manfaat usg fetomaternal

USG Fetomaternal: Teknologi Canggih untuk Pantau Kesehatan Janin, Bisa Cegah Komplikasi dan Kecacatan

12/03/2025Bumame

Penting bagi setiap ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan USG fetomaternal sesuai dengan rekomendasi medis, guna memastikan perjalanan kehamilan yang sehat dan aman

Kehamilan adalah perjalanan yang penuh harapan dan tantangan. Setiap ibu tentu menginginkan bayi yang sehat dan tumbuh optimal selama masa kandungan. Namun, dalam beberapa kasus, risiko komplikasi atau kelainan pada janin dapat terjadi tanpa disadari. 

Itulah alasan pemeriksaan USG fetomaternal menjadi penting. Pemeriksaan ini menggunakan teknologi ultrasonografi canggih untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi potensi masalah sejak dini. 

Mari membahas apa itu USG fetomaternal, kapan pemeriksaan ini diperlukan, dan bagaimana manfaatnya bagi ibu hamil dan bayi.

Apa Itu USG Fetomaternal?

Ultrasonografi, atau USG, adalah prosedur pencitraan yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menghasilkan gambar real-time dari organ dan jaringan lunak di dalam tubuh. 

USG biasanya dilakukan untuk melihat struktur internal tanpa perlu melakukan pembedahan.Sementara USG fetomaternal adalah prosedur ultrasonografi yang dilakukan selama kehamilan untuk menilai aliran darah antara ibu dan janin, serta mendeteksi adanya kelainan pada keduanya. 

Pemeriksaan ini menggunakan teknologi Doppler untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai kondisi pembuluh darah dan organ janin dibandingkan dengan USG biasa.

Apa Fungsi USG Fetomaternal?

USG fetomaternal memiliki beberapa fungsi penting dalam memantau kesehatan ibu dan janin selama kehamilan, antara lain:

1. Mendeteksi Kelainan Genetik dan Struktural pada Janin
Pemeriksaan ini dapat mengidentifikasi adanya kelainan genetik atau masalah dalam pembentukan organ janin, seperti spina bifida, bibir sumbing, atau sindrom Down. 

2. Menilai Aliran Darah di Rahim dan Janin
Dengan teknologi Doppler, USG fetomaternal mampu menilai sirkulasi darah di rahim, tali pusat, dan organ janin, memastikan janin menerima oksigen dan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhannya. 

3. Memonitor Kehamilan Berisiko Tinggi
USG fetomaternal sangat berguna bagi ibu hamil dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, preeklamsia, atau kehamilan kembar, untuk memantau perkembangan janin dan mencegah komplikasi serius sejak dini. 

4. Menentukan Usia Kehamilan dan Pertumbuhan Janin
Pemeriksaan ini membantu dalam menentukan usia kehamilan yang akurat dan memantau pertumbuhan janin, memastikan bahwa perkembangan berlangsung sesuai dengan usia kehamilan. 

5. Mendeteksi Risiko Kelahiran Prematur atau Keguguran
USG fetomaternal dapat mengidentifikasi tanda-tanda yang mengindikasikan risiko kelahiran prematur atau kemungkinan keguguran, sehingga intervensi medis dapat dilakukan tepat waktu. 

6. Menilai Kondisi Plasenta dan Cairan Ketuban
Pemeriksaan ini memungkinkan evaluasi posisi dan fungsi plasenta serta volume cairan ketuban, yang penting untuk kesehatan janin selama kehamilan. 

Dengan fungsi-fungsi tersebut, USG fetomaternal menjadi alat diagnostik yang esensial dalam memastikan kesehatan ibu dan janin, serta dalam perencanaan penanganan medis yang tepat selama kehamilan.

USG Fetomaternal Bisa Mendeteksi Apa Saja?

Berdasarkan fungsi yang sudah dijelaskan, teknologi Doppler pada pemeriksaan ini dapat memberikan gambaran yang lebih detail mengenai beberapa hal, yaitu:

  1. Gangguan genetik atau masalah pada perkembangan organ janin.

  2. Mengevaluasi aliran darah di rahim, tali pusat, dan organ janin.

  3. Mengawasi pertumbuhan janin, terutama pada kehamilan dengan risiko tinggi.

  4. Mengidentifikasi usia kehamilan secara tepat sekaligus memeriksa perkembangan janin.

  5. Mengungkap potensi kelahiran prematur atau risiko keguguran.

  6. Memeriksa letak dan fungsi plasenta serta mengukur jumlah cairan ketuban.

Apa Saja Jenis USG Fetomaternal?

