Pelajari fakta penting tentang kanker anus, mulai dari penyebab, gejala, hingga pencegahannya. Ketahui cara deteksi dini untuk perawatan lebih efektif.
Kanker anus adalah jenis kanker yang menyerang bagian saluran pencernaan paling bawah, yaitu anus. Meskipun tergolong langka dan hanya menyumbang sekitar 2,8% dari kanker sistem pencernaan, insidensi kanker anus terus meningkat dalam beberapa dekade terakhir. Di Amerika Serikat saja, pada tahun 2023 diperkirakan ada 9.760 kasus baru dengan 1.870 kematian akibat penyakit ini
Meskipun kanker anus relatif jarang, penting bagi kita untuk memahami penyebab, gejala, cara pemeriksaan, pengobatan, serta langkah pencegahan untuk mengurangi risiko terjadinya kanker ini.
Apa itu Kanker Anus
Kanker anus adalah kondisi ketika sel-sel abnormal (Perubahan sel tidak sesuai dengan area yang ditempati) yang tumbuh di bagian anus atau saluran rektum berkembang menjadi kanker. Area anus berfungsi sebagai jalan keluar bagi tinja yang sudah diproses oleh tubuh. Kanker ini dapat berkembang di kulit sekitar anus atau di bagian dalam saluran anus, yang dikenal sebagai rektum. Jenis kanker ini sering dikaitkan dengan infeksi Human Papillomavirus (HPV), yang juga menjadi penyebab utama kanker serviks. Ada dua jenis utama kanker anus, yaitu kanker sel skuamosa dan adenokarsinoma anus.
Meskipun kanker anus relatif jarang dibandingkan dengan kanker lainnya seperti kanker payudara atau kanker paru-paru, jumlah kasus kanker anus cenderung meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi ini bisa terjadi pada siapa saja, meskipun ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang mengalaminya.
Penyebab dan Faktor Resiko Kanker Anus
Penyebab utama kanker anus masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi faktor genetik dan lingkungan dapat berperan. Salah satu penyebab yang paling umum adalah infeksi HPV, terutama jenis HPV risiko tinggi seperti HPV-16 dan HPV-18. Sekitar 84% dari kasus kanker anus disebabkan oleh HPV, menjadikannya penyebab utama penyakit ini. Virus ini dapat menyebabkan perubahan sel di anus sehingga berpotensi menjadi kanker.
Faktor lain yang dapat memicu kanker anus meliputi:
Infeksi Human Papillomavirus (HPV)
Human Papillomavirus (HPV) adalah salah satu penyebab utama kanker anus, terutama tipe HPV 16 dan 18. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel di area anus yang jika tidak diobati dapat berkembang menjadi kanker. Sebagian besar infeksi HPV tidak menyebabkan kanker, tetapi beberapa tipe virus HPV yang berisiko tinggi dapat memengaruhi sel-sel di anus dan rektum, menyebabkan mereka berkembang menjadi kanker.
Sistem Kekebalan Tubuh yang Lemah
Penderita HIV/AIDS atau orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (misalnya, setelah transplantasi organ atau pengobatan imunodepresan) lebih rentan terhadap infeksi HPV. Sistem kekebalan tubuh yang lemah membuat tubuh kurang mampu melawan infeksi, termasuk infeksi HPV yang dapat berkembang menjadi kanker anus.
Memiliki gangguan autoimun seperti penyakit Chron disease atau Psoriasis dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker anus
Penyakit Menular Seksual (PMS)
Selain HPV, infeksi menular seksual lainnya, seperti gonore atau klamidia, dapat meningkatkan risiko kanker anus. Gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh infeksi ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker anus.
Merokok
Merokok adalah faktor risiko utama untuk banyak jenis kanker, termasuk kanker anus. Bahan kimia dalam rokok dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk sel-sel di sekitar anus, yang meningkatkan risiko terjadinya kanker.
Riwayat Kanker atau Pra-Kanker
Misalnya, individu dengan riwayat kanker serviks atau vulva memiliki kemungkinan lebih besar terkena kanker anus.
Kegiatan Seksual yang Menyimpang
Pada individu yang melakukan hubungan seksual melalui anus secara berulang, atau berganti pasangan. Dapat meningkatkan resiko terjadinya kanker anus
Pembagian Kanker Anus
Kanker anus dapat dibagi menjadi dua jenis utama, yang tergantung pada jenis sel yang terlibat:
Kanker Sel Skuamosa
Kanker sel skuamosa adalah jenis kanker anus yang paling umum. Kanker ini berkembang pada sel-sel yang membentuk lapisan luar kulit anus. Penyebab utama kanker jenis ini adalah infeksi HPV, terutama tipe 16 dan 18.
