Sudah mendapatkan hasil tes HPV DNA? Pelajari langkah selanjutnya, cara memahami hasil, serta tindakan pencegahan dan perawatan yang tepat untuk menjaga kesehatan Anda.
Human Papillomavirus (HPV) adalah virus yang bisa menyebabkan infeksi di kulit atau selaput lendir tubuh, termasuk area genital. Berbeda dengan Pap smear, yang mendeteksi perubahan sel abnormal di serviks, tes HPV DNA langsung memeriksa keberadaan virus. Ini menjadikannya metode yang lebih sensitif untuk memprediksi risiko kanker serviks. Cara kerja HPV DNA berupa mendeteksi keberadaan materi genetik dari tipe HPV berisiko tinggi yang dapat memicu kanker serviks. Tes ini dianggap lebih akurat dibanding Pap smear dalam mendeteksi risiko kanker serviks, karena langsung mencari jenis HPV tertentu yang dikenal sebagai penyebab utama kanker.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, menerapkan beberapa strategi untuk menangani kanker serviks, termasuk vaksinasi HPV untuk anak perempuan usia sekolah dan pelaksanaan skrining deteksi kanker serviks sejak dini bagi wanita di Indonesia. Dalam rencana aksi nasional, skrining kanker serviks menjadi prioritas utama, dengan target untuk memeriksa 75% wanita berusia 30-69 tahun. Skrining ini menggunakan metode pemeriksaan DNA HPV yang telah terbukti kualitasnya
Setelah mengetahui sekilas mengenai HPV dan tes HPV DNA, maka di artikel ini akan dijelaskan secara rinci mengenai HPV DNA, termasuk pengertian, cara tes, berapa lama hasil tes keluar, hasil tes, bagaimana langkah tindakan yang perlu dilakukan setelah tes, akurasi tes, serta kapan tes dapat diulang. Dari pemaparan diatas diharap para pembaca dapat kenal dengan jelas mengenai tes ini, dan menjadi pertimbangan dalam mengambil langkah pemeriksaan.
Apa Itu Tes HPV DNA?
Tes HPV DNA adalah pemeriksaan medis yang digunakan untuk mendeteksi keberadaan DNA virus HPV di dalam tubuh. Tes ini penting dilakukan karena beberapa jenis HPV, khususnya yang berisiko tinggi (seperti HPV tipe 16 dan 18), dapat menyebabkan perubahan sel yang berujung pada kanker serviks. Tes HPV DNA ini sering kali dikombinasikan dengan Pap smear dalam program skrining kanker serviks untuk meningkatkan keakuratan deteksi.
Pada pemeriksaan ini, sampel dapat diambil dari serviks (leher rahim) menggunakan alat seperti sikat kecil yang dimasukkan ke dalam vagina, atau dapat diambil melalui urin yang sudah ditampung. Sampel yang diambil kemudian diuji di laboratorium untuk mencari apakah ada DNA dari virus HPV.
Mengapa Tes HPV DNA Penting?
HPV adalah virus yang sangat umum, dan sebagian besar orang yang terinfeksi tidak merasakan gejala apapun. Namun, infeksi HPV yang bertahan lama, khususnya jenis HPV berisiko tinggi, dapat menyebabkan perubahan sel pada serviks yang akhirnya bisa berkembang menjadi kanker serviks. Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling banyak ditemukan pada wanita, namun kanker ini dapat dicegah dengan skrining yang rutin seperti Pap smear dan tes HPV.
Menurut data GLOBOCAN tahun 2020, terdapat 604.127 kasus baru kanker serviks di seluruh dunia. Dari jumlah tersebut, sekitar 351.720 kasus terjadi di benua Asia, termasuk 190.874 kasus di Asia Tenggara. Di Indonesia, kanker serviks menempati urutan kedua dalam jumlah kasus kanker dengan 36.633 kasus baru pada wanita dan sekitar 21.003 kematian. Lebih dari 80% dari total kasus baru kanker serviks di Indonesia sudah berada pada stadium lanjut.
Dengan tes HPV DNA, dokter dapat mengetahui apakah ada infeksi HPV berisiko tinggi, sehingga dapat dilakukan langkah-langkah pencegahan lebih awal untuk mencegah kanker serviks.
Apa yang Terjadi Jika Hasil Tes HPV DNA Negatif?
Hasil tes HPV DNA yang negatif menunjukkan bahwa tidak terdeteksi adanya infeksi HPV di dalam tubuh pada saat tes dilakukan. Artinya, pada saat itu, Anda tidak terinfeksi dengan jenis HPV yang berisiko menyebabkan kanker serviks. Ini menunjukkan resiko rendah untuk terjadi perubahan sel prakanker atau kanker, sehingga hal ini memberikan rasa aman. Namun perlu diperhatikan, bahwa tes HPV DNA perlu dilakukan secara rutin sesuai dengan jadwal yang dianjurkan oleh dokter.
