Kanker mulut sering disangka sariawan biasa. Kenali perbedaannya, gejala awal, cara pencegahan, dan pilihan pengobatannya sejak dini.
Kesehatan mulut sering kali diabaikan hingga muncul masalah serius. Bahkan kondisi sederhana seperti sariawan yang tak kunjung sembuh pun dapat menjadi tanda awal dari kanker mulut.
Kanker mulut, yang meliputi berbagai area di rongga mulut seperti lidah, gusi, dan langit-langit, merupakan salah satu jenis kanker yang sering kali terdeteksi terlambat.
Dengan informasi yang tepat, kita dapat mengambil langkah bijak untuk menjaga kesehatan mulut dan mencegah komplikasi serius.
Apa Itu Kanker Mulut?
Freepik / Ilustrasi Kanker Mulut
Kanker mulut, atau kanker oral, adalah jenis kanker yang berkembang pada jaringan di dalam mulut atau orofaring.
Kanker ini dapat muncul di berbagai area, termasuk bibir, lidah, gusi, pipi bagian dalam, langit-langit mulut, dasar mulut, dan area di belakang gigi bungsu.
Kanker mulut termasuk dalam kategori kanker kepala dan leher, yang mencakup berbagai jenis kanker yang terjadi di area tersebut.
Data dari World Health Organization (WHO), ada hampir 10 juta kematian akibat kanker mulut pada tahun 2020. Di Indonesia, kanker mulut termasuk dalam lima besar jenis kanker yang paling umum, dengan jumlah kasus baru mencapai 408.661 pada tahun 2020.
Apa Perbedaan Kanker Mulut dan Sariawan?
Kanker mulut dan sariawan sering kali membingungkan karena keduanya dapat menimbulkan luka di dalam mulut.
Namun, keduanya sangat berbeda dalam banyak hal. Berikut adalah penjelasan tentang perbedaan kanker mulut dan sariawan.
Definisi
Sariawan (Stomatitis Aftosa): Sariawan adalah luka kecil yang bersifat sementara dan non-kanker di dalam mulut.
Kanker Mulut: Kanker mulut adalah kondisi serius di mana sel-sel di dalam jaringan mulut tumbuh secara tidak terkendali dan menjadi ganas.
Penyebab
Sariawan (Stomatitis Aftosa): Akibat iritasi ringan, seperti tergigitnya bagian dalam pipi, reaksi alergi terhadap makanan, stres, kekurangan vitamin (seperti B12, zat besi, atau asam folat), atau gangguan autoimun.
Kanker Mulut: Paparan tembakau, konsumsi alkohol berlebihan, infeksi HPV (Human Papillomavirus), kebersihan mulut yang buruk, serta faktor genetik.
Tingkat Keparahan
Sariawan: Ringan dan tidak mengancam nyawa.
Kanker Mulut: Penyakit serius yang dapat mengancam nyawa.
Dampak
Sariawan: Meskipun dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, sariawan biasanya tidak memerlukan intervensi medis kecuali jika sering kambuh atau sangat parah.
Kanker Mulut: Jika kanker sudah menyebar ke jaringan sekitar, kelenjar getah bening, atau organ lain, prognosisnya menjadi semakin buruk.
Bagaimana Sariawan Bisa Berkaitan dengan Kanker Mulut?
Dalam beberapa kasus tertentu, kondisi yang tampak seperti sariawan dapat menjadi tanda awal kanker mulut atau prakanker.
Oleh karena itu, penting untuk memahami hubungan antara sariawan dan kanker mulut serta kapan perlu waspada.
Sariawan Kronis atau Berulang: Sariawan terus muncul di lokasi yang sama dan tidak kunjung sembuh meskipun sudah diobati. Kemungkinan adalah tanda awal kondisi prakanker, leukoplakia (bercak putih) atau eritroplakia (bercak merah), yang dapat berkembang menjadi kanker mulut.
Iritasi Berkepanjangan: Luka di mulut yang disebabkan oleh trauma kronis dan menyebabkan peradangan terus-menerus. Dalam jangka panjang, dapat memicu perubahan sel yang berisiko menjadi kanker.
