Hepatitis A menular lewat makanan & minuman. Kenali gejala, cara pengobatan, dan pentingnya vaksinasi untuk pencegahan efektif.
Hepatitis A adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat menyerang siapa saja karena penularannya yang mudah melalui melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
Meski sering dianggap ringan, penyakit ini tetap bisa mengganggu kesehatan dan aktivitas sehari-hari.
Lalu, bagaimana cara mencegahnya dan apa saja yang perlu diketahui tentang hepatitis A? Simak penjelasannya berikut ini.
Apa Itu Hepatitis A?
Hepatitis A adalah penyakit infeksi pada hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini termasuk dalam kelompok hepatitis virus akut yang biasanya menyebar melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi.
Hepatitis A bersifat sangat menular, tetapi berbeda dari hepatitis B dan C karena tidak menyebabkan infeksi kronis atau penyakit hati jangka panjang.
Sebagian besar penderita dapat pulih sepenuhnya dalam beberapa minggu hingga bulan tanpa menyebabkan kerusakan hati permanen.
Namun, infeksi ini bisa lebih serius bagi orang lanjut usia atau mereka yang sudah memiliki masalah hati sebelumnya, seperti sirosis atau hepatitis B/C.
Ada Berapa Macam Jenis Hepatitis dan Apa Perbedaannya?
Secara umum, hepatitis dikategorikan menjadi dua kelompok utama: hepatitis virus dan hepatitis non-virus. Terdapat lima jenis utama hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus, yaitu hepatitis A, B, C, D, dan E.
Hepatitis A (HAV)
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A dan biasanya ditularkan melalui konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi (penularan fecal-oral). Penyakit ini umumnya bersifat akut dan tidak berkembang menjadi kondisi kronis.
Hepatitis B (HBV)
Virus hepatitis B menyebar melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, seperti melalui hubungan seksual tanpa pelindung, penggunaan jarum suntik bersama, atau dari ibu ke bayi saat persalinan.
Infeksi HBV dapat bersifat akut atau kronis. Infeksi kronis meningkatkan risiko sirosis dan kanker hati.
Hepatitis C (HCV)
Hepatitis C terutama ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, misalnya melalui penggunaan jarum suntik bersama atau transfusi darah yang tidak aman. Sebagian besar infeksi HCV berkembang menjadi kondisi kronis, yang dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati.
Hepatitis D (HDV)
Hepatitis D, atau delta hepatitis, hanya terjadi pada individu yang sudah terinfeksi hepatitis B, karena virus HDV memerlukan HBV untuk bereplikasi.
Penularannya mirip dengan HBV, melalui kontak dengan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi. Infeksi ganda HBV dan HDV dapat menyebabkan penyakit hati yang lebih parah.
Hepatitis E (HEV)
Virus hepatitis E ditularkan terutama melalui konsumsi air yang terkontaminasi. Hepatitis E umumnya bersifat akut dan tidak berkembang menjadi kronis. Namun, pada wanita hamil, infeksi HEV dapat lebih serius dan berpotensi fatal.
Apa Penyebab Hepatitis A?
Hepatitis A adalah infeksi hati yang sangat menular yang disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Penyakit ini terutama menyebar melalui jalur fecal-oral, yaitu ketika seseorang yang belum terinfeksi (dan belum divaksinasi) menelan makanan atau air yang terkontaminasi oleh tinja dari individu yang terinfeksi.
Berikut adalah beberapa penyebab utama penularan hepatitis A:
Konsumsi Makanan atau Air yang Terkontaminasi
Virus hepatitis A dapat menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh tinja dari individu yang terinfeksi.
Makanan yang sering dikaitkan dengan penularan HAV meliputi buah dan sayuran mentah yang tidak dikupas atau dimasak, kerang-kerangan, es, dan air yang terkontaminasi.
Kontak Dekat dengan Individu yang Terinfeksi
Penularan HAV dapat terjadi melalui kontak pribadi yang erat dengan seseorang yang terinfeksi, seperti anggota keluarga atau pasangan seksual.
Virus ini dapat menyebar melalui kontak langsung atau melalui benda yang terkontaminasi oleh individu yang terinfeksi.