USG fetomaternal penting dalam pemantauan kehamilan, terutama untuk mendeteksi dan mengevaluasi kondisi janin serta ibu. 

Berikut adalah beberapa jenis USG fetomaternal yang umum digunakan:

1. USG Doppler Arteri Rahim (Uterine Artery Doppler Ultrasound)

Tujuan: Menilai aliran darah di arteri rahim untuk mengevaluasi perfusi plasenta.

Signifikansi Klinis: Temuan abnormal pada Doppler arteri rahim dapat menunjukkan peningkatan risiko preeklamsia, gangguan pertumbuhan janin (IUGR), dan mortalitas perinatal.

2. USG Doppler Arteri Umbilikalis (Umbilical Artery Doppler Ultrasound)

Tujuan: Mengukur aliran darah di arteri umbilikalis untuk menilai resistensi plasenta dan sirkulasi janin.

Signifikansi Klinis: Resistensi tinggi atau aliran diastolik yang terbalik atau hilang pada arteri umbilikalis berhubungan dengan hipoksia janin dan hasil perinatal yang buruk.

3. USG Doppler Arteri Serebral Tengah (Middle Cerebral Artery Doppler Ultrasound)

Tujuan: Mengevaluasi aliran darah di arteri serebral tengah janin untuk menilai sirkulasi otak.

Signifikansi Klinis: Penurunan indeks pulsasi di arteri serebral tengah dapat mengindikasikan efek "penghematan otak," di mana janin mengalihkan aliran darah ke organ vital sebagai respons terhadap hipoksia. 

4. USG Doppler Ductus Venosus (Ductus Venosus Doppler Ultrasound)

Tujuan: Menilai aliran darah di ductus venosus, pembuluh darah yang mengalirkan darah kaya oksigen dari vena umbilikalis ke jantung janin.

Signifikansi Klinis: Pola aliran yang abnormal pada ductus venosus dapat menjadi indikator awal disfungsi jantung janin dan sering dikaitkan dengan kelainan kromosom serta hasil kehamilan yang buruk. 

Pemeriksaan USG Doppler ini memberikan informasi penting tentang kesehatan janin dan plasenta, serta membantu dalam pengelolaan klinis untuk meningkatkan hasil kehamilan.

Apa Bedanya dengan USG Fetomaternal dan USG Biasa?

USG fetomaternal dan USG biasa memiliki tujuan dan metode yang berbeda dalam memantau kesehatan ibu hamil dan janin. Berikut adalah perbedaan utama antara keduanya:

1. Tujuan Pemeriksaan:

USG Biasa: Digunakan untuk memantau perkembangan umum janin, termasuk detak jantung, pergerakan, dan posisi janin. Pemeriksaan ini juga membantu menentukan usia kehamilan dan memeriksa lokasi plasenta.

USG Fetomaternal: Dirancang untuk mendeteksi potensi kelainan pada ibu hamil dan janin. Pemeriksaan ini lebih mendalam dan spesifik, seperti memeriksa kelainan genetik, masalah pembentukan organ janin, serta risiko kelahiran prematur atau keguguran. 

2. Metode dan Durasi Pemeriksaan:

USG Biasa: Prosedur ini biasanya lebih singkat dan dilakukan secara rutin selama kehamilan untuk memantau perkembangan janin secara umum.

USG Fetomaternal: Memerlukan waktu lebih lama karena pemeriksaan yang lebih detail dan spesifik. Durasi pemeriksaan bisa lebih dari 30 menit, tergantung pada kompleksitas kasus. 

3. Indikasi Pemeriksaan:

USG Biasa: Dilakukan pada kehamilan normal untuk memantau perkembangan janin secara umum.

USG Fetomaternal: Disarankan untuk ibu hamil dengan kondisi tertentu, seperti kehamilan berisiko tinggi, riwayat kelainan genetik, atau masalah kesehatan ibu yang dapat memengaruhi janin.