Kondisi Prakanker: Beberapa kondisi seperti lichen planus oral atau submucous fibrosis (penebalan jaringan mukosa akibat konsumsi sirih atau tembakau) sering kali dimulai dengan luka mirip sariawan. Jika tidak ditangani, kondisi ini berpotensi berkembang menjadi kanker mulut.
Luka yang tampak seperti sariawan, tetapi tidak sembuh dalam waktu dua minggu perlu diwaspadai.
Apa Penyebab Kanker Mulut?
Memahami penyebab kanker mulut sangat penting untuk pencegahan dan deteksi dini.
Faktor risiko ini telah diidentifikasi sebagai kontributor utama dalam perkembangan kanker mulut:
Penggunaan Tembakau
Penggunaan tembakau dalam bentuk apapun. Kandungan karsinogen dalam tembakau dapat merusak DNA sel-sel mulut, memicu mutasi yang mengarah pada kanker.
Konsumsi Alkohol Berlebihan
Alkohol dapat mengiritasi sel-sel mulut dan meningkatkan permeabilitas mukosa mulut terhadap karsinogen. Risiko meningkat signifikan jika mengonsumsi alkohol dan menggunakan tembakau bersamaan.
Infeksi Human Papillomavirus (HPV)
Infeksi HPV, terutama subtipe 16. HPV menyebabkan perubahan genetik pada sel-sel mulut, yang dapat berkembang menjadi kanker.
Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Paparan sinar matahari yang berlebihan, terutama tanpa perlindungan, dapat meningkatkan risiko kanker bibir.
Diet dan Nutrisi
Diet rendah buah dan sayuran dapat meningkatkan risiko kanker mulut. Buah dan sayuran mengandung antioksidan dan vitamin yang membantu melindungi sel-sel dari kerusakan.
Kebersihan Mulut yang Buruk
Iritasi kronis akibat kebersihan mulut yang buruk dapat menyebabkan peradangan yang berkelanjutan, menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kanker.
Faktor Genetik dan Riwayat Keluarga
Faktor genetik tertentu dapat membuat seseorang lebih rentan terhadap perkembangan kanker mulut.
Sistem Imun yang Lemah
Sistem imun yang lemah kurang efektif dalam mendeteksi dan menghancurkan sel-sel kanker pada tahap awal.
Usia dan Jenis Kelamin
Sebagian besar kasus didiagnosis pada individu di atas 50 tahun. Pria juga memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan wanita, kemungkinan karena lebih sering menggunakan tembakau dan alkohol.
Apa Gejala Kanker Mulut?
Deteksi dini kanker mulut sangat penting untuk meningkatkan efektivitas pengobatan dan prognosis pasien.
Oleh karena itu, penting untuk memahami gejala-gejala yang terkait dengan kondisi ini.
Luka atau sariawan yang tidak sembuh, luka atau sariawan di mulut yang tidak sembuh dalam waktu dua minggu.
Bercak putih atau merah di mulut, munculnya bercak putih (leukoplakia) atau merah (eritroplakia) pada lapisan mulut atau lidah. Bercak datar atau sedikit terangkat dan tidak hilang dengan sendirinya.
Benjolan atau penebalan di area mulut atau leher, benjolan, massa, atau penebalan jaringan yang tidak hilang. Terasa keras dan tidak nyeri pada awalnya.
Kesulitan atau nyeri saat menelan (disfagia), ini bisa disebabkan oleh pertumbuhan tumor yang menghalangi atau mengiritasi saluran pencernaan bagian atas.
Perubahan suara atau suara serak, terjadi tanpa alasan yang jelas, kemungkinan karena kanker sudah memengaruhi area laring atau pita suara.
Mati rasa atau nyeri di area mulut atau lidah, terjadi tanpa sebab yang jelas kemungkinan menjadi tanda kerusakan saraf akibat tumor.
Perubahan pada gigi atau gigi goyang, gigi yang tiba-tiba menjadi goyang tanpa alasan yang jelas atau perubahan dalam cara gigi atas dan bawah bertemu saat menggigit.