Sanitasi yang Tidak Memadai dan Praktik Kebersihan yang Buruk
Lingkungan dengan sanitasi yang buruk dan praktik kebersihan yang tidak memadai meningkatkan risiko penyebaran HAV.
Misalnya, jika individu yang terinfeksi tidak mencuci tangan dengan benar setelah menggunakan toilet dan kemudian menangani makanan, mereka dapat menyebarkan virus ke orang lain.
Praktik Seksual Tertentu
Aktivitas seksual yang melibatkan kontak oral-anal dapat meningkatkan risiko penularan HAV. Virus ini dapat ditularkan selama praktik seksual yang melibatkan kontak dengan area anal atau rektal.
Memahami faktor-faktor penyebab ini penting untuk mencegah penyebaran hepatitis A. Langkah-langkah pencegahan termasuk memastikan sanitasi yang baik, mempraktikkan kebersihan pribadi yang tepat, menghindari konsumsi makanan atau air yang mungkin terkontaminasi.
Apa Gejala Hepatitis A?
Gejala penyakit ini dapat bervariasi dari ringan hingga berat dan biasanya muncul secara tiba-tiba antara 2 hingga 7 minggu setelah terpapar virus.
Berikut adalah gejala-gejala umum hepatitis A:
Kelelahan: Penderita sering merasa lelah yang dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Demam: Demam ringan hingga sedang sering terjadi pada awal infeksi.
Kehilangan Nafsu Makan: Penurunan nafsu makan yang signifikan adalah gejala umum yang dapat menyebabkan penurunan berat badan.
Mual dan Muntah: Penderita mungkin mengalami mual dan muntah, yang dapat menyebabkan dehidrasi jika berlanjut.
Nyeri Perut: Rasa tidak nyaman atau nyeri di area perut, terutama di sisi kanan atas di mana hati berada.
Diare: Beberapa individu mungkin mengalami diare, yang dapat berkontribusi pada dehidrasi.
Urin Berwarna Gelap: Perubahan warna urine menjadi gelap sering terjadi karena penumpukan bilirubin akibat gangguan fungsi hati.
Tinja Berwarna Pucat: Tinja mungkin menjadi pucat atau berwarna seperti tanah liat karena kurangnya empedu yang dikeluarkan oleh hati.
Nyeri Sendi: Beberapa penderita melaporkan nyeri pada sendi selama fase awal infeksi.
Penyakit Kuning: Kulit dan bagian putih mata menjadi kuning karena penumpukan bilirubin dalam darah. Tidak semua individu dengan hepatitis A mengalami jaundice.
Penting untuk dicatat bahwa tidak semua individu yang terinfeksi HAV akan menunjukkan semua gejala di atas. Anak-anak, khususnya, sering mengalami infeksi tanpa gejala yang jelas.
Sebagian besar gejala hepatitis A biasanya berlangsung kurang dari dua bulan, meskipun dalam beberapa kasus, individu dapat merasa sakit hingga enam bulan.
Apa Tes Diagnosis Hepatitis A?
Untuk mendiagnosis infeksi ini, berbagai tes laboratorium dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus atau respons imun tubuh terhadapnya.
Berikut adalah metode diagnostik utama untuk hepatitis A:
Tes Antibodi IgM terhadap HAV
Tes ini mendeteksi antibodi immunoglobulin M (IgM) spesifik terhadap HAV dalam darah. Kehadiran IgM anti-HAV menunjukkan infeksi hepatitis A yang baru atau sedang berlangsung.
Antibodi ini biasanya muncul dalam darah sekitar 2 hingga 4 minggu setelah terpapar dan dapat bertahan selama 3 hingga 12 bulan.
Tes Antibodi IgG terhadap HAV
Tes ini mengidentifikasi antibodi immunoglobulin G (IgG) terhadap HAV. Kehadiran IgG anti-HAV menunjukkan infeksi masa lalu atau imunisasi sebelumnya, memberikan indikasi kekebalan terhadap infeksi di masa depan. IgG anti-HAV dapat bertahan seumur hidup.
Tes Panel Hepatitis
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin memesan panel hepatitis, yaitu serangkaian tes darah yang memeriksa keberadaan infeksi hepatitis A, B, dan C.
Panel ini membantu menentukan jenis virus hepatitis yang menyebabkan gejala pasien.
