Mengenal Kanker Vagina: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

Mengenal Kanker Vagina: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

11/03/2025Bumame

Pelajari penyebab, gejala, dan cara mencegah kanker vagina. Deteksi dini sangat penting untuk meningkatkan peluang pengobatan yang efektif!

Kanker yang ditemukan di vagina lebih sering disebabkan oleh penyebaran dari kanker lain (disebut kanker metastatik) dibandingkan kanker yang benar-benar mulai dari vagina itu sendiri. Kanker primer pada vagina sangat jarang, hanya mencakup sekitar 3% dari semua kanker ginekologi. Hal ini mencerminkan betapa jarangnya kanker dimulai langsung di vagina.

Menurut kriteria Federasi Internasional Ginekologi dan Obstetri (FIGO), jika kanker di vagina juga menyerang organ lain, seperti leher rahim (serviks) atau vulva, maka biasanya diklasifikasikan sebagai kanker serviks atau vulva, bukan kanker vagina. Jenis kanker utama yang biasanya muncul di vagina adalah karsinoma sel skuamosa, diikuti oleh adenokarsinoma.

Meskipun, jarang terjadi perlu juga untuk kita ketahui mengenai kanker vagina agar kita dapat mencegah penyakit ini.

Apa itu Vagina?

Vagina adalah saluran yang menghubungkan leher rahim (serviks) ke bagian luar tubuh yang dikenal sebagai vulva. Biasanya, vagina dalam keadaan "terlipat" dengan dinding-dindingnya saling menyentuh. Namun, dinding ini dapat meregang dan terbuka, misalnya saat berhubungan seksual atau proses melahirkan bayi.

Vagina memiliki beberapa fungsi, diantaranya:

  • Berperan dalam Reproduksi: Jalur bagi sperma untuk mencapai rahim.

  • Proses Melahirkan: Saluran keluarnya bayi dari rahim.

  • Fungsi Seksual: Dinding yang elastis memfasilitasi hubungan seksual.

Apa itu Kanker Vagina?

Kanker vagina adalah jenis kanker yang sangat jarang terjadi. Kanker ini biasanya muncul di lapisan sel dinding vagina, yaitu bagian saluran yang menghubungkan leher rahim (bagian bawah rahim) ke vulva (organ kelamin luar wanita).

Pada beberapa kasus, kanker yang awalnya berkembang di bagian tubuh lain, seperti kanker serviks atau kanker rahim, dapat menyebar ke vagina. Namun, kanker yang benar-benar dimulai di vagina (disebut kanker primer vagina) jauh lebih jarang terjadi.

Berdasarkan data dari American Cancer Society, pada tahun 2010, diperkirakan ada sekitar 2.300 kasus baru dan 780 kematian akibat kanker vagina. Kanker vagina ini merupakan sekitar 3% dari semua kanker ginekologi yang didiagnosis pada 2.900 wanita di Amerika Serikat setiap tahun.

Pada tahun 2017, jumlah kasus kanker vagina dan kanker pada organ genitalia wanita lainnya diperkirakan mencapai 4.810 kasus baru, dengan 1.240 kematian akibat kanker tersebut.

Data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) di Jakarta pada tahun 2013 mencatatkan 14 kasus kanker vagina dari total 5.554 pasien kanker yang dirawat selama tahun tersebut.

Faktor Risiko Kanker Vagina

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko kanker vagina. Berikut ini adalah faktor-faktor yang dapat berperan dalam berkembangnya kanker vagina:

  • Infeksi Human Papilloma Virus (HPV)

HPV memiliki hubungan yang kuat dengan berbagai kanker ginekologi, termasuk kanker serviks, vagina, dan vulva. DNA HPV ditemukan pada 80% pasien dengan karsinoma in situ dan 60% pada karsinoma invasif. Studi di Spanyol menunjukkan bahwa HPV-16 adalah tipe yang paling banyak ditemukan pada kanker sel skuamosa vagina.

  • Paparan Dietilstilbestrol (DES) Saat Dalam Kandungan

Wanita yang terpapar DES (estrogen sintetis) selama kehamilan, khususnya pada trimester pertama, memiliki risiko lebih tinggi terkena clear cell adenocarcinoma vagina.

  • Riwayat Lesi Prekanker Sebelumnya pada Serviks, Vulva, atau Anal

Wanita yang pernah memiliki lesi prekanker pada serviks atau vulva, seperti Vaginal Intraepithelial Neoplasia (VaIN), berisiko lebih tinggi terkena kanker vagina. Sekitar 10-50% pasien dengan riwayat VaIN atau kanker serviks berisiko terkena kanker vagina. Riwayat kutil genital, keputihan, dan iritasi vagina juga dapat meningkatkan risiko.

  • Paparan Radiasi pada Daerah Panggul

Paparan radiasi pada daerah panggul, yang sering terjadi pada pengobatan kanker serviks, dapat meningkatkan risiko kanker vagina.

