Pemeriksaan pranikah bantu pria deteksi dini masalah kesehatan & kesuburan. Penting untuk rencana keluarga sehat dan masa depan bersama.
Pernikahan adalah komitmen jangka panjang yang tidak hanya menyangkut aspek emosional dan sosial, tetapi juga kesehatan pasangan. Tes pranikah menjadi langkah penting yang dapat memberikan wawasan tentang kondisi kesehatan individu sebelum menikah. Pada pria, tes ini bertujuan untuk mendeteksi berbagai kondisi medis yang dapat memengaruhi dirinya sendiri, pasangan, dan keturunan mereka di masa depan.
Dalam beberapa dekade terakhir, kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kesehatan sebelum menikah semakin meningkat di berbagai negara. Banyak organisasi kesehatan global, termasuk World Health Organization (WHO) dan Centers for Disease Control and Prevention (CDC), merekomendasikan tes pranikah sebagai bagian dari perencanaan keluarga yang sehat. Artikel ini akan membahas berbagai manfaat tes pranikah pada pria, jenis pemeriksaan yang disarankan, serta implikasi kesehatan jangka panjangnya.
Kapan waktu yang tepat untuk Tes Pranikah?
Menurut BKKBN dan Kementerian Agama, pemeriksaan ini disarankan untuk dilakukan 3 bulan sebelum pernikahan, sehingga apabila ditemukan kelainan maka dapat dilakukan tindakan preventif untuk memperkecil kemungkinan risiko yang dapat muncul.
Jangka waktu tersebut memberi pasangan cukup kesempatan untuk mendiskusikan hasil tes untuk saling memahami kondisi kesehatan masing-masing dan menjalani perawatan atau pengobatan jika diperlukan.
Waktu ideal tersebut ditentukan dengan pertimbangan berikut ini:
Waktu untuk pemeriksaan lanjutan, jika dibutuhkan pengecekan lebih lanjut maka akan ada waktu yang cukup untuk konsultasi dengan dokter, terutama jika terdapat masalah kesuburan atau penyakit menular seksual.
Persiapan pengobatan dan vaksinasi, hasil tes pranikah dapat menunjukkan kebutuhan vaksinasi atau pengobatan, seperti vaksin hepatitis B atau HPV, yang memerlukan beberapa dosis dalam jangka waktu tertentu.
Perencanaan kesehatan dan gaya hidup, hasil tes dapat membantu pasangan merencanakan perawatan kesehatan, pola makan, atau gaya hidup lebih sehat yang menyesuaikan kondisi kesehatan masing-masing.
Tes pranikah dilakukan lebih awal untuk memastikan kesiapan kesehatan menjelang pernikahan, agar pasangan dapat terlebih dahulu memahami secara menyeluruh kondisi kesehatan masing-masing.
Pentingnya Tes Pranikah pada Pria!
Deteksi Penyakit Menular Seksual (PMS)
Penyakit menular seksual (PMS) seperti HIV/AIDS, hepatitis B, hepatitis C, sifilis, dan gonore dapat berdampak serius pada kesehatan pasangan serta keturunan. Infeksi ini sering kali tidak menunjukkan gejala pada tahap awal, sehingga banyak individu tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi hingga dilakukan tes.
Melalui pemeriksaan darah dan tes laboratorium lainnya, pria dapat mengetahui apakah mereka membawa penyakit menular tertentu. Jika ditemukan adanya infeksi, dokter dapat merekomendasikan pengobatan atau langkah-langkah pencegahan untuk mengurangi risiko penularan kepada pasangan. Deteksi dini juga memungkinkan pengobatan yang lebih efektif dan mengurangi komplikasi kesehatan di kemudian hari.
Pemeriksaan Genetik dan Risiko Penyakit Turunan
Penyakit genetik dapat diwariskan kepada keturunan dan berpotensi menyebabkan kondisi kesehatan serius. Beberapa penyakit genetik yang umum diperiksa dalam tes pranikah adalah thalassemia, fibrosis kistik, anemia sel sabit, dan hemofilia.
Tes genetik membantu mengidentifikasi apakah seorang pria adalah pembawa gen dari suatu penyakit tertentu. Jika kedua pasangan terbukti membawa gen yang sama, ada kemungkinan tinggi bahwa anak mereka akan menderita penyakit tersebut. Dalam kasus seperti ini, pasangan dapat mempertimbangkan opsi medis seperti fertilisasi in vitro (IVF) dengan diagnosis genetik preimplantasi (PGD) untuk memastikan kelahiran anak yang sehat.