Tes Reaksi Berantai Polimerase Transkriptase Balik (RT-PCR)
Tes RT-PCR digunakan untuk mendeteksi RNA HAV dalam darah atau tinja. Metode ini memungkinkan identifikasi materi genetik virus, bahkan sebelum tubuh memproduksi antibodi.
Meskipun sangat sensitif, tes ini memerlukan fasilitas laboratorium khusus dan biasanya digunakan dalam penelitian atau investigasi wabah.
Tes Fungsi Hati
Meskipun bukan spesifik untuk hepatitis A, tes fungsi hati mengukur enzim dan protein dalam darah yang menunjukkan seberapa baik hati berfungsi.
Peningkatan kadar enzim hati, seperti alanine aminotransferase (ALT) dan aspartate aminotransferase (AST), dapat mengindikasikan peradangan atau kerusakan hati yang konsisten dengan hepatitis A.
Penting untuk dicatat bahwa diagnosis hepatitis A tidak dapat dibuat hanya berdasarkan gejala klinis, karena gejala tersebut mirip dengan jenis hepatitis virus lainnya. Oleh karena itu, konfirmasi laboratorium melalui tes darah sangat penting untuk memastikan diagnosis yang akurat dan menentukan penanganan yang tepat.
Bagaimana Menyembuhkan Hepatitis A?
Penyakit ini biasanya sembuh dengan sendirinya tanpa menyebabkan kerusakan hati jangka panjang.
Meskipun tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A, pendekatan berikut dapat membantu mempercepat pemulihan dan meringankan gejala:
Istirahat yang Cukup
Banyak individu dengan hepatitis A merasa lelah dan kurang energi. Istirahat yang memadai penting untuk membantu tubuh melawan infeksi dan mempercepat proses penyembuhan.
Nutrisi yang Seimbang
Mengonsumsi diet sehat dan seimbang mendukung fungsi hati dan sistem kekebalan tubuh. Jika mual mengganggu asupan makanan, cobalah makan dalam porsi kecil namun sering sepanjang hari.
Pastikan Tubuh Terhidrasi
Penting untuk minum banyak cairan, terutama jika mengalami muntah atau diare, guna mencegah dehidrasi. Memilih minuman seperti jus buah atau susu dapat membantu memenuhi kebutuhan kalori dan cairan.
Hindari Obat yang Dapat Merusak Hati
Beberapa obat, seperti acetaminophen (paracetamol), dapat memperburuk kerusakan hati selama infeksi hepatitis A. Konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum mengonsumsi obat apa pun selama masa pemulihan.
Perawatan Medis jika Diperlukan
Meskipun sebagian besar kasus hepatitis A dapat ditangani di rumah, beberapa individu mungkin memerlukan perawatan medis lebih lanjut.
Hospitalisasi mungkin diperlukan bagi mereka yang mengalami dehidrasi parah akibat mual dan muntah yang berlebihan atau bagi mereka yang menunjukkan tanda-tanda gagal hati akut.
Pencegahan Penularan
Meskipun bukan bagian dari pengobatan langsung, penting untuk mencegah penyebaran virus kepada orang lain. Praktikkan kebersihan tangan yang baik, hindari menyiapkan makanan untuk orang lain saat terinfeksi, dan ikuti pedoman kesehatan masyarakat mengenai isolasi.
Selama masa pemulihan, penting untuk memantau gejala dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan jika ada kekhawatiran atau jika gejala memburuk.
Apakah Ada Vaksin Hepatitis A?
Vaksinasi hepatitis A merupakan langkah pencegahan yang efektif untuk melindungi individu dari infeksi HAV. Berikut adalah informasi rinci mengenai vaksin hepatitis A:
Jenis Vaksin Hepatitis A
Terdapat beberapa vaksin hepatitis A yang tersedia, termasuk:
HAVRIX®: Disetujui oleh FDA pada tahun 1995 untuk individu berusia 1 tahun ke atas.
VAQTA®: Disetujui oleh FDA pada tahun 1996 untuk individu berusia 1 tahun ke atas.
TWINRIX®: Vaksin kombinasi yang mengandung vaksin hepatitis A dan B, disetujui oleh FDA pada tahun 2001 untuk individu berusia 18 tahun ke atas.
