Obesitas pada anak bisa berdampak jangka panjang. Kenali ciri-ciri, risikonya, dan cara penanganan efektif sejak dini.
Obesitas pada anak bukan sekadar masalah estetika, tetapi juga ancaman serius bagi kesehatan mereka di masa depan. Selain itu, obesitas juga dapat memengaruhi kesejahteraan mental anak.
Mengingat dampaknya yang luas, pencegahan dan penanganan obesitas anak perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar.
Apa Tolak Ukur Obesitas Anak?
Obesitas pada anak adalah kondisi di mana anak memiliki berat badan yang jauh di atas rata-rata untuk usia dan jenis kelaminnya, yang dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan mereka.
Penilaian status gizi anak menggunakan beberapa indikator yang disesuaikan dengan usia dan tahap pertumbuhannya.
Berikut beberapa tolak ukur yang umum digunakan:
Indeks Massa Tubuh (IMT) atau BMI
BMI adalah cara umum untuk mengukur obesitas dengan membandingkan berat badan dan tinggi badan. Untuk anak-anak, perhitungan BMI menggunakan grafik pertumbuhan yang berbeda dari orang dewasa. Anak-anak dengan BMI yang berada di persentil ke-85 hingga 94 dianggap memiliki berat badan berlebih, sedangkan BMI di atas persentil ke-95 menunjukkan obesitas.
Lingkar Pinggang
Pengukuran lingkar pinggang juga digunakan sebagai indikator distribusi lemak tubuh. Anak dengan lingkar pinggang yang lebih besar dari ukuran normal untuk usia dan jenis kelamin mereka berisiko lebih tinggi terkena obesitas dan penyakit terkait.
Persentase Lemak Tubuh
Pengukuran lemak tubuh dapat dilakukan melalui metode seperti pengukuran lipatan kulit atau bioelectrical impedance. Tingginya persentase lemak tubuh pada anak-anak dapat menjadi tanda obesitas, meskipun BMI normal.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga dengan riwayat obesitas cenderung memiliki anak yang juga berisiko lebih tinggi mengalami obesitas. Pemantauan kesehatan keluarga merupakan faktor penting dalam menilai risiko obesitas pada anak.
Apa Gejala Obesitas pada Anak?
Obesitas pada anak adalah kondisi serius yang dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis mereka.
Selain menggunakan tolak ukur obesitas pada bagian sebelumnya, berikut adalah beberapa gejala obesitas pada anak yang perlu diperhatikan:
Penumpukan lemak di area perut: Obesitas sering ditandai dengan penumpukan lemak yang signifikan di area perut, yang dikenal sebagai obesitas abdominal.
Gangguan pernapasan saat tidur: Anak dengan obesitas mungkin mengalami gangguan pernapasan saat tidur, seperti sleep apnea, yang ditandai dengan henti napas sesaat selama tidur.
Masalah ortopedi: Kelebihan berat badan dapat menyebabkan masalah pada sistem muskuloskeletal anak, seperti nyeri sendi atau masalah pada tungkai kaki.
Gangguan psikososial: Anak dengan obesitas mungkin menghadapi masalah psikologis, seperti rendahnya rasa percaya diri, depresi, atau isolasi sosial akibat stigma terkait berat badan mereka.
Risiko penyakit kronis: Obesitas pada anak meningkatkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit kardiovaskular di masa dewasa.
Gangguan metabolik: Anak obesitas cenderung mengalami gangguan metabolik seperti dislipidemia (kadar lemak darah abnormal) dan resistensi insulin.
Bahayakah Obesitas pada Anak?
Obesitas pada anak merupakan kondisi serius yang dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental mereka.
Berikut adalah beberapa bahaya atau dampak obesitas pada anak yang perlu diperhatikan:
Diabetes Tipe 2: Anak yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan diabetes tipe 2, suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif, mengakibatkan kadar gula darah yang tinggi.
Penyakit Kardiovaskular: Obesitas pada anak dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular di kemudian hari, termasuk penyakit jantung koroner dan hipertensi. Penumpukan lemak dapat menyebabkan aterosklerosis dini, yaitu pengerasan dan penyempitan arteri.
Gangguan Tidur (Sleep Apnea): Anak dengan obesitas berisiko mengalami sleep apnea, suatu kondisi di mana pernapasan terhenti sementara selama tidur, yang dapat menyebabkan kualitas tidur yang buruk dan kelelahan di siang hari.
Masalah Ortopedi: Kelebihan berat badan memberikan tekanan ekstra pada tulang dan sendi anak, yang dapat menyebabkan nyeri dan gangguan pertumbuhan tulang.
Asma: Obesitas dapat meningkatkan risiko perkembangan asma pada anak, yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran udara, menyebabkan kesulitan bernapas.
Masalah Psikososial: Anak dengan obesitas sering menghadapi stigma sosial, bullying, dan diskriminasi, yang dapat menyebabkan rendahnya harga diri, depresi, dan isolasi sosial.
