Preeklamsia: Apa Itu, Gejala, dan Pentingnya Pemeriksaan Rutin untuk Ibu Hamil

Preeklamsia: Apa Itu, Gejala, dan Pentingnya Pemeriksaan Rutin untuk Ibu Hamil

10/04/2025Bumame

Preeklamsia adalah kondisi serius pada kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Kenali gejala-gejalanya dan pentingnya pemeriksaan rutin untuk deteksi dini dan menjaga kesehatan ibu serta janin.

Kehamilan adalah momen yang penuh harapan dan kebahagiaan, tetapi di balik itu, ada ancaman kesehatan yang dapat muncul tanpa peringatan, salah satunya adalah preeklamsia.

Tidak hanya berbahaya bagi ibu, tetapi juga janin di kandungannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami secara mendalam tentang preeklamsia, mulai dari gejala hingga penanganannya.

Apa Itu Preeklamsia?

Freepik / Tekanan Darah Tinggi saat Hamil

Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah yang biasanya terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan dan ditandai dengan adanya protein dalam urin.

Kondisi ini sering kali muncul tanpa gejala awal yang jelas, sehingga penting bagi ibu hamil untuk menjalani pemeriksaan rutin untuk mendeteksi kondisi ini lebih awal.

Jika tidak ditangani dengan baik, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius bagi ibu dan janin.

Apa Penyebab Preeklamsia?

Preeklamsia adalah komplikasi serius kehamilan yang penyebab pastinya masih belum sepenuhnya dipahami.

Namun, penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini kemungkinan besar berhubungan dengan gangguan pada perkembangan dan fungsi plasenta.

Beberapa faktor lain yang mungkin berkontribusi adalah:

Gangguan Perkembangan Plasenta (Ari-ari)

  • Gangguan pada perkembangan pembuluh darah plasenta menyebabkan aliran darah yang tidak memadai ke rahim.

Respon Imunologis yang Tidak Normal

  • Sistem kekebalan ibu mungkin bereaksi berlebihan terhadap kehamilan, menyebabkan peradangan kronis dan gangguan pada pembuluh darah​.

Ketidakseimbangan Hormon

  • Ketidakseimbangan hormon selama kehamilan, seperti pada hormon yang mengatur tekanan darah.

Aliran Darah yang Tidak Cukup ke Rahim

  • Penurunan aliran darah ke rahim pada tahap awal kehamilan dapat menyebabkan stres pada sistem sirkulasi dan memicu gejala preeklamsia​.

Predisposisi Genetik

  • Faktor genetik juga memengaruhi risiko preeklamsia, terutama jika ada riwayat preeklamsia dalam keluarga​.

Faktor Risiko Lainnya

  • Riwayat Hipertensi Kronis

Wanita dengan tekanan darah tinggi sebelum kehamilan memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia.

  • Usia Ibu

Risiko lebih tinggi pada usia di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun.

  • Kehamilan Ganda

Mengandung lebih dari satu janin meningkatkan tekanan pada plasenta.

  • Penyakit Terkait

Diabetes, obesitas, atau penyakit ginjal juga meningkatkan risiko​.

Memahami penyebabnya penting untuk mendeteksi dan menangani preeklamsia secara dini melalui pemeriksaan rutin kehamilan.

Waspadai Tanda-tanda Preeklamsia!

Preeklamsia sering kali muncul dengan gejala yang mungkin sulit dibedakan dari keluhan kehamilan biasa.

Namun, beberapa tanda berikut memerlukan perhatian medis segera:

Tekanan Darah Tinggi

  • Tekanan darah ≥140/90 mmHg, terutama jika terjadi setelah 20 minggu kehamilan. Pada kasus berat, bisa mencapai ≥160/110 mmHg​.

Pembengkakan Berlebihan

  • Pembengkakan pada tangan, wajah, kaki, atau seluruh tubuh yang tidak wajar.

Nyeri Kepala Hebat

  • Sakit kepala yang tidak kunjung reda dan tidak merespons obat-obatan biasa​.

