Lindungi Diri dari Kanker Serviks: Pahami Gejala, Penyebab, dan Rekomendasi Tes Kanker Serviks!

Lindungi Diri dari Kanker Serviks: Pahami Gejala, Penyebab, dan Rekomendasi Tes Kanker Serviks!

10/03/2025Bumame

Kanker serviks adalah ancaman serius bagi kesehatan wanita, tetapi dapat dicegah dan diobati jika terdeteksi sejak dini.

Kanker serviks merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita. Penyakit ini kemudian menjadi momok menyeramkan di kalangan wanita.

Sering kali disadari ketika sudah terlambat karena tidak mengetahui gejala dan tidak melakukan pemeriksaan segera.

Pada banyak kasus penyakit ini tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga baru terdeteksi ketika kondisi sudah parah.

Pemahaman yang minim adalah penyebab utama mengapa kasus kanker serviks seringkali terabaikan. Oleh karena itu, kesadaran tentang gejala, penyebab, dan cara pencegahannya merupakan hal penting yang wajib diketahui oleh para wanita.

Apa Itu Kanker Serviks?

Kanker serviks adalah jenis kanker yang berkembang di leher rahim (serviks), yaitu bagian bawah rahim yang terhubung langsung ke vagina.

Universitas Muhammadiyah / Ilustrasi Kanker Serviks

Kanker serviks terjadi ketika sel-sel di area serviks mengalami perubahan yang abnormal dan tumbuh secara tidak terkendali.

parkwayeast.com.sg / Ilustrasi Tingkat Stadium Kanker Serviks

Penyebab utamanya adalah infeksi virus human papillomavirus (HPV), terutama tipe HPV 16 dan 18, yang dapat merusak sel-sel serviks dan memicu pembentukan kanker.

Meskipun kanker serviks dapat menjadi penyakit yang serius, deteksi dini melalui pemeriksaan rutin dapat membantu mencegahnya berkembang lebih parah.

Apa Gejala Kanker Serviks?

Pada tahap awal, penyakit ini seringnya tidak menunjukkan gejala apa pun. Namun, seiring berkembangnya penyakit beberapa gejala akan mulai terlihat, yaitu sebagai berikut:

  1. Pendarahan tidak normal, terjadi di luar jadwal menstruasi, setelah hubungan seksual, atau setelah menopause.

  2. Keputihan yang tidak biasa, seperti berwarna coklat, mengeluarkan bau tidak sedap, atau bercampur darah.

  3. Merasa nyeri, terasa saat berhubungan seksual.

  4. Sakit panggul atau punggung bawah, nyeri terasa secara terus-menerus.

  5. Perubahan siklus menstruasi, menstruasi yang lebih lama atau lebih berat dari biasanya.

Jika sudah mulai merasakan gejala-gejala tersebut, segera lakukan pemeriksaan untuk mencegah kanker serviks berkembang lebih lanjut.

Apa Penyebab Kanker Serviks?

Penyebab utama kanker serviks adalah infeksi human papillomavirus (HPV), yang ditularkan melalui kontak seksual.

Tidak semua jenis HPV dapat menyebabkan kanker, namun jenis tertentu seperti HPV 16 DAN 18 memiliki risiko tinggi menyebabkan kanker serviks.

Faktor-faktor ini yang dapat menyebabkan terinfeksi HPV juga meningkatkan risiko:

  1. Aktivitas seksual di usia muda, melakukan hubungan seksual di bawah 18 tahun.

  2. Berganta-ganti pasangan seksual, atau melakukan aktivitas seksual dengan pasangan yang sering berganti pasangan.

  3. Merokok, bahkan perokok pasif sekalipun.

  4. Infeksi berulang pada jalan kelamin, yang disebabkan oleh salah satunya yaitu kurang menjaga kebersihan alat kelamin.

  5. Anggota keluarga lain memiliki riwayat kanker.

  6. Sistem kekebalan tubuh lemah, seperti menderita penyakit HIV/AIDS.

  7. Tidak rutin melakukan pemeriksaan pap smear, sehingga kondisi abnormal tidak terdeteksi.

  8. Tidak mendapatkan vaksin (imunisasi) HPV, lebih berisiko terinfeksi HPV. Vaksin terbukti dapat mengurangi risiko terinfeksi HPV hingga 90% dan mengurangi prevalensi lesi pra-kanker serviks sebanyak 30%.

Pemahaman mengenai penyebab atau faktor risiko kanker serviks sangat penting untuk diketahui masyarakat.

Hindarilah faktor risiko tersebut untuk meminimalisir kemungkinan terkena kanker serviks. Segera lakukan pemeriksaan jika merasa mengalami faktor risiko di atas.

Apa saja Tes Pemeriksaan Kanker Serviks?

Inisiatif melakukan pemeriksaan kanker serviks merupakan langkah utama untuk mencegah terjangkit penyakit mematikan ini.

Berikut adalah beberapa jenis tes kanker serviks yang bisa dilakukan:

  • Pap Smear

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan skrining kanker serviks yang paling sering direkomendasikan oleh dokter untuk mendeteksi adanya perubahan pada sel serviks.