Gangguan Hormonal: Obesitas pada anak perempuan dapat menyebabkan pubertas dini dan menstruasi tidak teratur, sementara pada anak laki-laki dapat mempengaruhi perkembangan hormon yang normal.
Perlemakan Hati Non-Alkohol: Penumpukan lemak di hati dapat terjadi pada anak dengan obesitas, yang berpotensi berkembang menjadi peradangan hati dan kerusakan hati jangka panjang.
Hipertensi: Anak yang mengalami obesitas memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan tekanan darah tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke di kemudian hari.
Gangguan Metabolik: Obesitas pada anak dapat menyebabkan resistensi insulin dan dislipidemia, yang merupakan faktor risiko untuk pengembangan sindrom metabolik dan penyakit kardiovaskular.
Bagaimana Prevalensi Obesitas Anak di Indonesia?
Obesitas pada anak merupakan isu kesehatan yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menunjukkan situasi obesitas anak di Indonesia:
Prevalensi Obesitas pada Anak Usia 5-12 Tahun: Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 menunjukkan bahwa 10,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan (gemuk), dan 9,2% lainnya mengalami obesitas. Ini berarti sekitar 1 dari 5 anak dalam rentang usia tersebut memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Tren Kenaikan dalam Satu Dekade Terakhir: Persentase obesitas pada anak-anak di Indonesia terus meningkat dalam satu dekade terakhir, dari 8% pada tahun 2007 menjadi 21,8% pada tahun 2018.
Prevalensi pada Anak Usia Sekolah: Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 melaporkan bahwa sekitar 18,8% anak usia 5-12 tahun mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Peningkatan Risiko Penyakit Tidak Menular: Obesitas pada anak meningkatkan risiko terkena penyakit tidak menular seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung di kemudian hari.
Peningkatan prevalensi obesitas pada anak di Indonesia menyoroti urgensi untuk mengambil langkah-langkah pencegahan dan intervensi yang efektif guna memastikan kesehatan anak-anak di masa depan.
Bagaimana Perawatan Obesitas Anak?
Obesitas pada anak merupakan tantangan kesehatan yang memerlukan pendekatan komprehensif dan berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa langkah perawatan yang dapat diterapkan untuk membantu anak mencapai berat badan yang sehat:
Pendekatan Berbasis Keluarga: Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam upaya perubahan gaya hidup dapat meningkatkan keberhasilan penanganan obesitas pada anak.
Perubahan Pola Makan Sehat: Mendorong anak untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, termasuk peningkatan asupan buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan produk susu rendah lemak. Mengurangi konsumsi makanan tinggi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan juga penting dalam manajemen berat badan.
Peningkatan Aktivitas Fisik: Anak-anak dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari. Kegiatan ini dapat berupa bermain di luar ruangan, bersepeda, berenang, atau mengikuti olahraga terorganisir yang sesuai dengan minat mereka.
Pembatasan Waktu Layar: Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan perangkat elektronik lainnya dapat membantu mencegah pola hidup sedentari yang berkontribusi pada obesitas.
Konseling Perilaku: Terapi perilaku kognitif dapat membantu anak dan keluarga mengidentifikasi serta mengubah kebiasaan yang berkontribusi pada peningkatan berat badan. Pendekatan ini melibatkan penetapan tujuan, pemantauan diri, dan strategi untuk mengatasi hambatan dalam mencapai gaya hidup sehat.
Intervensi Berbasis Sekolah: Program yang diterapkan di lingkungan sekolah, seperti pendidikan gizi dan peningkatan kesempatan aktivitas fisik, dapat mendukung upaya penurunan berat badan dan mendorong kebiasaan sehat di antara siswa.
Penggunaan Obat-obatan: Dalam kasus tertentu, terutama ketika perubahan gaya hidup tidak memberikan hasil yang diharapkan, dokter mungkin mempertimbangkan penggunaan obat penurun berat badan. Keputusan ini harus dibuat dengan hati-hati, mempertimbangkan potensi manfaat dan risiko, serta dilakukan di bawah pengawasan medis yang ketat.
Operasi Bariatrik: Untuk remaja dengan obesitas parah yang tidak merespons intervensi lain, prosedur bedah seperti operasi bariatrik dapat dipertimbangkan. Studi menunjukkan bahwa operasi ini dapat menghasilkan penurunan berat badan yang signifikan dan perbaikan kondisi kesehatan terkait obesitas dalam jangka panjang. Namun, prosedur ini memiliki risiko dan memerlukan evaluasi menyeluruh sebelum pelaksanaan.
Konsultasi dengan profesional kesehatan adalah langkah penting dalam merancang rencana perawatan yang efektif dan aman bagi anak dengan obesitas.
Bagaimana Mencegah Obesitas Anak?
Mencegah obesitas pada anak memerlukan komitmen dan kerjasama dari seluruh anggota keluarga serta komunitas.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diterapkan untuk mencegah obesitas pada anak:
Memberikan Contoh Pola Makan Sehat: Orang tua dan anggota keluarga lainnya sebaiknya menunjukkan kebiasaan makan yang sehat, seperti mengonsumsi berbagai jenis makanan bergizi seimbang. Anak-anak cenderung meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, sehingga memberikan contoh yang baik sangat penting.
