penyebab aids belum bisa disembuhkan

AIDS Belum Bisa Disembuhkan: Wajib Kenali Penyebab, Gejala, Pencegahan, dan Perawatan

11/03/2025Bumame

Mari kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya tes HIV sebagai langkah pencegahan AIDS

AIDS, atau Acquired Immunodeficiency Syndrome, adalah salah satu tantangan kesehatan yang masih menjadi perhatian dunia hingga saat ini. Walaupun pengobatan dan pencegahan terus berkembang, kesadaran masyarakat untuk memahami AIDS tetap menjadi kunci utama untuk melawan stigma dan penyebarannya. Mari mengupas secara sederhana dan menyeluruh tentang apa itu AIDS, mulai dari penyebab, gejala, hingga cara pencegahan dan pengobatannya.

Apa Itu AIDS?

AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi kesehatan serius yang terjadi akibat infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Kondisi ini ditandai dengan kerusakan signifikan pada sistem kekebalan tubuh, yang membuat seseorang sangat rentan terhadap infeksi oportunistik dan kanker tertentu. Infeksi oportunistik adalah infeksi yang seringkali terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah, seperti pneumonia Pneumocystis jirovecii, toksoplasmosis, atau kanker seperti sarkoma Kaposi. AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV, yang muncul ketika jumlah sel CD4 (salah satu jenis sel darah putih yang penting untuk sistem kekebalan tubuh) turun drastis di bawah ambang kritis atau ketika individu mengalami penyakit terkait AIDS yang berat.

Apa Gejala Penyakit AIDS?

Gejala AIDS berbeda-beda tergantung pada infeksi atau komplikasi yang terjadi, tetapi dapat meliputi:

  1. Penurunan Berat Badan yang Drastis
    Penurunan berat badan tanpa sebab jelas, sering kali disebabkan oleh diare kronis, kurangnya nafsu makan, dan infeksi lain yang menyerang tubuh.

  2. Demam Berkepanjangan dan Keringat Malam
    Mengalami demam tinggi yang berlangsung lama (lebih dari beberapa minggu) tanpa penyebab yang jelas, disertai dengan keringat malam yang berlebihan.

  3. Kelelahan Kronis
    Rasa lelah yang sangat parah, bahkan setelah istirahat cukup. Hal ini disebabkan oleh kombinasi infeksi oportunistik, anemia, dan kerusakan sistem imun.

  4. Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
    Kelenjar getah bening yang bengkak di leher, ketiak, atau selangkangan. Pembengkakan ini disebabkan oleh perlawanan tubuh terhadap berbagai infeksi.

  5. Infeksi Oportunistik
    Infeksi yang menyerang orang dengan sistem kekebalan tubuh sangat lemah, seperti pneumonia Pneumocystis jirovecii, kandidiasis oral (infeksi jamur di mulut), toksoplasmosis (infeksi parasit), atau tuberkulosis (TB).

  6. Luka dan Lesi pada Kulit atau Mulut
    AIDS dapat menyebabkan luka terbuka pada mulut, alat kelamin, atau kulit. Sarkoma Kaposi, suatu jenis kanker yang menyebabkan bercak ungu pada kulit, juga sering dialami.

  7. Diare Kronis
    Diare yang berlangsung lebih dari sebulan, sering kali diakibatkan oleh infeksi parasit atau virus tertentu, ini merupakan salah satu gejala umum penderita AIDS.

  8. Gangguan Neurologis
    Penderita AIDS dapat mengalami masalah neurologis seperti kehilangan memori, kebingungan, depresi, atau kondisi yang lebih serius seperti demensia terkait HIV.

  9. Batuk Kronis atau Sesak Napas
    Infeksi paru-paru yang parah, seperti pneumonia, dapat menyebabkan batuk kronis, kesulitan bernapas, atau sesak napas berkepanjangan.

Sangat penting bagi mereka yang mengalami gejala tersebut untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan agar mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat

Apa Penyebab Penyakit AIDS?

AIDS disebabkan oleh virus HIV yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Virus ini secara spesifik menyerang sel CD4 atau T-helper, yang merupakan komponen penting dalam melawan infeksi.

