Vaksin meningitis melindungi dari infeksi mematikan pada otak dan sumsum tulang belakang. Pelajari manfaat, jenis, dan siapa yang perlu divaksin.
Meningitis adalah salah satu penyakit serius yang dapat menyerang siapa saja, dengan potensi menyebabkan komplikasi berat hingga kematian. Penyakit ini sering kali terjadi secara tiba-tiba dan membutuhkan penanganan cepat. Salah satu upaya paling efektif dalam pencegahan meningitis adalah melalui vaksinasi. Artikel ini akan membahas mengenai meningitis dan vaksinasinya.
Apa Itu Meningitis?
Meningitis adalah peradangan pada selaput otak (meninges), yaitu lapisan selaput pelindung yang menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang. Menurut data World Health Organization (WHO), meningitis menyebabkan lebih dari 1,2 juta kasus di seluruh dunia setiap tahun, dengan angka kematian mencapai 10-15% bahkan dengan pengobatan yang memadai. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai agen infeksi, seperti virus, bakteri, jamur, dan parasit.
Meningitis juga dapat muncul akibat reaksi imun tertentu atau iritasi kimiawi. Reaksi imun ini dapat terjadi ketika sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan sehat akibat kelainan autoimun atau respons inflamasi yang berlebihan terhadap infeksi lain di tubuh. Iritasi kimiawi, di sisi lain, dapat terjadi karena masuknya bahan kimia seperti obat-obatan tertentu atau zat toksik ke dalam cairan serebrospinal, yang menyebabkan inflamasi pada meninges.
Penyebab Meningitis
Meningitis Bakteri: Meningitis yang disebabkan oleh bakteri adalah yang paling serius karena dapat menyebabkan komplikasi berat seperti kerusakan otak, kehilangan pendengaran, hingga kematian. Contoh bakteri penyebab meliputi Neisseria meningitidis, Streptococcus pneumoniae, dan Haemophilus influenzae tipe b (Hib).
Meningitis Virus: Meningitis yang disebabkan oleh virus cenderung lebih ringan dibandingkan meningitis bakteri. Virus seperti enterovirus, virus herpes simplex, dan mumps virus sering menjadi penyebab utama.
Meningitis Jamur dan Parasit Meningitis yang disebabkan oleh jamur atau parasit lebih jarang terjadi, tetapi biasanya menyerang individu dengan sistem imun yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS.
Gejala Meningitis
Tanda dan Gejala Meningitis
Gejala meningitis pada pasien dapat bervariasi tergantung pada penyebab, perjalanan penyakit (akut, subakut, atau kronis), keterlibatan otak (meningoensefalitis), serta komplikasi sistemik seperti sepsis.
Gejala umum meningitis meliputi:
Leher kaku
Demam
Kebingungan atau perubahan kesadaran
Sakit kepala
Mual dan muntah
Gejala yang kurang umum meliputi:
Kejang
Koma
Gangguan neurologis, seperti kehilangan pendengaran atau penglihatan, gangguan kognitif, atau kelemahan pada anggota tubuh.
Meskipun meningitis yang disebabkan oleh virus atau bakteri dapat memiliki gejala serupa, tingkat keparahannya bisa berbeda. Beberapa jenis meningitis mungkin menunjukkan gejala yang lebih parah dan memerlukan pengobatan yang berbeda.
Gejala spesifik meningitis bakteri yang terkait dengan infeksi darah (septikemia) dapat mencakup:
Tangan dan kaki terasa dingin
Nyeri pada sendi dan otot
Pernapasan lebih cepat dari biasanya
Diare
Ruam berwarna ungu gelap atau merah.
Gejala meningitis pada bayi dapat berbeda dari orang dewasa, termasuk:
Tidak aktif dan sulit dibangunkan
Rewel atau tidak dapat ditenangkan
Kesulitan makan
Tubuh kaku atau lemas
Pembengkakan pada ubun-ubun lunak di kepala (fontanelle).
