Kenali HPV pada Pria: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

Kenali HPV pada Pria: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya

11/03/2025Bumame

HPV tidak hanya menyerang wanita, tetapi juga pria. Ketahui penyebab, gejala, risiko, serta cara mencegah infeksi HPV pada pria untuk menjaga kesehatan optimal.

Sebagian besar informasi tentang virus HPV (human papillomavirus) sering berfokus pada wanita karena infeksi virus ini meningkatkan risiko terkena kanker serviks. Namun, HPV juga bisa menyebabkan masalah kesehatan pada pria. Penting bagi pria untuk memahami cara mengurangi risiko infeksi HPV.

Infeksi HPV bisa meningkatkan risiko kanker kelamin pada pria, meskipun jenis kanker ini jarang terjadi. HPV juga dapat menyebabkan kutil kelamin pada pria, seperti halnya pada wanita. Namun, kebanyakan pria bisa sembuh sendiri dari virus ini tanpa mengalami masalah kesehatan apa pun.

Artikel ini akan membahas berbagai aspek terkait HPV pada pria, mulai dari penyebab, gejala, hingga langkah yang bisa dilakukan untuk menghindari terkena virus HPV.

Bagaimana HPV Menular pada Pria?

HPV (Human Papillomavirus) adalah virus yang ditularkan melalui kontak langsung, terutama lewat hubungan seksual. Virus ini bisa masuk ke tubuh melalui luka kecil atau kontak kulit-ke-kulit di area genital. Ada lebih dari 100 jenis HPV, dan beberapa di antaranya dapat menyebabkan penyakit seperti kutil kelamin atau kanker. Penyebab utama penyebarannya pada pria adalah:

  • Hubungan seksual tanpa kondom: Termasuk seks vaginal, anal, maupun oral.

  • Pasangan seksual lebih dari satu: Semakin banyak pasangan, semakin tinggi risiko terpapar HPV.

  • Sistem imun lemah: Pria dengan daya tahan tubuh rendah lebih rentan terinfeksi.

  • Kontak kulit langsung: HPV tidak selalu membutuhkan hubungan seksual, sentuhan langsung dengan area yang terinfeksi juga bisa menularkan virus.

Gejala Umum HPV pada Pria

Sebagian besar pria dengan HPV tidak menunjukkan gejala apapun. Namun, pada kasus tertentu, infeksi dapat menyebabkan:

  • Kutil Kelamin: Benjolan kecil pada area genital, anus, atau mulut, biasanya tidak nyeri.

  • Lesi atau Luka: Terkadang muncul di sekitar alat kelamin atau anus.

  • Kanker Orofaring: Gejala meliputi sakit tenggorokan yang tidak kunjung sembuh, kesulitan menelan, atau benjolan di leher

Pada banyak kasus, tubuh dapat melawan virus HPV dengan sendirinya dan membersihkan secara alami dalam 1-2 tahun. Namun jika sistem kekebalan tubuh tidak dapat menghilangkan virus misalnya pada penderita HIV, maka dapat menyebabkan pertumbuhan sel abnormal. Sel-sel abnormal ini yang nantinya dapat berkembang menjadi kanker. Menurut beberapa penelitan, infeksi HPV pada pria sebagian besar menyebabkan kanker anus dan sekitar 30% kanker orofaring. Hal ini terutama disebabkan oleh HPV tipe resiko tinggi, seperti HPV-16 dan HPV-18

Penting untuk diingat bahwa meskipun infeksi HPV dapat hilang dengan sendirinya, ada beberapa jenis HPV yang berisiko tinggi untuk menyebabkan kanker. Oleh karena itu, deteksi dini dan pemantauan adalah kunci untuk mencegah perkembangan penyakit.

Tes HPV pada Pria: Apakah Perlu Skrining?

Tes HPV pada pria belum sepopuler tes HPV untuk wanita, terutama karena tidak ada tes rutin untuk mendeteksi HPV pada pria seperti pada wanita dengan pap smear. Namun, pria yang berisiko tinggi, seperti mereka yang berhubungan seks dengan pria lain atau memiliki pasangan seksual yang terinfeksi HPV, dapat menjalani tes untuk mendeteksi infeksi HPV. Beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan berupa:

  • Pemeriksaan Visual

Dokter memeriksa area genital, anus, atau mulut untuk mencari tanda-tanda kutil kelamin atau lesi abnormal. Pemeriksaan Acetowhite, merupakan pemeriksaan dengan mengoleskan asam asetat 3-5% pada area dengan kutil kelamin dan ditunggu serta dinilai apakah terdapat perubahan warna pada daerah yang di oles.

