Kanker Getah Bening: Dari Penyebab hingga Pengobatan, Semua yang Perlu Anda Ketahui

Kanker Getah Bening: Dari Penyebab hingga Pengobatan, Semua yang Perlu Anda Ketahui

21/04/2025Bumame

Kanker getah bening bisa menyerang siapa saja. Kenali penyebab, gejala, dan pilihan pengobatannya untuk deteksi dan penanganan lebih dini.

Apa itu kanker getah bening?

Kanker getah bening atau limfoma adalah kanker yang berkembang pada sistem limfatik, yaitu jaringan yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Kanker ini dapat berupa limfoma Hodgkin atau non-Hodgkin, tergantung pada jenis sel limfosit yang terlibat. Limfoma dapat menyebar ke bagian tubuh lain seperti limpa, sumsum tulang, atau organ lainnya jika tidak diobati.

Limfoma terbagi menjadi dua jenis utama:

  1. Limfoma Hodgkin: Ditandai dengan keberadaan sel Reed-Sternberg yang khas.

  2. Limfoma Non-Hodgkin (NHL): Mencakup berbagai subtipe dengan karakteristik dan kecepatan perkembangan yang berbeda.

Ciri-ciri Umum

Gejala kanker getah bening dapat bervariasi, meliputi:

  • Pembengkakan kelenjar getah bening: Biasanya di leher, ketiak, atau selangkangan tanpa rasa sakit.

  • Demam tanpa penyebab jelas: Umumnya muncul di malam hari.

  • Keringat malam: Sering terjadi dalam jumlah berlebihan hingga membasahi pakaian.

  • Penurunan berat badan drastis: Kehilangan lebih dari 10% berat badan dalam waktu singkat.

  • Kelelahan ekstrem: Tidak hilang meski setelah istirahat.

  • Gatal kulit: Sering terjadi di seluruh tubuh tanpa ruam yang jelas.

  • Gejala tambahan: Tergantung lokasi penyebaran, seperti sakit perut, sesak napas, atau nyeri tulang.

Kanker getah bening atau limfoma memiliki empat stadium berdasarkan tingkat penyebaran kanker:

Stadium Kanker Getah Bening

Stadium 1

  • Kanker hanya ditemukan di satu area kelenjar getah bening atau satu organ.

  • Gejala sering ringan atau tidak terlihat.

Stadium 2

  • Kanker menyebar ke dua atau lebih kelompok kelenjar getah bening di satu sisi diafragma.

  • Gejala: pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan ringan.

Stadium 3

  • Penyebaran terjadi di kedua sisi diafragma, termasuk kelenjar di dekat organ tertentu.

  • Gejala lebih jelas: demam, keringat malam, penurunan berat badan.

Stadium 4

  • Penyebaran luas ke organ lain seperti hati, paru-paru, atau sumsum tulang.

  • Gejala parah: kelelahan ekstrem, nyeri di organ yang terinfeksi, dan penurunan fungsi organ.

Pada stadium 4 ini, kanker telah menyebar ke organ atau jaringan di luar sistem limfatik, seperti hati, paru-paru, atau tulang. Gejalanya meliputi:

  • Penurunan berat badan yang signifikan.

  • Demam tanpa penyebab yang jelas.

  • Keringat malam berlebihan.

  • Nyeri atau pembengkakan pada area tubuh tertentu.

Pengobatan untuk stadium 4 sering kali melibatkan kombinasi terapi, termasuk kemoterapi, imunoterapi, dan terapi target, tergantung pada jenis limfoma dan kondisi pasien. Prognosis bervariasi berdasarkan usia, kesehatan keseluruhan, dan respons terhadap pengobatan.

Kanker kelenjar getah bening stadium 4 memiliki beberapa risiko serius yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien:

  1. Penyebaran ke Organ Vital: Sel kanker menyebar ke hati, paru-paru, sumsum tulang, atau otak, yang dapat mengganggu fungsi organ tersebut.

  2. Penurunan Kekebalan Tubuh: Kanker dan pengobatannya, seperti kemoterapi, yang dapat melemahkan sistem imun dan meningkatkan risiko infeksi.