Gangguan Penglihatan

  • Pandangan kabur, sensitif terhadap cahaya, atau kehilangan penglihatan sementara​.

Nyeri Perut Bagian Atas (ulu hati / epigastrium)

  • Nyeri di bawah tulang rusuk sebelah kanan atau di perut bagian atas.

Mual dan Muntah

  • Mual atau muntah mendadak yang tidak berkaitan dengan morning sickness​.

Penurunan Produksi Urin

  • Produksi urin yang lebih sedikit dari biasanya, yang menunjukkan gangguan fungsi ginjal​.

Kenaikan Berat Badan yang Cepat

  • Peningkatan berat badan mendadak akibat retensi cairan​.

Sesak Napas

  • Akibat adanya cairan di paru-paru (edema paru) pada kasus berat​.

Protein dalam Urine

  • Peningkatan kadar protein dalam urine (proteinuria), protein seharusnya hanya ada di dalam darah.

Gejala-gejala ini bisa berkembang secara perlahan atau tiba-tiba. Jika merasakan salah satu tanda ini, segera konsultasikan ke dokter.

Deteksi dini melalui pemeriksaan kehamilan rutin dapat membantu mencegah komplikasi serius bagi ibu dan bayi.

Apa Faktor Risiko Preeklamsia?

Preeklamsia dapat mempengaruhi siapa saja, tetapi ada beberapa faktor risiko yang perlu diperhatikan:

  1. Usia: Ibu hamil di bawah 20 tahun atau di atas 40 tahun berisiko lebih tinggi.

  2. Riwayat Kesehatan: Riwayat hipertensi, diabetes, atau penyakit ginjal dapat meningkatkan risiko.

  3. Kehamilan Pertama: Wanita yang hamil untuk pertama kalinya lebih rentan terhadap preeklamsia.

  4. Kehamilan Kembar: Mengandung lebih dari satu janin juga meningkatkan risiko.

Apa Bedanya Preeklamsia dan Hipertensi?

Meskipun preeklamsia dan hipertensi memiliki kesamaan berupa tekanan darah tinggi, keduanya adalah kondisi yang berbeda penyebab, dampak, dan penanganannya.

Definisi

  • Hipertensi: Tekanan darah tinggi kronis (≥140/90 mmHg) yang terjadi sebelum kehamilan atau sebelum usia kehamilan 20 minggu.

  • Preeklamsia: Muncul setelah usia kehamilan 20 minggu, ditandai dengan tekanan darah tinggi disertai kerusakan organ lain, seperti ginjal (proteinuria) dan hati.

Penyebab Utama

  • Hipertensi: Disebabkan oleh obesitas, gaya hidup tidak sehat, genetik, atau penyakit penyerta seperti gangguan ginjal​.

  • Preeklamsia: Gangguan pada plasenta yang memengaruhi aliran darah dan menyebabkan inflamasi sistemik​.

Gejala

  • Hipertensi: Sering kali tidak bergejala (hipertensi esensial), tetapi dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, atau sesak napas jika berat.

  • Preeklamsia: Selain tekanan darah tinggi juga mengalami proteinuria, pembengkakan, sakit kepala parah, gangguan penglihatan, dan nyeri perut bagian atas​.

Risiko bagi Kehamilan

  • Hipertensi: Meningkatkan risiko kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah pada janin, tetapi tidak selalu melibatkan kerusakan organ ibu​.

  • Preeklamsia: Berisiko lebih tinggi menyebabkan komplikasi serius, seperti eklampsia, sindrom HELLP, dan abrupsio plasenta​.

Penanganan

  • Hipertensi: Perubahan gaya hidup dan obat antihipertensi yang aman untuk kehamilan​.

  • Preeklamsia: Membutuhkan pemantauan intensif, dan dalam kasus berat, persalinan mungkin diperlukan untuk menyelamatkan ibu dan bayi​.

Komplikasi Serius Akibat Preeklamsia

Preeklamsia yang tidak ditangani dengan tepat dapat menyebabkan komplikasi serius yang membahayakan nyawa ibu dan janin. Berikut adalah beberapa komplikasi utama:

  1. Eklampsia: Kondisi lebih serius dari preeklamsia yang ditandai dengan kejang, kehilangan kesadaran, bahkan koma. Kondisi ini sangat berbahaya bagi ibu dan janin​.

