Vaksin Cervarix: Harapan Baru untuk Generasi Bebas Kanker Serviks

Vaksin Cervarix: Harapan Baru untuk Generasi Bebas Kanker Serviks

12/03/2025Bumame

Vaksin Cervarix membantu melindungi dari kanker serviks dengan mencegah infeksi HPV. Ketahui manfaat, jadwal vaksinasi, dan siapa yang perlu mendapatkannya.

Vaksinasi adalah salah satu upaya pencegahan yang paling efektif dalam dunia kesehatan untuk mengurangi risiko penyakit menular, termasuk kanker yang disebabkan oleh infeksi virus. Salah satu vaksin yang penting dalam pencegahan kanker serviks adalah vaksin Cervarix. Vaksin ini bekerja dengan melindungi tubuh dari infeksi Human Papillomavirus (HPV), yang merupakan penyebab utama kanker serviks pada wanita.

Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling umum menyerang wanita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Data menunjukkan bahwa HPV tipe 16 dan 18 bertanggung jawab atas sekitar 70% kasus kanker serviks. Oleh karena itu, pencegahan melalui vaksinasi menjadi langkah yang sangat penting untuk mengurangi angka kejadian kanker ini.

Apa Itu Vaksin Cervarix?

Vaksin Cervarix adalah vaksin yang dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi oleh dua tipe HPV berisiko tinggi, yaitu HPV tipe 16 dan 18. Kedua tipe HPV ini adalah penyebab utama kanker serviks, yang merupakan salah satu kanker paling umum yang terjadi pada wanita. Selain itu, HPV juga dapat menyebabkan kanker vulva, vagina, dan kanker anus, meskipun HPV tipe 16 dan 18 lebih sering dikaitkan dengan kanker serviks.

Vaksin Cervarix tidak mengandung virus yang dapat menyebabkan penyakit, melainkan menggunakan protein dari permukaan virus HPV yang telah dinonaktifkan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi yang melawan infeksi HPV. Vaksin ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009 dan telah digunakan secara luas di banyak negara.

Isi dan Kandungan Vaksin Cervarix

Vaksin Cervarix mengandung:

  1. Protein virus L1: Komponen utama yang disintesis secara rekombinan untuk membentuk partikel mirip virus (Virus-Like Particles/VLPs). Protein ini berasal dari tipe HPV 16 dan 18.

  2. Adjuvan AS04: Kombinasi aluminium hidroksida dan MPL (3-O-desacyl-4'-monophosphoryl lipid A). Adjuvan ini dirancang untuk meningkatkan respons imun tubuh dan membuat perlindungan bertahan lebih lama dibandingkan vaksin lain yang hanya menggunakan adjuvan aluminium.

  3. Eksipien: Termasuk natrium klorida, air steril, dan bahan tambahan lainnya yang aman untuk digunakan.

Vaksin Cervarix mengandung protein virus HPV tipe 16 dan 18 yang telah dimodifikasi secara genetik sehingga tidak dapat menyebabkan infeksi. Protein ini dikenal sebagai L1 dan merupakan bagian dari kapsid (cangkang luar dari virus). Ketika diberikan ke tubuh, protein ini merangsang sistem kekebalan untuk menghasilkan antibodi (sistem imunitas), yang kemudian akan melawan HPV jika suatu saat tubuh terpapar dengan virus tersebut. Walau memberikan perlindungan kuat terhadap HPV-16 dan -18, vaksin ini menawarkan perlindungan silang terbatas terhadap tipe HPV lain (seperti HPV-31, -33, -45).

Cervarix termasuk dalam kategori vaksin berbasis protein rekombinan, yang berarti vaksin ini mengandung bahan-bahan yang dibuat melalui teknologi rekayasa genetik, sehingga bisa meniru bagian dari virus yang dapat memicu respon kekebalan tubuh tanpa menyebabkan infeksi. Dengan vaksin ini, tubuh dapat "mengenali" HPV tipe 16 dan 18 dan siap melawannya jika terpapar di masa depan.

