Sakit Pernapasan? Ini Cara Membedakan Asma, Pneumonia, dan ISPA

Sakit Pernapasan? Ini Cara Membedakan Asma, Pneumonia, dan ISPA

07/07/2025Bumame

Asma, pneumonia, dan ISPA punya gejala mirip tapi beda penanganan. Pelajari cara membedakannya agar tak salah diagnosis dan pengobatan.

Infeksi saluran pernapasan atas dan bawah sering dianggap sama, padahal sebenarnya berbeda berdasarkan lokasi terjadinya infeksi. Jika infeksi terjadi di bagian atas saluran pernapasan, seperti hidung, mulut, tenggorokan, kotak suara (laring), batang tenggorokan (trakea), atau sinus, maka disebut Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA). Sementara itu, jika infeksi menyerang paru-paru atau saluran bronkus, maka disebut infeksi saluran pernapasan bawah.

Infeksi saluran pernapasan atas biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri yang mudah menular. Sedangkan pada infeksi saluran pernapasan bawah, selain virus dan bakteri, zat seperti polusi atau partikel berbahaya juga bisa menjadi penyebabnya. Salah satu contoh infeksi saluran pernapasan bawah adalah pneumonia. Penyakit ini terjadi ketika kantung udara di paru-paru (alveoli) terisi cairan dan mengalami peradangan, apapun penyebabnya.

Berbeda dengan infeksi saluran pernapasan, asma bukanlah penyakit akibat infeksi virus atau bakteri. Asma adalah kondisi kronis yang menyebabkan saluran napas menyempit, meradang, dan menghasilkan lendir berlebih, sehingga penderitanya mengalami sesak napas, batuk, dada terasa sesak, dan napas berbunyi (mengi). Gejala asma dapat muncul atau memburuk karena berbagai pemicu, seperti alergi, udara dingin, asap, atau aktivitas fisik berlebihan. Meskipun infeksi saluran pernapasan dapat memperparah asma, keduanya adalah kondisi yang berbeda. Infeksi seperti ISPA atau pneumonia bersifat sementara dan dapat sembuh dengan pengobatan, sedangkan asma adalah kondisi jangka panjang yang memerlukan kontrol dan pengobatan rutin untuk mengelola gejalanya.

Apa itu Asma, Pneumonia dan ISPA

Asma

Asma adalah kondisi yang menyebabkan gangguan pernapasan seperti napas berbunyi (mengi), sesak napas, dada terasa sesak, dan batuk. Gejala ini bisa muncul dan hilang dengan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Asma terjadi karena saluran napas menyempit, dinding saluran napas menebal, dan lendir di paru-paru bertambah, sehingga membuat sulit mengeluarkan udara.

Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi pada jaringan paru-paru yang menyebabkan peradangan pada alveoli (kantung udara kecil). Infeksi ini dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, atau mikroorganisme lain. Pneumonia dapat terjadi pada siapa saja, namun risiko lebih tinggi pada anak-anak, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

ISPA adalah istilah umum yang mencakup berbagai infeksi pada bagian atas saluran pernapasan, seperti hidung, sinus, faring, dan laring. Contoh ISPA meliputi flu, sinusitis, dan faringitis. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh virus, meskipun beberapa kasus disebabkan oleh bakteri. ISPA biasanya bersifat ringan hingga sedang, namun jika tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan komplikasi.

Apa yang Menjadi Penyebab dan Faktor Resiko:

Asma

Asma disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan yang kompleks. Faktor prenatal, masa kanak-kanak, dan dewasa berkontribusi terhadap risiko asma dengan cara yang berbeda. Beberapa faktor pemicu yang sering diidentifikasi antara lain:

  • Faktor Genetik

Risiko lebih tinggi jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat asma, terutama orang tua atau saudara kandung.

  • Riwayat Alergi

Individu dengan kondisi alergi lain, seperti eksim atau rinitis alergi (hay fever), lebih rentan mengalami asma.

  • Urbanisasi dan Gaya Hidup

Proses urbanisasi dikaitkan dengan peningkatan prevalensi asma, kemungkinan akibat perubahan pola hidup dan paparan polusi.