Secara keseluruhan, USG fetomaternal menawarkan pemeriksaan yang lebih mendalam dan spesifik dibandingkan dengan USG biasa, terutama dalam mendeteksi potensi kelainan dan memastikan kesehatan optimal bagi ibu dan janin.

Bagaimana Prosedur USG Fetomaternal?

USG fetomaternal adalah prosedur ultrasonografi yang dilakukan untuk mendeteksi kelainan pada ibu dan janin. Prosedur ini umumnya melibatkan penggunaan USG 3D atau 4D untuk memberikan gambaran tubuh janin yang lebih mendetail dibandingkan dengan USG 2D. 

Prosedur USG Fetomaternal:

1. Persiapan Pasien

  • Ibu hamil akan diminta untuk berbaring di meja pemeriksaan.

  • Dokter akan mengoleskan gel khusus ultrasound pada perut ibu untuk memfasilitasi transmisi gelombang suara. 

2. Pemeriksaan

  • Dokter akan menggerakkan transduser (alat pemancar gelombang suara) di atas perut ibu untuk mendapatkan gambaran organ janin secara detail.

  • Pemeriksaan ini meliputi evaluasi ketebalan tulang belakang janin, aliran darah jantung, posisi rongga perut, hingga kondisi otak janin. 

3. Durasi Pemeriksaan

  • Waktu yang diperlukan untuk pemeriksaan berkisar antara 30-45 menit, tergantung pada kondisi ibu dan janin. 

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua ibu hamil memerlukan pemeriksaan USG fetomaternal. Prosedur ini biasanya dilakukan pada kehamilan berisiko tinggi atau jika ada indikasi medis tertentu. 

Apa Bedanya Usg Fetomaternal 3D dan 4D?

USG (Ultrasonografi) 3D dan 4D adalah teknik pencitraan yang digunakan dalam pemeriksaan kehamilan untuk mendapatkan gambaran janin dalam rahim. 

USG 3D menghasilkan gambar tiga dimensi statis, memungkinkan visualisasi struktur janin dengan lebih detail dibandingkan USG 2D tradisional. Sementara itu, USG 4D menambahkan elemen waktu, sehingga menghasilkan video real-time dari janin yang bergerak dalam rahim. 

Perbedaan utama antara keduanya terletak pada kemampuan USG 4D untuk menampilkan pergerakan janin secara langsung, sementara USG 3D hanya menampilkan gambar diam. 

USG Fetomaternal Sebaiknya Dilakukan oleh Siapa?

Pemeriksaan ini biasanya direkomendasikan bagi ibu hamil dengan kondisi tertentu yang berisiko tinggi, antara lain:

  • Riwayat Kesehatan Ibu: Ibu hamil yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, anemia, asma, atau gangguan autoimun. 

Kondisi medis ini dapat mempengaruhi kesehatan janin dan memerlukan pemantauan khusus. 

  1. Usia Ibu Hamil: Kehamilan pada usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun memiliki risiko lebih tinggi terhadap komplikasi. 

  2. Riwayat Kehamilan Sebelumnya: Ibu yang pernah mengalami keguguran, kelahiran prematur, atau memiliki anak dengan kelainan genetik sebelumnya. 

  3. Kehamilan Ganda: Pada kehamilan kembar, risiko komplikasi lebih tinggi, sehingga USG fetomaternal penting untuk memantau kondisi setiap janin dan mendeteksi kemungkinan sindrom transfusi kembar-ke-kembar (TTTS). 

  4. Kelainan pada Janin: Jika terdapat indikasi atau kecurigaan adanya kelainan struktural atau genetik pada janin, seperti spina bifida, bibir sumbing, atau Down syndrome, pemeriksaan ini dapat membantu dalam diagnosis dan perencanaan penanganan selanjutnya. 

  5. Masalah dengan Plasenta atau Cairan Ketuban: Kondisi seperti plasenta previa atau oligohidramnion (cairan ketuban rendah) memerlukan evaluasi lebih lanjut melalui USG fetomaternal untuk memastikan kesejahteraan janin. 

USG Fetomaternal Dilakukan Kapan?