Efektivitas Vaksin Cervarix

Vaksin Cervarix telah terbukti sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18, yang merupakan dua tipe yang paling berisiko menyebabkan kanker serviks. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, vaksin ini memiliki tingkat efektivitas yang sangat tinggi, dengan perlindungan terhadap infeksi HPV tipe 16 dan 18 sekitar 90% dalam jangka panjang.

Selain itu, vaksin ini juga terbukti dapat mengurangi risiko kanker yang terkait dengan infeksi HPV. Berdasarkan studi klinis, vaksin Cervarix dapat mengurangi risiko kanker serviks dan lesi prakanker pada wanita yang terpapar HPV tipe 16 dan 18. Meskipun Cervarix hanya melindungi terhadap dua tipe HPV utama, ia masih sangat efektif dalam mengurangi angka kejadian kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV. Studi menunjukkan perlindungan hingga 8 tahun dengan tingkat antibodi yang stabil selama minimal 5 tahun setelah vaksinasi.

Namun, vaksin ini tidak memberikan perlindungan terhadap semua jenis HPV. Karena itu, meskipun mendapatkan vaksin Cervarix, wanita tetap disarankan untuk melakukan pemeriksaan skrining seperti Pap smear secara rutin untuk mendeteksi perubahan sel serviks yang dapat berkembang menjadi kanker.

Manfaat Vaksin Cervarix

Pemberian vaksin Cervarix membawa berbagai manfaat penting, baik untuk individu maupun untuk masyarakat secara umum. Beberapa manfaat utama vaksin Cervarix antara lain:

  1. Mencegah Kanker Serviks: HPV tipe 16 dan 18 adalah penyebab utama kanker serviks pada wanita. Dengan mendapatkan vaksin Cervarix, risiko terkena kanker serviks dapat berkurang secara signifikan, bahkan hingga 90%.

  2. Mencegah Lesi Prakanker: HPV tipe 16 dan 18 juga dapat menyebabkan lesi prakanker (perubahan abnormal pada sel serviks) yang bisa berkembang menjadi kanker serviks jika tidak ditangani. Vaksin Cervarix dapat mencegah perkembangan lesi prakanker ini.

  3. Mencegah Kanker Terkait HPV Lainnya: Selain kanker serviks, HPV tipe 16 dan 18 juga dapat menyebabkan kanker vulva, vagina, dan anus. Dengan vaksin Cervarix, risiko kanker terkait HPV lainnya juga dapat berkurang.

  4. Meningkatkan Kesehatan Masyarakat: Vaksinasi HPV secara massal dapat menurunkan prevalensi infeksi HPV di masyarakat, yang pada gilirannya akan mengurangi beban penyakit kanker serviks dan penyakit terkait HPV lainnya.

Syarat Pemberian Vaksin Cervarix

Vaksin Cervarix disarankan untuk diberikan pada usia 9 hingga 14 tahun, sebelum seseorang terpapar HPV melalui hubungan seksual. Idealnya, vaksin ini diberikan sebelum seseorang menjadi aktif secara seksual, karena vaksin ini bekerja dengan mencegah infeksi HPV, bukan mengobati infeksi yang sudah ada.

Namun, vaksin Cervarix juga dapat diberikan kepada wanita hingga usia 26 tahun, dan dalam beberapa kasus, vaksinasi ini dapat diberikan kepada orang dewasa yang belum pernah divaksinasi sebelumnya, meskipun manfaatnya lebih terbatas setelah terpapar HPV.