Defisiensi Sistem Imun

Wanita dengan defisiensi sistem imun, seperti yang terjadi pada pasien dengan HIV atau yang mengonsumsi obat penurunan kekebalan tubuh, memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi HPV dan kanker vagina. Infeksi HIV juga meningkatkan kecenderungan untuk mengembangkan penyakit yang lebih agresif dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi HIV.

  • Gaya Hidup

Faktor gaya hidup seperti merokok, memiliki banyak pasangan seksual (lebih dari 5 pasangan), berhubungan intim pertama kali pada usia kurang dari 17 tahun, dan memiliki status sosial ekonomi rendah dapat meningkatkan risiko kanker vagina. Merokok diketahui dapat memperburuk infeksi HPV dan meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker ginekologi.

Gejala Kanker Vagina

Pada tahap awal, sebagian besar kanker vagina tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, jika ada gejala, beberapa tanda yang perlu diperhatikan antara lain:

  • Keputihan atau Perdarahan yang Tidak Normal

Perdarahan yang tidak biasa, seperti perdarahan setelah menopause, perdarahan antara periode menstruasi, atau perdarahan yang lebih berat atau berlangsung lebih lama dari biasanya, bisa menjadi tanda kanker vagina. Keputihan yang berbau tidak sedap atau berwarna tidak normal juga bisa menjadi indikasi adanya masalah.

  • Perubahan Kebiasaan Buang Air

Perubahan dalam kebiasaan buang air seperti darah dalam tinja atau urin, buang air kecil atau besar lebih sering dari biasanya, atau rasa sembelit yang tidak biasa, bisa menjadi gejala kanker vagina.

  • Nyeri pada Area Panggul

Nyeri di daerah panggul (di bawah perut dan di antara tulang pinggul), terutama saat buang air kecil atau berhubungan intim, juga bisa menjadi tanda adanya kanker vagina.

Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk evaluasi lebih lanjut. Deteksi dini kanker dapat membantu meningkatkan peluang kesembuhan dan pengobatan yang lebih efektif.

Bagaimana kanker vagina didiagnosis?

Dokter Anda akan memulai pemeriksaan dengan menanyakan gejala yang Anda alami. Biasanya, Anda akan menjalani beberapa tes untuk memeriksa adanya sel kanker atau prakanker. Prosedur pencitraan juga dapat dilakukan untuk melihat apakah kanker sudah menyebar, yang disebut proses penentuan stadium kanker.

Pemeriksaan dan Tes

  • Pemeriksaan panggul:

Dokter akan memeriksa vulva (bagian luar alat kelamin) secara visual dan memasukkan dua jari ke dalam vagina untuk merasakan jika ada kelainan. Dokter juga menggunakan alat bernama spekulum untuk membuka vagina sehingga bagian dalam vagina dan leher rahim lebih mudah terlihat.

Pemeriksaan tambahan seperti pada area selangkangan, leher, dan perut akan diperiksa juga untuk mendeteksi adanya pembesaran atau masa pada daerah penyebaran kelenjar getah bening.

  • Pap smear (Tes Pap):

Saat vagina dibuka dengan spekulum, dokter akan mengambil sampel sel dari leher rahim menggunakan alat seperti spatula kecil dan sikat. Sampel ini kemudian diuji di laboratorium untuk mencari tanda-tanda kanker atau infeksi HPV.

  • Kolposkopi:

Prosedur ini menggunakan alat dengan cahaya bernama kolposkop untuk melihat sel-sel abnormal di vagina dan leher rahim.

  • Biopsi:

Jika ditemukan kelainan, dokter akan mengambil sampel jaringan kecil (biopsi). Sampel ini dikirim ke laboratorium untuk memeriksa apakah terdapat sel kanker. Ada beberapa sampel yang akan diambil untuk menghilangkan kecurigaan kanker metastasis (kanker yang menyebar).

Screening Kanker Vagina

Tidak ada tes skrining untuk kanker vagina, namun dikarenakan kebanyakan kanker vagina tidak berdiri sendiri (penyebaran dari kanker sekitar seperti kanker serviks) maka pemeriksaan Pap Smear dapat dilakukan untuk menilai apakah ada keluhan yang mengarah ke kanker serviks.

Selain itu perlu juga mengenali apa tanda dari gejala tubuh sendiri, apakah ada perdarahan abnormal, nyeri, atau perubahan genital. Sehingga semakin cepat di konsultasikan ke dokter, maka semakin cepat juga di obati. Faktor resiko juga perlu dihindari agar tidak memperbesar kemungkinan terkena kanker vagina.