Pemeriksaan USG fetomaternal biasanya dilakukan pada trimester pertama (usia kehamilan 11–13 minggu) dan trimester kedua (usia kehamilan 18–23 minggu), atau sesuai anjuran dokter kandungan. 

Tujuannya adalah untuk memastikan perkembangan janin berjalan normal dan mendeteksi dini adanya kelainan yang mungkin memerlukan intervensi medis. 

Dengan melakukan USG fetomaternal, ibu hamil dapat memperoleh informasi yang lebih detail mengenai kondisi janin, sehingga perencanaan perawatan kehamilan dapat disesuaikan untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi.

Berapa Biaya USG Fetomaternal?

Di Indonesia, biaya USG fetomaternal berkisar antara Rp300.000 hingga Rp3.000.000, tergantung pada lokasi, jenis fasilitas kesehatan, dan teknologi yang digunakan. 

Di klinik atau rumah sakit pemerintah, biayanya biasanya lebih terjangkau, sekitar Rp300.000–Rp800.000, sedangkan di rumah sakit swasta dengan spesialisasi tinggi dan peralatan canggih seperti USG 4D, biaya bisa mencapai Rp1.500.000–Rp3.000.000

Beberapa fasilitas kesehatan juga menawarkan paket layanan yang mencakup konsultasi dokter spesialis fetomaternal dan pemeriksaan tambahan.USG fetomaternal dapat ditanggung oleh BPJS Kesehatan, tetapi ada syarat tertentu. 

Pemeriksaan ini biasanya hanya ditanggung jika dianggap sebagai tindakan medis yang diperlukan, yaitu ketika dokter kandungan atau bidan yang bekerja sama dengan BPJS memberikan rujukan untuk pemeriksaan tersebut karena adanya indikasi medis tertentu, seperti risiko komplikasi, kelainan pada janin, atau kondisi khusus pada kehamilan.

Jika USG fetomaternal dilakukan hanya untuk kebutuhan non-medis, seperti mengetahui jenis kelamin janin atau pemeriksaan tambahan tanpa indikasi medis, biaya tersebut tidak akan ditanggung oleh BPJS dan harus dibayar secara pribadi oleh pasien.

Untuk memastikannya, ibu hamil disarankan berkonsultasi terlebih dahulu dengan fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang terdaftar di BPJS, kemudian mendapatkan rujukan jika diperlukan.

Kesimpulannya, USG fetomaternal memainkan peran krusial dalam memastikan kesehatan ibu hamil dan janin selama kehamilan. Dengan kemajuan teknologi, pemeriksaan ini memungkinkan deteksi dini berbagai kelainan atau komplikasi, sehingga penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan tepat. 

Penting bagi setiap ibu hamil untuk berkonsultasi dengan dokter dan menjalani pemeriksaan USG fetomaternal sesuai dengan rekomendasi medis, guna memastikan perjalanan kehamilan yang sehat dan aman.

Sumber

Cleveland Clinic. Ultrasound [Internet]. Cleveland Clinic; 2025 [cited 2025 Jan 10]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/4995-ultrasound

Cleveland Clinic. Ultrasound in pregnancy [Internet]. Cleveland Clinic; 2025 [cited 2025 Jan 10]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diagnostics/9704-ultrasound-in-pregnancy

Parents. Should you get a 3D or 4D ultrasound? [Internet]. Parents; 2025 [cited 2025 Jan 10]. Available from: https://www.parents.com/2d-3d-4d-ultrasound-differences-8673838

Fetal Medicine Foundation. Doppler in obstetrics [Internet]. Fetal Medicine Foundation; 2025 [cited 2025 Jan 10]. Available from: https://fetalmedicine.org/var/uploads/Doppler-in-Obstetrics.pdf

PMC. Umbilical artery Doppler and its use in pregnancy [Internet]. PubMed Central; 2025 [cited 2025 Jan 10]. Available from: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC6464774/

PubMed. Middle cerebral artery Doppler ultrasound in fetal hypoxia [Internet]. PubMed; 2025 [cited 2025 Jan 10]. Available from: https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/32798234/

Wiley Online Library. Ductus venosus Doppler and its clinical application in obstetrics [Internet]. Wiley Online Library; 2025 [cited 2025 Jan 10]. Available from: https://obgyn.onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1002/uog.4048