Pemeriksaan Kanker Serviks: HPV DNA dan Papsmear
Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita di Indonesia. Menurut data Globocan 2020, terdapat sekitar 24.789 kasus kanker serviks baru di Indonesia, dengan angka kematian mencapai 11.064 orang. Kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human Papilloma Virus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menginfeksi kulit dan selaput lendir, termasuk leher rahim. HPV dapat ditularkan melalui kontak seksual seperti hubungan seksual vaginal, anal, atau oral, sentuhan kulit ke kulit di area genital, penggunaan alat kontrasepsi yang terinfeksi HPV, dan penularan dari Ibu ke bayinya saat persalinan.
Ada lebih dari 200 jenis HPV, tetapi hanya beberapa jenis yang dapat menyebabkan kanker serviks. Jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks adalah jenis HPV 16 dan HPV 18. Jenis HPV lainnya dapat menyebabkan penyakit-penyakit berikut:
- Kutil genital
- Kanker vagina
- Kanker vulva
- Kanker anus
- Kanker kepala dan leher
- Kutil di mulut atau tenggorokan
Sebagian besar infeksi HPV bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker serviks yaitu HPV 16 & 18 yang bertanggung jawab atas lebih dari 70% kasus baru kanker serviks di Indonesia, sehingga penanganan yang serius dibutuhkan untuk mengurangi risiko kematian yang diakibatkan oleh kanker serviks.
Gejala Kanker Serviks Tiap Stadium
Kanker serviks dapat berkembang secara bertahap, mulai dari tahap prakanker hingga kanker stadium lanjut. Gejala kanker serviks dapat berbeda-beda, tergantung pada stadium kankernya.
- Gejala kanker serviks pada stadium prakanker
Pada stadium pra-kanker, biasanya tidak ada gejala yang muncul. Namun, beberapa wanita mungkin mengalami gejala-gejala berikut:
- Perdarahan vagina yang tidak biasa, seperti pendarahan di antara masa menstruasi, pendarahan setelah berhubungan seksual, atau pendarahan setelah menopause
- Keputihan yang tidak biasa, seperti keputihan yang berbau, berwarna, atau berlendir
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nyeri panggul
Sebagian besar infeksi HPV bersifat ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, beberapa jenis HPV dapat menyebabkan kanker serviks yaitu HPV 16 & 18 yang bertanggung jawab atas lebih dari 70% kasus baru kanker serviks di Indonesia, sehingga penanganan yang serius dibutuhkan untuk mengurangi risiko kematian yang diakibatkan oleh kanker serviks.
Gejala Kanker Serviks Tiap Stadium
Kanker serviks dapat berkembang secara bertahap, mulai dari tahap prakanker hingga kanker stadium lanjut. Gejala kanker serviks dapat berbeda-beda, tergantung pada stadium kankernya.
- Gejala kanker serviks pada stadium prakanker
Pada stadium pra-kanker, biasanya tidak ada gejala yang muncul. Namun, beberapa wanita mungkin mengalami gejala-gejala berikut:
- Perdarahan vagina yang tidak biasa, seperti pendarahan di antara masa menstruasi, pendarahan setelah berhubungan seksual, atau pendarahan setelah menopause
- Keputihan yang tidak biasa, seperti keputihan yang berbau, berwarna, atau berlendir
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Nyeri panggul
- Gejala kanker serviks pada stadium lanjut
Pada stadium lanjut, kanker serviks dapat menyebabkan gejala-gejala berikut:
- Nyeri punggung atau panggul yang parah
- Nyeri saat buang air kecil atau buang air besar
- Kelelahan
- Penurunan berat badan
- Demam
- Anemia
Tindakan Pencegahan Kanker Serviks
Adapun cara pencegahan agar tidak terinfeksi HPV yaitu dengan melakukan aktifitas seksual yang aman, melakukan gaya hidup sehat seperti berolahraga dan makan makanan yang sehat, dan hindari merokok
serta meghindari konsumsi alkohol yang berlebihan. Selain itu, vaksinasi dan pemeriksaan rutin kanker serviks juga perlu dilakukan agar kanker serviks dapat dicegah secara optimal.
- Vaksin HPV
Vaksinasi HPV adalah cara yang paling efektif untuk mencegah kanker serviks. Vaksin HPV dapat melindungi wanita dari infeksi HPV tipe 16 dan 18, yang merupakan jenis HPV yang paling sering menyebabkan kanker serviks. Vaksin HPV direkomendasikan untuk wanita usia 9-26 tahun, tetapi dapat diberikan hingga usia 4. Vaksin HPV dapat membantu melindungi seseorang dari infeksi HPV, tetapi tidak dapat menjamin 100% perlindungan, maka dari itu seseorang yang sudah vaksin HPV tetap disarankan untuk tetap melakukan skrining HPV setiap 3-5 tahun sekali sebagai pemeriksaan rutin untuk memeriksa apakah ada lesi kanker yang menjadi abnormal ataupun infeksi HPV jenis lainnya yang berisiko menyerang tubuh.
- Papsmear
Skrining papsmear adalah metode pemeriksaan kanker serviks yang dilakukan dengan memeriksa sel serviks di bawah mikroskop. Skrining papsmear dapat mendeteksi adanya lesi prakanker pada sel serviks. Skrining papsmear direkomendasikan untuk wanita usia 21 tahun ke atas, yang dilakukan setiap 3 tahun sekali.
- Skrining HPV DNA
Skrining HPV DNA adalah metode pemeriksaan kanker serviks terbaru yang direkomendasikan oleh WHO. Skrining HPV DNA dilakukan dengan memeriksa materi genetik (DNA) HPV pada sel serviks. Skrining HPV DNA dapat mendeteksi infeksi HPV, bahkan sebelum berkembangnya lesi prakanker pada sel serviks. Skrining HPV DNA direkomendasikan untuk wanita yang sudah aktif secara seksual yang dapat dilakukan setiap 5 tahun sekali sebagai pemeriksaan rutin. HPV DNA memiliki kelebihan yaitu:
- Lebih sensitif dalam mendeteksi infeksi HPV, bahkan sebelum berkembangnya lesi prakanker
- Memiliki hasil yang lebih cepat
- Tidak perlu dilakukan kolposkopi
- Dapat dilakukan secara mandiri
Skrining HPV DNA dapat Anda lakukan di Bumame dengan dua metode yang dapat Anda pilih sesuai dengan kenyamanan Anda yaitu urin dan swab serviks dengan menggunakan alat seperti cotton bud yang dimasukan ke dalam vagina. Metode HPV DNA Bumame memiliki akurasi hingga 95% untuk mendeteksi lesi kanker serviks yang berisiko berubah menjadi abnormal / kanker.
Bumame memberikan kemudahan kepada para pelanggan yang ingin melakukan skrining HPV DNA dengan layanan Homecare gratis, Walk-In di lokasi terdekat Bumame, dan Self-Test Kit Delivery dengan mengirimkan kit skriningHPV metode swab serviks yang dapat dilakukan dari rumah secara mandiri, mudah, dan aman.
Pencegahan kanker serviks dengan skrining rutin sangat penting dilakukan untuk mendeteksi kanker serviks sejak dini, sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif apabila terdeteksi sel HPV yang berisiko menjadi abnormal yaitu dengan menggunakan metode skrining HPV DNA. Lakukan skrining HPV DNA sebagai metode yang direkomendasikan oleh WHO di Bumame dengan pilihan jenis metode pengambilan sampel yang dapat Anda pilih sesuai dengan kenyamanan Anda dan dapatkan gratis homecare dan gratis pengiriman Self-Test Kit HPV DNA Swab Serviks.