Tes ini melibatkan pengambilan sampel lendir serviks menggunakan spatula yang kemudian dianalisis dengan mikroskop.

Pap smear hanya berfungsi sebagai tes skrining dan tidak secara khusus difungsikan untuk mendiagnosis kanker serviks. Jadi jika terdapat kelainan pada hasil tes ini maka pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

  • Tes HPV

Pemeriksaan ini dapat dilakukan bersamaan dengan pap smear, juga dengan mengambil sampel lendir serviks. Namun, dapat juga dilakukan sebagai pemeriksaan tunggal.

Tes HPV dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus HPV tipe risiko tinggi.

Jika hasil tes adalah positif dengan angka sekitar 70% maka pasien berisiko tinggi terkena kanker serviks.

  • Kolposkopi

Tes ini akan direkomendasikan oleh tim medis jika terdapat abnormal pada hasil tes pap smear.

Pemeriksaan kolposkopi dilakukan dengan menggunakan alat khusus yaitu kolposkop untuk memeriksa leher rahim, vagina, dan vulva secara langsung.

Jika tes kolposkopi mendeteksi suatu kelainan, sampel jaringan akan diambil untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium.

  • Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA)

Tes IVA ini merupakan tes skrining yang dilakukan dengan beberapa alat dan diamati dengan mata telanjang.

Dokter akan mengoleskan pengenceran cuka putih atau asam asetat dengan konsentrasi 3-5% ke leher rahim untuk mendeteksi adanya kelainan pada area tersebut.

Sel abnormal akan berubah warna menjadi putih jika terkena asam asetat.

Jika hasil tes IVA adalah positif maka tahapan selanjutnya adalah melakukan pengobatan sederhana seperti krioterapi oleh tenaga medis terlatih.

  • Tes Schiller

Tes ini merupakan metode pemeriksaan kanker serviks yang bertujuan untuk mendeteksi adanya jaringan abnormal pada leher rahim.

Prosedur dilakukan dengan cara mengoleskan larutan yodium pada serviks. Setelah dioleskan, jaringan yang sehat akan berwarna coklat, sementara jaringan yang tidak normal akan menunjukkan warna putih atau kuning.

Metode ini membantu dokter untuk mengidentifikasi area yang mungkin memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

  • Kuretase Endoserviks (ECC)

Kuretase endoserviks dilakukan untuk memeriksa bagian leher rahim yang tidak dapat dijangkau dengan tes kolposkopi.

Dalam prosedur ini, dokter akan menggunakan alat khusus berbentuk sendok kecil untuk mengikis bagian dalam serviks (endoserviks) dan mengambil sampel sel guna diperiksa lebih lanjut.

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kondisi serviks yang sulit diakses dengan metode lain.

  • Biopsi

Jika ditemukan kelainan pada pap smear, dokter mungkin merekomendasikan biopsi untuk memastikan diagnosis. Terdapat dua jenis biopsi, pasien akan melakukan jenis biopsi yang sesuai dengan arahan dokter.

Biopsi kerucut dilakukan dengan mengambil sampel jaringan dari leher rahim yang berbentuk kerucut untuk diperiksa di bawah mikroskop.

Sementara, biopsi punch dilakukan dengan memotong sampel jaringan menggunakan pisau berbentuk bundar.

  • Pemeriksaan Darah Haid

Metode ini termasuk terkini, dilakukan dengan mendeteksi kanker serviks dengan menggunakan darah haid yang ditampung pada pad khusus yang dapat dilepas pasang.

Pad berisi darah tersebut akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa dengan cara usap untuk memeriksa keberadaan virus HPV pada cairan darah tersebut.

Kapan Melakukan Tes Kanker Serviks?

Tes serviks, seperti pap smear dan tes HPV, sangat penting untuk deteksi dini kanker serviks. Berikut adalah waktu yang tepat untuk melakukan tes serviks:

  1. Wanita Usia 21-29 Tahun: Tes pap smear setiap 3 tahun sekali, meskipun tidak ada gejala.

  2. Wanita Usia 30-65 Tahun: Tes pap smear setiap 3 tahun sekali atau tes HPV bersamaan dengan pap smear setiap 5 tahun sekali.

  3. Wanita Usia di Atas 65 Tahun: Lanjutkan pemeriksaan jika ada keluhan atau gejala yang mencurigakan.

  4. Wanita dengan Riwayat Infeksi HPV atau Kelainan Serviks: Lakukan pemeriksaan lebih sering untuk pemantauan kondisi.

  5. Pemeriksaan Rutin Setelah Menopause: Meskipun menopause, wanita masih disarankan untuk melakukan tes serviks secara berkala jika mereka sebelumnya aktif secara seksual.

Lakukan Ini Setelah Tes Kanker Serviks!

Perhatikan langkah-langkah yang harus dilakukan setelah menjalani pemeriksaan untuk deteksi kanker serviks.

Tahap pemulihan setelah tes penting untuk dilakukan, jika baru melakukan prosedur seperti biopsi atau kuretase, hindarilah aktivitas yang dapat mengiritasi area serviks hingga dokter mengizinkan.