Berikut adalah rincian penyebab utama AIDS:

1.HIV sebagai Penyebab Utama

HIV adalah virus yang menjadi penyebab langsung dari AIDS. Setelah seseorang terinfeksi HIV, virus ini berkembang biak dalam tubuh, melemahkan sistem kekebalan secara perlahan. 

Jika tidak ditangani, HIV dapat menyebabkan AIDS dalam waktu beberapa tahun. Namun, durasi dapat berbeda-beda, tergantung pada faktor seperti usia, gaya hidup, dan akses ke pengobatan.

2.Cara Penularan HIV

HIV hanya dapat ditularkan melalui cairan tubuh tertentu dari seseorang yang sudah terinfeksi. Cairan tubuh tersebut meliputi:

  • Darah: Melalui transfusi darah yang tidak disaring atau penggunaan jarum suntik bersama.

  • Cairan Seksual: Penularan melalui hubungan seksual tanpa pelindung (kondom) dengan orang yang terinfeksi.

  • ASI: Ibu yang terinfeksi HIV dapat menularkan virus ini ke bayinya melalui menyusui.

  • Cairan Vagina dan Sperma: Melalui kontak seksual langsung tanpa kondom.

HIV tidak dapat menular melalui kontak sehari-hari seperti berpelukan, berjabat tangan, menggunakan toilet bersama, atau berbagi peralatan makan.

Perkembangan HIV Menjadi AIDS

HIV tidak secara otomatis menyebabkan AIDS. Dengan pengobatan antiretroviral (ARV) yang tepat, infeksi HIV dapat dikelola selama bertahun-tahun tanpa berkembang menjadi AIDS. 

AIDS terjadi hanya ketika HIV tidak berhasil diobati dan sistem imun melemah hingga tidak dapat melawan infeksi, biasanya ketika jumlah sel CD4 turun di bawah 200 sel/mm³.

Penting untuk memahami bahwa HIV/AIDS tidak disebabkan oleh kontak biasa atau mitos yang beredar, seperti gigitan serangga, berbagi makanan, atau menyentuh penderita.

Perbedaan AIDS dan HIV

Meskipun HIV dan AIDS sering disebut bersama, keduanya adalah kondisi yang berbeda. HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV yang tidak terkontrol. 

Berikut penjelasan rinci tentang perbedaan keduanya berdasarkan sumber terpercaya

1.Definisi

  • HIV
    HIV adalah virus yang menyerang dan melemahkan sistem kekebalan tubuh manusia dengan menghancurkan sel CD4 (sel T-helper). 

  • AIDS
    AIDS adalah sindrom atau kumpulan gejala dan penyakit yang terjadi pada tahap lanjut dari infeksi HIV. AIDS bukan penyakit yang langsung disebabkan oleh virus HIV itu sendiri, melainkan akibat dari kerusakan sistem kekebalan tubuh. 

2.Penyebab

  • HIV
    Disebabkan oleh penularan virus melalui darah, cairan seksual, atau ASI dari seseorang yang terinfeksi HIV.

  • AIDS
    AIDS disebabkan oleh infeksi HIV yang tidak diobati, yang menyebabkan kerusakan besar pada sistem kekebalan tubuh. AIDS tidak menular, tetapi HIV yang menjadi penyebabnya bisa menular.

3.Dampak pada Tubuh

  1. HIV
    Virus HIV merusak sistem kekebalan secara bertahap, tetapi pada tahap awal banyak penderita yang tetap sehat. Jika HIV dikelola dengan terapi antiretroviral (ARV), seseorang dapat tetap hidup sehat dan mencegah perkembangan menjadi AIDS.

  2. AIDS
    Pada tahap ini, tubuh kehilangan kemampuannya untuk melawan infeksi. Penderita AIDS sering mengalami infeksi berat atau kanker yang jarang terjadi pada orang sehat. Tanpa pengobatan, AIDS dapat berujung pada kematian.

Perbedaan utama antara HIV dan AIDS adalah HIV merupakan virus penyebab, sedangkan AIDS adalah hasil dari infeksi HIV yang tidak diobati. 

Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, seseorang yang terinfeksi HIV dapat hidup sehat tanpa pernah mencapai tahap AIDS.

Apakah AIDS Bisa Disembuhkan?

Saat ini, AIDS tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, tetapi pengobatan untuk mengelola kondisi ini telah mengalami kemajuan yang signifikan. 