Evaluasi Kesuburan dan Kesehatan Reproduksi
Infertilitas atau ketidakmampuan untuk memiliki anak merupakan masalah yang mempengaruhi sekitar 15% pasangan di seluruh dunia. Pria menyumbang sekitar 40-50% dari kasus infertilitas ini, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan sperma, kelainan hormonal, atau kelainan genetik.
Tes pranikah untuk pria biasanya mencakup analisis semen yang menilai kualitas sperma berdasarkan jumlah, bentuk (morfologi), dan pergerakan (motilitas). Jika ditemukan adanya masalah kesuburan, pasangan dapat berkonsultasi dengan spesialis untuk mempertimbangkan opsi medis yang tersedia, seperti terapi hormonal atau prosedur reproduksi berbantu (ART).
Deteksi Penyakit Kronis dan Faktor Risiko Kesehatan
Selain penyakit menular dan gangguan genetik, tes pranikah juga mencakup pemeriksaan untuk mendeteksi penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Penyakit-penyakit ini dapat memengaruhi kehidupan pernikahan serta kemampuan seorang pria untuk memiliki keturunan yang sehat.
Pemeriksaan darah lengkap dapat membantu mendeteksi kadar gula darah yang tinggi, tekanan darah yang tidak normal, atau kadar kolesterol yang berlebihan. Dengan mengetahui kondisi ini lebih awal, pria dapat mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan, seperti mengadopsi gaya hidup sehat dan menjalani pengobatan jika diperlukan.
Pemeriksaan Imunisasi dan Proteksi Kesehatan
Beberapa penyakit infeksius dapat dicegah dengan vaksinasi sebelum menikah. Misalnya, vaksinasi hepatitis B, HPV, dan rubella dapat membantu mencegah infeksi yang berpotensi membahayakan pasangan serta keturunan. WHO merekomendasikan agar individu yang belum divaksinasi mendapatkan imunisasi sebelum menikah sebagai bagian dari langkah pencegahan kesehatan jangka panjang.
Penyebab utama ketidaksuburan pada pria
Gangguan Produksi dan Kualitas Sperma
Oligozoospermia (jumlah sperma rendah)
Azoospermia (tidak ada sperma dalam ejakulasi)\
Asthenozoospermia (sperma kurang bergerak aktif)
Teratozoospermia (bentuk sperma abnormal)
Penyebab: infeksi, varikokel (pembesaran pembuluh darah di testis), kelainan genetik, atau gaya hidup tidak sehat (merokok, alkohol, obesitas).
Gangguan Hormon
Hormon testosteron rendah dapat mengganggu produksi sperma.
Bisa disebabkan oleh gangguan hipotalamus-hipofisis atau faktor eksternal seperti stres dan obesitas.
Gangguan Saluran Reproduksi
Penyumbatan pada vas deferens yang menghambat keluarnya sperma.
Cedera testis atau operasi sebelumnya dapat memengaruhi kesuburan.
Disfungsi Seksual
Disfungsi ereksi atau ejakulasi dini yang menghambat hubungan seksual efektif.
Bisa disebabkan oleh faktor psikologis atau penyakit kronis seperti diabetes dan hipertensi.
Jenis Tes Pranikah yang Direkomendasikan untuk Pria
Pemeriksaan Darah Lengkap
Tes ini bertujuan untuk menilai kondisi kesehatan umum dan mendeteksi anemia, infeksi, atau gangguan darah lainnya.
Tes Golongan Darah dan Rhesus (Rh)
Pemeriksaan ini membantu mengetahui kompatibilitas golongan darah dengan pasangan untuk mencegah komplikasi saat kehamilan, seperti penyakit hemolitik pada bayi baru lahir.
Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
HIV/AIDS
Hepatitis B dan C
Sifilis
Gonore dan klamidia
Analisis Sperma
Pemeriksaan ini menilai kualitas dan kuantitas sperma, serta mendeteksi kemungkinan infertilitas.
Tes Genetik
Pemeriksaan ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit genetik yang dapat diwariskan, seperti thalassemia dan anemia sel sabit.
Tes Diabetes dan Kolesterol
Menilai risiko penyakit metabolik yang dapat memengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi.
Tes Hormon
Memeriksa kadar testosteron dan hormon lainnya untuk menilai kesehatan reproduksi pria.
