HPV DNA : Memahami Virus, Pemeriksaan, dan Pentingnya Screening Untuk Mencegah Kanker Serviks

HPV DNA : Memahami Virus, Pemeriksaan, dan Pentingnya Screening Untuk Mencegah Kanker Serviks

11/03/2025Bumame

Pelajari tentang HPV DNA, virus penyebab kanker serviks, serta pentingnya screening HPV DNA untuk deteksi dini. Temukan informasi lengkap mengenai pemeriksaan, cara kerja tes, dan langkah pencegahan efektif untuk menjaga kesehatan serviks Anda.

Human Papillomavirus (HPV) adalah salah satu infeksi menular seksual yang paling umum, memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Banyak jenis HPV yang tidak berbahaya, tetapi beberapa jenis tertentu bisa menyebabkan masalah kesehatan serius, termasuk kanker serviks. Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia untuk kematian dan kasus kanker serviks, dengan angka kejadian 23,4 per 100.000 wanita dan angka kematian 13,9 per 100.000 wanita. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan untuk mengurangi angka kejadian kanker serviks menjadi kurang dari 4 per 100.000 wanita melalui vaksinasi, skrining, dan pengobatan dini. Namun, cakupan skrining kanker serviks di Indonesia hanya mencapai 9,8% dari target populasi, jauh dari rekomendasi WHO yang menginginkan cakupan 70%. Di indonesia terdapat beberapa metode skrining yang digunakan yaitu IVA, Pap Smear dan tes DNA HPV.

Pada artikel kali ini, akan membahas mengenai apa itu HPV dan perlukah saya melakukan tes HPV?

Apa Itu HPV?

HPV adalah sekelompok virus yang terdiri dari lebih dari 220 jenis atau strain. Virus ini menyerang sel kulit dan selaput lendir pada tubuh manusia, seperti mulut, tenggorokan, genital, dan anus. Infeksi virus ini kebanyakan menular melalui hubungan seksual atau melalui kontak kulit ke kulit. Beberapa jenis HPV tergolong “berisiko rendah” dan dapat menyebabkan kutil, baik di kulit maupun pada organ kelamin. Sementara itu, jenis-jenis lainnya dikenal sebagai “berisiko tinggi” karena dapat menyebabkan kanker, terutama kanker serviks pada perempuan.

Penyebab Infeksi HPV

HPV terutama ditularkan melalui kontak langsung antara kulit dengan kulit, umumnya melalui hubungan seksual. Tidak hanya hubungan seksual penetratif, HPV juga dapat menyebar melalui kontak intim yang melibatkan daerah genital. Kebanyakan infeksi (>90%) tidak bergejala atau dapat kembali sembuh dalam waktu kurang dari 2 tahun. Namun paparan yang terus menerus (5-10 tahun) virus HPV berisiko tinggi dapat membuat tanda awal dari keganasan. Jenis HPV yang beresiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks berupa HPV 16, 18, 31, 45. Berikut beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan tertular HPV:

  1. Jumlah Pasangan Seksual yang Banyak: Semakin banyak pasangan seksual, semakin tinggi risiko terpapar HPV.

  2. Usia Awal Memulai Aktivitas Seksual: Semakin dini seseorang memulai aktivitas seksual, semakin panjang durasi terinfeksi virus HPV.

  3. Kekebalan Tubuh yang Lemah: Individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang memiliki HIV atau mengonsumsi obat imunosupresan, lebih rentan terkena infeksi HPV.

  4. Riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS): Riwayat infeksi menular seksual lainnya juga meningkatkan risiko infeksi HPV.

  5. Merokok: Zat beracun dalam rokok dapat memengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV, meningkatkan risiko infeksi persisten yang bisa memicu kanker.

  6. Hormonal: jumlah kehamilan, penggunaan obat kontrasepsi oral, dan jumlah lahiran normal dapat meningkatkan resiko rusaknya sel pada serviks

Gejala Kanker serviks

Umumnya gejala awal kanker serviks tidak bergejala atau memiliki gejala tidak khas, seperti:

  1. Perdarahan pasca senggama atau perdarahan diluar haid

  2. Cairan vagina yang berlebihan dan kadang disertai bercak perdarahan

Pada penyakit lanjut, keluhan dapat berupa:

  1. Muncul cairan/sekret yang berbau busuk

  2. Nyeri panggul atau pinggang, nyeri saat buang air kecil dan buang air besar

  3. Sering berkemih

  4. Berat badan turun tanpa penyebab yang jelas

  5. Perdarahan pasca senggama

  6. Nyeri saat senggama

Pemeriksaan Kanker Serviks

Pemeriksaan kanker serviks baiknya di-screening lebih awal pada usia 30-50 tahun sebelum adanya gejala/keluhan. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan berupa :

  1. Tes Inspeksi Visual Asam Asetat (Tes IVA): merupakan pemeriksaan screening dengan meneteskan asam asetat 10%, lalu menilai perubahan warna serviks.

