Tes pranikah bantu deteksi risiko kesehatan sejak dini. Penting untuk wanita dalam merencanakan kehamilan dan keluarga yang sehat.
Menikah adalah langkah besar dalam hidup, dan kesehatan menjadi bagian penting dalam persiapannya. Tes pranikah membantu wanita mengetahui kondisi kesehatannya sebelum membangun keluarga. Tes ini mencakup pemeriksaan infeksi menular, kesuburan, penyakit keturunan, dan kesehatan umum.
Serangkaian tes kesehatan sebelum menikah bagi perempuan bertujuan memastikan kondisi kesehatan, mencegah masalah kesehatan, serta mendeteksi penyakit menular, kronis, atau genetik yang dapat memengaruhi kehamilan dan kesehatan calon anak.
Apa pentingnya melakukan tes pranikah?
Mendeteksi Infeksi Menular Seksual (IMS)
Beberapa infeksi bisa ditularkan melalui hubungan seksual dan memengaruhi kesehatan wanita serta anak yang akan dikandung. Tes pranikah dapat mendeteksi:
HIV/AIDS: Penyakit ini bisa menular ke pasangan atau anak jika tidak terdeteksi dan ditangani lebih awal.
Sifilis: Jika tidak diobati, bisa menyebabkan keguguran atau komplikasi pada bayi.
Klamidia dan Gonore: Infeksi ini dapat menyebabkan masalah kesuburan.
Hepatitis B dan C: Bisa menyerang hati dan ditularkan ke bayi saat persalinan.
Pemeriksaan dini memungkinkan pengobatan dan pencegahan penyebaran infeksi ini.
Mengidentifikasi Penyakit Keturunan
Beberapa penyakit genetik bisa diturunkan ke anak tanpa disadari. Tes pranikah membantu mendeteksi apakah seseorang memiliki gen pembawa penyakit seperti:
Talasemia: Gangguan darah yang bisa menyebabkan anemia parah.
Penyakit Sel Sabit: Mengganggu aliran darah dan menyebabkan nyeri hebat.
Fibrosis Kistik: Menyebabkan gangguan paru-paru dan pencernaan.
Sindrom Fragile X: Bisa menyebabkan keterlambatan perkembangan anak.
Dengan mengetahui risiko ini, pasangan bisa mempertimbangkan pilihan terbaik untuk masa depan anak mereka.
Mengetahui Kondisi Kesuburan
Kesuburan adalah faktor penting dalam perencanaan keluarga. Tes pranikah membantu wanita mengetahui kondisi kesuburannya melalui:
Pemeriksaan Hormon: Untuk mengetahui apakah ovulasi berjalan dengan baik.
Tes Cadangan Ovarium: Mengecek jumlah sel telur yang masih tersedia.
Ultrasonografi (USG) Panggul: Untuk mendeteksi adanya kista, PCOS, atau masalah pada rahim.
Jika ditemukan masalah kesuburan, wanita dapat mencari solusi sejak dini untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Mendeteksi Penyakit Kronis
Beberapa penyakit kronis dapat memengaruhi kehamilan dan kesehatan ibu, seperti:
Diabetes: Bisa menyebabkan komplikasi selama kehamilan.
Hipertensi: Meningkatkan risiko preeklampsia.
Gangguan Tiroid: Bisa mengganggu siklus menstruasi dan kesuburan.
Penyakit Autoimun: Memerlukan pengelolaan khusus saat kehamilan.
Dengan mengetahui kondisi kesehatan sebelum menikah, wanita bisa mempersiapkan tubuhnya lebih baik untuk kehamilan.
Memastikan Imunisasi yang Cukup
Vaksinasi penting untuk mencegah penyakit yang bisa berpengaruh pada kehamilan, seperti:
Rubella: Dapat menyebabkan cacat lahir jika terkena saat hamil.
Cacar Air: Bisa berbahaya bagi ibu hamil dan bayi dalam kandungan.
HPV: Mencegah kanker serviks yang bisa mengganggu kesehatan reproduksi.
Memastikan imunisasi lengkap sebelum menikah dapat mengurangi risiko komplikasi.
Memeriksa Kesehatan Mental
Kesehatan mental juga perlu diperhatikan sebelum menikah. Tes pranikah dapat membantu:
Mengidentifikasi gangguan kecemasan atau depresi.
Menyediakan konseling bagi mereka yang memiliki trauma masa lalu.
Membantu menangani stres dan tekanan dalam pernikahan.
Kesehatan mental yang baik akan membantu dalam membangun hubungan rumah tangga yang harmonis.
Mengapa pemeriksaan ini penting untuk dilakukan?
Untuk mengantisipasi adanya kelainan yang akan ditularkan ke pasangan atau calon anak (membatasi penyebaran penyakit menular seksual, hepatitis B, HIV/AIDS, dan lainnya)
Mencegah penyakit gangguan darah yang mungkin diturunkan pada anak
Detail Pemeriksaan
Isi Pemeriksaan
Gambaran darah tepi: Mengevaluasi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit untuk mendeteksi penyakit dan pada pemeriksaan pranikah, digunakan untuk mengetahui gangguan bawaan pada sel darah merah
Elektroforesis Hb: Mengetahui tipe-tipe hemoglobin dalam darah. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah dengan fungsi mengangkut oksigen ke organ dan jaringan tubuh. Mendeteksi kelainan hemoglobin dapat mendiagnosis penyakit Thalasemia (kelainan sel darah merah) yang dapat diturunkan kepada anak.
