulkan ke laboratorium atau rumah sakit tempat kamu berkonsultasi sebelumnya untuk melakukan pemeriksaan.
Baca Juga: Apakah Asam Urat Dapat Sembuh Total? Intip Penjelasannya!
Cara Membaca Hasil Tes Asam Urat
Hasil dari tes asam berbeda untuk setiap jenisnya. Berikut adalah penjabarannya:
1. Hasil dalam Tes Asam Urat Berbasis Sampel Darah
Satuan tingkat asam urat yang menggunakan darah adalah miligram per desiliter (mg/dL). Kadar asam urat yang normal adalah 1,5 hingga 6,0 mg/dL untuk wanita dan 2,5 hingga 7,0 mg/dL untuk pria.
Jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa kadar asam urat lebih tinggi dari rentang normal, maka itu tandanya tingkat asam urat dalam tubuhmu cukup tinggi.
Tingkat asam urat yang tinggi dapat menandakan bahwa kamu mengidap beberapa penyakit seperti:
- Diabetes
- Penyakit asam urat, yang melibatkan serangan berulang artritis akut
- Gangguan sumsum tulang
- Masalah pada ginjal, seperti gagal ginjal akut dan batu ginjal
- Metastasis atau penyebaran kanker dari tempat asalnya
Kadar asam urat yang jauh lebih rendah dari rentang normal cukup jarang dijumpai. Akan tetapi, tingkat asam urat yang terlalu rendah pada darah juga bisa menjadi indikasi:
- Penyakit Wilson, yakni kelainan bawaan yang menyebabkan tembaga menumpuk di jaringan tubuh
- Sindrom Fanconi atau gangguan ginjal yang paling sering disebabkan oleh cystinosis
- Penyakit hati atau ginjal
Dokter masih tetap perlu melakukan serangkaian pemeriksaan lain untuk memastikan penyakit-penyakit di atas. Pemeriksaan yang akan dijalankan tergantung dari kondisi tubuh seseorang yang menjalani cek asam urat.
2. Hasil dalam Tes Asam Urat Berbasis Sampel Urin
Tingkat asam urat yang dilakukan berdasarkan sampel urin berbeda dengan tes berdasarkan darah. Tingkat normal asam urat pada pemeriksaan berbasis urin adalah 250 sampai 750 milligram per 24 jam. Tingkat asam urat dapat dikatakan tinggi apabila di atas rentang tersebut.
Sama halnya dengan tes menggunakan darah, tingkat asam urat yang tinggi juga menjadi indikasi berbagai penyakit serius. Di sisi lain, persentase asam urat yang rendah dalam urin juga menjadi pertanda bahwa seseorang mengalami keracunan timbal.
Apa yang Perlu Dilakukan Bila Hasil Asam Urat Tinggi?
Kamu tidak perlu panik saat menemukan hasil asam urat cukup tinggi. Menurut American College of Rheumatology (ACR), tingkat uric acid seseorang yang sudah terlanjur mengalami asam urat harus kurang dari 6,0 mg/dL.
Lakukanlah konsultasi lanjutan bersama dokter, di mana dokter biasanya akan merekomendasikan berbagai macam obat dan tindakan yang akan membantu menurunkan asam urat di tubuh.
Selain menjalani anjuran dari dokter, kamu dapat mulai merubah gaya hidup menjadi lebih sehat, antara lain:
1. Hindari Makanan & Minuman Manis
Berdasarkan jurnal “Consumption Of Sugar-Sweetened Beverages And Serum Uric Acid Concentrations: A Systematic Review And Meta Analysis”, fruktosa dalam minuman manis diserap lebih cepat karena minuman tersebut tidak mengandung serat, protein, atau nutrisi lainnya. Hal itu dapat meningkatkan kadar gula darah dan juga menyebabkan jumlah asam urat yang lebih tinggi.
Selain itu, konsumsi makanan tinggi gula pun juga sama tidak baiknya. Itulah sebabnya kamu disarankan untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis.
2. Rajin Berolahraga
Kebiasaan berikutnya yang kamu patut kembangkan adalah rajin berolaraga. Berat badan yang berlebih cenderung dapat meningkatkan kadar purin di dalam tubuh. Dengan begitu, berat badanmu pun juga bisa cenderung lebih stabil. Kamu dapat melakukan konsultasi bersama dokter tentang jenis olahraga apa yang disarankan dan sesuai dengan kondisimu.
3. Tingkatkan Konsumsi Serat
Makan lebih banyak serat dapat membantu mengurangi kadar asam urat. Serat juga dapat membantu menyeimbangkan kadar gula darah dan insulin, meningkatkan rasa kenyang, serta membantu menurunkan risiko makan berlebihan.
4. Kurangi Makanan & Minuman Tinggi Purin
Zat purin dapat ditemukan dari makanan yang kamu konsumsi. Beberapa contoh makanan tinggi purin adalah seafood, daging merah, minuman alkohol, dan sebagainya. Sebaiknya kamu memilih makanan serta minuman lain dengan kandungan purin yang rendah.
5. Perbanyak Minum Air Putih
Minum banyak cairan membantu ginjal mengeluarkan asam urat lebih cepat. Bila kamu mengalami kesulitan minum air putih secara teratur, bawalah botol minum dan set alarm untuk mengingatkanmu minum air putih.
Bumame menyediakan layanan Medical Check Up, di mana kamu dapat melakukan cek asam urat bersama tim medis yang profesional. Kamu juga dapat melakukan konsultasi gratis bersama dokter terlebih dahulu sebelum menjalani pemeriksaan, lho! Yuk, hidup lebih sehat bersama Bumame!