Vaksin Cervarix diberikan dalam bentuk suntikan intramuskular di otot deltoid (lengan atas). Terdapat dua jadwal pemberian vaksin tergantung pada usia penerima:

  • Untuk anak usia 9–14 tahun:

  1. Dosis pertama: Hari pertama.

  2. Dosis kedua: 6 bulan setelah dosis pertama.

  3. Regimen dua dosis ini sudah dianggap cukup untuk memberikan perlindungan.

  • Untuk usia 15 tahun ke atas:

  1. Dosis pertama: Hari pertama.

  2. Dosis kedua: 1 bulan setelah dosis pertama.

  3. Dosis ketiga: 6 bulan setelah dosis pertama.

Perbedaan Cervarix dengan Vaksin HPV Lain

Ada beberapa vaksin HPV lain di pasaran, seperti Gardasil dan Gardasil 9. Berikut adalah perbedaan utama antara Cervarix dan vaksin lain:

Fitur

Cervarix

Gardasil

Gardasil 9

Jenis Vaksin

Bivalen

Quadrivalen

Nonavalent

Tipe HPV yang ditargetkan

HPV 16, 18

HPV 6, 11, 16, 18

HPV 6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, 58

Adjuvan

AS04

Aluminium hidroksida

Aluminium hidroksida

Fokus perlindungan

Kanker serviks

Kanker serviks dan kutil kelamin

Perlindungan lebih luas terhadap 9 tipe HPV

Efek Samping Vaksin Cervarix

Secara umum, vaksin Cervarix memiliki profil keamanan yang sangat baik. Sebagian besar orang yang menerima vaksin ini tidak mengalami efek samping yang serius. Namun, seperti vaksin pada umumnya, ada beberapa efek samping ringan yang bisa muncul, seperti:

  1. Nyeri atau Pembengkakan di Tempat Suntikan: Ini adalah efek samping yang paling umum dan biasanya hilang dalam beberapa hari setelah vaksinasi.

  2. Demam Ringan: Beberapa orang mungkin mengalami demam ringan setelah mendapatkan vaksin.

  3. Pusing atau Mual: Pusing atau mual bisa terjadi setelah vaksinasi, tetapi biasanya bersifat sementara dan akan hilang dalam beberapa jam.

  4. Reaksi Alergi: Meskipun sangat jarang, beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap komponen vaksin, yang bisa menyebabkan ruam, gatal, atau kesulitan bernapas. Jika ini terjadi, segera cari bantuan medis.

  5. Kelelahan: Pada beberapa orang, terutama remaja, vaksinasi dapat menyebabkan pusing dan kelelahan, terutama jika tidak makan atau minum cukup sebelum vaksinasi.

Perbedaan Cervarix dengan Vaksin HPV Lainnya

Selain Cervarix, ada beberapa jenis vaksin HPV lain yang tersedia, seperti Gardasil dan Gardasil 9. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara vaksin-vaksin tersebut:

  1. Cervarix: Vaksin ini melindungi terhadap dua tipe HPV yang paling berisiko tinggi, yaitu HPV tipe 16 dan 18. Kedua tipe ini adalah penyebab utama kanker serviks.

  2. Gardasil: Vaksin ini melindungi terhadap empat tipe HPV (6, 11, 16, dan 18). Selain mencegah kanker serviks, Gardasil juga melindungi terhadap HPV tipe 6 dan 11, yang menyebabkan kutil kelamin.

  3. Gardasil 9: Vaksin ini adalah versi terbaru dari Gardasil yang melindungi terhadap sembilan tipe HPV (6, 11, 16, 18, 31, 33, 45, 52, dan 58). Gardasil 9 memberikan perlindungan yang lebih luas daripada Gardasil atau Cervarix.

Meskipun Cervarix hanya melindungi terhadap dua tipe HPV, vaksin ini masih sangat efektif dalam mencegah kanker serviks dan penyakit terkait HPV lainnya. Pilihan vaksin akan bergantung pada tujuan spesifik vaksinasi dan rekomendasi dari tenaga medis.

