Mengenal Hepatitis A, B, dan C: Gejala, Pencegahan, dan Pentingnya Vaksin Hepatitis B

Mengenal Hepatitis A, B, dan C: Gejala, Pencegahan, dan Pentingnya Vaksin Hepatitis B

21/04/2025Bumame

Hepatitis A, B, dan C memiliki gejala dan risiko berbeda. Kenali cara pencegahannya dan pentingnya vaksin Hepatitis B untuk perlindungan maksimal.

Hepatitis adalah kondisi peradangan pada hati yang bisa disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol berlebihan, paparan racun, obat-obatan tertentu, atau gangguan autoimun. Jenis hepatitis yang paling umum dan sering menjadi perhatian adalah hepatitis A, B, dan C.

Hepatitis A

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV) yang biasanya ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi, serta kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Penyakit ini cenderung bersifat akut dan jarang menyebabkan kerusakan hati jangka panjang. Gejala yang mungkin muncul termasuk:

  • Kulit dan mata menguning (jaundice)

  • Lelah

  • Nyeri perut

  • Hilangnya nafsu makan

Hepatitis A sering kali sembuh sendiri tanpa pengobatan khusus, tetapi penting untuk menjaga kebersihan diri, terutama mencuci tangan dengan benar, untuk mencegah penularan.

Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV) yang ditularkan melalui cairan tubuh seperti darah, air mani, atau cairan vagina. Infeksi ini dapat bersifat akut atau kronis. Dalam kasus kronis, hepatitis B dapat menyebabkan sirosis hati atau kanker hati.

Penularan sering terjadi melalui:

  • Hubungan seksual tanpa pengaman

  • Pemakaian jarum suntik tidak steril

  • Penularan dari ibu ke bayi saat persalinan

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi yang sangat efektif melindungi dari infeksi HBV.

Hepatitis C

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV) yang sebagian besar menyebar melalui kontak darah, seperti penggunaan jarum suntik bersama. Tidak seperti hepatitis B, saat ini belum ada vaksin untuk hepatitis C. Infeksi kronis dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sirosis dan kanker hati. Untungnya, terapi antivirus modern dapat menyembuhkan infeksi hepatitis C pada sebagian besar pasien.

Gejala Umum Hepatitis

Ketiga jenis hepatitis ini memiliki beberapa gejala yang mirip, antara lain:

  • Kulit dan mata menguning (jaundice)

  • Urin berwarna gelap

  • Feses berwarna pucat

  • Mual dan muntah

  • Nyeri atau pembengkakan perut

Gejala Hepatitis A, B, dan C: Apa yang Perlu di Ketahui

Meskipun dari ketiga jenis hepatitis sama-sama berdampak pada organ vital, gejala yang muncul dapat sangat bervariasi, tergantung pada jenis virus dan apakah infeksi tersebut bersifat akut atau kronis.

Hepatitis A

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A dan biasanya menimbulkan gejala akut. Infeksi ini sering kali terjadi setelah mengonsumsi makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses seseorang yang terinfeksi. Gejala hepatitis A meliputi:

  • Kelelahan yang berlebihan

  • Demam ringan

  • Mual dan muntah

  • Nyeri perut, terutama di bagian kanan atas

  • Kehilangan nafsu makan

  • Urin berwarna gelap

  • Jaundice (kulit dan mata yang menguning)

  • Feses berwarna terang atau seperti tanah liat

Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B yang dapat dibagi berdasarkan durasi perkembangan penyakitnya, yakni akut dan kronis. Virus ini ditularkan melalui cairan tubuh, seperti darah, air mani, atau cairan tubuh lainnya, sehingga kelompok berisiko tinggi termasuk pekerja medis dan individu dengan kebiasaan berbagi jarum suntik. Gejala yang umum terjadi pada hepatitis B akut meliputi:

  • Demam

  • Kelelahan yang parah

  • Mual dan muntah

  • Nyeri sendi

  • Nyeri perut di sisi kanan atas

  • Urin gelap

  • Jaundice (kulit dan mata menguning)

  • Gangguan pencernaan seperti kehilangan nafsu makan

Pada hepatitis B kronis, gejalanya seringkali tidak muncul hingga kerusakan hati terjadi. Banyak orang yang mengidap hepatitis B kronis baru menyadari infeksinya saat komplikasi berat, seperti sirosis atau kanker hati.

