Diabetes Tipe 1 vs Tipe 2: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengelolanya

Diabetes Tipe 1 vs Tipe 2: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengelolanya

02/01/2025Bumame

Pelajari perbedaan antara Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara efektif untuk mengelola dan mengobatinya. Temukan informasi lengkap untuk menjaga kesehatan Anda

Diabetes adalah kondisi kronis yang terjadi akibat gangguan dalam pengelolaan atau metabolisme gula darah (glukosa) oleh tubuh. Diabetes muncul ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika sel-sel tubuh menjadi resisten terhadap insulin. Kondisi ini umumnya dibagi menjadi dua jenis utama: diabetes tipe 1 dan diabetes tipe 2. Meskipun keduanya memengaruhi kadar gula darah, faktanya penyebab dan pengelolaan keduanya sangat berbeda.

Apa Penyebab dari Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2?

Meskipun keduanya memengaruhi kadar gula darah, tapi penyebab dan pengelolaan keduanya bisa sangat berbeda. Penyebab pasti dari diabetes tipe 1 dan 2 ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi terdapat faktor-faktor yang berkontribusi:

Diabetes Tipe 1

Diabetes tipe 1 sering kali didiagnosis oleh anak-anak dan remaja. Disebabkan oleh gangguan respons autoimun di mana sistem imun menyerang sel-sel penghasil insulin atau sel beta di pankreas, sehingga tubuh tidak dapat memproduksi insulin. Kondisi ini membutuhkan terapi insulin seumur hidup. Biasanya faktor genetik dan lingkungan sering berperan sebagai penyebab dari diabetes tipe 1 ini. 

Diabetes Tipe 2


Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes paling umum, berkembang secara bertahap terutama pada orang dewasa. Dipicu oleh resistensi insulin dan kekurangan insulin relatif, di mana tubuh tidak merespons insulin secara efektif.  Faktor genetik dan gaya hidup seperti obesitas, kurang aktivitas fisik, dan pola makan yang buruk berperan sebagai penyebab dari diabetes tipe 2 ini.

Apa Ciri-Ciri dari Diabetes?

Diabetes tipe 1 memiliki ciri khas yang sering kali muncul secara tiba-tiba. Jika diabetes tipe 1 tidak terdiagnosis sejak awal, anak-anak dapat mengalami ketoasidosis diabetik (DKA), suatu kondisi berbahaya yang ditandai dengan mual, muntah, nyeri perut, dan kesulitan bernapas. Diabetes tipe 2 kini menjadi semakin umum dan biasanya berkembang lebih lambat dan tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Berikut adalah ciri-ciri yang dapat muncul:

  1. Ciri-Ciri Umum (Berlaku untuk Tipe 1 dan Tipe 2):

    • Sering merasa haus dan lapar.

    • Sering buang air kecil, terutama di malam hari.

    • Penurunan berat badan yang tidak wajar.

    • Mudah lelah dan lemah.

    • Luka sulit sembuh.

  2. Ciri Khas Diabetes Tipe 1 pada Anak dan Remaja:

    • Haus Berlebihan (Polidipsia)
      Anak-anak sering mengeluh merasa sangat haus meskipun sudah minum dalam jumlah cukup.

    • Penurunan Berat Badan Tanpa Sebab yang Jelas
      Meskipun nafsu makan tetap atau bahkan meningkat, anak kehilangan berat badan karena tubuh menggunakan lemak dan otot sebagai sumber energi.

    • Kelelahan dan Lemah
      Anak mungkin tampak selalu lelah dan tidak bertenaga akibat kurangnya energi dari glukosa.

    • Infeksi Berulang
      Anak lebih rentan terhadap infeksi kulit, mulut, atau saluran kemih.

    • Napas Berbau Buah
      Dalam kasus parah, napas anak dapat berbau seperti buah karena produksi keton akibat ketoasidosis diabetik.

    • Iritabilitas atau Perubahan Suasana Hati
      Anak dapat menjadi lebih mudah marah atau terlihat depresi karena kadar gula darah yang tidak stabil.

    • Penglihatan Kabur
      Kadar gula darah tinggi dapat menyebabkan perubahan pada cairan mata, yang mempengaruhi penglihatan anak.