Harga Vaksin Cervarix

Harga vaksin Cervarix di Indonesia bervariasi tergantung pada lokasi fasilitas kesehatan. Untuk vaksinasi secara mandiri, biayanya berada di kisaran Rp700.000 hingga Rp1.000.000 per dosis. Biasanya diperlukan 2 hingga 3 dosis tergantung pada usia dan kondisi kesehatan penerima vaksin.

Program Vaksinasi HPV di Indonesia

Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meluncurkan program vaksinasi HPV nasional untuk membantu mencegah kanker serviks. Program vaksinasi ini dimulai pada tahun 2016 dengan melibatkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes).

Program vaksinasi ini diperuntukkan kepada anak perempuan yang berusia 9 hingga 13 tahun. Tujuannya adalah untuk melindungi anak-anak sebelum mereka terpapar HPV, dengan harapan dapat menurunkan angka kejadian kanker serviks yang disebabkan oleh infeksi HPV di masa depan. Vaksin yang digunakan dalam program ini antara lain Gardasil dan Cervarix, yang keduanya telah mendapat izin edar dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia).

Vaksinasi HPV di Indonesia diberikan dalam tiga dosis. Dosis pertama diberikan pada saat vaksinasi dimulai, dosis kedua diberikan dua bulan setelah dosis pertama, dan dosis ketiga diberikan enam bulan setelah dosis pertama. Program ini juga dilakukan secara gratis di sekolah-sekolah untuk menjangkau lebih banyak anak perempuan di seluruh Indonesia, terutama di daerah-daerah yang mungkin kesulitan mengakses layanan kesehatan.

Kesimpulan

Vaksin Cervarix adalah vaksin yang sangat efektif dalam mencegah kanker serviks dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh infeksi HPV tipe 16 dan 18. Dengan pemberian vaksin ini pada usia dini, kita dapat mengurangi prevalensi kanker serviks secara signifikan di masyarakat. Vaksin Cervarix memiliki profil keamanan yang sangat baik dan memberikan perlindungan jangka panjang terhadap infeksi HPV berisiko tinggi. Meskipun demikian, pemeriksaan rutin tetap diperlukan sebagai langkah pencegahan tambahan.

Program vaksinasi HPV yang dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia merupakan langkah yang sangat penting untuk mengurangi angka kejadian kanker serviks di Indonesia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang vaksin Cervarix, diharapkan masyarakat dapat membuat keputusan yang tepat mengenai vaksinasi dan perlindungan terhadap penyakit yang disebabkan oleh HPV.

Sumber

Centers for Disease Control and Prevention. (n.d.). HPV vaccine recommendations. Retrieved November 29, 2024, from https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/hcp/recommendations.html.

Centers for Disease Control and Prevention. (n.d.). HPV vaccine administration. Retrieved November 29, 2024, from https://www.cdc.gov/vaccines/vpd/hpv/hcp/administration.html.

Soliman, M., Oredein, O., & Dass, C. R. (2021). Update on safety and efficacy of HPV vaccines: Focus on Gardasil. International Journal of Molecular and Cellular Medicine, 10(2), 101–112. https://doi.org/10.22088/IJMCM.BUMS.10.2.101

Rees, H., Delany-Moretlwe, S., Lombard, C., Baron, D., Panchia, R., Myer, L., ... Gray, G. (2020). Will HPV vaccination prevent cervical cancer? The Journal of Infectious Diseases, 224(Supplement 4), S367–S378. https://doi.org/10.1093/infdis/jiaa621

Markowitz, L. E., & Schiller, J. T. (2021). Human papillomavirus vaccines: Mechanism of action, efficacy, and impact on public health. The Journal of Infectious Diseases, 224(Supplement 4), S367–S374. https://doi.org/10.1093/infdis/jiaa621

Lin, R., Jin, H., & Fu, X. (2023). Comparative efficacy of human papillomavirus vaccines: Systematic review and network meta-analysis. Expert Review of Vaccines, 22(1), 1168–1178.