Apa saja hasil dari pemeriksaan yang dilakukan?
Gambaran darah tepi: Mengevaluasi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit untuk mendeteksi penyakit dan/atau gangguan bawaan pada sel darah merah.
Elektroforesis Hb: Mengetahui tipe-tipe hemoglobin dalam darah. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah dengan fungsi mengangkut oksigen ke organ dan jaringan tubuh. Panel ini mampu mendeteksi kelainan hemoglobin dapat mendiagnosis penyakit Thalasemia (kelainan sel darah merah) yang dapat diturunkan kepada anak.
Golongan darah: Mengetahui kemungkinan timbulnya komplikasi selama kehamilan calon istri dan kondisi calon anak apabila rhesus berbeda dengan rhesus calon istri.
HBsAg Kualitatif: Mengetahui kemungkinan adanya virus hepatitis B akut atau kronis, serta untuk mengetahui seberapa baik sistem imun melawan infeksi virus hepatitis B dalam tubuh yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
VDRL: Mengetahui tanda awal penyakit sifilis oleh infeksi bakteri Treponema pallidum (penyakit menular seksual) serta membantu merencanakan perawatan dan mencegah terjadinya komplikasi penyakit tersebut.
Anti HIV: Mengetahui antibodi terhadap virus HIV untuk mendeteksi virus HIV di dalam tubuh.
Hal yang Perlu Disiapkan Sebelum Tes Pranikah
Sebelum melakukan tes pranikah wanita maupun pria, terdapat langkah-langkah persiapan yang harus dilakukan untuk mendapatkan hasil tes yang akurat. Berikut persiapan pemeriksaan pranikah:
Istirahat yang cukup, untuk menghindari stress saat pemeriksaan.
Hindari olahraga atau aktivitas berat.
Tidak merokok dan hindari alkohol, sejak beberapa hari sebelum pemeriksaan.
Pantang ejakulasi bagi pria, lakukan sekitar 2-5 hari sebelum tes analisis sperma.
Pastikan agar tidak ada langkah persiapan yang terlewat agar mendapatkan hasil tes pranikah yang akurat sehingga dapat juga mengambil langkah lanjutan yang tepat.
Berapa biaya yang dibutuhkan untuk Tes Pranikah?
Secara umum, biaya tes pranikah untuk pria di Indonesia bervariasi tergantung pada rumah sakit atau laboratorium yang dipilih, jenis pemeriksaan yang dilakukan, serta lokasi fasilitas kesehatan.
Di Bumame, secara keseluruhan biaya yang diperlukan untuk melakukan tes pranikah pada pria yakni sebesar Rp2.127.000 dengan pemeriksaan gambaran darah tepi, elektroferis Hb, golongan darah, HBsAg kualitatif, VDRL, dan anti HIV.
Tes pranikah untuk pria penting untuk memastikan kesehatan calon suami sebelum menikah, mencegah risiko penyakit menular, dan mempersiapkan kehamilan yang sehat bagi pasangan. Pemeriksaan ini umumnya meliputi tes darah, penyakit menular, fungsi organ, analisis sperma, serta pemeriksaan urine dan radiologi jika diperlukan.
Dengan melakukan tes pranikah, pria dapat mengetahui kondisi kesehatannya lebih dini, sehingga dapat mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah atau mengelola masalah kesehatan yang mungkin timbul. Ini juga memberikan kesempatan bagi pasangan untuk merencanakan kehidupan keluarga dengan lebih baik berdasarkan informasi medis yang akurat.
Di berbagai negara, kesadaran akan pentingnya tes pranikah semakin meningkat, dan banyak pemerintahan serta lembaga kesehatan yang mulai mewajibkan atau merekomendasikan tes ini sebagai bagian dari prosedur sebelum menikah. Oleh karena itu, pasangan yang merencanakan pernikahan sebaiknya tidak mengabaikan langkah ini demi masa depan yang lebih sehat dan harmonis.
Sumber:
World Health Organization. Premarital screening and genetic counseling: WHO recommendations. Available from: https://www.who.int
Centers for Disease Control and Prevention. Sexually transmitted diseases (STDs) screening recommendations. Available from: https://www.cdc.gov/std/prevention/default.htm
American Society for Reproductive Medicine. Male fertility evaluation: ASRM guidelines. Available from: https://www.asrm.org
Mayo Clinic. Premarital medical tests: Overview and importance. Available from: https://www.mayoclinic.org