Kanker Terbanyak Kedua di Dunia: Kanker Payudara Jenis, Gejala, dan Pengobatan!

Kanker Terbanyak Kedua di Dunia: Kanker Payudara Jenis, Gejala, dan Pengobatan!

10/03/2025Bumame

Kanker payudara adalah penyakit yang dapat mengancam jiwa, tetapi deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan angka harapan hidup.Penting untuk rutin melakukan pemeriksaan diri dan menjaga gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko​.

Meski merupakan salah satu kanker paling umum di dunia, penyakit kanker payudara justru cenderung sering terlambat terdeteksi. Namun, kabar baiknya, penyakit ini dapat segera diatasi jika dideteksi segera.

Pemahaman mengenai gejala, faktor risiko, hingga cara pencegahan kanker payudara, menjadi sangat penting untuk dikuasai untuk menjaga kesehatan diri dan orang-orang tercinta.

Apa Itu Kanker Payudara?

Kanker payudara adalah kondisi medis serius di mana sel-sel abnormal tumbuh secara tidak terkendali di jaringan payudara.

Kanker payudara dapat menyerang jaringan payudara, seperti kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, dan jaringan ikat.

Biasanya, kanker dimulai di saluran susu (duktus) atau lobulus yang memproduksi susu.

Meski kanker payudara paling banyak diderita oleh wanita, penyakit ini juga dapat menyerang pria.

Seperti halnya penyakit kanker lain, kanker payudara juga dapat menyebar ke bagian tubuh lain (metastasis) jika tidak ditangani​.

Apa Saja Jenis Kanker Payudara?

Berdasarkan penyebarannya, kanker payudara terbagi menjadi dua kategori utama yaitu non-invasif dan invasif.

Perbedaan utamanya adalah apakah sel kanker telah menyebar ke jaringan sekitarnya atau tetap terlokalisasi. Berikut penjelasan lengkapnya:

  • Kanker Non-Invasif

Jenis ini dikenal juga sebagai karsinoma in situ. Sel kanker terbatas pada saluran (karsinoma duktal in situ, DCIS) atau lobulus (karsinoma lobular in situ, LCIS) payudara tanpa menyebar ke jaringan sekitarnya.

DCIS adalah bentuk yang paling umum dan sering terdeteksi sebelum berkembang menjadi invasif.

  • Kanker Invasif

Pada kanker invasif, sel kanker telah menyebar melewati saluran atau lobulus ke jaringan payudara di sekitarnya. Dua tipe utama adalah:

  1. Karsinoma Duktal Invasif (IDC): Jenis paling umum, menyumbang 80% kasus invasif, berasal dari saluran susu lalu meluas ke jaringan lain.

  2. Karsinoma Lobular Invasif (ILC): Kurang umum, dimulai dari lobulus dan menyebar lebih difus dibanding IDC

Perbedaan ini penting untuk diidentifikasi karena akan menentukan langkah pengobatan selanjutnya. Kanker invasif lebih mungkin menyebar sehingga memerlukan pendekatan terapi yang lebih agresif.

Apa Penyebab Kanker Payudara?

Kanker payudara disebabkan oleh mutasi genetik yang membuat sel-sel payudara membelah tanpa kontrol.

Pertumbuhan sel abnormal tersebut diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diwariskan secara genetik. Namun, dapat juga terjadi akibat paparan faktor lingkungan, seperti:

  1. Paparan radiasi

  2. Penggunaan hormon estrogen, dalam periode yang berkepanjangan (misalnya pil KB atau terapi hormon menopause)

  3. Multifaktorial, terutama dari gaya hidup tidak sehat seperti konsumsi makanan sumber karsinogen

Apa Gejala Kanker Payudara?