  • Tes HPV Anal (Swab Anogenital)

Mirip dengan pap smear pada wanita, tes ini dilakukan dengan mengambil sampel sel dari anus menggunakan alat swab kecil. Tes ini biasanya dilakukan pada pria dengan resiko tinggi, seperti pada penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau yang melakukan hubungan dengan sesama jenis, untuk mendeteksi perubahan sel yang dapat berkembang menjadi kanker.

  • Biopsi

Jika terdapat lesi atau kutil mencurigakan, dokter dapat melakukan biopsi ( pengambilan sampel jaringan ) untuk dianalisis lebih lanjut.

Berapa Biaya Tes HPV untuk Pria?

Biaya tes HPV pada pria bervariasi tergantung pada lokasi, fasilitas medis, dan jenis tes yang dilakukan. Tes HPV pada pria yang melibatkan analisis sampel dari daerah genital atau anus dapat berkisar antara Rp300.000 hingga Rp1.000.000, tergantung pada jenis dan cakupan tes. Pemeriksaan visual untuk mendeteksi kutil kelamin biasanya lebih murah, tetapi biaya pemeriksaan ini tidak selalu mencakup tes laboratorium untuk mendeteksi HPV.

Umumnya pemeriksaan tes HPV dilakukan pada pria yang memiliki resiko, sehingga perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis untuk menentukan tes apa yang diperlukan.

Pengobatan untuk HPV pada Pria

Saat ini, tidak ada pengobatan khusus untuk menghilangkan virus HPV itu sendiri. Namun, beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh HPV, seperti kutil kelamin atau lesi pra-kanker, dapat diobati. Terapi untuk kutil kelamin termasuk pengobatan topikal dengan krim atau pengangkatan kutil melalui prosedur medis. Jika terjadi perubahan sel yang mencurigakan atau kanker, perawatan medis lebih lanjut seperti bedah atau radioterapi mungkin diperlukan. Beberapa pilihan pengobatan untuk masalah yang disebabkan oleh HPV meliputi:

  1. Obat Topikal: Obat-obatan yang sifatnya dioles sesuai dengan anjuran dokter dapat digunakan untuk mengobati kutil kelamin dengan cara mengoleskan obat tersebut langsung ke area yang terinfeksi.

  2. Cryotherapy: Terapi ini melibatkan pembekuan kutil dengan nitrogen cair.

  3. Bedah atau Elektrokoagulasi: Jika kutil tidak merespon pengobatan topikal, prosedur bedah atau pembakaran kutil dengan arus listrik dapat dilakukan.

  4. Perawatan untuk Lesi Pra-kanker atau Kanker: Jika perubahan sel atau kanker terdeteksi, prosedur medis lebih lanjut seperti bedah atau radioterapi akan dibutuhkan.

Pencegahan HPV pada Pria

  • Vaksinasi HPV: Cara terbaik untuk mencegah HPV adalah mendapatkan vaksin sebelum aktif secara seksual.

  • Gunakan kondom: Meskipun tidak 100% melindungi, kondom dapat mengurangi risiko penyebaran HPV.

  • Setia pada satu pasangan: Meminimalkan jumlah pasangan seksual bisa mengurangi risiko infeksi.

  • Edukasi dan Kesadaran: Penting untuk meningkatkan pengetahuan tentang resiko HPV dan manfaat vaksinasi. Edukasi harus dimulai sejak remaja agar langkah pencegahan dapat diterapkan lebih awal

Setelah mengetahui Infeksi HPV pada pria, maka sangat perlu seorang pria terutama pada usia remaja dan dewasa muda untuk mendapatkan vaksinasi HPV. Terutama untuk menekan resiko terinfeksi virus HPV yang resiko tinggi. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai vaksin HPV pada pria.

Apa Itu Vaksin HPV?

Vaksin HPV adalah vaksin yang dirancang untuk melindungi tubuh dari infeksi Human Papillomavirus. Vaksin ini dapat mencegah sebagian besar infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker dan penyakit lain, seperti kutil kelamin. Meskipun vaksin HPV lebih sering diberikan kepada perempuan untuk mencegah kanker serviks, vaksin ini juga sangat penting untuk pria, karena HPV dapat menyebabkan beberapa jenis kanker pada pria, termasuk kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.

Apa Manfaat Vaksin HPV Untuk Pria?

