Tes Tumbuh Kembang Anak: Mengapa Penting dan Apa Saja yang Perlu Diperiksa?

Tes Tumbuh Kembang Anak: Mengapa Penting dan Apa Saja yang Perlu Diperiksa?

05/06/2025Bumame

Tes tumbuh kembang penting untuk pantau kesehatan fisik & mental anak. Ketahui aspek yang diperiksa dan waktu terbaik untuk melakukannya.

Sebagai orang tua, melihat anak tumbuh dan berkembang dengan optimal tentu menjadi harapan utama. Namun, tidak semua anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang ideal. Sayangnya, banyak orang tua baru menyadari adanya masalah ketika kondisi sudah cukup serius. Oleh karena itu, tes tumbuh kembang anak menjadi langkah penting untuk mendeteksi sejak dini potensi masalah yang bisa memengaruhi masa depan anak.

Apa Itu Tumbuh Kembang?

Tumbuh kembang anak mengacu pada dua aspek utama:

  • Pertumbuhan: Perubahan fisik yang dapat diukur, seperti berat badan, tinggi badan, dan lingkar kepala.

  • Perkembangan: Kemampuan anak dalam aspek motorik, bahasa, sosial, dan kognitif.

Tumbuh kembang anak dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi, lingkungan, dan kesehatan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemantauan tumbuh kembang melalui grafik tumbuh kembang anak menjadi penting untuk memastikan pertumbuhan anak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Apa Itu Tes Tumbuh Kembang Anak?

Tes tumbuh kembang anak adalah serangkaian pemeriksaan medis yang bertujuan untuk menilai apakah anak tumbuh dan berkembang dengan normal sesuai usianya. Tes ini melibatkan pemeriksaan fisik, laboratorium, serta asesmen perkembangan berdasarkan milestone yang sesuai dengan usia anak.

Beberapa parameter yang sering digunakan dalam tes tumbuh kembang meliputi:

  • Grafik pertumbuhan anak untuk memantau pertumbuhan fisik.

  • Glukosa sewaktu untuk mengetahui kadar gula dalam darah dan mendeteksi risiko diabetes atau gangguan metabolisme.

  • Free T4 dan TSHs untuk menilai fungsi tiroid yang berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak.

  • Serum Iron (SI), TIBC, dan Ferritin untuk menilai status zat besi dalam tubuh yang berpengaruh pada perkembangan kognitif dan daya tahan tubuh.

  • Vitamin D (25-OH) untuk memeriksa kecukupan vitamin D yang berperan dalam pertumbuhan tulang dan sistem imun.

  • Kultur urin untuk mendeteksi adanya infeksi saluran kemih yang bisa menghambat pertumbuhan anak.

Grafik Pertumbuhan Anak

Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) digunakan untuk memantau kesehatan ibu dan anak salah satunya terkait pertumbuhan anak. Buku KIA berisi beberapa grafik yang digunakan untuk memantau tumbuh kembang anak. Berikut adalah beberapa grafik utama yang terdapat dalam Buku KIA:

Grafik Berat Badan menurut Umur (BB/U)

  • Digunakan untuk mengetahui status gizi anak berdasarkan berat badannya.

  • Grafik ini dibagi berdasarkan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan).

  • Menggunakan standar pertumbuhan dari WHO.

Grafik Panjang/Tinggi Badan menurut Umur (PB/U atau TB/U)

  • Memantau apakah tinggi badan anak sesuai dengan usia.

  • Berguna untuk mendeteksi masalah stunting (tubuh pendek akibat kekurangan gizi kronis).

Grafik Berat Badan menurut Panjang/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)

  • Menilai status gizi anak berdasarkan perbandingan berat badan dan tinggi badan.

  • Digunakan untuk mendeteksi gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, atau obesitas.

Grafik Lingkar Kepala menurut Umur (LK/U)

  • Menilai pertumbuhan otak anak.

  • Lingkar kepala yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa menjadi tanda adanya masalah perkembangan otak.

Grafik Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U)

  • Digunakan untuk menilai status gizi anak dengan mempertimbangkan tinggi dan berat badan.

  • Membantu mendeteksi risiko obesitas atau kekurangan gizi.

Glukosa Sewaktu: Deteksi Gangguan Metabolik dan Energi Anak

Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel-sel tubuh, terutama otak. Kadar glukosa yang terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah (hipoglikemia) dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan fungsi kognitif anak. Gangguan metabolisme glukosa dapat mengindikasikan diabetes atau gangguan endokrin lainnya yang berpengaruh pada pertumbuhan.

Bagaimana Pemeriksaan Glukosa Sewaktu Membantu?