Penting untuk segera mencari pertolongan medis jika seseorang menunjukkan gejala meningitis, karena pengobatan yang cepat dan tepat dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Pemeriksaan untuk Meningitis
Untuk memastikan diagnosis meningitis, beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan meliputi:
Pungsi Lumbal (Lumbar Puncture) Merupakan pemeriksaan utama untuk menganalisis cairan serebrospinal. Hasil analisis dapat menunjukkan keberadaan bakteri, virus, atau tanda peradangan lainnya.
Tes Darah Untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi seperti peningkatan jumlah sel darah putih atau keberadaan bakteri dalam darah.
Pemeriksaan Radiologi Computerized Tomography scan (CT Scan) atau Magnetic Resonance Imaging (MRI) kepala dapat dilakukan untuk melihat komplikasi seperti pembengkakan otak atau abses.
Polymerase Chain Reaction (PCR) Membantu mendeteksi materi genetik virus atau bakteri penyebab meningitis dengan akurasi tinggi.
Kultur Cairan Serebrospinal Untuk menentukan jenis mikroorganisme penyebab infeksi sehingga pengobatan dapat disesuaikan.
Pengobatan dan Pencegahan Meningitis
Pengobatan meningitis tergantung pada penyebabnya:
Meningitis Bakteri: Memerlukan antibiotik intravena dan perawatan di rumah sakit.
Meningitis Virus: Biasanya sembuh sendiri, tetapi pengobatan simptomatik seperti istirahat dan hidrasi diperlukan.
Meningitis Jamur: Diobati dengan antifungal intravena.
Pencegahan meningitis meliputi:
Meningitis bisa dicegah dengan menjaga gaya hidup sehat dan melakukan langkah-langkah pencegahan tertentu, terutama jika Anda berisiko lebih tinggi. Langkah-langkah pencegahan utama meliputi:
Cukup istirahat: Pastikan Anda tidur yang cukup agar sistem kekebalan tubuh tetap kuat.
Hindari merokok: Merokok melemahkan sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko infeksi.
Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit: Jauhkan diri dari orang yang menunjukkan gejala penyakit.
Cuci tangan dengan sering: Cuci tangan secara teratur, terutama di tempat seperti tempat penitipan anak atau rumah sakit, untuk mengurangi risiko infeksi.
Jika Anda telah kontak dekat dengan seseorang yang menderita meningitis bakteri, dokter dapat memberikan antibiotik pencegahan untuk mengurangi risiko tertular.
Vaksinasi juga sangat penting untuk mencegah meningitis. Beberapa vaksin yang bisa melindungi Anda dari meningitis adalah:
Vaksin Haemophilus influenzae tipe B (Hib)
Vaksin konjugasi pneumokokus
Vaksin meningokokus
Selain itu, menjaga kebersihan pribadi yang baik, seperti tidak berbagi minuman atau barang pribadi yang bisa terkontaminasi air liur atau cairan tubuh, juga dapat membantu mencegah penyebaran jenis-jenis meningitis tertentu.
Pentingnya Vaksinasi untuk Meningitis
Vaksin meningitis adalah langkah pencegahan utama untuk melindungi individu dari berbagai jenis meningitis bakteri. Vaksin ini tidak hanya melindungi individu tetapi juga membantu menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity).
Meningitis meningokokus disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis. Bakteri ini memiliki 12 jenis atau serogrup, tetapi sebagian besar penyakit disebabkan oleh serogrup A, B, C, W, X, dan Y. Serogrup W sering menyebabkan penyakit yang lebih parah.
Vaksin untuk meningitis ini bekerja dengan melatih sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan bakteri tersebut sebelum menyebabkan infeksi serius.
Jenis Vaksin Meningokokus
Vaksin Polisakarida (Plain Polysaccharide Vaccines)
Vaksin awal berbasis polisakarida tersedia dalam formulasi bivalen (A dan C), trivalen (A, C, W), dan kuadrivalen (A, C, Y, W).