Hepatitis C

Hepatitis C disebabkan oleh virus hepatitis C yang terutama ditularkan melalui kontak darah yang terinfeksi. Sering kali, infeksi hepatitis C tidak menunjukkan gejala selama bertahun-tahun, bahkan hingga terjadi kerusakan hati yang serius. Pada hepatitis C akut, gejala yang dapat muncul antara lain:

  • Kelelahan berat

  • Mual dan muntah

  • Nyeri sendi

  • Nyeri perut, khususnya di bagian kanan atas

  • Urin gelap

  • Jaundice (kulit dan mata menguning)

  • Feses berwarna terang

Karena hepatitis C seringkali berkembang menjadi kronis tanpa gejala yang jelas, banyak orang yang tidak menyadari mereka terinfeksi hingga kerusakan hati mulai terjadi. Pengobatan antiviral dapat membantu mengendalikan infeksi, tetapi deteksi dini melalui tes darah sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.

Meskipun hepatitis A, B, dan C memiliki beberapa gejala yang mirip, perbedaan utama terletak pada cara penularan, potensi jangka panjang, dan kemungkinan berkembang menjadi kondisi kronis.

Hepatitis A umumnya sembuh dengan sendirinya tanpa kerusakan hati jangka panjang, sedangkan hepatitis B dan C berisiko menyebabkan kerusakan hati yang serius jika tidak diobati. Oleh karena itu, deteksi dini dan vaksinasi, terutama untuk hepatitis B, sangat penting dalam mencegah penyebaran dan komplikasi penyakit ini.

Pencegahan Hepatitis

Pencegahan hepatitis A, B, dan C dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan, termasuk vaksinasi, perilaku hidup sehat, serta pengujian dan pengobatan untuk infeksi yang ada.

  1. Hepatitis A: Memastikan kebersihan makanan dan air, serta melakukan vaksinasi.

  2. Hepatitis B: Menghindari kontak dengan cairan tubuh yang terinfeksi dan mendapatkan vaksinasi.

  3. Hepatitis C: Menghindari penggunaan jarum suntik bersama, dan melakukan pemeriksaan rutin untuk deteksi dini

Metode Pengecekan Hepatitis

Pengecekan atau diagnosis hepatitis A, B, dan C dilakukan dengan berbagai metode tes yang dapat mengidentifikasi infeksi virus berdasarkan sampel darah, urin, atau cairan tubuh lainnya.

Pemeriksaan Antibodi dan Antigen

Hepatitis A:

  • IgM Anti-HAV: Digunakan untuk mendeteksi infeksi akut hepatitis A. Antibodi ini biasanya muncul 3–4 minggu setelah paparan virus dan menghilang dalam beberapa bulan.

  • Total Antibodi Anti-HAV: Memeriksa riwayat infeksi atau kekebalan akibat vaksinasi

Hepatitis B:

  • HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen): Menunjukkan infeksi aktif (akut atau kronis).

  • Anti-HBc (Hepatitis B Core Antibody): Menandakan paparan terhadap virus, baik saat ini maupun sebelumnya.

  • Anti-HBs: Indikator kekebalan, baik melalui infeksi sembuh atau vaksinasi

Hepatitis C:

  • Anti-HCV IgG: Menunjukkan paparan terhadap virus.

  • HCV RNA: Mengonfirmasi infeksi aktif dan menentukan tingkat viremia

Pemeriksaan Fungsi Hati

Tes fungsi hati membantu menilai tingkat kerusakan hati akibat infeksi:

  • ALT (Alanine Aminotransferase) dan AST (Aspartate Aminotransferase): Mengukur enzim hati yang meningkat jika ada kerusakan.

  • Bilirubin: Meningkat saat hati tidak mampu memproses bilirubin, menyebabkan jaundice.

  • Albumin dan Prothrombin Time (PT): Menilai kemampuan hati memproduksi protein.

Tes Molekuler dan Genotipe

  • HCV RNA Quantitative Testing: Menentukan tingkat viral load hepatitis C.

  • Hepatitis B DNA Testing: Digunakan untuk mengukur jumlah virus HBV dalam darah.

  • Genotyping: Membantu menentukan strain virus hepatitis untuk merancang terapi yang sesuai

Imaging dan Biopsi Hati

Jika dicurigai adanya kerusakan hati berat:

  • Ultrasonografi: Mengevaluasi fibrosis atau sirosis.

  • Elastografi Transien (FibroScan): Mengukur kekakuan hati untuk menilai tingkat fibrosis.

  • Biopsi Hati: Mengkonfirmasi tingkat kerusakan jaringan hati

Rekomendasi Tambahan

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan skrining hepatitis B dan C secara berkala bagi individu dengan risiko tinggi, termasuk ibu hamil, pengguna jarum suntik, dan mereka yang terpapar darah terkontaminasi.

Tes-tes ini penting untuk diagnosis dini dan penanganan yang tepat untuk mencegah komplikasi serius seperti sirosis atau kanker hati.

Pengobatan Hepatitis

Pengobatan hepatitis bervariasi tergantung pada jenisnya (A, B, atau C) dan tingkat keparahan infeksi.