Penurunan berat badan, penurunan berat badan yang signifikan tanpa adanya perubahan dalam pola makan atau aktivitas fisik.
Bau mulut yang persisten, bau mulut yang tidak hilang meskipun menjaga kebersihan mulut dapat disebabkan oleh infeksi atau nekrosis jaringan akibat tumor.
Waspadai Tingkatan Keparahan Kanker Mulut!
Stadium kanker mulut dikategorikan dari I hingga IV:
Stadium 0 (Karsinoma in situ): Sel abnormal ditemukan di lapisan terluar jaringan mulut dan belum menyebar ke jaringan di sekitarnya.
Stadium I: Tumor berukuran ≤2 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening terdekat.
Stadium II: Tumor berukuran 2–4 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.
Stadium III: Tumor >4 cm atau telah menyebar ke satu kelenjar getah bening di sisi yang sama dari leher, dengan ukuran ≤3 cm.
Stadium IV: Tumor dapat berukuran berapa pun dan telah menyebar ke jaringan terdekat, kelenjar getah bening, atau organ lain.
Menentukan stadium kanker mulut sangat penting dilakukan untuk:
Perencanaan Pengobatan: Memilih pendekatan terapi yang paling efektif, seperti pembedahan, radioterapi, kemoterapi, atau kombinasi.
Prognosis: Memperkirakan kemungkinan kesembuhan dan kelangsungan hidup pasien.
Evaluasi Hasil Pengobatan: Memantau respons terhadap terapi dan menyesuaikan strategi jika diperlukan.
Ini Jenis Tes Diagnosis Kanker Mulut!
Diagnosis kanker mulut melibatkan serangkaian tes dan pemeriksaan untuk memastikan ada tidaknya kanker dan untuk menentukan sejauh mana kanker telah berkembang.
Tes-tes ini membantu dokter membuat diagnosis yang akurat dan merencanakan pengobatan yang paling efektif.
Berikut adalah beberapa jenis tes yang umum dilakukan untuk mendiagnosis kanker mulut:
Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Mulut
Tujuan: Langkah pertama dalam mendiagnosis kanker mulut untuk menilai adanya gejala fisik yang mencurigakan seperti benjolan atau perubahan pada jaringan mulut.
Prosedur: Dokter akan menggunakan alat khusus untuk memeriksa mulut secara menyeluruh dan mungkin juga melakukan palpasi pada leher untuk memeriksa pembengkakan kelenjar getah bening.
Biopsi
Tujuan: Melibatkan pengambilan sampel jaringan dari area yang mencurigakan untuk melihat apakah ada kanker dengan memeriksa jaringannya di bawah mikroskop.
Prosedur:
Biopsi jarum: Menggunakan jarum halus untuk mengambil sampel jaringan.
Biopsi eksisi: Mengangkat seluruh luka atau benjolan yang mencurigakan.
Biopsi insisi: Hanya sebagian kecil dari benjolan yang diambil untuk diperiksa.
Tes Pencitraan (X-ray, CT-Scan, MRI)
X-ray: Digunakan untuk melihat apakah kanker telah menyebar ke tulang rahang.
Tomografi Komputer Terkomputasi (CT-Scan): Memberikan gambar potongan tubuh yang lebih detail, membantu dokter melihat ukuran tumor dan penyebarannya.
Magnetic Resonance Imaging (MRI): Digunakan untuk mendapatkan gambaran rinci yang membantu dokter melihat apakah kanker mempengaruhi lidah atau tenggorokan.
Prosedur: Pasien akan berbaring di dalam mesin CT-Scan atau MRI untuk mendapatkan gambar tubuh dari berbagai sudut. Sementara untuk pemeriksaan dengan X-ray, pasien berdiri atau duduk di depan mesin dan akan diminta untuk mengubah posisi tubuh untuk mendapatkan gambar yang jelas.
Tes pH Esofagus 24 Jam
Tujuan: Mendeteksi adanya refluks asam yang dapat menyebabkan iritasi berulang pada lapisan mulut dan tenggorokan yang dapat meningkatkan risiko kanker mulut.
Prosedur: Sebuah alat kecil dimasukkan ke dalam esofagus untuk mengukur tingkat keasaman selama periode 24 jam.