Walaupun belum ada obat yang dapat sepenuhnya menghilangkan HIV dari tubuh, terapi modern memungkinkan orang dengan HIV/AIDS untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan mengurangi risiko penularan.

Mengapa AIDS Tidak Bisa Disembuhkan?

  • HIV Bersembunyi di "Reservoir" Virus:

HIV memiliki kemampuan unik untuk "bersembunyi" di dalam sel tubuh tertentu, yang disebut reservoir laten

Dalam kondisi ini, virus tidak aktif tetapi tetap ada dalam tubuh dan tidak dapat diakses oleh sistem kekebalan atau obat-obatan.

  • Mutasi Virus HIV:

HIV adalah virus yang sangat cepat bermutasi. Perubahan genetik ini membuat pengembangan obat atau vaksin yang benar-benar efektif menjadi sangat sulit.

Cara Cek AIDS

AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV. Deteksi AIDS dilakukan melalui kombinasi pemeriksaan klinis, tes laboratorium, dan penilaian gejala khas AIDS. 

Tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan sistem kekebalan tubuh dan adanya penyakit terkait. Berikut langkah dan metode untuk mendeteksi AIDS:

1.Penghitungan Sel CD4

Sel CD4 (atau sel T-helper) adalah jenis sel darah putih yang memainkan peran penting dalam sistem kekebalan tubuh.

  • Tujuan: Mendiagnosis tingkat kerusakan sistem imun.

  • Cara Kerja:
    Tes ini mengukur jumlah sel CD4 per milimeter kubik darah.

    • Orang sehat biasanya memiliki jumlah CD4 antara 500–1.600 sel/mm³.

    • Diagnosis AIDS biasanya dibuat jika jumlah CD4 turun di bawah 200 sel/mm³, karena ini menandakan sistem kekebalan yang sangat lemah.

  • Interpretasi: Rendahnya jumlah CD4 meningkatkan risiko infeksi oportunistik, yang merupakan salah satu kriteria diagnosis AIDS.

2.Viral Load Test (Tes Beban Virus)

Tes ini mengukur jumlah virus HIV yang aktif dalam darah.

  • Tujuan: Menentukan tingkat aktivitas HIV dan risiko perkembangan ke AIDS.

  • Cara Kerja:
    Viral load diukur dalam jumlah kopi virus per mililiter darah.

    • Pada pasien dengan AIDS, viral load biasanya sangat tinggi, yang menunjukkan aktivitas virus yang tidak terkontrol.

    • Tes ini juga membantu memantau efektivitas terapi antiretroviral (ARV).

3.Deteksi Infeksi Oportunistik

Infeksi oportunistik adalah infeksi yang muncul karena sistem imun yang sangat lemah, khas pada pasien dengan AIDS. Diagnosis AIDS sering melibatkan identifikasi infeksi atau kanker tertentu. Beberapa infeksi oportunistik umum meliputi:

  • Pneumonia Pneumocystis jirovecii: Infeksi paru-paru yang sering terjadi pada AIDS.

  • Toksoplasmosis otak: Infeksi parasit yang menyerang otak.

  • Tuberkulosis (TB): TB sering menjadi penyebab kematian pada pasien AIDS di negara berkembang.

  • Sarkoma Kaposi: Jenis kanker yang sering menyerang kulit, mulut, atau organ dalam pada pasien AIDS.
    Tes laboratorium dan pencitraan seperti rontgen dada, CT-scan, atau biopsi digunakan untuk mendeteksi infeksi atau kanker ini.

4.Tes Penanda Klinis

Selain pemeriksaan laboratorium, diagnosis AIDS juga melibatkan evaluasi gejala fisik atau klinis, seperti:

  • Penurunan berat badan yang signifikan (>10% berat badan).

  • Demam berkepanjangan tanpa sebab yang jelas.

  • Diare kronis (berlangsung lebih dari sebulan).

  • Sariawan parah yang tidak sembuh-sembuh.

Gejala-gejala ini sering dikaitkan dengan infeksi oportunistik yang menandai tahap AIDS.