Jika terdapat gejala seperti pendarahan berlebihan setelah melakukan tes, segera hubungi dan berkonsultasi dengan dokter.

Hasil tes yang menunjukkan adanya kelainan atau perubahan pada sel serviks harus dianalisis lebih lanjut oleh dokter. Dokter biasanya akan menyarankan pemeriksaan lanjutan untuk memeriksa lebih dalam kondisi pasien.

Jika hasil tes normal, tetap lakukan tes serviks secara rutin sesuai dengan rekomendasi berdasarkan usia dan kondisi kesehatan.

Apa saja Pengobatan Kanker Serviks?

Pengobatan kanker serviks tergantung pada stadium penyakit. Metode pengobatan meliputi:

  1. Operasi: Untuk mengangkat jaringan kanker pada tahap awal.

  2. Radioterapi: Menggunakan radiasi untuk membunuh sel kanker.

  3. Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk menghambat pertumbuhan kanker, terutama pada stadium lanjut.

  4. Imunoterapi: Pendekatan baru yang membantu sistem imun tubuh melawan kanker.

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Kanker Serviks?

Sebagaimana poin penyebab dan faktor risiko, langkah-langkah pencegahan dapat dilakukan dengan menjauhi kedua hal tersebut.

Melakukan langkah pencegahan merupakan upaya lain selain pemeriksaan untuk menghindari terkena kanker serviks. Simak langkah pencegahan berikut ini:

  1. Vaksinasi HPV, dilakukan untuk melindungi diri dari infeksi virus HPV yang menyebabkan kanker serviks. Disarankan untuk wanita dan pria mulai usia 9 hingga 26 tahun.

  2. Rutin melakukan pemeriksaan serviks, lakukan pap smear atau tes HPV secara rutin.

  3. Seks aman, gunakan pengaman saat berhubungan seksual dan batasi jumlah pasangan seksual untuk mengurangi risiko tertular infeksi HPV maupun penyakit menular seksual lainnya.

  4. Berhenti merokok, merokok dapat meningkatkan risiko terkena kanker serviks karena dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh.

  5. Hindari penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai pilihan kontrasepsi paling aman.

  6. Menjaga berat badan ideal, berat badan juga dapat menurunkan risiko terkena kanker serviks, biasakan untuk melakukan aktivitas fisik atau olahraga teratur.

Berapa Biaya Tes Kanker Serviks?

Setelah memahami tujuan, manfaat, dan prosedur dari tes kanker serviks, pasien dapat terlebih dahulu melakukan survei biaya tes kanker serviks.

Biaya tes kanker serviks dapat bervariasi tergantung pada jenis pemeriksaan, lokasi, dan fasilitas yang didapatkan pasien. Biaya yang bervariasi dapat memudahkan pasien untuk menyesuaikan jenis tes dengan ketersediaan dana.

Biaya pap smear berkisar antara Rp100.000 hingga Rp500.000 di klinik atau rumah sakit.

Tes yang lebih mahal seperti HPV berkisar di antara Rp600.000 hingga Rp1.500.000.

Selain melakukan survei biaya tes, pasien juga perlu mencari tahu mengenai biaya pengobatan. Metode dan stadium akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya yang diperlukan.

Namun, pasien juga dapat menggunakan program kesehatan seperti BPJS atau asuransi swasta untuk meringankan beban biaya.

Kanker serviks adalah ancaman serius bagi kesehatan wanita, tetapi dapat dicegah dan diobati jika terdeteksi sejak dini.

Rutin melakukan pap smear atau tes HPV, serta menjaga pola hidup sehat, adalah langkah sederhana namun efektif untuk melindungi diri.

Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika Anda memiliki pertanyaan atau kekhawatiran terkait kanker serviks. Dengan kesadaran dan tindakan preventif, kita dapat mengurangi risiko penyakit ini dan menjaga kualitas hidup yang lebih baik.

Sumber

American Cancer Society. What is cervical cancer? [Internet]. American Cancer Society; [cited 2023 Nov 25]. Available from: https://www.cancer.org/cancer/types/cervical-cancer/about/what-is-cervical-cancer.html

Centers for Disease Control and Prevention (CDC). About cervical cancer [Internet]. CDC; [cited 2023 Nov 25]. Available from: https://www.cdc.gov/cervical-cancer/about/index.html

Cleveland Clinic. Cervical cancer: symptoms, causes, treatment & prevention [Internet]. Cleveland Clinic; [cited 2023 Nov 25]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/12216-cervical-cancer

Mayo Clinic. Cervical cancer: symptoms and causes [Internet]. Mayo Clinic; [cited 2023 Nov 25]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/cervical-cancer/symptoms-causes/syc-20352501

World Health Organization (WHO). Cervical cancer [Internet]. WHO; [cited 2023 Nov 25]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cervical-cancer

Arbyn M, Xu L, Simoens C, Martin-Hirsch PPL. Vaksinasi HPV untuk mencegah kanser dan perubahan pra-kanser serviks. Cochrane Database Syst Rev. 2018; Issue 5. Available from: https://www.cochranelibrary.com