Jangan sampai kanker payudara terlambat terdeteksi. Sangat penting untuk mengetahui dan waspada terhadap gejala kanker payudara berikut ini:

  1. Benjolan di payudara atau ketiak, seringnya tidak nyeri dan terasa keras.

  2. Bentuk atau ukuran berubah, payudara terlihat asimetris atau lebih besar dari biasanya.

  3. Kulit payudara berubah, kulit tampak merah, bersisik, atau menyerupai kulit jeruk.

  4. Keluar cairan dari puting, termasuk darah atau cairan bening yang tidak normal.

  5. Bengkak atau nyeri, terjadi pembengkakan yang terasa nyeri di payudara.

  6. Puting tertarik masuk, disebut retraksi atau inversi.

Apa Faktor Risiko Kanker Payudara?

Selain mewaspadai gejala, beberapa faktor berikut ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara, yaitu:

  1. Faktor genetik: Mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 meningkatkan risiko.

  2. Riwayat keluarga: Jika ibu, saudara perempuan, atau kerabat dekat memiliki riwayat kanker payudara, risikonya lebih tinggi.

  3. Gaya hidup: Konsumsi alkohol, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik berkontribusi pada risiko

Apa Saja Jenis Stadium Kanker Payudara?

Kanker payudara memiliki beberapa stadium berdasarkan sistem TNM (tumor, node, metastasis), yaitu ukuran tumor, kelenjar getah bening yang terkena, dan penyebaran ke organ-organ lain (metastasis):

  1. Stadium 0: Tumor masih terbatas pada lapisan sel asalnya (in situ) dan belum menyebar.

  2. Stadium I: Tumor sudah bersifat invasif sehingga bisa menembus lapisan asalnya menuju ke jaringan lain namun masih berukuran kecil. Belum terjadi penyebaran ke kelenjar getah bening atau bagian tubuh lain.

  3. Stadium IIA dan IIB: Tumor sudah lebih besar, ukuran pada stadium IIB lebih besar dari stadium IIA. Sudah terjadi penyebaran pada beberapa kelenjar getah bening di dekatnya. Belum terdapat penyebaran ke organ lain.

  4. Stadium IIIA, IIIB, dan IIIC: Penyebaran pada kelenjar getah bening terjadi lebih luas dari stadium II. Pada stadium IIIA ukuran masih mungkin sama dengan stadium II, namun pada IIIB ukuran menjadi lebih besar. Stadium IIIC penyebaran pada kelenjar getah bening semakin masif. Belum terjadi penyebaran ke organ lain.

  5. Stadium 4: Telah terjadi metastasis. Kanker menyebar ke organ tubuh lain, seperti paru-paru, tulang, dan/atau hati​.

Bagaimana Mendeteksi Kanker Payudara?

Berbagai jenis tes telah dikembangkan untuk membantu mendeteksi perubahan pada jaringan payudara, mulai dari metode sederhana hingga teknologi canggih.

Setiap tes memiliki tujuan tertentu, seperti menemukan kanker pada tahap awal, mengidentifikasi faktor risiko genetik, atau memantau perkembangan setelah pengobatan. Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan:

  • Pemeriksaan Mandiri Payudara (SADARI)

Indonesia Cancer Care Community (ICCC) / Cara Melakukan SADARI)

Cara sederhana untuk mendeteksi benjolan atau perubahan lainnya di rumah. Lakukan setiap bulan setelah menstruasi.

  • Mamografi

Skrining menggunakan X-ray yang membantu mendeteksi kanker bahkan sebelum gejala muncul. Sering digunakan sebagai metode skrining rutin bagi wanita berusia 40 tahun ke atas.

  • Ultrasonografi (USG) Payudara

Menggunakan gelombang suara untuk memvisualisasikan jaringan payudara. Tes ini sering digunakan untuk mengevaluasi benjolan yang ditemukan pada mamografi atau pemeriksaan fisik, terutama pada wanita dengan jaringan payudara yang padat​.

  • Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Digunakan untuk melihat detail jaringan payudara dengan bantuan medan magnet. MRI sangat dianjurkan bagi wanita dengan risiko tinggi, seperti mutasi genetik BRCA1 atau BRCA2​.