  • Faktor Perinatal dan Awal Kehidupan

Kejadian pada masa awal kehidupan yang dapat meningkatkan risiko asma, antara lain:

  1. Berat badan lahir rendah.

  2. Kelahiran prematur.

  3. Paparan asap rokok atau polusi udara lainnya.

  4. Infeksi saluran pernapasan akibat virus.

  • Paparan Alergen dan Iritan Lingkungan

Berbagai zat yang dapat memicu asma, seperti:

  1. Polusi udara dalam dan luar ruangan.

  2. Tungau debu rumah.

  3. Jamur.

  4. Paparan bahan kimia, asap, atau debu di lingkungan kerja.

  • Obesitas dan Berat Badan Berlebih

Anak-anak dan orang dewasa dengan kelebihan berat badan atau obesitas memiliki risiko lebih tinggi terkena asma.

Pneumonia

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai jenis kuman, termasuk bakteri, virus, dan jamur. Mengetahui penyebabnya penting untuk pengobatan yang tepat, tetapi dalam praktik medis sehari-hari, penyebab spesifiknya sering sulit diidentifikasi. Bahkan, kurang dari 10% kasus pneumonia yang datang ke rumah sakit bisa langsung diketahui penyebab pastinya. Namun, ada beberapa kelompok utama penyebab pneumonia yang sering ditemukan:

Community-Acquired Pneumonia (CAP)

Pneumonia yang terjadi di lingkungan sehari-hari biasanya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur tertentu:

  • Bakteri Penyebab Pneumonia

Ada dua jenis utama bakteri penyebab pneumonia:

  1. Bakteri umum (tipikal) seperti Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis.

  2. Bakteri yang lebih sulit terdeteksi (atipikal) seperti Legionella, Mycoplasma pneumoniae, dan Chlamydia pneumoniae.

  • Virus Penyebab Pneumonia

  1. Virus juga sering menyebabkan pneumonia, terutama virus flu (influenza), virus penyebab batuk pilek (RSV), serta virus adenovirus dan parainfluenza.

  2. Kadang-kadang, virus ini dapat memicu infeksi bakteri sekunder yang memperparah kondisi pasien.

  • Jamur Penyebab Pneumonia

  1. Jamur umumnya menyebabkan pneumonia pada orang dengan daya tahan tubuh lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau pasien yang baru menjalani transplantasi organ.

  2. Namun, beberapa jenis jamur seperti Histoplasma, Blastomyces, dan Coccidioides juga dapat menginfeksi orang sehat, meskipun jarang terjadi.

Hospital-Acquired Pneumonia (HAP) dan Ventilator-Associated Pneumonia (VAP)

Pasien yang dirawat di rumah sakit, terutama yang menggunakan alat bantu napas (ventilator), lebih rentan terkena pneumonia akibat paparan kuman dari lingkungan rumah sakit. Penyebab utamanya meliputi:

  • Bakteri yang sering ditemukan di rumah sakit

  1. Beberapa bakteri seperti Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter, dan Enterobacter lebih sering menyerang pasien rumah sakit.

  2. Staphylococcus aureus, terutama yang resisten terhadap antibiotik, juga menjadi penyebab umum.

  • Infeksi virus dan jamur

  1. Pada pasien dengan kondisi sangat lemah atau sistem imun rendah, virus dan jamur juga dapat menjadi penyebab pneumonia rumah sakit.

ISPA

Infeksi saluran pernapasan atas umumnya disebabkan oleh virus, dengan penyebab paling umum adalah:

  • Virus influenza: Sering menyebabkan flu yang kemudian memicu gejala ISPA.

  • Virus rhinovirus: Merupakan penyebab utama pilek dan ISPA ringan.

  • Adenovirus dan coronavirus: Juga diketahui memicu infeksi pada saluran pernapasan atas.

  • Faktor risiko: Kontak dekat dengan orang yang terinfeksi, kebersihan yang kurang, dan perubahan musim dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya ISPA.