  2. PAP Smear: merupakan pemeriksaan, jika ada suspect dari keluhan yang dialami pasien. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel dari serviks oleh dokter.

  3. Biopsi: merupakan pemeriksaan lanjutan dengan pembesaran mikroskop untuk melihat dari beberapa bagian di leher rahim.

  4. HPV DNA: Pemeriksaan screening terbaru, langsung menilai apakah ada virus HPV yang beresiko tinggi pada bagian serviks

Apa Itu HPV DNA ?

HPV DNA merupakan suatu pemeriksaan inovatif yang sudah dilakukan pada beberapa negara maju yang terbukti efektif dalam mendeteksi lesi prakanker. Pengujian HPV menggunakan metode berbasis DNA/RNA PCR lebih menguntungkan karena kemampuannya untuk mengarahkan deteksi dini lebih lanjut ke karsinogenesis serviks (perubahan sel yang baik menjadi sel kanker). Pemeriksaaan HPV DNA merupakan pemeriksaan yang mendeteksi keberadaan DNA virus HPV dalam tubuh. Deteksi HPV DNA memungkinkan untuk mengidentifikasi virus HPV jenis beresiko tinggi seperti tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab utama kanker serviks.

Mengapa Tes HPV DNA Penting?

Keberadaan kanker serviks yang sering tidak bergejala, membuat pasien sering datang terlambat dengan stadium yang lebih lanjut. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kesembuhan dan keberhasilan dari terapi. Sehingga perlu dilakukan deteksi dini yang efektif dalam mendeteksi virus HPV. Salah satu pemeriksaan tersebut adalah tes HPV DNA yang merupakan tes yang langsung mendeteksi keberadaan virus resiko tinggi, bukan hanya perubahan sel yang sudah terjadi. Sehingga tes HPV DNA dinilai lebih sensitif dibandingkan pap smear atau IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat). Manfaat utama dari tes ini berupa:

  • Deteksi Langsung Virus Resiko TInggi: Berbeda dengan pap smear atau IVA yang mendeteksi perubahan sel akibat infeksi HPV, tes HPV DNA bekerja dengan mendeteksi langsung keberadaan virus yang menjadi penyebab utama kanker serviks.

  • Akurasi Tinggi: Tes ini lebih sensitif dibandingkan pap smear dalam mendeteksi HPV, khususnya tipe-tipe yang terkait dengan kanker serviks.

  • Pencegahan Kanker Serviks: Melalui deteksi dini jenis-jenis HPV berisiko tinggi, tes ini memainkan peran penting dalam pencegahan dan pengobatan dini kanker serviks.

Cara Kerja Tes HPV DNA

Tes ini bekerja dengan mendeteksi DNA HPV dalam sampel sel serviks yang diambil dari pasien. Ada dua metode utama yang digunakan dalam tes ini:

  1. Polymerase Chain Reaction (PCR): Metode ini memperbanyak materi genetik HPV untuk diidentifikasi lebih lanjut.

  2. Hybrid Capture: Metode ini bekerja dengan mengidentifikasi materi genetik HPV dengan cara mencampur DNA sampe dengan DNA sintesis yang dirancang untuk mengikat DNA HPV di sampel.

Siapa yang Memerlukan Tes HPV DNA?

Tes HPV DNA umumnya direkomendasikan untuk perempuan yang:

  • Berusia 30 – 50 Tahun: Pada kelompok usia ini, infeksi HPV yang berlangsung lama (persisten) lebih umum ditemukan dan cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker.

  • Memiliki Hasil Pap Smear Abnormal: Jika hasil pap smear menunjukkan adanya perubahan pada sel serviks, tes HPV DNA dapat dilakukan sebagai tindak lanjut untuk menentukan risiko kanker.

  • Pasien klinis infeksi menular seksual dengan adanya nyeri perut bawah atau keluar cairan dari kemaluan.

  • Berisiko Tinggi terhadap Kanker Serviks: Perempuan yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV.

  • Pasien yang melakukan aktivitas seksual pada usia muda (<20 tahun) dan sering berganti-ganti pasangan.

  • Pasien dengan riwayat merokok

Prosedur Pemeriksaan HPV DNA

Proses pemeriksaan HPV DNA dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Berikut langkah-langkah prosedur umumnya:

  1. Pengambilan Sampel: Pasien diberikan alat test untuk melakukan tes mandiri dapat berupa sampel urin. atau pengambilan swab serviks

  2. Pengiriman Sampel ke Laboratorium: Sampel dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.

  3. Analisis Laboratorium: Di laboratorium, keberadaan DNA HPV berisiko tinggi, terutama tipe 16 dan 18, akan diuji menggunakan teknologi PCR atau hybrid capture.

