Croup pada Anak: Gejala, Pengobatan, dan Kapan Harus Khawatir

Croup pada Anak: Gejala, Pengobatan, dan Kapan Harus Khawatir

17/07/2025Bumame

Croup, atau dalam istilah medis disebut laryngotracheobronchitis, adalah infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi pada anak-anak

Bayangkan si kecil terbangun di tengah malam dengan batuk menggonggong, napasnya berat, dan suaranya serak. Sebagai orang tua, momen ini bisa terasa menegangkan. Apakah ini hanya batuk biasa, atau tanda bahwa ia membutuhkan bantuan medis segera? Batuk croup memang sering menyerang anak-anak, dan meskipun kebanyakan kasus bisa ditangani di rumah, ada kondisi tertentu yang harus diwaspadai. Kenali tanda-tanda bahaya berikut agar Anda tahu kapan harus segera membawa anak ke dokter atau unit gawat darurat.

Apa itu Batuk Croup?

Croup, atau dalam istilah medis disebut laryngotracheobronchitis, adalah infeksi saluran pernapasan yang sering terjadi pada anak-anak, terutama bayi dan balita di bawah usia tiga tahun. Penyebab utama kondisi ini adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan pada kotak suara (larynx) dan batang tenggorokan (trachea). Akibatnya, saluran udara di bawah pita suara menjadi lebih sempit, membuat napas anak terdengar bising dan terasa sulit.

Croup ditandai dengan batuk khas yang menyerupai suara menggonggong. Sebagian besar kasus bersifat ringan, tetapi dalam beberapa situasi, gejalanya dapat memburuk dan menjadi kondisi yang mengancam nyawa. Seiring bertambahnya usia anak, risiko terkena croup berkurang karena saluran napas mereka semakin besar, sehingga pembengkakan tidak lagi terlalu menghambat pernapasan.

Kondisi ini umumnya muncul secara mendadak dan sering terjadi pada malam hari, sehingga membuat anak menjadi lebih gelisah dan orang tua khawatir. Penanganan yang cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius.

Etiologi Batuk Croup

Penyebab utama batuk croup adalah infeksi virus. Virus yang paling umum dikaitkan dengan croup adalah virus parainfluenza, meskipun virus influenza, adenovirus, dan Respiratory Syncytial Virus (RSV) juga dapat menjadi penyebab. Virus-virus ini menginfeksi saluran pernapasan atas, menyebabkan peradangan dan pembengkakan yang menghambat aliran udara.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya croup meliputi:

  • Paparan terhadap polutan udara: Asap rokok atau polusi lingkungan dapat merusak saluran pernapasan dan meningkatkan risiko infeksi.

  • Imunitas yang rendah: Anak-anak yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sempurna cenderung lebih rentan terhadap infeksi saluran pernapasan.

  • Penyakit pernapasan sebelumnya: Riwayat penyakit pernapasan atau alergi juga bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya croup.

Bagaimana Croup Menyebar?

Croup sangat mudah menular melalui udara. Ketika seseorang yang terinfeksi virus atau bakteri penyebab croup batuk atau bersin, mereka melepaskan droplet pernapasan yang mengandung kuman ke udara. Jika anak menghirup droplet ini, mereka bisa tertular dan mengalami croup.

Selain melalui udara, penularan juga bisa terjadi melalui sentuhan. Anak dapat terkena croup jika menyentuh benda yang terkontaminasi kuman penyebab croup seperti mainan, meja, atau gagang pintu lalu menyentuh wajah, terutama hidung, mulut, atau mata.

Karena penyebarannya yang mudah, penting untuk mencegah penularan dengan mencuci tangan secara rutin, menjaga kebersihan lingkungan, dan menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.

Gejala yang Dapat Timbul

Croup paling sering menyerang anak-anak di bawah usia tiga tahun karena saluran pernapasan mereka masih kecil, sehingga lebih rentan terhadap penyempitan akibat peradangan.

Gejala Umum Croup

Sebagian besar kasus croup diawali dengan gejala mirip flu, seperti:

  • Bersin dan hidung berair

  • Demam ringan

  • Batuk menggonggong khas croup

  • Napas berat atau berbunyi

  • Suara serak

Tanda Bahaya: Segera Cari Pertolongan Medis!

Sebagian besar kasus batuk croup bisa ditangani di rumah. Namun, sebagai orang tua, Anda tentu paling mengenal anak Anda. Jika merasa kondisinya semakin serius, jangan ragu untuk segera mencari bantuan medis. Misalnya, jika anak terlihat sangat lemah, tampak lebih lesu dari biasanya, atau tiba-tiba berperilaku tidak seperti dirinya sendiri.