  3. Gangguan Nutrisi: Penurunan nafsu makan akibat gejala atau pengobatan dapat menyebabkan malnutrisi.

  4. Kelelahan Kronis: Energi tubuh habis untuk melawan penyakit dan efek samping pengobatan.

  5. Efek Psikologis: Risiko depresi dan kecemasan meningkat karena dampak emosional dari penyakit.

Faktor-faktor Penyebab

Beberapa faktor penyebab yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker getah bening (limfoma) melibatkan kombinasi genetika, lingkungan, dan faktor gaya hidup.

Infeksi Virus

Beberapa virus dapat meningkatkan risiko terkena kanker getah bening, terutama limfoma Hodgkin dan non-Hodgkin. Virus yang terlibat termasuk:

  • Epstein-Barr Virus (EBV): Virus ini diketahui berhubungan erat dengan limfoma Hodgkin dan limfoma Burkitt. EBV dapat mempengaruhi sel-sel limfosit, memicu pertumbuhan sel kanker.

  • HIV (Human Immunodeficiency Virus): Penderita HIV dengan sistem kekebalan tubuh yang tertekan berisiko lebih tinggi terkena limfoma non-Hodgkin.

  • Human T-cell Lymphotropic Virus (HTLV-1): Virus ini juga dapat menyebabkan limfoma T-cell. Risiko ini lebih tinggi pada mereka yang terinfeksi virus ini melalui transfusi darah atau kontak seksual.

Kondisi Kekebalan Tubuh yang Tertekan

  • Penyakit Autoimun: Penyakit seperti lupus atau rheumatoid arthritis yang melibatkan sistem kekebalan tubuh bisa meningkatkan risiko kanker getah bening, terutama limfoma non-Hodgkin. Obat yang digunakan untuk mengobati penyakit autoimun, seperti imunosupresan, juga bisa menurunkan kemampuan tubuh untuk melawan sel-sel abnormal.

  • Transplantasi Organ: Pasien yang menerima transplantasi organ dan harus menjalani terapi imunosupresif juga berisiko lebih tinggi untuk mengembangkan limfoma karena penurunan kekebalan tubuh.

Faktor Genetik

  • Riwayat Keluarga: Meskipun tidak semua kasus kanker getah bening bersifat turunan, adanya riwayat keluarga dengan limfoma dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengembangkan penyakit ini. Mutasi genetik tertentu yang diwariskan dapat meningkatkan risiko.

  • Genetik Pribadi: Penelitian menunjukkan bahwa beberapa kelainan genetik seperti gangguan pada gen TP53 atau BCL-2 dapat mempengaruhi kontrol pertumbuhan sel dan meningkatkan risiko kanker.

Paparan Bahan Kimia dan Racun

  • Pestisida dan Herbisida: Paparan terhadap bahan kimia tertentu, terutama dalam pekerjaan pertanian, dapat meningkatkan risiko terkena limfoma non-Hodgkin. Beberapa studi menunjukkan bahwa petani dan pekerja pertanian memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker getah bening akibat paparan pestisida.

  • Bahan Kimia Industri: Paparan terhadap bahan kimia industri seperti benzena dan kloroform juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko limfoma.

Usia dan Jenis Kelamin

  • Usia: Risiko terkena kanker kelenjar getah bening meningkat seiring bertambahnya usia, meskipun limfoma Hodgkin lebih umum terjadi pada remaja dan orang dewasa muda. Limfoma non-Hodgkin cenderung lebih sering muncul pada orang berusia di atas 60 tahun.

  • Jenis Kelamin: Beberapa jenis limfoma lebih umum pada pria dibandingkan wanita, namun limfoma Hodgkin memiliki insiden yang lebih tinggi pada pria muda dan wanita dewasa muda .

Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup

  • Merokok: Merokok dapat meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk limfoma non-Hodgkin. Bahan kimia dalam asap rokok dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko sel-sel limfatik berkembang menjadi kanker.

  • Obesitas dan Diet: Diet yang kaya lemak jenuh dan rendah serat, serta obesitas, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker getah bening. Diet yang buruk dapat memengaruhi sistem imun dan meningkatkan kerentanannya terhadap infeksi dan kanker.