Sumber : Bolognia, J. L., Schaffer, J. V., & Cerroni, L. (2022). Dermatology (4th ed.).
Gambar menunjukkan sudah mulai adanya perubahan sel abnormal, yang beresiko menjadi kanker anus’.
Adenokarsinoma Anus
Adenokarsinoma anus lebih jarang terjadi dibandingkan dengan kanker sel skuamosa. Jenis kanker ini berkembang dari sel-sel kelenjar di dalam anus yang berfungsi untuk menghasilkan lendir. Adenokarsinoma anus cenderung lebih sulit didiagnosis karena gejalanya mirip dengan masalah pencernaan lainnya.
Gejala Kanker Anus
Gejala kanker anus sering kali mirip dengan kondisi lain, seperti wasir atau infeksi, sehingga penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter jika merasakan gejala-gejala berikut:
Perdarahan atau Pendarahan saat BAB
Salah satu gejala utama kanker anus adalah adanya perdarahan saat buang air besar (BAB). Pendarahan ini bisa berupa bercak darah merah cerah pada tinja atau kertas toilet.
Perubahan Bentuk Tinja
Tumor yang menyebar hingga usus besar bisa menyempitkan salurannya, sehingga ruang untuk feses menjadi lebih kecil. Akibatnya, feses yang melewati area ini akan terhambat dan tertekan, sehingga bentuknya menjadi kecil dan keras, seperti "tahi kambing".
Nyeri atau Ketidaknyamanan
Seseorang yang menderita kanker anus bisa merasakan nyeri atau ketidaknyamanan, terutama saat duduk atau saat BAB.
Perubahan pada Pola BAB
Kanker anus dapat menyebabkan perubahan pada pola BAB, seperti diare yang berlangsung lama atau konstipasi.
Benjolan atau bengkak pada Anus
Tumor atau benjolan kecil di sekitar anus dapat menjadi tanda kanker anus.
Gatal atau Sensasi Terbakar
Gejala lain yang bisa terjadi adalah rasa gatal atau terbakar di sekitar anus, yang sering kali disalahartikan sebagai masalah kulit ringan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala ini, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Pemeriksaan Kanker Anus
Untuk mendiagnosis kanker anus, dokter akan melakukan beberapa langkah pemeriksaan berikut:
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dimulai dengan pemeriksaan langsung pada area anus untuk mencari tanda-tanda benjolan atau perubahan pada kulit. Dokter juga dapat melakukan pemeriksaan digital rektal, di mana jari dimasukkan ke dalam anus untuk merasakan adanya benjolan atau perubahan pada jaringan.
Proktoskopi
Proktoskopi adalah pemeriksaan menggunakan alat yang disebut proktoskop, yang memungkinkan dokter melihat bagian dalam anus dan rektum secara langsung. Alat ini dapat membantu dokter mendeteksi adanya kelainan atau tumor.
Biopsi
Jika dokter menemukan kelainan atau tumor, biopsi dilakukan untuk mengambil sampel jaringan dan menganalisisnya di laboratorium. Biopsi adalah cara terbaik untuk mengetahui apakah sel-sel tersebut bersifat kanker.
Tes Pencitraan
Tes pencitraan seperti Computerized Tomography Scan (CT scan), Magnetic resonance imaging (MRI), atau ultrasonografi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kanker telah menyebar ke jaringan atau organ lain. Pemeriksaan ini penting untuk menentukan stadium kanker.
Pengobatan Kanker Anus
Pengobatan kanker anus tergantung pada jenis dan stadium kanker. Pilihan pengobatan yang umum dilakukan adalah:
Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker. Pada kanker anus, radiasi biasanya digunakan untuk mengobati kanker pada stadium awal atau sebagai pengobatan tambahan setelah pembedahan.
Kemoterapi
Kemoterapi menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi sering digunakan bersamaan dengan radioterapi, terutama pada kanker anus stadium lanjut.
Pembedahan
Jika kanker telah menyebar atau tidak dapat diobati dengan radiasi atau kemoterapi, pembedahan untuk mengangkat tumor atau bagian dari anus mungkin diperlukan. Namun, pembedahan biasanya hanya dilakukan pada kasus-kasus tertentu.
Imunoterapi
Imunoterapi adalah pengobatan yang merangsang sistem kekebalan tubuh untuk melawan kanker. Terapi ini sering digunakan pada kasus kanker anus stadium lanjut yang tidak merespons pengobatan lainnya.