Golongan darah: Mengetahui kemungkinan timbulnya komplikasi selama kehamilan dan kondisi calon anak bila rhesus berbeda dengan rhesus calon suami.
HBsAg Kualitatif: Mengetahui kemungkinan adanya virus hepatitis B akut atau kronis dan mengetahui seberapa baik sistem imun melawan infeksi virus hepatitis B dalam tubuh yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
VDRL: Mengetahui tanda awal penyakit sifilis oleh infeksi bakteri Treponema pallidum (penyakit menular seksual) serta membantu merencanakan perawatan dan mencegah terjadinya komplikasi penyakit tersebut.
Anti HIV: Mengetahui antibodi terhadap virus HIV untuk mendeteksi virus HIV di dalam tubuh.
Persiapan Pemeriksaan
Istirahat yang cukup untuk menghindari stres saat pemeriksaan
Menghindari olahraga berat atau aktivitas fisik yang berat
Apa Perbedaan Tes Pranikah Wanita dan Pria?
Tes pranikah untuk wanita dan pria memiliki beberapa perbedaan yang disesuaikan dengan kondisi kesehatan reproduksi dan risiko masing-masing.
Berikut adalah perbedaan utama dalam tes pranikah untuk kedua gender:
Tes Kesuburan
Wanita: Tes hormon untuk menilai cadangan ovarium dan siklus ovulasi, termasuk hormon anti-mullerian (AMH), hormon pelutein (LH), dan hormon perangsang folikel (FSH).
Selain itu, pemeriksaan USG dilakukan untuk melihat kondisi rahim dan ovarium, termasuk mendeteksi kelainan seperti kista atau endometriosis.
Pria: Analisis sperma, termasuk jumlah, pergerakan, dan bentuk sperma. Faktor sperma berperan penting dalam masalah kesuburan pria.
Pemeriksaan Kesehatan Reproduksi Khusus
Wanita: Tes pap smear untuk deteksi infeksi atau perubahan sel serviks yang berpotensi menjadi kanker.
Pria: Tes kesehatan reproduksi pada pria biasanya lebih sederhana dan fokus pada kesehatan testis dan kualitas sperma. Tes hormonal mungkin juga dilakukan untuk menilai kadar hormon testosteron, terutama jika ada masalah pada sperma atau fungsi seksual.
Tes Genetik
Wanita dan Pria: Biasanya sama untuk wanita dan pria, misalnya tes thalasemia untuk mendeteksi kemungkinan thalasemia diturunkan pada anak.
Jika salah satu pasangan memiliki riwayat keluarga dengan kelainan genetik, maka keduanya mungkin disarankan untuk menjalani tes genetik yang lebih mendalam.
Tes Penyakit Menular Seksual (PMS)
Wanita dan Pria: Tes untuk penyakit menular seksual, seperti HIV, hepatitis B dan C, serta sifilis, dilakukan pada kedua pasangan.
Pemeriksaan Kesehatan Umum
Wanita: Wanita mungkin akan mendapatkan tes tambahan terkait dengan kehamilan, seperti pemeriksaan gula darah untuk mengetahui risiko diabetes gestasional yang bisa mempengaruhi kehamilan.
Pria: Pemeriksaan masalah kesehatan yang mungkin mempengaruhi kualitas sperma, seperti penyakit kronis atau kebiasaan merokok.
Vaksinasi
Wanita: Beberapa vaksinasi, seperti vaksin Tetanus Toxoid (TT); Measles, Mumps, Rubella (MMR); varicella; dan Hepatitis B sangat dianjurkan bagi wanita karena infeksi ini bisa berdampak serius pada janin jika terjadi selama kehamilan.
Pria: Meski tidak wajib, vaksinasi MMR, varicella, Hepatitis B, dan HPV juga direkomendasikan untuk melindungi kesehatan reproduksi pasangan.
Dimana Tes Pranikah Dapat Dilakukan?
Tes pranikah bagi wanita dapat dilakukan di berbagai fasilitas kesehatan di Indonesia, termasuk puskesmas, klinik, dan rumah sakit. Biaya yang diperlukan bervariasi tergantung pada jenis pemeriksaan dan fasilitas yang dipilih.
Di Bumame, secara keseluruhan biaya yang diperlukan untuk melakukan tes pranikah untuk wanita di Bumame memerlukan biaya sebesar Rp2.127.000 dengan rincian pemeriksaan yaitu tes gambaran darah tepi, elektroforesis hb, golongan darah, HBsAG kualitatif, VDRL, dan anti HIV.
Hal yang Perlu Diperhatikan!