Gejala Umum dan Spesifik

Gejala

Asma

Pneumonia

Ispa (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Batuk

Batuk kronis, sering memburuk pada malam atau dini hari, sering kering tetapi bisa berdahak ringan

Batuk berdahak kental atau purulen (kuning/hijau), bisa disertai darah (hemoptisis)

Batuk kering atau berdahak ringan, biasanya disertai pilek dan sakit tenggorokan

Sesak Napas

Sesak memburuk dengan paparan alergen atau iritan, mereda dengan bronkodilator

Sesak napas progresif, terutama pada pneumonia berat, bisa disertai takipnea

Sesak ringan jika ada hidung tersumbat, biasanya tidak parah kecuali ada komplikasi

Demam

Biasanya tidak ada atau hanya ringan

Demam tinggi (>38°C), sering disertai menggigil dan berkeringat

Demam ringan hingga sedang (<38,5°C), sering disertai nyeri kepala

Nyeri Dada

Bisa terjadi akibat hiperinflasi paru atau batuk terus-menerus

Nyeri dada pleuritik (menusuk, bertambah saat menarik napas dalam)

Tidak umum, bisa ada rasa tidak nyaman akibat batuk

Produksi Dahak

Biasanya tidak ada atau minimal

Dahak kental dan purulen, bisa berbau

Bisa ada, tetapi biasanya ringan dan tidak berwarna

Lemas & Kelelahan

Bisa terjadi selama eksaserbasi, tetapi tidak selalu ada

Sering terjadi, bisa berat terutama pada pasien usia lanjut

Ringan hingga sedang, sering disertai pegal-pegal (myalgia)

Pilek & Hidung Tersumbat

Tidak umum

Tidak umum, kecuali ada infeksi bersamaan dengan ISPA

Sangat umum, sering disertai bersin dan nyeri tenggorokan

Mual, Muntah, Diare

Bisa terjadi terutama pada anak-anak

Bisa ada, terutama pada infeksi bakteri sistemik atau pneumonia atipikal

Bisa terjadi, terutama pada infeksi virus tertentu seperti influenza

Tanda Klinis Tambahan

Retraksi otot bantu napas pada serangan berat, pernapasan cepat, bisa disertai sianosis pada kasus parah

Pernapasan cepat (takipnea), hipoksemia, bisa terjadi suara ronki atau konsolidasi paru

Biasanya tanpa tanda serius, tetapi bisa memburuk jika berkembang menjadi bronkiolitis

Pengobatan dan Penatalaksanaan

Pengobatan Asma

Penatalaksanaan asma bersifat jangka panjang, dengan fokus pada pengendalian gejala dan pencegahan serangan akut. Beberapa pendekatan meliputi:

  • Obat Controller: Kortikosteroid inhalasi untuk mengurangi peradangan dan bronkodilator jangka panjang.

  • Obat Reliever: Bronkodilator kerja cepat (misalnya salbutamol) untuk meredakan gejala sesak napas saat terjadi serangan.

Pencegahan Asma:

  • Hindari pemicu seperti asap rokok, debu, dan polusi.

  • Rutin membersihkan rumah untuk mengurangi tungau debu dan bulu hewan.

  • Gunakan masker saat berada di lingkungan berpolusi atau berdebu.

  • Lakukan olahraga ringan yang sesuai (misalnya berenang atau yoga).

  • Patuhi penggunaan obat asma yang diresepkan dokter, seperti inhaler.

Pengobatan Pneumonia

Pengobatan pneumonia sangat bergantung pada penyebab infeksi:

  • Antibiotik: Diberikan untuk pneumonia yang disebabkan oleh bakteri, dengan jenis antibiotik yang disesuaikan berdasarkan bakteri penyebab.

  • Obat antivirus: Jika pneumonia disebabkan oleh virus, terapi antivirus mungkin diberikan pada kasus tertentu (misalnya influenza berat).

  • Perawatan suportif: Pemberian cairan infus, oksigen tambahan, dan obat pereda demam untuk mendukung pemulihan.

  • Rawat inap: Pada pneumonia berat, terutama pada lansia atau pasien dengan kondisi medis kompleks, rawat inap dan perawatan intensif mungkin diperlukan. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi, seperti kegagalan pernapasan.

Pencegahan Pneumonia:

  • Lakukan vaksinasi pneumonia (PCV) dan influenza sesuai anjuran dokter.

  • Hindari kontak dengan orang yang sedang batuk atau flu berat.