  • Biopsi Payudara

Prosedur mengambil sampel jaringan payudara untuk dianalisis di laboratorium. Ini adalah langkah definitif untuk memastikan keberadaan sel kanker dan menentukan jenisnya.

  • Thermografi

Tes ini menggunakan kamera inframerah untuk mendeteksi pola suhu pada payudara yang dapat mengindikasikan adanya kanker. Namun, metode ini kurang digunakan karena kurang akurat dibanding mamografi atau MRI​.

  • Tes genetik

Direkomendasikan jika ada riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium. Tes ini memeriksa mutasi genetik seperti BRCA1 dan BRCA2 yang meningkatkan risiko kanker payudara.

Memahami macam-macam tes ini membantu memilih pendekatan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan pasien.

Mengapa Skrining Kanker Payudara Penting?

Melihat bagaimana kanker payudara termasuk dalam daftar kanker paling umum di dunia maka melakukan skrining menjadi penting dilakukan karena risiko terjangkit yang tinggi.

Dengan melakukan pemeriksaan, kanker dapat segera terdeteksi dan diobati, berikut penjelasan lebih lanjut mengapa skrining kanker payudara penting dilakukan.

  • Deteksi Dini

Deteksi dini ini meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan karena kanker biasanya masih berada pada stadium awal dan belum menyebar​.

  • Mengurangi Risiko Komplikasi

Menemukan kanker pada tahap awal memungkinkan pengobatan yang lebih sederhana dan kurang invasif, seperti lumpektomi dibandingkan mastektomi atau kemoterapi yang lebih intens.

  • Meningkatkan Tingkat Kesembuhan

Kanker yang terdeteksi lebih awal memiliki tingkat kelangsungan hidup yang jauh lebih tinggi. Contohnya, tingkat kelangsungan hidup kanker stadium 0 atau 1 hampir mencapai 99% dalam 5 tahun pertama​.

  • Mencegah Penyebaran

Skrining memungkinkan diagnosis kanker sebelum menyebar ke kelenjar getah bening atau organ lainnya, yang mempersulit pengobatan dan meningkatkan risiko kematian​.

  • Memberikan Ketenangan Pikiran

Skrining rutin dapat membantu mengurangi kecemasan, terutama bagi individu dengan riwayat keluarga kanker payudara.

  • Efisiensi Biaya Pengobatan

Mengobati kanker pada stadium awal lebih hemat biaya dibandingkan jika ditemukan pada stadium lanjut. Selain itu, pengobatan lebih ringan dan memiliki efek samping yang lebih sedikit​.

Melakukan skrining secara rutin sangat dianjurkan, terutama bagi wanita berusia 40 tahun ke atas atau mereka yang memiliki faktor risiko genetik seperti mutasi BRCA1/BRCA2​.

Apa Pengobatan Kanker Payudara?

Setelah melakukan tes atau deteksi kanker payudara maka selanjutnya adalah segera konsultasi dengan dokter untuk merencanakan langkah pengobatan.

Berbagai metode tersedia, mulai dari operasi hingga terapi canggih seperti imunoterapi dan terapi target.

  • Operasi Mastektomi

Operasi mastektomi yang dilakukan untuk mengangkat seluruh atau sebagian jaringan payudara sebagai pengobatan atau pencegahan kanker payudara. Operasi mastektomi terbagi menjadi dua, yaitu:

  1. Lumpektomi (Parsial): Mengangkat tumor dan sedikit jaringan di sekitarnya. Cocok untuk kanker pada tahap awal.

  2. Mastektomi (Total): Mengangkat seluruh payudara. Digunakan pada kasus kanker lebih luas atau risiko tinggi.

  • Terapi Radiasi

Menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa setelah operasi. Biasanya diberikan selama beberapa minggu setelah lumpektomi​.