Tidak memberikan respons imun yang memadai pada anak di bawah usia dua tahun.
Proteksi imun bersifat sementara dan tidak menciptakan immunologic memory.
Vaksin Konjugat Polisakarida (Polysaccharide-Protein Conjugate Vaccines)
Lebih imunogenik dengan kemampuan menciptakan memori imunologis.
Efektif pada semua kelompok usia, termasuk bayi mulai usia dua bulan.
Mengurangi penularan dengan menurunkan kolonisasi bakteri di nasofaring.
Vaksin untuk Serogrup B
Vaksin untuk serogrup B meningitis dirancang untuk melindungi dari infeksi meningitis yang disebabkan oleh bakteri Neisseria meningitidis serogrup B
Vaksin ini bekerja dengan cara merangsang sistem kekebalan tubuh untuk mengenali dan melawan bakteri tersebut.
Vaksin Hib
Mencegah meningitis yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae tipe b, yang merupakan penyebab utama meningitis bakteri pada anak kecil.
Vaksin Pneumokokus
Mencegah infeksi yang disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae yang juga dapat menyebabkan meningitis.
Cara Kerja Vaksin
Vaksin meningitis biasanya diberikan melalui suntikan di otot lengan atas untuk remaja dan orang dewasa, atau di paha untuk bayi.
Vaksin ini mengandung dosis sangat kecil dari bakteri atau bagian bakteri yang sudah dimodifikasi sehingga tidak bisa menyebabkan infeksi. Setelah vaksin disuntikkan, tubuh mulai memproduksi antibodi untuk melawan bakteri tersebut.
Secara sederhana, vaksin berfungsi seperti "pelatihan" untuk tubuh Anda agar siap melawan bakteri yang belum pernah ditemui sebelumnya. Jadi, jika Anda terpapar bakteri penyebab meningitis di kemudian hari, antibodi yang sudah ada di tubuh dapat melindungi Anda dari infeksi.
Namun, penting untuk diingat bahwa vaksin bukanlah “obat” untuk meningitis atau jaminan 100% Anda tidak akan tertular. Vaksin adalah alat penting untuk melindungi tubuh dari efek serius meningitis dan membantu mengurangi penyebarannya di masyarakat.
Manfaat Vaksin Meningitis
Mencegah Penyakit Serius: Mengurangi risiko terkena meningitis yang dapat mengancam nyawa.
Mengurangi Penyebaran: Meningkatkan kekebalan kelompok sehingga melindungi individu yang tidak dapat divaksinasi.
Mencegah Komplikasi: Komplikasi serius seperti kerusakan otak, tuli, atau amputasi dapat dicegah.
Perlindungan untuk Pelancong: Perlindungan bagi orang yang melakukan perjalanan ke daerah endemis atau acara keagamaan.
Pemberian Vaksin Meningitis
Jadwal Pemberian
Jadwal vaksinasi meningitis bervariasi tergantung pada jenis vaksin dan populasi target:
Vaksin Hib: Biasanya diberikan pada bayi mulai usia 2 bulan sebagai bagian dari imunisasi dasar.
Vaksin Konjugat Meningokokus: Direkomendasikan untuk anak usia 11-12 tahun dengan dosis booster pada usia 16 tahun.
Vaksin Serogroup B Meningokokus: Direkomendasikan untuk individu usia 16-23 tahun atau kelompok berisiko tinggi.
Siapa Saja yang Perlu Mendapatkan Vaksin
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan vaksin meningitis untuk orang dewasa dalam kondisi berikut:
Tinggal di asrama.
Bekerja di laboratorium yang menangani bakteri penyebab meningitis.
Bertugas di militer.
Bepergian atau tinggal di negara di mana penyakit meningitis umum terjadi, seperti di beberapa wilayah Afrika atau pada umat muslim yang berangkat haji atau umrah.