Secara keseluruhan, kanker getah bening dapat dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor ini, dan meskipun faktor-faktor tersebut meningkatkan risiko, tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker ini. Deteksi dini dan gaya hidup sehat tetap menjadi langkah penting untuk mengurangi risiko.

Proses Diagnosis Kanker Getah Bening

Diagnosis limfoma dilakukan melalui beberapa langkah:

  1. Pemeriksaan fisik: Mengecek pembengkakan kelenjar getah bening atau organ lain.

  2. Tes darah: Untuk memeriksa kadar sel darah dan fungsi organ.

  3. Biopsi: Pengambilan sampel jaringan kelenjar getah bening untuk diperiksa di laboratorium.

  4. Pencitraan: CT scan, MRI, atau PET scan digunakan untuk melihat ukuran dan penyebaran kanker.

  5. Aspirasi sumsum tulang: Dilakukan untuk mengetahui apakah kanker telah menyebar ke sumsum tulang.

Pengobatan

Pengobatan kanker kelenjar getah bening bergantung pada jenis, stadium, usia pasien, dan kondisi kesehatan secara umum.

  1. Kemoterapi: Obat yang diberikan secara intravena atau oral untuk membunuh sel kanker.

  2. Radioterapi: Menggunakan radiasi untuk mengecilkan tumor lokal.

  3. Imunoterapi: Memanfaatkan kekuatan sistem imun untuk melawan kanker, termasuk terapi CAR-T.

  4. Transplantasi sel punca: Untuk menggantikan sumsum tulang yang rusak akibat pengobatan intensif.

  5. Targeted Therapy: Obat yang dirancang untuk menyerang protein spesifik pada sel kanker tanpa merusak jaringan sehat.

Biaya Pengobatan

Biaya pengobatan kanker getah bening sangat bervariasi tergantung pada metode yang digunakan:

  • Kemoterapi: Rp20-50 juta per siklus.

  • Radioterapi: Rp15-30 juta per sesi.

  • Imunoterapi atau CAR-T: Bisa mencapai Rp500 juta hingga lebih dari Rp1 miliar per pengobatan.

  • Transplantasi sel punca: Mencapai ratusan juta rupiah.

Selain melakukan pengobatan untuk penyembuhan bagi pasien yang terkena kanker, kita juga bisa melakukan medical check up untuk mendeteksi dan mengantisipasi perkembangan suatu penyakit pada tubuh kita. Medical check up yang dilakukan sangat bervariasi, biasanya tergantung paket pemeriksaan yang kita ambil.

Bumame menyediakan beragam jenis medical check up yang bahkan dilengkapi pemeriksaan CEA (Carcinoembryonic Antigen) yang berfungsi untuk memantau penyakit kanker dan mengetahui kerja obat kanker pada pasien yang telah didiagnosis kanker.

Harga yang ditawarkan mulai dari Rp750.000 hingga paket pemeriksaan yang paling lengkap dengan kisaran harga Rp1.750.000 yang terdiri dari pemeriksaan hematologi lengkap, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin, Asam Urat, Kolesterol HDL, Kolesterol LDL Direk, Glukosa Puasa, Kolesterol Total, Trigliserida, HbA1c , Vitamin D (25-OH), CEA (Carcinoembryonic Antigen).

Manfaat Pemeriksaan

  1. Pemeriksaan hematologi lengkap: Mengetahui kondisi dari sel darah merah, sel darah putih, keping darah/ trombosit, dan komponen darah lainnya.

  2. SGOT/ SGPT: Mengetahui kondisi dan fungsi hati.

  3. Ureum: Mengetahui komponen hasil buangan ginjal terhadap kadar ureum darah seperti asam amino, albumin, bilirubin, dan darah.

  4. Kreatinin: Mengetahui kondisi organ ginjal melalui pengecekan kadar kreatinin dalam darah.

  5. Asam Urat: Mengetahui kadar asam urat dalam darah atau urine.

  6. Kolesterol HDL: Mengetahui jumlah zat lemak baik dalam darah

  7. Kolesterol LDL Direk: Mengetahui jumlah zat lemak jahat yang dapat menempel di dinding pembuluh darah dan mempersempit ruang pembuluh darah.

