Mengenal Tes HPV untuk Mendeteksi Kanker Serviks
Human papillomavirus atau disebut HPV merupakan virus yang dapat menyebabkan kanker serviks pada wanita. Biasanya infeksi HPV tidak menunjukkan gejala apapun sampai pada akhirnya menimbulkan kanker. Deteksi dini melalui tes HPV DNA sangat diperlukan untuk menangani kanker sebelum akhirnya bertambah parah.
Ulasan dari Bumame di bawah ini akan menjelaskan tentang skrining HPV DNA secara lengkap.
Pentingnya Tes HPV DNA
Virus HPV merupakan virus yang terdiri dari berbagai macam jenis. Beberapa di antaranya bisa menyebabkan kanker, dan beberapa jenis lainnya tidak berbahaya. Jenis HPV yang memicu kanker serviks pada wanita adalah jenis 16 dan 18.
Diperkirakan 80 persen wanita pernah terinfeksi HPV di seumur hidupnya. Tentu tidak menjadi masalah besar bila jenis HPV yang menyerang bukanlah jenis yang mencetus kanker. Lain halnya jika HPV jenis tertentu mulai menginfeksi tubuh dan pada akhirnya menyebabkan kanker serviks.
Di samping itu, penyebaran HPV pun sangatlah mudah. HPV bisa menular melalui hubungan seksual dan sentuhan secara langsung dengan penderita. Infeksi HPV yang memicu kanker pun tidak terdeteksi sama sekali. Gejala baru akan muncul apabila HPV sudah membentuk kanker.
Maka tak heran jika kasus kanker leher rahim sangat sering terjadi. Terdapat kasus kanker serviks baru sekitar 604,127 kasus di Indonesia di tahun 2020. Angka ini bisa bertambah di setiap tahunnya.
Kanker serviks bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan benar. Itulah mengapa tes HPV DNA sangat penting untuk mendeteksi keberadaan HPV yang memicu kanker serviks.
Tes HPV dapat mendeteksi keberadaan virus HPV yang berpotensi menyebabkan kanker serviks sebelum perubahan sel kanker berkembang. Dengan mendeteksi HPV pada tahap awal, tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat diambil untuk mencegah perkembangan kanker serviks.
Tes HPV juga dapat mengidentifikasi jenis-jenis HPV yang memiliki risiko tinggi terhadap perkembangan kanker serviks. Identifikasi jenis-jenis ini dapat membantu dalam penilaian risiko dan manajemen lebih lanjut.
Proses Tes HPV DNA
Tes HPV DNA adalah sebuah pemeriksaan yang bertujuan mencari DNA dari human papillomavirus. Cara tes HPV DNA sangatlah sederhana. Kamu pun dapat mengambil sendiri sampel yang akan digunakan untuk pengujian berupa swab serviks atau cairan urine.
Setelah sampel diambil, sampel akan diperiksa di dalam lab. Hasil pemeriksaan menggunakan sampel urine akan keluar dalam 1×24 jam. Sedangkan khusus hasil pemeriksaan sampel swab serviks hasilnya akan keluar dalam 7 hari kerja.
Hasil skrining HPV DNA terbagi menjadi dua:
- Terdeteksi: Dokter akan merekomendasikan untuk memeriksakan diri ke spesialis onkologi ginekologi untuk mendapatkan rekomendasi tes lanjutan.
- Tidak terdeteksi: Tetap jaga pola hidup sehat dan lakukan pemeriksaan rutin.
Kapan Perlu Menjalani Tes HPV?
American Cancer Society (ACS) merekomendasikan bagi setiap wanita untuk menjalani pemeriksaan kanker serviks berdasarkan usia:
- 21 sampai 29 tahun: Kamu direkomendasikan untuk menjalani tes pertama pada usia 21 tahun. Selanjutnya kamu bisa menjalani pemeriksaan setiap 3 tahun sekali.
- 30 sampai 60 tahun: Lakukan tes kanker serviks setiap 3 tahun sampai 5 tahun sekali.
- Lebih dari usia 65 tahun: Pemeriksaan kanker serviks bagi wanita lansia dilakukan berdasarkan keputusan dokter.
Seseorang juga disarankan untuk lebih sering menjalani skrining kanker serviks, seperti:
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, baik akibat HIV atau penyakit autoimun lain.
- Terpapar dietilstilbestrol (DES) saat masih berada dalam kandungan. Jenis obat DES diberikan untuk wanita hamil sampai pertengahan 1970-an. Sedangkan sebuah penelitian di tahun berikutnya mengungkapkan bahwa DES akan memicu kanker serviks pada bayi wanita di masa depan.
- Pernah menderita kanker serviks.
Keunggulan Tes HPV DNA Dibandingkan Pap Smear
Salah satu metode lain yang umum digunakan untuk mendeteksi HPV adalah Pap Smear. Metode Pap Smear memang lebih dulu dikenal dalam mendeteksi HPV maupun kanker serviks. Akan tetapi, tes HPV DNA memiliki keunggulan tersendiri yang tidak ada pada tes Pap Smear.
Perbedaan pertama antara Pap Smear dan HPV DNA terletak pada sampel pengujian. Wanita yang akan menjalani tes HPV DNA dapat memilih cara pemeriksaan, yakni sampel urine atau swab serviks yang bisa dilakukan secara mandiri, tergantung dengan kenyamanan masing-masing.
Sedangkan tes Pap Smear hanya bisa menggunakan satu sampel pengujian berupa sampel jaringan leher rahim yang diambil lewat vagina. Pengambilan jaringan leher rahim menggunakan spekulum dan terkadang membuat seorang wanita tidak nyaman ketika menjalani tes ini. Metode ini wajib dilakukan oleh profesional atau dokter.
Kini tes HPV DNA menjadi satu-satunya pemeriksaan yang dapat mendeteksi sebelum terjadinya lesi prakanker, yaitu jaringan abnormal yang berpotensi besar menjadi tumor. Oleh karena itu HPV DNA test bisa mencegah kemungkinan berkembangnya kanker serviks menjadi lebih ganas.
Sebagai tambahan, skrining HPV DNA juga merupakan metode tes yang saat ini direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO). Tingkat akurasi HPV DNA test mencapai 95% serta mampu mendeteksi keberadaan lesi pra-kanker.
Dan sejak tahun 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga menggunakan metode HPV DNA test. Cara ini adalah upaya untuk mendeteksi kanker leher rahim dengan lebih cepat, apalagi kasus kanker serviks di Indonesia tergolong tinggi.
Lakukan pemeriksaan HPV DNA hanya di Bumame! Skrining HPV DNA bersifat non invasif serta bisa dilakukan secara mandiri. Artinya, metode tes HPV DNA dari Bumame minim rasa ketidaknyamanan. Pemeriksaan pun dapat dilakukan di rumah melalui layanan Home Care Bumame. Kamu juga bisa konsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahlinya secara gratis sebelum menjalani tes.