Variasi Biaya: Biaya tes pranikah dapat berbeda di setiap fasilitas kesehatan dan wilayah. Disarankan untuk menghubungi langsung fasilitas kesehatan terkait untuk mendapatkan informasi yang lebih akurat dan terkini mengenai biaya dan jenis pemeriksaan yang ditawarkan.
Kelengkapan Pemeriksaan: Pastikan untuk memahami jenis tes yang termasuk dalam paket yang dipilih, seperti pemeriksaan darah lengkap, skrining penyakit menular seksual, tes kesuburan, dan pemeriksaan genetik, sesuai dengan kebutuhan Anda dan pasangan.
Konsultasi Medis: Sebelum menjalani tes pranikah, konsultasikan dengan dokter atau tenaga medis profesional untuk menentukan jenis pemeriksaan yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda dan pasangan.
Apa yang Harus Dilakukan Jika Hasil Tes Pranikah Kurang Baik?
Konsultasi dengan Dokter
Hasil tes perlu dikonsultasikan dengan dokter spesialis yang sesuai, seperti dokter kandungan, dokter penyakit dalam, atau dokter spesialis lainnya. Dokter akan memberikan penjelasan mengenai kondisi yang ditemukan serta rekomendasi langkah selanjutnya.
Pengobatan atau Terapi
Jika ditemukan infeksi menular seksual (IMS) seperti sifilis, klamidia, atau gonore, dokter akan memberikan pengobatan antibiotik yang tepat untuk menyembuhkan atau mengontrol infeksi sebelum pernikahan.
Jika terdeteksi HIV/AIDS atau hepatitis B/C, pasangan perlu memahami risiko penularan dan menjalani pengobatan atau terapi antiretroviral untuk mengelola kondisi tersebut.
Jika ada gangguan hormon atau masalah kesuburan, dokter akan memberikan terapi hormon atau pengobatan yang sesuai untuk meningkatkan peluang kehamilan di masa depan.
Konseling Genetik
Jika ditemukan kelainan genetik seperti talasemia atau penyakit sel sabit, pasangan dapat menjalani konseling genetik untuk memahami risiko penyakit pada anak yang akan lahir. Dalam beberapa kasus, pasangan dapat mempertimbangkan metode seperti diagnosis genetik preimplantasi (PGD) atau inseminasi dengan donor sperma atau sel telur sehat jika risiko sangat tinggi.
Pengelolaan Penyakit Kronis
Jika hasil tes menunjukkan penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau gangguan tiroid, pasangan perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mengontrol penyakit tersebut sebelum merencanakan kehamilan. Pengelolaan yang baik dapat membantu mengurangi risiko komplikasi saat kehamilan.
Perubahan Gaya Hidup
Jika ditemukan masalah kesehatan akibat pola hidup yang kurang sehat, seperti obesitas atau kekurangan nutrisi, dokter dapat merekomendasikan:
Pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang.
Olahraga teratur untuk menjaga berat badan ideal dan meningkatkan kesuburan.
Menghentikan kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, atau obat-obatan terlarang yang dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi.
Vaksinasi
Jika hasil tes menunjukkan kekurangan kekebalan terhadap penyakit tertentu seperti rubella, hepatitis B, atau HPV, wanita disarankan untuk mendapatkan vaksinasi sebelum menikah untuk mencegah risiko infeksi selama kehamilan.
Pertimbangan Pernikahan dan Kehamilan
Dalam kasus kondisi kesehatan yang sangat serius, pasangan dapat mendiskusikan kembali rencana pernikahan atau menunda kehamilan hingga kondisi lebih stabil. Beberapa pasangan mungkin mempertimbangkan alternatif seperti adopsi atau teknologi reproduksi berbantu (IVF, inseminasi donor, dll.) jika kehamilan alami tidak memungkinkan.
Melakukan tes pranikah adalah langkah penting dalam mempersiapkan pernikahan dan perencanaan keluarga yang sehat. Dengan mengetahui kondisi kesehatan masing-masing, Anda dan pasangan dapat mengambil langkah-langkah pencegahan atau pengobatan yang diperlukan demi masa depan yang lebih baik.
Tes pranikah bagi wanita sangat penting untuk memastikan kesehatan sebelum menikah dan merencanakan kehamilan yang sehat. Dengan menjalani pemeriksaan ini, wanita bisa mengetahui risiko kesehatan yang ada dan mengambil langkah pencegahan. Tes ini membantu memastikan pernikahan yang lebih sehat dan masa depan keluarga yang lebih baik.
Jika Anda berencana menikah, pertimbangkan untuk melakukan tes pranikah agar dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Sumber:
UNAIDS. Global HIV & AIDS statistics—2023 fact sheet.
CDC. Sexually transmitted infections surveillance 2022.
WHO. Guidelines for the management of sexually transmitted infections, 2021.
WHO. Hepatitis B and C: Key facts, 2023.
Cao A, Galanello R. Beta-thalassemia. Genet Med. 2021.
Rees DC, et al. Sickle-cell disease. Lancet. 2020.
Ratjen F, et al. Cystic fibrosis. Lancet. 2022.
Hagerman RJ, et al. Fragile X syndrome. Nat Rev Dis Primers. 2021