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun untuk mencegah penyebaran infeksi.

  • Pastikan rumah memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara bersih.

  • Jika merokok, segera berhenti karena merokok melemahkan paru-paru.

  • Konsumsi makanan bergizi dan minum cukup air agar daya tahan tubuh tetap optimal.

Pengobatan ISPA

ISPA umumnya merupakan infeksi yang dapat sembuh dengan perawatan di rumah, antara lain:

  • Istirahat dan hidrasi: Pemberian cairan yang cukup dan istirahat adalah kunci untuk pemulihan.

  • Obat pereda gejala: Obat-obatan seperti parasetamol untuk demam dan nyeri, serta dekongestan untuk membantu mengatasi hidung tersumbat.

  • Antibiotik: Tidak direkomendasikan kecuali ISPA disebabkan oleh infeksi bakteri yang telah dikonfirmasi.

Pencegahan ISPA:

  • Rajin mencuci tangan dengan sabun, terutama sebelum makan dan setelah bersin/batuk.

  • Tutup mulut dan hidung dengan siku atau tisu saat batuk dan bersin.

  • Hindari menyentuh wajah (hidung, mata, dan mulut) dengan tangan yang kotor.

  • Jaga daya tahan tubuh dengan pola makan sehat, tidur cukup, dan olahraga teratur.

  • Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit flu atau batuk berat.

  • Gunakan masker saat berada di tempat umum atau saat sakit untuk mencegah penularan.

Kesimpulan

Mengenali perbedaan antara asma, pneumonia, dan ISPA membantu masyarakat tidak hanya dalam mengenali gejala yang muncul, tetapi juga dalam menentukan kapan perlu mendapatkan penanganan medis. Meskipun masing-masing kondisi memiliki karakteristik tersendiri, semua memerlukan kesadaran bersama untuk melakukan pencegahan sejak dini. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari tenaga kesehatan, diharapkan setiap pasien dapat memperoleh perawatan yang optimal dan komplikasi dapat diminimalkan.

Dengan memahami perbedaan antara asma, pneumonia, dan ISPA, diharapkan kita semua dapat lebih waspada terhadap gejala yang muncul dan segera mengambil langkah pencegahan yang tepat. Melalui pendekatan yang terintegrasi antara edukasi, pencegahan, dan pengobatan, tantangan kesehatan pernapasan dapat diatasi secara menyeluruh demi mewujudkan masyarakat yang lebih sehat dan berkualitas.

Sumber:

Global Initiative for Asthma. (2023). Global strategy for asthma management and prevention: 2023 pocket guide. Retrieved from https://ginasthma.org/wp-content/uploads/2023/07/GINA-2023-Pocket-Guide-WMS.pdf

Mims JW. Asthma: definitions and pathophysiology. Int Forum Allergy Rhinol. 2015 Sep;5 Suppl 1:S2-6. doi: 10.1002/alr.21609. PMID: 26335832.

Subbarao, P., Mandhane, P. J., & Sears, M. R. (2009). Asthma: epidemiology, etiology and risk factors. CMAJ : Canadian Medical Association journal = journal de l'Association medicale canadienne, 181(9), E181–E190. https://doi.org/10.1503/cmaj.080612

Hashmi MF, Cataletto ME. Asthma. [Updated 2024 May 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430901/

Grief S. N. (2013). Upper respiratory infections. Primary care, 40(3), 757–770. https://doi.org/10.1016/j.pop.2013.06.004

Dasaraju PV, Liu C. Infections of the Respiratory System. In: Baron S, editor. Medical Microbiology. 4th edition. Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galveston; 1996. Chapter 93. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK8142/

Heikkinen, T., & Ruuskanen, O. (2006). UPPER RESPIRATORY TRACT INFECTION. Encyclopedia of Respiratory Medicine, 385–388. https://doi.org/10.1016/B0-12-370879-6/00416-6

Centers for Disease Control and Prevention. (n.d.). Pneumonia: Causes, symptoms, and prevention. Retrieved from https://www.cdc.gov/pneumonia/about/index.html

Jain V, Vashisht R, Yilmaz G, et al. Pneumonia Pathology. [Updated 2023 Jul 31]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK526116/