Kanker Ovarium: Gejala yang Sering Diabaikan dan Cara Deteksinya

Kanker Ovarium: Gejala yang Sering Diabaikan dan Cara Deteksinya

26/07/2025Bumame

Kanker ovarium sering disebut sebagai "silent killer" karena gejalanya yang samar dan sulit terdeteksi sejak dini. Di Indonesia, kanker ini menempati urutan ke-8 kanker paling umum pada wanita dengan tingkat kematian yang tinggi akibat sering terlambat terdiagnosis. Artikel ini akan mengupas tuntas gejala yang perlu diwaspadai dan metode skrining yang tersedia untuk deteksi dini.

Mengapa Skrining Kanker Ovarium Penting?

Kanker ovarium berkembang di organ reproduksi wanita yang berfungsi memproduksi sel telur. Berbeda dengan kanker serviks yang bisa dideteksi melalui pap smear, belum ada metode skrining rutin yang ideal untuk kanker ovarium, membuat kesadaran akan gejala menjadi kunci utama deteksi dini.

Fakta penting:

  • 70% kasus baru terdiagnosis saat sudah stadium lanjut

  • Angka kelangsungan hidup 5 tahun mencapai 90% jika terdeteksi dini

  • Wanita menopause memiliki risiko lebih tinggi

  • Riwayat keluarga menjadi faktor risiko utama

Gejala Awal yang Sering Diabaikan

Kanker ovarium stadium awal sering tidak menunjukkan gejala khas. Namun waspadai tanda berikut yang menetap lebih dari 2-3 minggu:

  1. Perut kembung terus-menerus

  2. Nyeri panggul atau perut bagian bawah

  3. Cepat kenyang padahal makan sedikit

  4. Frekuensi buang air kecil meningkat

  5. Perubahan pola BAB (diare/sembelit)

  6. Penurunan berat badan tanpa sebab jelas

  7. Nyeri saat berhubungan intim

Faktor Risiko Kanker Ovarium

Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko:

  • Usia di atas 50 tahun

  • Mutasi gen BRCA1/BRCA2

  • Riwayat kanker payudara atau ovarium dalam keluarga

  • Menstruasi pertama sebelum usia 12 tahun

  • Menopause setelah usia 50 tahun

  • Tidak pernah hamil

  • Endometriosis

  • Penggunaan terapi hormon jangka panjang

Metode Deteksi dan Diagnosis

1. Pemeriksaan Panggul

Dokter akan meraba adanya pembengkakan atau kelainan pada ovarium melalui pemeriksaan dalam.

2. USG Transvaginal

Menggunakan gelombang suara untuk melihat gambar ovarium dan mendeteksi adanya massa abnormal.

3. Tes CA-125

Mengukur kadar protein CA-125 dalam darah yang sering meningkat pada kanker ovarium.

4. Pemeriksaan Lanjutan

Jika ditemukan kecurigaan, dokter mungkin akan merekomendasikan:

  • CT Scan/MRI

  • Laparoskopi diagnostik

  • Biopsi jaringan

Siapa yang Perlu Skrining Rutin?

Kelompok yang disarankan melakukan pemeriksaan berkala:

  • Wanita dengan mutasi gen BRCA1/BRCA2

  • Riwayat keluarga kuat kanker ovarium/payudara

  • Sindrom Lynch (kanker kolorektal nonpolyposis herediter)

  • Usia 50+ dengan faktor risiko

Pencegahan yang Bisa Dilakukan

Meskipun tidak ada cara pasti mencegah kanker ovarium, beberapa langkah dapat mengurangi risiko:

  • Konsumsi pil KB minimal 3 tahun (dapat turunkan risiko 30-50%)

  • Menyusui bayi

  • Kehamilan dan melahirkan

  • Diet sehat kaya sayuran cruciferous

  • Olahraga teratur

  • Operasi pengangkatan ovarium pada kelompok risiko sangat tinggi

Kapan Harus Konsultasi ke Dokter?

Segera periksakan diri jika:

  • Mengalami gejala yang menetap lebih dari 2 minggu

  • Memiliki faktor risiko genetik

  • Ada perubahan signifikan pada siklus menstruasi

  • Merasa ada benjolan di area panggul

Kanker ovarium memang sulit dideteksi, tetapi bukan tidak mungkin ditemukan sejak dini. Dengan meningkatkan kesadaran akan gejala dan faktor risiko, serta melakukan pemeriksaan rutin bagi yang berisiko tinggi, kita bisa meningkatkan peluang deteksi dini dan pengobatan yang lebih efektif.

Semakin cepat kamu mendeteksi perubahan atau kelainan, semakin besar peluang untuk mendapatkan penanganan yang optimal. #TauLebihCepat melalui layanan Home Care, Bumame tersedia di Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, kamu bisa melindungi diri secara optimal dan hidup dengan lebih tenang! untuk perlindungan maksimal. Yuk, sayangi tubuhmu dengan mengambil tindakan sekarang juga!

Lokasi Clinic Bumame:

  1. Bumame Health Clinic Cideng: JAC Building, Jl. Jati Baru Raya No.28 5, Petojo Sel., Kecamatan Gambir, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10160

  2. Bumame Health Clinic TB Simatupang: 1, Jl. TB Simatupang No.33, RT.1/RW.5, Ragunan, Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550

  3. Bumame Health Clinic Karawang: Ruko Court Yard, Blk. C12 Jl. Galuh Mas Raya Blok VII-A No, Puseurjaya, Telukjambe Timur, Karawang, Jawa Barat 41361

  4. Bumame Health Clinic BSD: Ruko Northridge B1 No.16, Rw. Mekar Jaya, Kec. Serpong, Tangerang, Banten 15310