Vaksin HPV pada pria, memiliki banyak manfaat bukan hanya untuk diri sendiri namun juga kepada pasangan. Beberapa manfaat dari vaksin HPV berupa:

  • Mencegah infeksi HPV di masa depan

Vaksin adalah langkah pencegahan jangka panjang agar tubuh memiliki kekebalan terhadap suatu penyakit. Oleh karena itu, hal pertama yang paling penting tentunya adalah mencegah infeksi dari HPV yang bisa menyebabkan penyakit menular seksual di masa depan. Vaksinasi HPV pada pria melindungi terhadap penyakit kutil kelamin ataupun kanker yang terkait dengan virus HPV seperti kanker penis, anus dan kanker orofaring.

  • Memperkecil resiko kanker pada pasangan wanita

Pada pria yang sering ditemukan tanpa gejala, sering tanpa sengaja menularkan virus HPV kepada pasangan wanita. Jadi, langkah pencegahan yang yang paling baik adalah menurunkan resiko bukan hanya pada pria namun juga pada pasangan.

  • Mencegah terjadinya komplikasi

HPV memiliki banyak jenis yang dapat menyebabkan penyakit. Meskipun pernah memilki riwayat terkena penyakit seperti kutil kelamin. Dengan mendapatkan vaksinasi kita dapat mencegah infeksi HPV yang lain agar tidak menjadi penyakit serius dikemudian hari.

  • Efektivitas Tinggi

Vaksin HPV terbukti sangat efektif dalam mencegah infeksi HPV dan penyakit yang disebabkan oleh virus ini. Dalam uji klinis, vaksin ini menunjukkan kemampuan untuk mencegah hampir 90% infeksi HPV yang berisiko tinggi dan yang menyebabkan kutil kelamin. Pemberian vaksin HPV pada pria juga dapat mengurangi risiko penularan HPV ke pasangan seksual mereka.

Siapa yang Perlu Menerima Vaksin HPV?

Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vaksinasi HPV direkomendasikan untuk:

  1. Semua pria yang berusia antara 9 hingga 26 tahun, meskipun pria hingga usia 45 tahun masih bisa mendapatkan manfaat dari vaksinasi.

  2. Pria yang memiliki risiko lebih tinggi terhadap infeksi HPV, seperti pria yang berhubungan seks dengan pria lain, juga disarankan untuk mendapatkan vaksin.

Kapan Harus Ke Dokter?

Pemeriksaan HPV perlu dipertimbangkan jika Anda:

  • Memiliki kutil kelamin yang terlihat.

  • Mengalami gejala seperti perdarahan atau nyeri di area anus atau tenggorokan.

  • Berada dalam kelompok risiko tinggi (misalnya, pria dengan HIV atau mereka yang memiliki riwayat pasangan seksual multipel)

Kesimpulan

Infeksi HPV pada pria adalah masalah kesehatan yang sering kali tidak disadari karena banyak infeksi yang tidak menunjukkan gejala. Namun, deteksi dini melalui tes HPV dan vaksinasi sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut, termasuk kanker. Pemahaman yang lebih baik tentang HPV pada pria akan membantu masyarakat untuk lebih waspada terhadap risiko dan mencari solusi yang tepat untuk melindungi kesehatan mereka.

Dengan informasi yang jelas dan pengobatan yang tepat, pria dapat mengurangi risiko infeksi HPV dan penyakit terkait. Jika Anda merasa berisiko, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan vaksinasi atau tes HPV yang sesuai.

Sumber

American Sexual Health Association. (2024). Vaccines protect your health. Retrieved from https://www.ashasexualhealth.org/what-men-should-know/

Centers for Disease Control and Prevention. (2024). Cancers caused by HPV. Retrieved November 20, 2024, from https://www.cdc.gov/hpv/about/cancers-caused-by-hpv.html

Erni, E., & Wathon, S. (2019). Pengembangan sistem deteksi hpv (Human Papilloma Virus) berbasis marka molekuler pcr-rflp. Biotrends, 9(2), 48-55.

Giuliano, A. R., Anic, G., & Nyitray, A. G. (2010). Epidemiology and pathology of HPV disease in males. Gynecologic Oncology, 117(2 Suppl), S15–S19. https://doi.org/10.1016/j.ygyno.2010.01.026

Palefsky, J. M. (2007). HPV infection in men. Diseases in the Colon & Rectum, 50(4), 1008-1009. https://doi.org/10.1007/s10350-007-0249-8

Rahayu, A. S. (2018). Inveksi human papilloma virus (hpv) dan pencegahannya pada remaja dan dewasa muda. J. Biol. Papua, 2(2), 81-88.

Savira, M., Yuwandari, R., Maryanti, Y., Kemal, R. A., & Donel, S. (2021). Studi Awal Analisis Molekuler Human Papillomavirus dari Apusan Glans dan Batang Penis. Jurnal Kesehatan Andalas, 9(4), 433-438.