Deteksi AIDS memerlukan kombinasi tes jumlah CD4, viral load, dan identifikasi infeksi oportunistik atau kanker terkait. Diagnosis dini dan pengobatan tepat dengan terapi antiretroviral (ARV) dapat memperpanjang usia pasien dan meningkatkan kualitas hidup, bahkan pada tahap AIDS. Jika Anda memiliki gejala atau risiko yang relevan, segera lakukan tes di fasilitas kesehatan terdekat.

Berapa Biaya Tes Diagnosis AIDS?

Secara umum, harga tes untuk mendeteksi HIV dan tahap lanjutnya (AIDS) di Indonesia berkisar antara Rp 100.000 hingga lebih dari Rp 5.000.000, tergantung jenis tes dan lokasi penyedia layanan. 

Untuk Tes Penghitungan Sel CD4 harga berkisar antara Rp 400.000 hingga Rp 1.000.000. Tes Viral Load atau tes beban virus dapat dikenakan biaya sekitar Rp 1.500.000 hingga Rp 4.000.000

Untuk Deteksi Infeksi Oportunistik harga bisa bervariasi antara Rp 500.000 hingga Rp 2.000.000, tergantung pada jenis infeksi dan pemeriksaan yang dibutuhkan. 

Sementara, Tes Penanda Klinis, yang dilakukan untuk mengevaluasi gejala klinis khas AIDS, berkisar antara Rp 200.000 hingga Rp 1.500.000, tergantung pada tes yang dilakukan dan fasilitas medis yang tersedia. 

Selain itu, bisa juga melakukan tes pengecekan infeksi virus HIV untuk mengetahui faktor risiko penyakit AIDS. Laboratorium klinik Bumame menyediakan tes HIV dengan pemeriksaan Anti HIV untuk mengecek status kekebalan tubuh terhadap infeksi HIV, dikenakan biaya sebesar Rp555.000.

Jika berniat melakukan tes, sebaiknya periksa dengan rumah sakit atau klinik terdekat mengenai harga spesifik dan jenis tes yang mereka tawarkan.

Bagaimana Langkah Perawatan Penyakit AIDS?

Perawatan untuk penyakit AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) lebih difokuskan pada pengelolaan gejala, pencegahan infeksi, dan pemeliharaan kualitas hidup pasien, karena sampai saat ini belum ada obat yang dapat menyembuhkan AIDS sepenuhnya. 

Berikut adalah langkah-langkah utama dalam perawatan penyakit AIDS:

1.Terapi Antiretroviral (ARV)

Terdiri dari kombinasi obat untuk menekan replikasi virus HIV dalam tubuh. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan HIV, tetapi dapat menurunkan viral load (beban virus) menjadi sangat rendah, sehingga memperlambat perkembangan HIV menjadi AIDS. 

Penggunaan ARV yang tepat dan konsisten dapat meningkatkan harapan hidup pasien dan mengurangi risiko penularan HIV ke orang lain.

2.Pengelolaan Infeksi Oportunistik

Pengobatan infeksi ini sangat penting.

Contoh Infeksi Oportunistik: Pneumonia, Tuberkulosis, Toksoplasmosis, dan sarkoma Kaposi.

Pengobatan untuk infeksi ini dapat melibatkan antibiotik, antijamur, atau obat antiviral tergantung pada jenis infeksi yang terdeteksi. 

Pencegahan infeksi oportunistik juga sangat penting, dengan pemberian obat pencegahan (seperti antibiotik profilaksis) untuk mencegah infeksi yang lebih serius.

3.Pengobatan Simptomatik dan Dukungan

Pengelolaan gejala AIDS sangat penting untuk memastikan kenyamanan pasien. Ini melibatkan pengobatan untuk gejala-gejala seperti demam, diare, penurunan berat badan, dan masalah pencernaan lainnya.

  • Obat Penghilang Nyeri dan Pereda Gejala: Penggunaan obat pereda nyeri, anti-nausea, atau anti-diarrheal untuk mengatasi gejala-gejala tersebut.

  • Nutrisi yang Tepat: Pasien dengan AIDS sering mengalami masalah gizi, oleh karena itu, perawatan gizi yang tepat sangat penting. Suplemen dan diet khusus bisa membantu dalam mengatasi penurunan berat badan dan kekurangan gizi.

  • 4.Pemantauan Kesehatan Rutin

Pemantauan rutin melalui tes darah untuk mengukur viral load dan jumlah sel CD4 sangat penting. Ini membantu menentukan efektivitas pengobatan ARV dan sejauh mana sistem kekebalan tubuh pasien telah pulih. 