Mendorong Aktivitas Fisik Rutin: Anak-anak dianjurkan untuk melakukan aktivitas fisik setidaknya 60 menit setiap hari. Kegiatan ini dapat berupa bermain di luar ruangan, bersepeda, berenang, atau mengikuti olahraga yang mereka sukai. Aktivitas fisik membantu membakar kalori dan memperkuat otot serta tulang.
Menetapkan Rutinitas Tidur yang Konsisten: Tidur yang cukup dan teratur berperan penting dalam mengatur metabolisme dan nafsu makan anak. Kurang tidur dapat meningkatkan risiko kenaikan berat badan. Pastikan anak mendapatkan jumlah jam tidur yang sesuai dengan usianya dan memiliki jadwal tidur yang konsisten.
Membatasi Waktu Layar: Mengurangi waktu yang dihabiskan untuk menonton televisi, bermain video game, atau menggunakan perangkat elektronik lainnya dapat membantu mencegah gaya hidup sedentari yang berkontribusi pada obesitas. Gantilah waktu layar dengan aktivitas fisik atau interaksi sosial yang lebih aktif.
Menyediakan Makanan Bergizi di Rumah: Pastikan rumah memiliki persediaan makanan sehat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak. Hindari menyimpan camilan tinggi gula dan lemak jenuh yang dapat menggoda anak untuk mengonsumsinya.
Mendorong Makan Bersama Keluarga: Makan bersama sebagai keluarga dapat membantu memantau asupan makanan anak dan mendorong kebiasaan makan yang lebih sehat. Selain itu, ini juga memperkuat ikatan keluarga dan memberikan kesempatan untuk memberikan contoh pola makan yang baik.
Memberikan Pendidikan Gizi Sejak Dini: Ajarkan anak tentang pentingnya makanan sehat dan bagaimana membuat pilihan makanan yang baik. Pengetahuan ini akan membantu mereka membuat keputusan yang lebih sehat seiring bertambahnya usia.
Mendukung Program Pencegahan di Sekolah: Sekolah memainkan peran penting dalam mencegah obesitas anak dengan menyediakan lingkungan yang mendukung kebiasaan sehat, seperti menyediakan pilihan makanan bergizi di kantin dan mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam kurikulum.
Menghindari Memberikan Makanan sebagai Hadiah: Menggunakan makanan, terutama yang manis atau tinggi kalori, sebagai hadiah dapat membentuk hubungan yang tidak sehat antara makanan dan emosi. Sebagai alternatif, berikan pujian, perhatian, atau hadiah non-makanan lainnya untuk menghargai perilaku baik anak.
Memantau Pertumbuhan dan Perkembangan Anak: Secara rutin memantau berat dan tinggi badan anak dapat membantu mendeteksi dini potensi masalah berat badan. Jika terdapat kekhawatiran mengenai pertumbuhan anak, konsultasikan dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang tepat.
Mengatasi obesitas pada anak memerlukan pendekatan menyeluruh yang mencakup pola makan sehat, aktivitas fisik rutin, serta dukungan keluarga dan sekolah.
Upaya pencegahan sejak dini sangat penting untuk memastikan anak tumbuh dengan sehat dan terhindar dari risiko penyakit di kemudian hari.
Dengan memberikan edukasi gizi yang baik, menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup aktif, dan membangun kebiasaan sehat dalam keluarga, kita dapat membantu anak-anak mencapai berat badan ideal serta kualitas hidup yang lebih baik.
Sumber:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Childhood Obesity Facts. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://www.cdc.gov/obesity/data/childhood.html
National Institutes of Health (NIH). Overweight & Obesity. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://www.niddk.nih.gov/health-information/weight-management/childhood-obesity
World Health Organization (WHO). Obesity and Overweight. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
American Academy of Pediatrics (AAP). Obesity in Children. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://pediatrics.aappublications.org/content/142/6/e20183043
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. LMS Kementerian Kesehatan - Kursus Obesitas Anak. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://lms.kemkes.go.id/courses/661275d7-c1b4-4496-95c5-a4b526cbb0be
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Sering Dianggap Menggemaskan, Obesitas Membahayakan Masa Depan Anak. [Internet]. 2024 Mar 6 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240306/1545063/sering-dianggap-menggemaskan-obesitas-membahayakan-masa-depan-anak/
World Health Organization (WHO). Noncommunicable Diseases: Childhood Overweight and Obesity. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/noncommunicable-diseases-childhood-overweight-and-obesity
National Center for Biotechnology Information (NCBI). Childhood Obesity: Causes, Consequences, and Intervention Approaches. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC9776766/
National Center for Biotechnology Information (NCBI). Childhood Obesity: Risk Factors and Prevention Strategies. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK570613/
World Health Organization (WHO). Obesity and Overweight. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
ScienceDirect. Pediatric Obesity: Recent Advances in Research and Treatment. [Internet]. 2024 [cited 2025 Mar 20]. Available from: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0002916523018452