Jadwal Pemberian Vaksin
Vaksin hepatitis A diberikan dalam dua dosis dengan interval 6 bulan antara dosis pertama dan kedua. Vaksin kombinasi (TWINRIX®) diberikan dalam tiga dosis selama periode 6 bulan.
Kelompok yang Dianjurkan untuk Vaksinasi
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan vaksinasi hepatitis A untuk:
Semua anak berusia 12 hingga 23 bulan.
Anak-anak dan remaja berusia 2 hingga 18 tahun yang belum divaksinasi sebelumnya.
Pelancong internasional ke daerah dengan tingkat hepatitis A tinggi.
Pria yang berhubungan seks dengan pria.
Pengguna narkoba suntik atau non-suntik.
Individu dengan risiko pekerjaan tertentu.
Orang yang mengantisipasi kontak dekat dengan anak adopsi internasional.
Individu yang mengalami tunawisma.
Orang dengan HIV.
Individu dengan penyakit hati kronis.
Siapa saja yang ingin mendapatkan kekebalan terhadap hepatitis A.
Efektivitas Vaksin
Vaksin hepatitis A efektif sekitar 95% dalam mencegah infeksi dan memberikan perlindungan jangka panjang, kemungkinan seumur hidup.
Keamanan Vaksin
Efek samping yang umum meliputi nyeri di lokasi suntikan, demam ringan, sakit kepala, kelelahan, atau kehilangan nafsu makan. Efek samping yang serius sangat jarang terjadi.
Pemberian Vaksin Pasca-Pajanan
Vaksin hepatitis A dapat diberikan sebagai profilaksis pasca-pajanan (PEP) bagi individu berusia ≥12 bulan yang telah terpapar HAV dalam waktu ≤2 minggu dan belum menyelesaikan seri vaksinasi hepatitis A sebelumnya.
Berapa Harga Vaksin Hepatitis A?
Harga vaksin hepatitis di Indonesia bervariasi tergantung pada jenis vaksin, usia penerima, dan penyedia layanan kesehatan. Untuk vaksin hepatitis A, biaya vaksinasi anak berkisar antara Rp525.000 hingga Rp625.000, sementara untuk dewasa, harganya sekitar Rp675.000 hingga Rp695.000.
Vaksin hepatitis A di Indonesia tersedia di berbagai fasilitas kesehatan, termasuk puskesmas, rumah sakit, dan klinik swasta. Beberapa merek vaksin yang umum digunakan antara lain AVAXIM®, HAVRIX®, dan HEALIVE®.
Secara keseluruhan, hepatitis A adalah penyakit yang dapat dicegah dengan menjaga kebersihan, pola makan sehat, dan vaksinasi.
Meskipun sebagian besar kasus dapat sembuh tanpa komplikasi serius, tetap penting untuk mengenali gejalanya dan menerapkan langkah-langkah pencegahan.
Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk menerapkan kebiasaan hidup bersih serta mempertimbangkan vaksinasi sebagai perlindungan efektif terhadap hepatitis A.
Sumber:
UCLA Health. The different types of hepatitis [Internet]. Los Angeles: David Geffen School of Medicine at UCLA; 2023 [cited 2025 Mar 12]. Available from: https://medschool.ucla.edu/news-article/the-different-types-of-hepatitis
Hepatitis Australia. The difference between hepatitis A, B & C [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 12]. Available from: https://www.hep.org.au/blog/difference-between-hepatitis-a-b-c/
Healthline. Hepatitis: types, causes, symptoms, and treatment [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 12]. Available from: https://www.healthline.com/health/hepatitis
World Health Organization. Hepatitis: questions and answers [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 12]. Available from: https://www.who.int/news-room/questions-and-answers/item/hepatitis
Cleveland Clinic. Hepatitis: symptoms, causes, treatments, and prevention [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 12]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/hepatitis
World Health Organization. Hepatitis A: fact sheet [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 13]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-a
MedlinePlus. Hepatitis panel [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 13]. Available from: https://medlineplus.gov/lab-tests/hepatitis-panel/
Mayo Clinic. Hepatitis A: diagnosis & treatment [Internet]. 2023 [cited 2025 Mar 13]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hepatitis-a/diagnosis-treatment/drc-20367055