Jika jumlah CD4 tetap rendah atau viral load tinggi, dokter dapat menyesuaikan regimen pengobatan untuk memastikan hasil yang optimal.

5.Dukungan Psikososial dan Kesehatan Mental

Pasien AIDS sering menghadapi tantangan psikososial yang berat, termasuk stigma, depresi, dan kecemasan. 

Oleh karena itu, dukungan psikososial, seperti konseling atau terapi, sangat penting dalam perawatan mereka. Program dukungan kelompok dan terapi kognitif perilaku dapat membantu pasien mengelola stres emosional dan psikologis mereka.

6.Pencegahan Penularan HIV

Pasien AIDS juga diberi pendidikan tentang cara mengurangi risiko penularan HIV ke orang lain. 

Penggunaan kondom, praktik hubungan seks yang aman, dan penghindaran berbagi jarum suntik adalah langkah-langkah yang harus diambil untuk mengurangi penyebaran HIV lebih lanjut.

Lakukan Langkah Pencegahan AIDS!

Pencegahan penyakit AIDS lebih berfokus pada pencegahan infeksi HIV, karena AIDS adalah tahap akhir dari infeksi HIV yang tidak dapat disembuhkan. 

Berikut adalah langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penularan HIV:

  1. Penggunaan Kondom: Penggunaan kondom secara konsisten dan benar saat berhubungan seks.

  2. Praktek Seks Aman: Mengurangi jumlah pasangan seks dan memilih pasangan yang diketahui status HIV-nya.

  3. Penggunaan Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP): PrEP adalah obat yang diambil oleh orang yang berisiko tinggi untuk mengurangi kemungkinan tertular HIV.

  4. Penggunaan Jarum Suntik yang Aman: Menghindari berbagi jarum suntik mencegah penularan HIV melalui darah yang terkontaminasi.

  5. Tes HIV Rutin: Tes HIV secara rutin membantu mendeteksi infeksi dini dan memberikan kesempatan untuk pengobatan antiretroviral yang efektif.

  6. Pengobatan HIV Dini dan Pengobatan ARV: Pengobatan ARV yang tepat dapat menurunkan viral load ke tingkat tidak terdeteksi, mengurangi penularan dan mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS.

  7. Menghindari Kontak dengan Darah yang Terinfeksi: Menghindari kontak langsung dengan darah yang terkontaminasi.

  8. Edukasi dan Penyuluhan: Pendidikan tentang HIV dan pencegahannya membantu meningkatkan kesadaran dan mengurangi stigma terhadap pengidap HIV.

AIDS merupakan penyakit serius yang tidak boleh disepelekan. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk menghindari perkembangan HIV menjadi AIDS. 

Mari kita tingkatkan kesadaran tentang pentingnya tes HIV sebagai langkah pencegahan AIDS. Penting juga untuk mendukung upaya pencegahan untuk melawan stigma. Setiap langkah kecil yang kita ambil dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan banyak orang. 

Jangan ragu untuk melakukan tes, menggali berbagi informasi, dan menjaga kesehatan diri serta orang lain. Bersama, kita bisa mengendalikan AIDS dan meningkatkan kualitas hidup bagi mereka yang hidup dengan HIV.

Sumber

Harvard Global Health Institute. Global Health Education Repository. Available from: https://repository.gheli.harvard.edu/repository/12559/. Accessed 14 Dec 2024.

Columbia University Mailman School of Public Health. Epidemic, Endemic, Pandemic: What Are the Differences? Available from: https://www.publichealth.columbia.edu/news/epidemic-endemic-pandemic-what-are-differences. Accessed 14 Dec 2024.

Harvard Global Health Institute. Global Health Education Repository. Available from: https://repository.gheli.harvard.edu/repository/12120/. Accessed 14 Dec 2024.

University of Washington. HIV Information. Available from: https://www.hiv.uw.edu/. Accessed 14 Dec 2024.

UNAIDS. Fact sheet - Latest global statistics on the status of the AIDS epidemic. Available from: https://www.unaids.org/en/resources/fact-sheet. Accessed 14 Dec 2024.

World Health Organization. HIV/AIDS. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hiv-aids. Accessed 14 Dec 2024.