Pencegahan Kanker Anus
Ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko kanker anus:
Vaksinasi HPV
Vaksinasi HPV telah terbukti efektif dalam mencegah infeksi HPV yang berisiko tinggi. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan vaksinasi untuk anak usia 11-12 tahun dan program imunisasi lanjutan hingga usia 26 tahun. Penelitian menunjukkan vaksinasi dapat mencegah hingga 77% kasus prakanker anus
Berhubungan Seks dengan Aman
Menggunakan kondom saat berhubungan seks dapat mengurangi risiko terinfeksi HPV dan penyakit menular seksual lainnya yang dapat meningkatkan risiko kanker anus.
Berhenti Merokok
Merokok adalah faktor risiko utama untuk banyak jenis kanker, termasuk kanker anus. Berhenti merokok dapat membantu mengurangi risiko kanker anus secara signifikan.
Pemantauan Rutin
Bagi individu yang berisiko tinggi terkena kanker anus, seperti mereka yang terinfeksi HIV atau yang memiliki riwayat HPV, pemantauan rutin dan pemeriksaan area anus secara teratur sangat disarankan untuk deteksi dini.
Gaya Hidup Sehat
Makan makanan bergizi, berolahraga, dan menjaga berat badan ideal dapat meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Komplikasi Kanker Anus
Jika tidak diobati, kanker anus dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk:
Penyebaran ke Organ Lain
Kanker anus dapat menyebar ke organ-organ lain, seperti hati, paru-paru, atau tulang, menyebabkan komplikasi yang lebih berat.
Penyumbatan pada Saluran Pencernaan
Tumor yang berkembang di dekat anus atau rektum dapat menyumbat saluran pencernaan, menyebabkan masalah pencernaan seperti konstipasi atau obstruksi.
Masalah pada Kualitas Hidup
Pengobatan kanker anus, terutama pembedahan atau radioterapi, dapat memengaruhi kualitas hidup pasien, seperti menyebabkan masalah pada buang air besar, nyeri kronis, atau perubahan fungsi seksual.
gambaran kanker anus dengan komplikasi penyebaran ke daerah sekitar
Sumber : Bolognia, J. L., Schaffer, J. V., & Cerroni, L. (2022). Dermatology (4th ed.).
Harapan Hidup dan Pemulihan
Tingkat kelangsungan hidup lima tahun untuk kanker anus bervariasi tergantung pada stadium diagnosis. Pasien dengan kanker yang belum menyebar memiliki tingkat kelangsungan hidup hingga 80%, tetapi angka ini menurun jika kanker telah menyebar ke organ lain
Kesimpulan
Kanker anus adalah jenis kanker yang jarang, tetapi semakin penting untuk dipahami karena adanya peningkatan jumlah kasus dalam beberapa tahun terakhir. Faktor-faktor seperti infeksi HPV, merokok, dan sistem kekebalan tubuh yang lemah dapat meningkatkan risiko kanker anus. Dengan vaksinasi HPV, pemeriksaan rutin, serta gaya hidup sehat, kita dapat mengurangi risiko terkena kanker anus. Deteksi dini melalui pemeriksaan dan pengobatan yang tepat sangat penting untuk mengelola kondisi ini dan menghindari komplikasi serius.
Sumber
Benson, A. B., Venook, A. P., Al-Hawary, M. M., Azad, N., Chen, Y.-J., Ciombor, K. K., ... & Stehman, K. (2023). Anal carcinoma, version 2.2023. JNCCN–Journal of the National Comprehensive Cancer Network, 21(6), 653–677. https://doi.org/10.6004/jnccn.2023.0030
Bolognia, J. L., Schaffer, J. V., & Cerroni, L. (2022). Dermatology (4th ed.). Elsevier. (pp. 1383–1399).
Centers for Disease Control and Prevention. (n.d.). HPV-associated cancer statistics. Centers for Disease Control and Prevention. Retrieved November 30, 2024, from https://www.cdc.gov/cancer/hpv/cases.html
National Cancer Institute. (n.d.). Anal cancer prevention (PDQ®)–patient version. National Cancer Institute. Retrieved November 30, 2024, from https://www.cancer.gov/types/anal/patient/anal-prevention-pdq
Rao, S., Guren, M. G., Khan, K., Brown, G., Renehan, A. G., Steigen, S. E., ... & Arnold, D. (2021). Anal cancer: ESMO clinical practice guidelines for diagnosis, treatment, and follow-up. Annals of Oncology, 32(9), 1087-1096. https://doi.org/10.1016/j.annonc.2021.06.015
Young, A. N., Jacob, E., Willauer, P., Smucker, L., Monzon, R., & Oceguera, L. (2020). Anal cancer. Surgical Clinics of North America. https://doi.org/10.1016/j.suc.2020.02.007