Berikut adalah tanda-tanda darurat yang memerlukan penanganan segera:

  • Kesulitan bernapas

  • Napas sangat cepat atau terlihat berat

  • Tarikan dinding dada ke dalam saat bernapas (retractions)

  • Warna pucat atau kebiruan di sekitar mulut

  • Kesulitan menelan

  • Stridor (suara napas melengking saat menarik napas)

Jika croup berlangsung lebih dari satu minggu, sering kambuh, atau disertai demam tinggi di atas 39,7°C (103,5°F), segera periksakan ke dokter. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk memastikan tidak ada infeksi bakteri atau kondisi serius lainnya.

Selain itu, dehidrasi juga bisa menjadi komplikasi serius yang menyertai croup. Segera bawa anak ke unit gawat darurat jika ia tidak buang air kecil atau urinnya sangat pekat dalam 8–12 jam terakhir.

Tanda-tanda dehidrasi lainnya yang perlu diwaspadai:

  • Mulut kering

  • Mata cekung atau tidak keluar air mata saat menangis

  • Rasa haus yang berlebihan

  • Tampak sangat lelah atau lemas

Jika anak Anda menunjukkan salah satu dari gejala di atas, segera cari pertolongan medis untuk memastikan kondisinya tetap aman. Lebih baik waspada dan bertindak cepat daripada menyesal di kemudian hari.

Pemeriksaan oleh Dokter

Untuk mengetahui seberapa serius kondisi anak, dokter menggunakan Westley Score, yang menilai beberapa aspek berikut:

  • Sianosis (kulit atau bibir kebiruan karena kekurangan oksigen)

  • Tingkat kesadaran

  • Stridor saat bernapas

  • Retraksi dinding dada (tarikan di antara tulang rusuk saat bernapas)

  • Aliran udara yang masuk ke paru-paru

Evaluasi dan Diagnosis Croup

Croup didiagnosis berdasarkan gejala klinis, tanpa memerlukan pemeriksaan tambahan. Namun, penting bagi dokter untuk mengecualikan penyebab lain dari stridor, seperti epiglotitis atau aspirasi benda asing.

Pemeriksaan Fisik

Dokter akan memeriksa anak dalam posisi duduk di pangkuan orang tua untuk menghindari kecemasan berlebih, yang bisa memperburuk penyempitan saluran napas. Beberapa aspek yang diperiksa meliputi:

  • Apakah stridor semakin parah?

  • Bagaimana kerja pernapasan? (tarikan dinding dada, pelebaran lubang hidung, posisi duduk tertentu)

  • Tanda-tanda vital, kesadaran, dan status hidrasi

  • Pemeriksaan paru-paru: jika terdengar mengi, suara crackles, atau aliran udara berkurang, kemungkinan terjadi peradangan yang lebih luas ke saluran napas bawah (laryngotracheobronchitis).

Pemeriksaan Penunjang

Rontgen dada tidak selalu diperlukan, tetapi dapat dilakukan jika diagnosis tidak jelas. Pada anak dengan croup, gambaran khas "steeple sign" (penyempitan saluran napas bawah) bisa terlihat pada foto rontgen.

Klasifikasi Croup

Berdasarkan tingkat keparahannya, croup dikategorikan menjadi:

  • Ringan : Batuk menggonggong tanpa stridor saat istirahat

  • Sedang : Stridor saat istirahat, tetapi masih dapat bernapas tanpa kesulitan besar

  • Berat : Stridor parah, kesulitan bernapas yang signifikan, hingga tanda-tanda kegagalan pernapasan

Penilaian ini membantu dokter menentukan apakah anak bisa dirawat di rumah atau perlu perawatan di rumah sakit.

Pengobatan yang Dapat Diberikan

Penanganan croup bergantung pada tingkat keparahan gejala dan risiko komplikasi. Jika anak memiliki riwayat masalah pernapasan atau lahir prematur, dokter mungkin akan mengambil langkah pengobatan yang lebih hati-hati.

Croup Ringan: Bisa Dirawat di Rumah

Sebagian besar kasus croup bersifat ringan dan dapat ditangani dengan perawatan di rumah. Berikut beberapa langkah yang bisa membantu meredakan gejala:

  • Gunakan humidifier atau pelembap udara dingin untuk membantu melegakan saluran napas yang kering dan teriritasi.