Apa yang Harus Dilakukan jika Hasil Tes Negatif?
Jika hasil tes HPV DNA Anda negatif, beberapa langkah yang perlu dilakukan antara lain:
Tes Rutin Sesuai Jadwal
Meskipun hasil tes HPV negatif, dokter akan menyarankan untuk menjalani tes secara rutin sesuai dengan jadwal, terutama jika Anda berusia antara 30 hingga 65 tahun. Tes ini biasanya dilakukan setiap 3-5 tahun jika Anda tidak memiliki faktor risiko lainnya.
Pap Smear
Untuk anda yang datang konsultasi ke dokter dengan keluhan yang mengarah ke kanker serviks, biasanya dokter akan meminta untuk melakukan tes Pap Smear. Pap smear tetap penting dilakukan untuk mendeteksi perubahan sel serviks yang bisa menjadi awal kanker. Pap smear dapat mendeteksi sel abnormal di serviks yang mungkin tidak terlihat pada tes HPV.
Menjaga Gaya Hidup Sehat
Setelah melakukan pemeriksaan, tetap akan mendapatkan resiko terkena virus HPV jika melakukan gaya hidup tidak sehat yang dapat meningkatkan resiko terinfeksi virus. Berhenti merokok, menjaga berat badan ideal, menjaga sistem kekebalan tubuh dengan gaya hidup sehat, melakukan hubungan seksual yang aman dan tidak berganti-ganti pasangan akan menurunkan resiko terinfeksi virus HPV.
Apa yang Terjadi Jika Hasil Tes HPV DNA Positif?
Hasil tes HPV DNA yang positif berarti ada infeksi HPV yang terdeteksi di dalam tubuh. Jika hasilnya positif, ini menunjukkan bahwa Anda terinfeksi dengan HPV, yang mungkin merupakan jenis HPV berisiko tinggi yang dapat menyebabkan perubahan sel serviks yang berpotensi mengarah pada kanker serviks.
Namun, penting untuk dicatat bahwa kebanyakan infeksi HPV akan sembuh dengan sendirinya tanpa menyebabkan masalah serius. Oleh karena itu, hasil positif tidak berarti Anda akan mengembangkan kanker serviks. Tetapi, infeksi HPV berisiko tinggi perlu pemantauan lebih lanjut. Sehingga perlu dikonsultasikan ke dokter untuk tindakan lebih lanjut, apakah perlu dipantau atau diperlukan intervensi pengobatan.
Apa yang Harus Dilakukan jika Hasil Tes Positif?
Jika hasil tes HPV DNA positif perlu dikonsultasikan kepada dokter Spesialis Obgyn, namun ada beberapa langkah yang akan diambil oleh dokter antara lain:
Kolposkopi atau Biopsi
Setelah hasil positif, dokter mungkin akan merekomendasikan prosedur kolposkopi. Kolposkopi adalah prosedur di mana dokter menggunakan alat khusus (kolposkop) untuk melihat serviks lebih dekat dan mencari perubahan sel yang abnormal. Jika ditemukan perubahan sel yang mencurigakan, biopsi (pengambilan sampel jaringan) mungkin diperlukan untuk memastikan apakah ada sel-sel kanker atau prakanker.
Pemantauan dan Pengobatan
Pada banyak kasus, infeksi HPV akan hilang dengan sendirinya tanpa memerlukan pengobatan. Namun, jika ada perubahan sel serviks, pengobatan seperti Loop Electrosurgical Excision Procedure (LEEP) atau konisasi dapat dilakukan untuk mengangkat sel-sel abnormal dan mencegah perkembangan kanker serviks.
Vaksinasi HPV
Jika Anda belum mendapatkan vaksin HPV, dokter mungkin akan menyarankan untuk mendapatkan vaksinasi. Vaksin ini sangat efektif untuk melindungi dari infeksi beberapa jenis HPV yang berisiko tinggi, seperti HPV tipe 16 dan 18.
Pencegahan dan Edukasi
Hasil positif HPV bisa menjadi waktu yang tepat untuk mendiskusikan pencegahan lebih lanjut dengan dokter Anda, seperti penggunaan kondom untuk mengurangi risiko penularan HPV kepada pasangan, serta menjaga kebersihan dan kesehatan organ reproduksi.
Berapa Lama Hasil Tes HPV DNA Keluar?
Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil tes HPV DNA bervariasi tergantung pada jenis tes yang dilakukan, jika tes menggunakan sampel urin maka hasil dapat diterima dalam waktu 24 jam. Sedangkan untuk pemeriksaan dengan sampel swab serviks maka hasil dapat diterima dalam 12 hari kerja.
Setelah hasil tes tersedia, dokter atau laboran akan menghubungi Anda untuk membahas hasilnya dan langkah selanjutnya. Oleh karena itu, pastikan Anda menjaga komunikasi dengan dokter atau laboran anda agar bisa segera mendapatkan penjelasan tentang hasil tes dan langkah-langkah yang perlu diambil.
Akurasi Tes HPV DNA
Tes HPV DNA memiliki tingkat sensitivitas yang sangat tinggi, terutama dalam mendeteksi infeksi HPV berisiko tinggi. Penelitian menunjukkan bahwa tes ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi infeksi HPV tipe 16 dan 18 dengan sensitivitas lebih dari 90%. Hal ini menjadikan tes HPV DNA salah satu alat yang paling efektif untuk skrining kanker serviks. Pada pemeriksaan dengan sampel urin tingkat sensitivitasnya lebih rendah sekitar 78% sedangkan dengan swab serviks sekitar 95%. Hal ini dikarenakan metode swab serviks langsung mengambil sel dari leher rahim, sehingga lebih akurat dalam mendeteksi HPV berisiko tinggi.
Kapan Pengulangan Tes Diperlukan?
Pengulangan tes HPV DNA diperlukan dalam beberapa kondisi berikut:
Hasil Positif
Jika hasil tes menunjukkan infeksi HPV berisiko tinggi, dokter mungkin akan menyarankan pengulangan tes setelah beberapa bulan atau tahun untuk memantau perkembangan infeksi dan apakah ada perubahan pada sel serviks.
Hasil Negatif
Jika hasil tes negatif perlu dilakukan pengulangan secara rutin setiap 3-5 tahun, sesuai dengan arahan dokter dan faktor resiko yang ada.
Pap Smear Abnormal
Jika tes Pap smear menunjukkan adanya sel abnormal, tes HPV DNA dapat diulang untuk memastikan apakah infeksi HPV berisiko tinggi ada dan perlu ditindaklanjuti.
Setelah Pengobatan
Jika Anda telah menjalani pengobatan untuk infeksi HPV atau perubahan sel serviks, tes HPV DNA dapat dilakukan beberapa bulan setelahnya untuk memastikan bahwa infeksi telah sembuh dan tidak ada perubahan lebih lanjut pada sel serviks.
Kesimpulan
Tes HPV DNA adalah alat penting dalam deteksi dini infeksi HPV berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks. Dengan memahami hasil tes HPV DNA baik yang negatif maupun positif anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menjaga kesehatan reproduksi. Tes ini tidak hanya membantu mendeteksi infeksi HPV, tetapi juga memberikan kesempatan untuk melakukan pencegahan atau pengobatan dini terhadap kanker serviks.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anda untuk memahami lebih lanjut tentang hasil tes HPV DNA dan langkah-langkah yang perlu diambil berdasarkan kondisi kesehatan anda. Skrining rutin dan pemeriksaan lanjutan adalah cara terbaik untuk melindungi diri dari kanker serviks dan masalah kesehatan reproduksi lainnya.
Sumber
American Cancer Society. (n.d.). HPV test. Retrieved November 19, 2024, from https://www.cancer.org/cancer/types/cervical-cancer/detection-diagnosis-staging/screening-tests/hpv-test.html
Daffa Naufaldi, M., Gunawan, R., Halim, R., Program Studi Kedokteran, M., Kedokteran dan Ilmu KesehatanUniversitas Jambi, F., Program Studi Kedokteran, D., & Kodokteran dan Ilmu Kesehatan UniversitasJambi, F. (n.d.). GAMBARAN KARAKTERISTIK PENDERITA KANKER SERVIKS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2018-2020.
Hidayat, M. S., & Dewi, Y. R. (n.d.). Identifikasi Human Papilloma Virus pada wanita dengan risiko tinggi di Jakarta. Plenary Health, 1(3). https://doi.org/10.37985/plenaryhealth.v1i3.604
National Cancer Institute. (n.d.). Abnormal HPV or Pap test results. Retrieved November 19, 2024, from https://www.cancer.gov/types/cervical/screening/abnormal-hpv-pap-test-results
National Cancer Institute. (n.d.). Cervical cancer screening (PDQ®)–Patient version. Retrieved November 19, 2024, from https://www.cancer.gov/types/cervical/screening