  3. Ciri Khas Diabetes Tipe 2:

    • Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
      Sebagian besar penderita diabetes tipe 2 memiliki berat badan berlebih atau obesitas, yang menjadi faktor risiko utama.

    • Resistensi Insulin (Acanthosis Nigricans)
      Tanda awal sering berupa kulit yang gelap dan tebal di area lipatan tubuh, seperti leher, ketiak, atau siku, yang disebut acanthosis nigricans. Hal ini menunjukkan resistensi insulin.

    • Frekuensi Buang Air Kecil dan Haus Berlebihan
      Penderita mungkin mengalami poliuria dan polidipsia akibat kadar gula darah tinggi.

    • Kelelahan Kronis
      Penderita mungkin merasa lemah atau lesu karena energi tidak dapat digunakan secara efektif oleh tubuh.

    • Penglihatan Kabur
      Sama seperti pada tipe 1, kadar gula darah tinggi dapat memengaruhi cairan di mata, menyebabkan pandangan kabur.

    • Luka yang Sulit Sembuh
      Luka atau infeksi, terutama pada kulit, sering kali lebih sulit sembuh.

    • Infeksi Berulang
      Penderita dengan diabetes tipe 2 lebih rentan terhadap infeksi jamur atau bakteri, seperti infeksi saluran kemih atau kulit.

    • Mati Rasa atau Kesemutan di Tangan dan Kaki
      Gejala ini terjadi pada tahap lebih lanjut akibat kerusakan saraf (neuropati diabetik).

Apa Saja Pengelolaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2?

Pengelolaan diabetes membutuhkan perhatian yang cermat dan berkelanjutan, karena tubuh tidak memproduksi insulin sama sekali. Beberapa langkah pengelolaan utama meliputi:

  1. Diabetes Tipe 1:

  • Terapi Insulin

Karena pankreas tidak memproduksi insulin, orang dengan diabetes tipe 1 harus menerima insulin melalui suntikan atau pompa insulin sepanjang hidup mereka.

Insulin basal (untuk menjaga kadar gula darah sepanjang hari) dan insulin bolus (untuk mengatasi lonjakan gula setelah makan) adalah jenis insulin yang biasa digunakan.

  • Pemantauan Gula Darah Secara Rutin

Memantau kadar gula darah secara rutin, baik menggunakan glukometer atau sistem pemantauan glukosa berkelanjutan (CGM), adalah hal yang penting untuk memastikan gula darah tetap terkendali.

  • Pola Makan Sehat

Mengatur pola makan dengan karbohidrat seimbang dan makanan bergizi sangat penting untuk membantu mengontrol kadar gula darah.

Memilih makanan dengan indeks glikemik rendah dan memperhatikan asupan kalori untuk menghindari fluktuasi gula darah.

  • Olahraga Teratur

Aktivitas fisik yang teratur membantu tubuh lebih sensitif terhadap insulin dan dapat menurunkan kadar gula darah.

Namun, olahraga harus dipantau dengan cermat karena dapat menyebabkan hipoglikemia (gula darah rendah), terutama jika insulin atau makanan tidak disesuaikan.

  1. Diabetes Tipe 2:

  • Perubahan Gaya Hidup (Diet dan Aktivitas Fisik)

Penurunan berat badan bagi individu dengan obesitas dapat secara signifikan meningkatkan sensitivitas insulin dan membantu mengatur kadar gula darah.

Diet sehat yang kaya akan serat, karbohidrat kompleks, dan rendah gula sederhana sangat dianjurkan. Pengurangan konsumsi lemak jenuh dan makanan olahan juga sangat membantu.

Olahraga teratur seperti jalan kaki, bersepeda, atau berenang sangat penting untuk mengatur kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.

  • Medikasi

Banyak orang dengan diabetes tipe 2 membutuhkan obat untuk membantu mengontrol kadar gula darah. Ini termasuk:

  • Metformin, yang membantu tubuh lebih efektif menggunakan insulin.

  • Sulfonilurea atau meglitinida, yang merangsang pankreas untuk menghasilkan lebih banyak insulin.

  • Inhibitor DPP-4, GLP-1 agonist, dan SGLT-2 inhibitor juga digunakan untuk mengendalikan kadar gula darah.