  8. Glukosa Puasa: Mengetahui kadar glukosa yang diproduksi hati setelah berpuasa 8-12 jam sebelum pemeriksaan yang dapat dikaitkan dengan penyakit diabetes

  9. HbA1c: Mengetahui kadar gula dalam darah (kadar hemoglobin A1c) yang berhubungan dengan risiko terjadinya diabetes.

  10. Vitamin D (25-OH): Mengetahui kadar vitamin D dalam tubuh untuk mendeteksi kelainan yang berhubungan dengan tulang, mineral dalam darah, dan atau fungsi paratiroid.

  11. CEA (Carcinoembryonic Antigen): Memprediksi berkembangnya kanker dan mengetahui kinerja obat kanker pada penderita kanker.

Persiapan yang dilakukan sebelum pemeriksaan

  • Berpuasa 8-12 jam sebelum melakukan tes (Hematologi lengkap untuk mengetahui kadar zat besi, SGOT, SGPT, Cholesterol, dan Glukosa Puasa).

  • Bila sedang mengonsumsi obat, sebaiknya konsultasi dengan dokter tentang obat-obatan yang harus dihentikan sementara sebelum pemeriksaan dilakukan.

Pencegahan Kanker Getah Bening

Pencegahan kanker getah bening sangat penting untuk dilakukan, terutama bagi individu yang berisiko tinggi atau memiliki riwayat keluarga dengan kondisi serupa. Meskipun tidak ada cara pasti untuk mencegah kanker getah bening, beberapa langkah dapat membantu mengurangi risiko dan mendeteksi kanker pada tahap awal.

  1. Menghindari Paparan Zat Karsinogen: Paparan terhadap zat karsinogen seperti asap rokok dan bahan kimia berbahaya dapat meningkatkan risiko terkena kanker. Oleh karena itu, menghindari merokok dan mengurangi paparan terhadap bahan kimia industri yang berbahaya bisa menjadi langkah pencegahan yang efektif.

  2. Peningkatan Sistem Imun: Beberapa jenis kanker getah bening, seperti limfoma Hodgkin, dapat dikaitkan dengan infeksi virus tertentu, seperti Epstein-Barr virus (EBV). Vaksinasi dan menjaga kebersihan serta meningkatkan daya tahan tubuh dapat membantu melawan infeksi yang berpotensi merusak sistem imun.

  3. Deteksi Dini: Seperti halnya kanker lainnya, deteksi dini kanker getah bening sangat penting. Pemeriksaan rutin untuk orang dengan risiko tinggi atau gejala mencurigakan dapat membantu diagnosis lebih cepat. Misalnya, pemeriksaan fisik untuk memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening dan penggunaan teknik pencitraan seperti CT scan atau biopsi bisa dilakukan jika dicurigai ada tanda-tanda limfoma.

  4. Gaya Hidup Sehat: Memiliki gaya hidup yang sehat, seperti diet seimbang, olahraga teratur, serta mengelola stres, juga dapat memainkan peran penting dalam mengurangi risiko kanker. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pola makan yang kaya akan antioksidan dan rendah lemak dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh tetap kuat dan mencegah perkembangan sel kanker.

Dengan pendekatan ini, diharapkan kita dapat menurunkan tingkat kejadian kanker getah bening dan membantu diagnosis lebih cepat jika terjadi.

Sumber:

Verywell Health. Stage 4 Lymphoma. Verywell Health. Updated June 3, 2023. Available from: https://www.verywellhealth.com/stage-4-lymphoma-5223009

Northwestern Medicine. Lymphoma Types. Northwestern University Feinberg School of Medicine. Updated April 14, 2023. Available from: https://www.cancer.northwestern.edu/types-of-cancer/lymphoma/index.html

Siteman Cancer Center. Preventing Cancer. Siteman Cancer Center at Barnes-Jewish Hospital and Washington University. Available from: https://siteman.wustl.edu/prevention/preventing-cancer/