  • Membantu mendeteksi diabetes mellitus tipe 1 pada anak yang mengalami gejala seperti sering haus, sering buang air kecil, dan berat badan turun tanpa sebab jelas.

  • Mengidentifikasi hipoglikemia, yang dapat menyebabkan gangguan kognitif, kejang, atau keterlambatan perkembangan pada anak jika tidak ditangani.

Free T4 dan TSHs: Hormon Tiroid untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Otak

Hormon tiroid, terutama tiroksin (T4) dan thyroid-stimulating hormone (TSH), berperan penting dalam metabolisme, perkembangan otak, serta pertumbuhan tulang. Defisiensi hormon tiroid (hipotiroidisme) dapat menyebabkan keterlambatan tumbuh kembang, gangguan kecerdasan, serta masalah motorik dan kognitif.

Bagaimana Pemeriksaan Free T4 dan TSHs Membantu?

  • Mendeteksi hipotiroidisme kongenital, yang jika tidak diobati sejak dini dapat menyebabkan retardasi mental dan gangguan pertumbuhan.

  • Mengidentifikasi hipertiroidisme yang bisa menyebabkan gangguan fokus, hiperaktif, dan kesulitan kenaikan berat badan.

Serum Iron, TIBC, dan Ferritin: Status Zat Besi dan Risiko Anemia

Zat besi berperan dalam produksi hemoglobin yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, yang berdampak pada energi, daya tahan tubuh, serta perkembangan kognitif anak.

Bagaimana Pemeriksaan Serum Iron, TIBC, dan Ferritin Membantu?

  • Serum Iron (SI) mengukur kadar zat besi dalam darah, yang penting untuk mendeteksi kekurangan atau kelebihan zat besi.

  • Total Iron Binding Capacity (TIBC) mengukur kapasitas darah untuk mengikat zat besi, yang bisa meningkat jika anak mengalami defisiensi zat besi.

  • Ferritin menggambarkan cadangan zat besi dalam tubuh. Nilai ferritin rendah menunjukkan anemia defisiensi besi yang dapat menyebabkan kesulitan belajar, lemas, dan gangguan motorik pada anak.

Vitamin D (25-OH): Peran dalam Pertumbuhan Tulang dan Sistem Imun

Vitamin D berperan penting dalam metabolisme kalsium dan fosfor, yang esensial untuk pertumbuhan tulang. Kekurangan vitamin D dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan seperti rakhitis (tulang lemah dan bengkok) serta meningkatkan risiko infeksi karena perannya dalam sistem imun.

Bagaimana Pemeriksaan Vitamin D (25-OH) Membantu?

  • Mendeteksi defisiensi vitamin D yang dapat menyebabkan pertumbuhan tulang yang tidak optimal.

  • Membantu menilai risiko osteopenia atau osteoporosis dini pada anak-anak dengan masalah pertumbuhan tulang.

  • Memonitor kadar vitamin D pada anak dengan gangguan penyerapan nutrisi, seperti penderita penyakit celiac atau gangguan hati.

Kultur Urin: Mendeteksi Infeksi yang Mengganggu Pertumbuhan

Infeksi saluran kemih (ISK) yang tidak terdeteksi atau tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi seperti gagal ginjal kronis, yang berpengaruh pada pertumbuhan anak. Anak yang sering mengalami ISK juga bisa mengalami gangguan nafsu makan dan pertumbuhan terhambat.

Bagaimana Pemeriksaan Kultur Urin Membantu?

  • Mendeteksi infeksi saluran kemih yang bisa menyebabkan gangguan pertumbuhan akibat inflamasi kronis.

  • Membantu menilai apakah anak memiliki kelainan anatomi saluran kemih yang dapat meningkatkan risiko ISK berulang.

  • Memastikan terapi antibiotik yang tepat untuk mencegah infeksi yang lebih parah.

Mengapa Tes Tumbuh Kembang Penting Dilakukan?

Tes tumbuh kembang anak penting karena dapat:

  1. Mendeteksi masalah sejak dini, sehingga dapat dilakukan intervensi yang tepat sebelum kondisi semakin parah.

  2. Mengetahui apakah anak mendapatkan nutrisi yang cukup dan apakah terdapat gangguan metabolik yang dapat menghambat pertumbuhan.

  3. Memastikan anak berkembang sesuai dengan milestone usianya, baik dari aspek motorik, kognitif, sosial, maupun emosional.

  4. Mengurangi risiko komplikasi di kemudian hari yang bisa berpengaruh terhadap kualitas hidup anak.

Masalah Tumbuh Kembang yang Sering Terjadi pada Anak

Beberapa masalah tumbuh kembang yang sering ditemukan pada anak antara lain:

  • Stunting: Pertumbuhan tinggi badan yang lebih lambat dari standar usia anak.