  • Pemantauan Gula Darah

Meskipun tidak semua orang dengan diabetes tipe 2 memerlukan pemantauan gula darah yang ketat seperti pada tipe 1, pemantauan secara berkala tetap diperlukan untuk memastikan kadar gula tetap dalam rentang yang aman.

  • Pengelolaan Komplikasi

Mengelola faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kerusakan ginjal sangat penting dalam pencegahan komplikasi jangka panjang, seperti penyakit jantung dan neuropat.

Apakah Ada Perbedaan Obat untuk Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2?

Ada perbedaan yang cukup signifikan dalam obat yang digunakan untuk mengelola diabetes tipe 1 dan tipe 2. Berikut penjelasan lebih lanjut tentang perbedaan tersebut:

  • Diabetes Tipe 1:

Bergantung sepenuhnya pada insulin karena tubuh, khususnya pankreas tidak memproduksi insulin sama sekali.

  • Diabetes Tipe 2: 

Pengelolaan dimulai dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan oral (seperti metformin) yang meningkatkan sensitivitas insulin. Jika kondisi tidak terkontrol, insulin mungkin diperlukan juga.

Tips Mencegah Diabetes pada Usia Muda

Pencegahan diabetes pada usia muda berfokus pada kebiasaan gaya hidup sehat yang dapat memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan dan menurunkan risiko berbagai penyakit kronis di masa depan.

  1. Menerapkan Pola Makan Sehat

  • Mengonsumsi makanan bergizi: Fokus pada makanan dengan serat tinggi, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh. Hindari konsumsi gula tambahan dan karbohidrat olahan yang dapat meningkatkan kadar gula darah secara cepat.

  • Porsi makan yang seimbang: Mengatur porsi makan untuk menghindari obesitas sangat penting dalam pencegahan diabetes. Jaga keseimbangan antara protein, karbohidrat, dan lemak sehat dalam setiap makanan.

2. Aktivitas Fisik Secara Teratur

  • Berolahraga secara rutin: Aktivitas fisik yang teratur, seperti jalan kaki, berlari, atau bersepeda, dapat meningkatkan sensitivitas insulin tubuh, yang membantu mengatur kadar gula darah. Targetkan minimal 150 menit aktivitas fisik moderat per minggu.

  • Kurangi waktu duduk: Cobalah untuk tidak duduk terlalu lama. Aktivitas ringan seperti berdiri atau berjalan-jalan setiap beberapa jam juga dapat membantu.

3. Mengontrol Berat Badan

  • Menjaga berat badan ideal: Obesitas adalah faktor risiko utama diabetes tipe 2. Menjaga berat badan dalam kisaran sehat dengan pola makan yang tepat dan aktivitas fisik yang cukup sangat membantu mencegah diabetes.

  • Menurunkan berat badan jika diperlukan: Jika sudah memiliki berat badan berlebih, penurunan berat badan 5-10% dari berat badan tubuh dapat mengurangi risiko diabetes secara signifikan.

4. Menghindari Merokok dan Alkohol

  • Berhenti merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan memperburuk kesehatan metabolik secara keseluruhan.

  • Batasi konsumsi alkohol: Alkohol yang berlebihan dapat menyebabkan lonjakan gula darah dan meningkatkan risiko diabetes.

5. Manajemen Stres

  • Mengelola stres: Stres kronis dapat meningkatkan kadar gula darah. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan dapat membantu mengelola stres dengan lebih baik.

6. Rutin Memeriksakan Kesehatan

  • Cek kadar gula darah secara berkala: Jika Anda memiliki faktor risiko diabetes (misalnya riwayat keluarga), memeriksakan kadar gula darah secara teratur dapat membantu mendeteksi diabetes lebih awal.

Bagaimana Cara Pengecekan Penyakit Diabetes Tipe 1 dan 2?

Untuk mendiagnosis diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2, dokter biasanya akan melakukan beberapa tes untuk mengukur kadar gula darah. Berikut adalah cara pengecekannya:

1. Tes Glukosa Puasa (Fasting Blood Sugar/FBS)

  • Tes ini dilakukan setelah pasien berpuasa selama setidaknya 8 jam. Kadar gula darah yang lebih tinggi dari 126 mg/dL menunjukkan kemungkinan diabetes.