Memiliki limpa yang rusak atau telah diangkat.
Mengidap gangguan sistem kekebalan yang disebut terminal complement deficiency.
Mengonsumsi obat eculizumab.
Berpotensi terpapar meningitis selama wabah terjadi.
Mengidap HIV.
Jika Anda termasuk dalam salah satu kelompok di atas, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan vaksinasi yang sesuai.
Prosedur Pemberian
Vaksin diberikan melalui suntikan, umumnya di lengan atas atau paha, tergantung pada usia penerima. Sebelum pemberian, dokter atau petugas kesehatan akan memeriksa riwayat kesehatan untuk memastikan tidak ada kontraindikasi.
Syarat dan Kontraindikasi
Syarat Penerima Vaksin
Tidak sedang demam tinggi atau sakit parah.
Tidak memiliki riwayat alergi berat terhadap komponen vaksin.
Memenuhi kriteria usia yang disarankan.
Kontraindikasi
Alergi berat terhadap dosis vaksin sebelumnya.
Kehamilan (untuk beberapa jenis vaksin meningokokus tertentu).
Riwayat sindrom Guillain-Barré.
Efek Samping dan Keamanan
Vaksin meningitis dianggap aman dan efektif, serta telah digunakan selama puluhan tahun. Namun, seperti halnya semua vaksin, efek samping tetap mungkin terjadi.
Saat vaksin diberikan, tenaga medis akan membersihkan area penyuntikan (biasanya lengan atas) dengan tisu steril. Kemudian, vaksin disuntikkan menggunakan jarum kecil ke kulit. Anda mungkin merasakan sedikit sensasi "dicubit" saat disuntik.
Efek samping yang mungkin terjadi biasanya ringan dan cepat hilang, seperti:
Pembengkakan atau nyeri di area suntikan
Kelelahan
Demam atau menggigil
Sakit kepala
Nyeri otot atau sendi
Mual
Beberapa orang mungkin merasa pusing atau hampir pingsan setelah menerima suntikan vaksin meningitis. Ini biasanya disebabkan oleh reaksi stres terhadap situasi, bukan karena vaksinnya sendiri. Jika Anda memiliki riwayat merasa pusing atau pingsan setelah suntikan atau pengambilan darah, beri tahu dokter sebelum vaksinasi.
Seperti semua vaksin, ada risiko sangat kecil terjadinya reaksi alergi parah terhadap komponen vaksin. Jika Anda memiliki alergi tertentu, diskusikan dengan dokter sebelum menerima vaksin.
Vaksin meningitis adalah langkah penting dalam pencegahan meningitis bakteri yang dapat mengancam nyawa. Dengan mengikuti jadwal imunisasi yang direkomendasikan dan memahami manfaat serta risiko vaksin, individu dan masyarakat dapat terhindar dari bahaya penyakit ini. Upaya kolektif dalam vaksinasi juga membantu menciptakan kekebalan kelompok yang kuat.
Sumber:
Centers for Disease Control and Prevention (CDC). (2023). Meningitis. Retrieved from https://www.cdc.gov/meningitis
World Health Organization (WHO). (2023). Meningococcal meningitis. Retrieved from https://www.who.int
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Imunisasi Meningitis. Retrieved from https://www.kemkes.go.id
Brouwer, M. C., Tunkel, A. R., & van de Beek, D. (2010). Epidemiology, diagnosis, and antimicrobial treatment of acute bacterial meningitis. Clinical Microbiology Reviews, 23(3), 467-492.
Thigpen, M. C., Whitney, C. G., Messonnier, N. E., & Zell, E. R. (2011). Bacterial meningitis in the United States, 1998–2007. The New England Journal of Medicine, 364(21), 2016-2025.
GBD 2019 Meningitis Collaborators. (2021). Global, regional, and national burden of meningitis, 1990–2019: a systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet Neurology, 20(11), 897-910.