  2. Sindrom HELLP: HELLP (Hemolysis, Elevated Liver enzymes, Low Platelets) adalah gangguan hati dan pembekuan darah yang dapat menyebabkan perdarahan hebat, gagal hati, atau pecahnya hati​.

  3. Kelahiran Prematur: Untuk menyelamatkan nyawa ibu atau janin, sering kali diperlukan kelahiran prematur. Hal ini dapat meningkatkan risiko komplikasi pada bayi.

  4. Gagal Organ: Preeklamsia dapat merusak fungsi ginjal, hati, dan jantung ibu, bahkan menyebabkan gagal organ jika tidak segera diobati.

  5. Abrupsio Plasenta: Plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum kelahiran, yang dapat menyebabkan perdarahan hebat dan kekurangan oksigen pada janin​.

  6. Cairan di Paru-paru (Edema Paru): Penumpukan cairan di paru-paru dapat menyebabkan kesulitan bernapas yang mengancam nyawa​.

  7. Risiko Jangka Panjang: Berisiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi kronis, penyakit jantung, dan stroke di kemudian hari​.

  8. Kematian Ibu dan Bayi: Dalam kasus ekstrem, preeklamsia dapat menyebabkan kematian pada ibu atau bayi akibat komplikasi seperti eklampsia atau perdarahan​.

Pencegahan dan deteksi dini melalui pemeriksaan rutin selama kehamilan sangat penting untuk mengurangi risiko komplikasi ini.

Ini Langkah Pertama Penanganan Preeklamsia!

Jika preeklamsia dicurigai atau didiagnosis, langkah pertama adalah segera mendapatkan penanganan medis untuk memastikan kondisi ibu dan janin stabil.

Berikut langkah-langkah awal yang biasanya dilakukan:

Pemantauan Tekanan Darah

  • Tekanan darah akan dipantau dengan ketat. Jika tekanan sangat tinggi, dokter mungkin memberikan obat antihipertensi.

Pemeriksaan Laboratorium

  • Dokter akan melakukan tes darah dan urin untuk mengevaluasi fungsi hati, ginjal, dan kadar protein dalam urin sebagai indikator keparahan kondisi​.

Rawat Inap Jika Diperlukan

  • Pada kasus preeklamsia sedang hingga berat, ibu biasanya dirawat inap untuk observasi lebih lanjut dan perawatan intensif​.

Pemberian Magnesium Sulfat

  • Untuk mencegah kejang (eklampsia), dokter mungkin memberikan magnesium sulfat melalui infus​.

Pemantauan Kondisi Janin

  • USG dan pemantauan detak jantung janin dilakukan untuk memastikan janin berkembang dengan baik dan tidak mengalami komplikasi​.

Persiapan Persalinan

  • Jika preeklamsia terjadi pada usia kehamilan yang cukup matang (≥37 minggu), persalinan sering kali menjadi solusi terbaik.

  • Jika usia kehamilan masih terlalu dini, dokter akan menimbang manfaat dan risiko untuk menunda persalinan sembari memantau ibu dan janin dengan ketat​.

Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala preeklamsia, jangan tunda untuk mencari bantuan medis segera. Penanganan dini dapat mencegah komplikasi serius bagi ibu dan bayi​.

Pentingnya Melakukan Medical Check-Up

Pemeriksaan rutin sangat penting bagi ibu hamil untuk mendeteksi preeklamsia sejak dini. Jika mengalami gejala yang disebutkan atau memiliki faktor risiko, segera lakukan medical check-up.

Penanganan yang tepat dapat mencegah komplikasi serius seperti eklampsia, yang dapat mengancam nyawa ibu dan janin.