  • Obesitas: Berat badan berlebih yang bisa meningkatkan risiko penyakit metabolik.

  • Gangguan perkembangan bahasa dan bicara: Keterlambatan dalam berbicara atau memahami bahasa.

  • Gangguan motorik: Kesulitan dalam bergerak atau koordinasi tubuh yang buruk.

  • Anemia defisiensi zat besi: Kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan gangguan kognitif dan daya tahan tubuh lemah.

  • Defisiensi vitamin D: Dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan tulang dan meningkatkan risiko infeksi.

  • Gangguan fungsi tiroid: Hipotiroidisme bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan kognitif.

Bahaya Jika Terlambat Mengetahui Masalah Tumbuh Kembang Anak

Keterlambatan dalam mendeteksi masalah tumbuh kembang dapat mengakibatkan:

  • Gangguan kognitif permanen jika anak mengalami defisiensi nutrisi yang tidak segera ditangani.

  • Risiko penyakit kronis meningkat, seperti diabetes, hipertensi, atau osteoporosis akibat gangguan metabolisme sejak dini.

  • Kesulitan akademik dan sosial karena keterlambatan perkembangan motorik dan bahasa.

  • Dampak psikologis dan emosional seperti rendahnya rasa percaya diri akibat keterlambatan perkembangan dibandingkan teman sebaya.

Penanganan Masalah Tumbuh Kembang Anak yang Dideteksi Sejak Dini

Jika hasil tes menunjukkan adanya masalah tumbuh kembang, langkah penanganan yang dapat dilakukan meliputi:

  1. Terapi nutrisi: Menyesuaikan asupan makanan agar anak mendapatkan nutrisi yang cukup.

  2. Pemberian suplemen: Jika ditemukan defisiensi zat besi, vitamin D, atau gangguan metabolik lainnya.

  3. Fisioterapi atau terapi okupasi: Jika ditemukan gangguan motorik atau koordinasi tubuh yang kurang optimal.

  4. Terapi wicara: Untuk anak yang mengalami keterlambatan bicara dan bahasa.

  5. Intervensi medis jika diperlukan: Seperti pemberian hormon tiroid pada anak dengan hipotiroidisme kongenital.

  6. Pendampingan psikologis: Untuk membantu anak dengan gangguan sosial atau emosional akibat keterlambatan perkembangan.

Pencegahan dan Usaha agar Anak Tidak Mengalami Masalah Tumbuh Kembang

Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan orang tua agar anak tumbuh dan berkembang optimal antara lain:

  • Memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama untuk mendukung sistem imun dan pertumbuhan anak.

  • Memastikan pola makan bergizi seimbang dengan cukup protein, zat besi, kalsium, dan vitamin D.

  • Rutin melakukan skrining tumbuh kembang sesuai jadwal yang direkomendasikan dokter.

  • Memastikan anak mendapatkan stimulasi yang cukup sesuai usianya, seperti bermain, berbicara, dan berinteraksi sosial.

  • Menjaga kebersihan dan kesehatan anak untuk menghindari infeksi yang bisa menghambat pertumbuhan.

  • Melakukan imunisasi sesuai jadwal untuk melindungi anak dari penyakit yang dapat menghambat perkembangan.

Tes tumbuh kembang anak adalah langkah penting yang harus dilakukan untuk memastikan anak tumbuh dan berkembang sesuai dengan usianya. Tes tumbuh kembang anak dengan parameter lengkap dan hasil yang akurat dapat dilakukan di Bumame salah satunya melalui paket MCU Tumbuh Kembang Anak Basic seharga Rp1.200.000. Hasil pemeriksaan kemudian dapat dikonsultasikan dengan dokter anak. Dengan melakukan pemeriksaan secara dini dan berkala berkala, orang tua dapat mengetahui potensi masalah sejak dini dan segera mengambil langkah intervensi yang tepat. Selain itu, menjaga pola hidup sehat, memberikan nutrisi yang cukup, serta memberikan stimulasi yang baik dapat membantu anak mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.

Sumber:

World Health Organization. WHO Child Growth Standards [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 26]. Available from: https://www.who.int/tools/child-growth-standards

Centers for Disease Control and Prevention. Developmental Monitoring and Screening [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 26]. Available from: https://www.cdc.gov/ncbddd/actearly/screening.html

American Academy of Pediatrics. Developmental Surveillance and Screening [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 26]. Available from: https://www.aap.org/en/patient-care/developmental-surveillance-and-screening-patient-care/

Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences. The Effect of Vitamin D Deficiency with Stunting and Overweight [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 26]. Available from: https://oamjms.eu/index.php/mjms/article/download/9359/7599/92750

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2024.