Hepatitis A

  • Pengobatan: Tidak ada terapi khusus untuk hepatitis A. Penyakit ini sering kali sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu hingga bulan. Pengobatan biasanya berfokus pada mengelola gejala, seperti memberikan obat untuk mual atau sakit perut, dan memastikan pasien cukup istirahat serta terhidrasi.

Hepatitis B

  • Pengobatan Akut: Sebagian besar kasus hepatitis B akut tidak memerlukan pengobatan spesifik dan hanya membutuhkan perawatan suportif, seperti istirahat, hidrasi, dan pengelolaan gejala.

  • Pengobatan Kronis: Pasien dengan hepatitis B kronis memerlukan evaluasi medis secara teratur. Obat antivirus, seperti entecavir dan tenofovir, dapat membantu mengendalikan virus dan mengurangi risiko komplikasi seperti sirosis atau kanker hati. Pengobatan ini dapat mengurangi replikasi virus tetapi tidak selalu menyembuhkannya sepenuhnya.

Hepatitis C

  • Pengobatan: Terapi untuk hepatitis C telah berkembang pesat dengan ketersediaan obat Direct-Acting Antivirals (DAAs), seperti sofosbuvir dan ledipasvir. Obat-obatan ini memiliki tingkat keberhasilan tinggi (eliminasi virus hingga 95%) dan efek samping minimal. Kombinasi terapi sering digunakan, dan pengobatan biasanya berlangsung 8-12 minggu.

Pengobatan ini harus selalu dilakukan di bawah pengawasan dokter spesialis, dan pencegahan melalui vaksinasi (untuk hepatitis A dan B) serta gaya hidup sehat sangat disarankan.

Berapa Biaya Tes dan Vaksin Hepatitis?

Pemeriksaan hepatitis sangat penting untuk mendeteksi infeksi virus hepatitis pada individu yang berisiko tinggi. Salah satu pemeriksaan yang umum dilakukan adalah tes hepatitis B surface antigen (HBsAg), yang digunakan untuk mendeteksi apakah tubuh terinfeksi oleh virus hepatitis B melalui sampel darah.

Tes hepatitis B di Bumame memerlukan biaya Rp468.000 dengan rincian pemeriksaan tes HBsAg Kualitatif dan tes Anti-HBs.

Pemeriksaan tes anti-HBs dilakukan untuk menilai kemampuan sistem imun tubuh untuk melindungi diri, sedangkan pemeriksaan HBsAg dilakukan untuk mendeteksi infeksi Hepatitis B.

Sementara itu, harga vaksin hepatitis bervariasi tergantung pada jenis vaksin dan lokasi layanan kesehatan. Berikut adalah perkiraan harga untuk vaksin hepatitis:

Hepatitis A:

  • Vaksin hepatitis A untuk dewasa bisa mencapai Rp600.000 hingga Rp1.200.000 per dosis, tergantung pada klinik atau rumah sakit

Hepatitis B:

  • Untuk bayi dan anak-anak, vaksin hepatitis B biasanya tersedia gratis di Posyandu dan Puskesmas sebagai bagian dari program imunisasi dasar pemerintah.

  • Untuk orang dewasa, harga satu dosis vaksin hepatitis B berkisar antara Rp50.000 hingga Rp150.000. Total biaya untuk tiga dosis dapat mencapai Rp150.000 hingga Rp450.000, belum termasuk biaya konsultasi dokter dan pemeriksaan tambahan

Penting untuk diingat bahwa vaksinasi hepatitis B adalah salah satu langkah utama dalam pencegahan penyakit hati kronis, termasuk sirosis dan kanker hati, serta untuk menghindari penyebaran virus kepada orang lain, terutama bagi mereka yang berada dalam kelompok berisiko tinggi.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gejala dan cara pencegahan, kita dapat lebih waspada terhadap penyakit hepatitis dan mengambil langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan hati kita.

Sumber:

Gallegos-Orozco O. Hepatitis: Understanding Viral Hepatitis. [Internet]. Utah: University of Utah Health; 2021. Available from: https://arup.utah.edu/media/gallegosOrozco-infLiver-pcap21/lecture-slides.pdf

University of Arkansas for Medical Sciences. Hepatitis A, B, and C: An Overview. [Internet]. Little Rock: University of Arkansas for Medical Sciences. Available from: https://health.uark.edu/communicable-diseases/hepatitis-a-b-c.php

University of Rochester Medical Center. Hepatitis Panel. [Internet]. Rochester: University of Rochester Medical Center. Available from: https://www.urmc.rochester.edu/encyclopedia/content.aspx?contenttypeid=167&contentid=hepatitis_panel