  • Kemoterapi

Menggunakan obat-obatan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel kanker.

  • Terapi Hormonal

Efektif untuk kanker yang sensitif terhadap hormon, seperti kanker dengan reseptor estrogen/progesteron positif.

  • Terapi Target

Obat seperti trastuzumab (Herceptin) atau pertuzumab digunakan untuk menyerang protein spesifik (HER2) pada kanker jenis tertentu, dengan efek samping lebih ringan dibanding kemoterapi.

  • Imunoterapi

Memanfaatkan sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Cocok untuk kanker tertentu seperti triple-negative breast cancer (TNBC)​

  • Perawatan Paliatif

Berfokus pada pengelolaan gejala dan meningkatkan kualitas hidup pasien, terutama untuk kanker stadium lanjut​

Setiap pilihan pengobatan dirancang sesuai dengan jenis, stadium, dan kondisi pasien. Kombinasi yang tepat dapat memberikan hasil optimal, bahkan pada kasus yang kompleks​.

Lakukan Langkah Pencegahan!

Daripada mengobati, tentu lebih baik mencegah sejak dini. Meskipun tidak semua kasus dapat dihindari, setidaknya langkah berikut ini dapat mengurangi risiko terkena kanker payudara:

  1. Kendalikan berat badan, obesitas meningkatkan risiko kanker payudara pascamenopause.

  2. Aktivitas fisik rutin, olahraga rutin dapat mengurangi risiko kanker payudara hingga 10 persen.

  3. Hindari alkohol berlebih, batas aman adalah tidak lebih dari satu gelas untuk wanita.

  4. Pola makan sehat, konsumsi makanan tinggi serat dan hindari makanan berlemak jenuh dan olahan.

  5. Jangan merokok, merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, terutama pada wanita pra-menopause​.

  6. Berikan ASI, menyusui dapat menurunkan risiko kanker payudara, terutama jika dilakukan selama lebih dari satu tahun​.

  7. Waspadai Riwayat Keluarga, jika memiliki riwayat keluarga kanker payudara, konsultasikan ke dokter untuk tes genetik atau pemantauan lebih intensif.

Berapa Biaya Tes Kanker Payudara?

Setelah menggali lebih dalam mengenai tes kanker payudara, hal yang juga tak kalah penting dan sering kali menjadi pertimbangan adalah biaya tes.

Biaya untuk tes kanker payudara dapat bervariasi tergantung pada jenis tes yang dilakukan, lokasi, dan fasilitas kesehatan yang dipilih.

Untuk mamografi, biaya berkisar antara Rp350.000 hingga Rp900.000 di rumah sakit swasta. Pemeriksaan lain seperti USG payudara biasanya dimulai dari Rp370.000 hingga Rp800.000.

Beberapa rumah sakit menyediakan paket deteksi dini yang mencakup konsultasi dokter, mamografi, dan/atau USG dengan harga Rp420.000–Rp1.750.000​.

Kanker payudara adalah penyakit yang dapat mengancam jiwa, tetapi deteksi dini dan pengobatan yang tepat dapat meningkatkan angka harapan hidup.

Penting untuk rutin melakukan pemeriksaan diri dan menjaga gaya hidup sehat untuk menurunkan risiko​.

Sumber

Memorial Sloan Kettering Cancer Center. Breast Cancer [Internet]. New York: Memorial Sloan Kettering Cancer Center; [cited 2024 Nov 22]. Available from: https://www.mskcc.org/cancer-conditions/breast-cancer

Mayo Clinic. Breast cancer: Symptoms and causes [Internet]. Rochester: Mayo Clinic; [cited 2024 Nov 22]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/breast-cancer/symptoms-causes/syc-20352470

MD Anderson Cancer Center. Breast Cancer [Internet]. Houston: MD Anderson Cancer Center; [cited 2024 Nov 22]. Available from: https://www.mdanderson.org/cancer-types/breast-cancer.html