Pencegahan Kanker Vagina

Karena penyebab pastinya belum diketahui secara menyeluruh. Ada beberapa cara untuk menghindari terkenanya kanker vagina seperti:

  • Hindari Faktor Risiko yang Diketahui

Cara terbaik untuk mengurangi risiko kanker vagina adalah menghindari faktor risiko yang diketahui dan menangani kondisi prakanker sejak dini. Namun, karena banyak kasus kanker vagina terjadi tanpa faktor risiko yang jelas, penyakit ini tidak bisa sepenuhnya dicegah.

  • Cegah Infeksi HPV (Human Papillomavirus)

HPV sebagai Faktor Risiko: Infeksi HPV adalah salah satu penyebab kanker vagina. HPV lebih sering terjadi pada wanita muda dan jarang pada wanita di atas 30 tahun.

Cara Penularan HPV:

  1. Melalui kontak kulit ke kulit dengan area tubuh yang terinfeksi, termasuk saat aktivitas seksual (vaginal, anal, atau oral).

  2. Tidak harus melalui hubungan seksual; kontak kulit ke kulit saja sudah cukup.

  3. Infeksi dapat menyebar dari satu bagian tubuh ke bagian lainnya, seperti dari serviks ke vagina atau vulva.

Risiko Umum: HPV sangat umum, bahkan memiliki satu pasangan seksual saja sudah bisa berisiko. Kebanyakan infeksi sembuh dengan sendirinya, tetapi infeksi kronis (terutama tipe HPV berisiko tinggi) dapat menyebabkan kanker atau prakanker.

  • Vaksin HPV

Perlindungan Melalui Vaksin:

  1. Ada vaksin yang melindungi dari beberapa tipe HPV tertentu.

  2. Vaksin bekerja untuk mencegah infeksi, bukan mengobati infeksi yang sudah ada.

  3. Vaksin lebih efektif jika diberikan sebelum seseorang terpapar HPV, seperti sebelum aktivitas seksual.

Manfaat Vaksin: Mencegah kanker vagina, prakanker, kanker lainnya, serta kutil kelamin.

  • Gunakan Kondom

  1. Kondom memberikan perlindungan sebagian terhadap HPV karena tidak semua area tubuh yang terinfeksi HPV tertutupi kondom.

  2. Namun, kondom tetap membantu mengurangi risiko HPV, HIV, dan penyakit menular seksual lainnya.

  • Jangan Merokok

  1. Tidak merokok dapat mengurangi risiko kanker vagina serta kanker lain, seperti paru-paru, mulut, tenggorokan, kandung kemih, ginjal, dan organ lainnya.

  • Deteksi dan Obati Prakanker

  1. VAIN (Vaginal Intraepithelial Neoplasia): Sebagian besar kanker vagina bermula dari perubahan prakanker yang disebut VAIN, yang dapat berkembang menjadi kanker dalam beberapa tahun.

  2. Tes Pap dan Tes HPV: Skrining kanker serviks terkadang dapat mendeteksi prakanker atau masalah yang dapat berkembang menjadi prakanker.

  3. Pengobatan Dini: Jika prakanker ditemukan, pengobatan dapat dilakukan untuk mencegah berkembangnya kanker.

Pengobatan

Pilihan pengobatan tergantung pada stadium kanker, kesehatan pasien, dan preferensi individu. Beberapa metode utama meliputi:

  1. Pembedahan: Untuk mengangkat jaringan kanker.

  2. Radioterapi: Menggunakan sinar X untuk menghancurkan sel kanker.

  3. Kemoterapi: Obat-obatan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan sel kanker.

Statistik dan Harapan Hidup

Menurut International Agency for Research on Cancer (IARC) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kanker vagina merupakan jenis kanker yang jarang. Angka kelangsungan hidup lima tahun berkisar antara 40-75%, tergantung stadium saat diagnosis dilakukan. Pencegahan dan deteksi dini memainkan peran penting dalam meningkatkan prognosis pasien.

Kesimpulan

Kanker vagina adalah kondisi yang serius, namun dengan tindakan pencegahan seperti vaksinasi HPV dan pemeriksaan rutin, risiko dapat diminimalkan. Jika ada gejala yang mencurigakan, segera konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dini.

Sumber

American Cancer Society. (n.d.). Prevention of vaginal cancer. Retrieved December 2, 2024, from https://www.cancer.org/cancer/types/vaginal-cancer/causes-risks-prevention/prevention.html

Adams, T. S., Rogers, L. J., & Cuello, M. A. (2021). Cancer of the vagina: 2021 update. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 155, 19-27.

Centers for Disease Control and Prevention. (n.d.). Prevention of vaginal and vulvar cancers. Retrieved December 2, 2024, from https://www.cdc.gov/vaginal-vulvar-cancers/prevention/index.html

Lestari, A. A. S. A., & Supriana, N. (2017). Keganasan Primer Vagina. Radioterapi & Onkologi Indonesia, 8(1), 13-26.

Schorge, J. O. (Ed.). (2008). Williams gynecology. New York: McGraw-Hill Medical.