  • Estimasi Harga: Sekitar Rp 50.000 - Rp 200.000 tergantung rumah sakit atau laboratorium.

2. Tes Toleransi Glukosa Oral (OGTT)

  • Tes ini mengukur kadar gula darah dua jam setelah pasien mengonsumsi larutan glukosa tertentu. Hasil lebih dari 200 mg/dL setelah 2 jam menunjukkan diabetes.

  • Estimasi Harga: Sekitar Rp 150.000 - Rp 400.000.

3. Tes Hemoglobin A1c (HbA1c)

  • Tes ini mengukur kadar gula darah rata-rata selama 2-3 bulan terakhir. Kadar HbA1c lebih dari 6,5% menunjukkan diabetes.

  • Estimasi Harga: Sekitar Rp 210.000.

4. Tes Urine untuk Keton (Penting untuk Tipe 1)

  • Untuk diabetes tipe 1, terutama ketika gula darah sangat tinggi, dokter mungkin akan memeriksa adanya keton dalam urine, yang menunjukkan bahwa tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi karena kekurangan insulin.

  • Estimasi Harga: Sekitar Rp 30.000 - Rp 100.000.

5. Tes C-Peptide (terutama untuk Tipe 1)

  • Tes ini digunakan untuk mengukur jumlah insulin yang diproduksi tubuh. Untuk diabetes tipe 1, tubuh memproduksi sedikit atau tidak ada insulin sama sekali, sehingga kadar C-peptide akan rendah.

  • Estimasi Harga: Sekitar Rp 500.000 - Rp 1.000.000.

Layanan medical check-up terkait diabetes di Bumame, seperti pengukuran kadar glukosa darah dan HbA1c, memiliki berbagai paket. 

Sebagai contoh, paket Medical Check Up Basic termasuk pengukuran gula darah dan komponen lain dengan harga mulai dari Rp 760.000, sedangkan paket lebih lengkap seperti Medical Check Up Plus yang melibatkan tes HbA1c ditawarkan dengan harga Rp 1.350.000.

Kesimpulan

Diabetes tipe 1 dan tipe 2 memiliki penyebab dan pengelolaan yang berbeda. Tipe 1 adalah penyakit autoimun yang merusak sel penghasil insulin di pankreas, sehingga penderita harus bergantung pada insulin seumur hidup. Sedangkan tipe 2 terjadi karena resistensi insulin, biasanya berhubungan dengan gaya hidup tidak sehat dan dapat dikelola dengan perubahan pola makan, olahraga, dan obat-obatan.

Deteksi dini sangat penting untuk mencegah komplikasi serius seperti kerusakan ginjal, saraf, atau jantung. Gejala umum yang perlu diwaspadai antara lain sering haus, sering buang air kecil, dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan. Jika mengalami gejala ini, segera periksakan diri ke dokter untuk diagnosis yang tepat dan pengelolaan yang lebih baik

Jane L. Chiang, M. Sue Kirkman, Lori M.B. Laffel, Anne L. Peters, on behalf of the Type 1 Diabetes Sourcebook Authors; Type 1 Diabetes Through the Life Span: A Position Statement of the American Diabetes Association. Diabetes Care 1 July 2014; 37 (7): 2034–2054.

Galindo J. Rodolfo, Jennifer M Trujillo, Cecilia C Low Wang, Rozalina G McCoy, Advances in the management of type 2 diabetes in adults: BMJ Medicine 2023; 2.

Richard I.G. Holt, J. Hans DeVries, Amy Hess-Fischl, Irl B. Hirsch, M. Sue Kirkman, Tomasz Klupa, Barbara Ludwig, Kirsten Nørgaard, Jeremy Pettus, Eric Renard, Jay S. Skyler, Frank J. Snoek, Ruth S. Weinstock, Anne L. Peters; The Management of Type 1 Diabetes in Adults. A Consensus Report by the American Diabetes Association (ADA) and the European Association for the Study of Diabetes (EASD). Diabetes Care 1 November 2021; 44 (11): 2589–2625.