  • Manfaatkan uap air panas ajak anak duduk di kamar mandi dengan pintu tertutup, lalu nyalakan air panas di pancuran untuk menghasilkan uap. (Jangan biarkan anak terlalu dekat dengan air panas)

  • Berikan udara sejuk ajak anak menghirup udara malam yang dingin dengan membuka jendela atau berdiri di dekat pintu terbuka selama beberapa menit.

  • Atasi demam dengan obat penurun panas seperti paracetamol atau ibuprofen sesuai dosis yang dianjurkan.

  • Berikan cairan hangat yang jernih, seperti air hangat atau kaldu, untuk membantu melegakan tenggorokan dan mengencerkan lendir di pita suara.

  • Hindari asap rokok, karena dapat memperburuk batuk dan iritasi saluran napas anak.

  • Posisikan kepala anak sedikit lebih tinggi saat tidur dengan tambahan bantal.

Saat anak mengalami croup, tidur di kamar yang sama bisa membantu orang tua segera merespons jika anak mengalami kesulitan bernapas di malam hari. Jika kondisi anak memburuk, segera cari pertolongan medis tanpa ragu.

Tindakan Medis untuk Croup Sedang hingga Berat

Penanganan di rumah sakit akan disesuaikan dengan kondisi anak, dan mungkin melibatkan:

  • Terapi oksigen atau udara lembap untuk membantu pernapasan.

  • Pemberian cairan infus (IV) jika anak mengalami dehidrasi.

  • Pemantauan tanda-tanda vital, termasuk kadar oksigen, frekuensi napas, dan detak jantung.

Obat-obatan croup:

  • Steroid (glukokortikoid) untuk mengurangi peradangan saluran napas.

  • Nebulisasi epinefrin untuk membantu membuka saluran napas dengan cepat.

Pencegahan yang Dapat Dilakukan

Pencegahan merupakan aspek penting dalam mengurangi risiko timbulnya batuk croup, terutama pada anak-anak. Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan meliputi:

  • Vaksinasi: Meskipun tidak ada vaksin khusus untuk croup, vaksinasi rutin seperti vaksin influenza dan vaksin RSV (jika tersedia) dapat membantu mengurangi risiko infeksi virus pernapasan.

  • Kebersihan tangan: Mencuci tangan dengan sabun secara rutin merupakan salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran virus.

  • Menghindari paparan asap rokok: Lingkungan bebas asap rokok sangat penting untuk kesehatan saluran pernapasan anak.

  • Menjaga kesehatan lingkungan: Mengurangi paparan polutan udara dan menjaga ventilasi yang baik di dalam ruangan dapat membantu mencegah infeksi pernapasan.

  • Pendidikan orang tua: Mengetahui gejala awal croup dan kapan harus mencari bantuan medis adalah kunci untuk penanganan dini dan mengurangi komplikasi.

Kesimpulan

Batuk croup merupakan penyakit pernapasan yang terutama menyerang anak-anak, dengan gejala khas berupa batuk “menggonggong” dan kesulitan bernafas. Penyebab utamanya adalah infeksi virus, terutama virus parainfluenza. Di Indonesia, peningkatan kasus croup sering terlihat pada musim hujan, dan faktor lingkungan serta pola hidup turut berperan dalam penyebarannya.

Pencegahan juga memegang peranan penting dalam upaya mengurangi angka kejadian croup. Melalui vaksinasi, kebersihan diri, dan lingkungan yang sehat, orang tua dapat membantu mencegah penyebaran virus penyebab croup. Edukasi mengenai tanda-tanda perburukan penyakit juga sangat penting agar penanganan medis dapat segera dilakukan ketika diperlukan.

Daftar Pustaka :

1.      Bjornson, C. L., & Johnson, D. W. (2008). Croup. Lancet (London, England), 371(9609), 329–339. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(08)60170-1

2.      Ernest S, Khandhar PB. Laryngotracheobronchitis. [Updated 2023 Jun 26]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519531/

3.      Cleveland Clinic. (n.d.). Croup: Symptoms, causes, diagnosis, treatment & prevention. Retrieved March 30, 2025, from https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/8277-croup#management-and-treatment

4.      Children’s Hospital of Philadelphia. (n.d.). What is croup? Symptoms, treatment, and when to worry. Retrieved March 30, 2025, from https://www.chop.edu/news/health-tip/what-is-croup-symptoms-treatment-and-when-to-worry

5.      Sizar O, Carr B. Croup. [Updated 2023 Jul 24]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK431070/

Healthline. (n.d.). Croup: Symptoms, causes, diagnosis, treatment & prevention. Retrieved March 30, 2025, from https://www.healthline.com/health/croup#prevention