Manometri Esofagus
Tujuan: Menilai fungsi esofagus dan mengidentifikasi adanya gangguan yang berhubungan dengan kanker mulut.
Prosedur: Pasien diminta menelan cairan atau makanan tertentu, sementara sensor akan mengukur kekuatan dan koordinasi otot-otot esofagus.
Tes HPV (Human Papillomavirus)
Tujuan: Mengidentifikasi apakah infeksi HPV berperan dalam perkembangan kanker mulut.
Prosedur: Tes ini dilakukan melalui swab tenggorokan atau tes darah untuk mendeteksi adanya strain HPV tertentu.
Positron Emission Tomography (PET Scan)
Tujuan: Menilai penyebaran kanker ke bagian tubuh lain, terutama ke kelenjar getah bening dan organ dalam.
Prosedur: Pasien diberikan zat radioaktif yang membantu mendeteksi aktivitas sel kanker di seluruh tubuh.
Bagaimana Mengobati Kanker Mulut?
Pilihan pengobatan untuk kanker mulut tergantung pada stadium dan lokasi kanker, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Metode pengobatan yang umum meliputi:
Pilihan pengobatan tergantung pada stadium dan lokasi kanker:
Operasi: Mengangkat tumor dan jaringan sekitarnya.
Radioterapi: Menggunakan sinar radiasi untuk membunuh sel kanker.
Kemoterapi: Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker.
Terapi Target: Menggunakan obat yang menargetkan sel kanker secara spesifik.
Berapa Biaya Tes Kanker Mulut?
Biaya untuk pemeriksaan kanker mulut bervariasi tergantung pada jenis tes yang dilakukan dan fasilitas kesehatan yang dipilih.
Laboratorium klinik Bumame menyediakan pemeriksaan untuk deteksi kanker mulut seperti tes HPV DNA urine dengan biaya Rp500.000 dan tes HPV DNA swab dengan biaya Rp1.200.000.
Biaya ini dapat bervariasi tergantung pada lokasi dan rumah sakit yang dipilih.
Sebelum memutuskan untuk melakukan tes diagnostik, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis terkait untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi pasien.
Kanker mulut adalah penyakit yang dapat dicegah dengan mewaspadai faktor-faktor risiko dan melakukan deteksi dini.
Jika merasa memiliki faktor risiko atau merasakan gejala yang mencurigakan, segera lakukan pemeriksaan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Dengan tindakan pencegahan yang tepat dan kesadaran akan risiko, kita bisa menurunkan angka penderita kanker mulut dan meningkatkan kualitas hidup.
Sumber:
National Cancer Institute. Lip and Mouth Cancer Treatment (Adult) [Internet]. Bethesda: National Cancer Institute; [cited 2024 Nov 22]. Available from: https://www.cancer.gov/types/head-and-neck/patient/adult/lip-mouth-treatment-pdq?utm_source=chatgpt.com
World Health Organization. Cancer [Internet]. Geneva: World Health Organization; [cited 2024 Nov 22]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/cancer
World Health Organization. Oral Health IDN 2022 - Country Profile [Internet]. Geneva: World Health Organization; [cited 2024 Nov 22]. Available from: https://www.who.int/publications/m/item/oral-health-idn-2022-country-profile
International Agency for Research on Cancer. Global Cancer Observatory - Indonesia Fact Sheet [Internet]. Lyon: International Agency for Research on Cancer; [cited 2024 Nov 22]. Available from: https://gco.iarc.who.int/media/globocan/factsheets/populations/360-indonesia-fact-sheet.pdf
Warnakulasuriya, S. Causes of oral cancer – an appraisal of controversies. Br Dent J. 2009;207(10):471-475. doi: 10.1038/sj.bdj.2009.1009.
Hashibe, M., et al. Interaction between tobacco and alcohol use and the risk of head and neck cancer: pooled analysis in the International Head and Neck Cancer Epidemiology Consortium. Cancer Epidemiol Biomarkers Prev. 2007;16(11):2428-2435. doi: 10.1158/1055-9965.EPI-07-0327.