Laboratorium klinik Bumame menyediakan rangkaian skrining kesehatan untuk ibu hamil dengan detail pemeriksaan hematologi lengkap, urine rutin, golongan darah, serum iron, glukosa puasa, HBsAg kuantitatif, VDRL, anti HIV, anti toxoplasma IgG, anti toxoplasma IgM, anti rubella IgG, anti rubella IgM, anti CMV IgG, anti CMV IgM, anti HSV II IgG, dan anti HSV II IgM dengan biaya Rp5.400.000.

Paket pemeriksaan tersebut bermanfaat memberi informasi kesehatan ibu semasa kehamilannya sehingga potensi gangguan kehamilan dapat segera ditangani.

Cara Mencegah Preeklamsia

Meskipun tidak semua kasus preeklamsia dapat dicegah, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi risiko terkena komplikasi ini.

Berikut adalah strategi pencegahan yang disarankan:

  • Pemeriksaan Kehamilan Rutin: Memantau tekanan darah, tes darah, dan urin untuk mendeteksi tanda awal preeklamsia.

  • Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan kaya nutrisi dan kurangi asupan garam.

  • Kelola Berat Badan: Menjaga berat badan yang sehat sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi risiko preeklamsia.

  • Aktivitas Fisik: Berolahraga secara teratur dengan intensitas ringan hingga sedang, seperti jalan kaki atau yoga kehamilan, dapat membantu mengontrol tekanan darah​.

  • Mengonsumsi Suplemen Sesuai Rekomendasi Dokter

  1. Asam Folat dan Kalsium: Kalsium tambahan dapat membantu mengurangi risiko preeklamsia, terutama di wilayah dengan asupan kalsium rendah​.

  2. Aspirin Dosis Rendah: Wanita dengan risiko tinggi preeklamsia mungkin disarankan untuk mengonsumsi aspirin dosis rendah sejak trimester kedua​.

  • Mengelola Penyakit yang Sudah Ada: Jika memiliki riwayat hipertensi, diabetes, atau penyakit ginjal, konsultasikan dengan dokter untuk pengelolaan yang lebih intensif.

  • Menghindari Faktor Risiko Lain: Hindari rokok dan alkohol selama kehamilan.

  • Edukasi Diri dan Pemantauan Gejala: Pahami tanda-tanda awal preeklamsia dan segera melaporkannya kepada dokter​.

Pencegahan terbaik adalah melalui pendekatan holistik dengan memadukan gaya hidup sehat dan pemeriksaan kehamilan yang teratur.

Jangan tunggu sampai terlambat! Jika Anda sedang hamil atau merencanakan kehamilan, pastikan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. Hubungi dokter Anda untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan jadwalkan medical check-up Anda hari ini!

Sumber:

University of Alabama at Birmingham. What is preeclampsia? Learn about its symptoms and treatment from UAB Women's Health expert. UAB News. 2023 Apr 21 [cited 2024 Dec 6]. Available from: https://www.uab.edu/news/health/item/13585-what-is-preeclampsia-learn-about-its-symptoms-and-treatment-from-uab-women-s-health-expert

Columbia University Irving Medical Center. Preeclampsia during pregnancy: Your questions answered. Columbia University Irving Medical Center. 2023 Apr 14 [cited 2024 Dec 6]. Available from: https://www.cuimc.columbia.edu/news/preeclampsia-during-pregnancy-your-questions-answered

National Institutes of Health (NIH). Preeclampsia: Causes, risk factors, diagnosis, and treatment. CREX NIH Blog. 2023 Apr 10 [cited 2024 Dec 6]. Available from: https://crex.nih.gov/blog/2023/04/10/preeclampsia-causes-risk-factors-diagnosis-and-treatment

Mayo Clinic. Preeclampsia: Symptoms and causes. Mayo Clinic. 2023 Oct 19 [cited 2024 Dec 6]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/preeclampsia/symptoms-causes/syc-20355745

National Health Service (NHS). Pre-eclampsia. NHS. 2023 [cited 2024 Dec 6]. Available from: https://www.nhs.uk/conditions/pre-eclampsia/

Cleveland Clinic. Preeclampsia. Cleveland Clinic. 2023 [cited 2024 Dec 6]. Available from: https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17952-preeclampsia