  4. Hasil: Jika hasilnya menunjukkan adanya HPV berisiko tinggi, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan tambahan seperti kolposkopi atau biopsi untuk memastikan diagnosis lebih lanjut.

Keuntungan Tes HPV DNA dibandingkan Pap Smear

  • Deteksi HPV Berisiko Tinggi yang Lebih Tepat: Pap smear hanya mendeteksi perubahan sel, sementara tes HPV DNA langsung mendeteksi keberadaan virus HPV.

  • Tindakan Pencegahan yang Lebih Awal: Tes ini memungkinkan deteksi dini infeksi HPV yang berpotensi menyebabkan kanker, sehingga tindakan preventif dapat dilakukan sebelum sel mengalami perubahan yang lebih lanjut.

  • Pasien dapat dengan nyaman mengambil sampel secara mandiri dan menyerahkan sampel kepada lab.

Biaya Pemeriksaan HPV DNA

Setelah memahami mengenai HPV, Perlu juga mempertimbangkan pilihan-pilihan pemeriksaan yang cocok sesuai dengan pertimbangan biaya.

Harga untuk tes HPV DNA bervariasi tergantung pada metode apa yang digunakan. Tes HPV DNA Metode Swab Serviks memerlukan biaya berkisar Rp 1.200.000 dan untuk HPV DNA Metode Urin memerlukan biaya Rp 500.000.

Untuk pemeriksaan pasien disarankan untuk melakukan riset dan berkonsultasi ke dokter atau rumah sakit untuk mendapatkan gambaran mengenai pemeriksaan yang efektif dengan keluhan pasien.

Setelah dilakukan pemeriksaan perlu kembali di konsulkan kepada dokter, untuk mengetahui tindakan lebih lanjut baik dalam, intervensi maupun saran kapan dilakukan pemeriksaan ulang kembali.

Kesimpulan

Kanker serviks merupakan penyakit yang sulit disembuhkan jika sudah menunjukkan gejala. Sehingga diperlukan pemeriksaan secara rutin untuk mewujudkan kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik. Pemeriksaan DNA HPV merupakan salah satu langkah preventif yang berperan penting dalam deteksi dini dan pencegahan kanker serviks. Dengan kemampuan mendeteksi HPV beresiko tinggi, tes ini memberikan keuntungan lebih dibandingkan metode skrining konvensional. Pemeriksaan yang bisa dilakukan oleh tenaga kesehatan yang belum terlatih atau pasien secara mandiri, menjadikan salah satu alat pencegahan yang efektif saat ini.

Sumber

Andrijono, A., Wulandari, D., Widyahening, I. S., Mahardhika, D., Nurainy, N., Sari, R. M., ... & Utama, R. (2023). Diagnostic Performance of Urine-based HPV-DNA Test (CerviScan, Bio Farma) as Cervical Cancer Screening Tool in Adult Women. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, 161-165.

Aoki, D. (Ed.). (2023). Recent Topics on Prevention, Diagnosis, and Clinical Management of Cervical Cancer. Springer Nature.

Eun TJ, Perkins RB. Screening for Cervical Cancer. Med Clin North Am. 2020;104(6):1063-1078. doi:10.1016/j.mcna.2020.08.006

Mahmoodi, P., Fani, M., Rezayi, M., Avan, A., Pasdar, Z., Karimi, E., ... & Ghayour‐Mobarhan, M. (2019). Early detection of cervical cancer based on high‐risk HPV DNA‐based genosensors: A systematic review. Biofactors, 45(2), 101-117.

Najafi, A., & Sadri, S. (2021). Human Papillomavirus (HPV) infection and cervical cancer screening in developing countries. Medical Journal of The Islamic Republic of Iran, 35(65). Retrieved from https://pmc.ncbi.nlm.nih.gov/articles/PMC8278030/pdf/mjiri-35-65.pdf

Roger P. Smith. (2017). Netter’s Obstetrics and Gynecology (4th ed.). Philadelphia: Elsevier.

Setianingsih, E., Astuti, Y., & Aisyaroh, N. (2022). Literature review: faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kanker serviks. Jurnal Ilmiah PANNMED (Pharmacist, Analyst, Nurse, Nutrition, Midwivery, Environment, Dentist), 17(1), 47-54.

World Health Organization. (2021). WHO guideline for screening and treatment of cervical pre-cancer lesions for cervical cancer prevention (2nd ed.). Retrieved from https://iris.who.int/bitstream/handle/10665/342365/9789240030824-eng.pdf

Yousefi, Z., Aria, H., Ghaedrahmati, F., Bakhtiari, T., Azizi, M., Bastan, R., ... & Eskandari, N. (2022). An update on human papilloma virus vaccines: history, types, protection, and efficacy. Frontiers in Immunology, 12, 805695.