Pemeriksaan HPV DNA Swab VS Urin: Apa Yang di Pilih?

Pemeriksaan HPV DNA Swab VS Urin: Apa Yang di Pilih?

11/03/2025Bumame

Bandingkan pemeriksaan HPV DNA swab dan urin untuk deteksi dini kanker serviks. Temukan perbedaan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing metode agar dapat memilih yang terbaik sesuai kebutuhan Anda

Infeksi Human Papillomavirus (HPV), terutama tipe risiko tinggi seperti HPV-16 dan HPV-18 merupakan penyebab utama kanker serviks. Deteksi dini HPV tipe risiko tinggi sangat penting untuk menemukan dan mencegah perkembangan kanker serviks. Selain metode konvensional seperti tes swab serviks, teknologi baru memungkinkan deteksi HPV melalui sampel urin dan swab serviks, memberikan alternatif yang lebih nyaman dan non-invasif. Yuk cari tau kenapa sih penting diperiksa?

Kenapa Skrining Kanker Serviks itu penting?

Kanker serviks adalah salah satu kanker yang paling banyak dialami perempuan di Indonesia. Deteksi dini melalui skrining dapat menyelamatkan nyawa karena kanker ini dapat dicegah atau diobati jika ditemukan pada tahap awal. Skrining berperan penting dalam memutus rantai penyebaran Human Papillomavirus (HPV), yang menjadi penyebab utama kanker serviks. Indonesia menduduki peringkat kedua di Asia dalam angka kejadian dan kematian akibat kanker serviks. Berdasarkan data, hanya 9,8% perempuan di Indonesia yang menjalani skrining kanker serviks, jauh dari target 70% yang direkomendasikan oleh WHO. Keterbatasan akses kesehatan, stigma sosial, dan kurangnya edukasi menjadi kendala utama.

Saat ini terdapat beberapa penelitian yang menjadi sebuah inovasi dalam mendeteksi virus HPV, diantaranya berupa HPV DNA dengan metode pengambilan swab atau melalui serviks. Laboratorium Bumame sendiri sudah menjadi salah satu Lab dengan pemeriksaan HPV DNA yang sudah diakui oleh WHO dan Kemenkes.

Apakah Saya Perlu Skrining?

Lebih baik kita melakukan skrining lebih awal untuk mengurangi resiko terkena kanker serviks. karena setelah gejala mulai timbul akan memperlama dan menyulitkan penyembuhan. Namun jika sudah mulai timbul gejala perlu dilakukan pemeriksaan atas saran dokter sebagai alat bantu dalam menegakkan diagnosa, terdapat beberapa gejala tidak khas pada gejala awal, seperti:

  1. Perdarahan pasca senggama atau perdarahan diluar haid

  2. Cairan vagina yang berlebihan dan kadang disertai bercak perdarahan

Pada penyakit lanjut, keluhan dapat berupa:

  1. Muncul cairan/sekret yang berbau busuk

  2. Nyeri panggul atau pinggang, nyeri saat buang air kecil dan buang air besar

  3. Sering berkemih

  4. Berat badan turun tanpa penyebab yang jelas

  5. Perdarahan pasca senggama

  6. Nyeri saat senggama

Jika tidak ada gejala, tetap perlu melakukan screening. terutama yang memiliki faktor resiko seperti:

  • Berusia 30 – 50 Tahun: Pada kelompok usia ini, infeksi HPV yang berlangsung lama (persisten) lebih umum ditemukan dan cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi kanker.

  • Memiliki Hasil Pap Smear Abnormal: Jika hasil pap smear menunjukkan adanya perubahan pada sel serviks, tes HPV DNA dapat dilakukan sebagai tindak lanjut untuk menentukan risiko kanker.

  • Pasien klinis infeksi menular seksual dengan adanya nyeri perut bawah atau keluar cairan dari kemaluan.

  • Berisiko Tinggi terhadap Kanker Serviks: Perempuan yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker serviks atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV.

  • Pasien yang melakukan aktivitas seksual pada usia muda (<20 tahun) dan sering berganti-ganti pasangan.

  • Pasien dengan riwayat merokok

Apa yang perlu saya pilih? Sebelum itu, mari kita kenalan dengan pemeriksaannya.

Apa Itu HPV DNA Swab?

HPV DNA swab adalah metode pengambilan sampel dari serviks menggunakan alat khusus (seperti sikat kecil) untuk mendeteksi materi genetik (DNA) HPV. Tes ini tidak hanya mendeteksi keberadaan virus tetapi juga mengidentifikasi tipe HPV risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks.

Apa Itu Tes HPV DNA dengan Sampel Urin?

Tes HPV DNA menggunakan urin adalah metode deteksi materi genetik HPV melalui analisis sampel urin. Teknologi ini menggunakan teknik molekuler, seperti Polymerase Chain Reaction (PCR), untuk mendeteksi DNA dari tipe HPV berisiko tinggi seperti HPV-16 dan HPV-18. Tes ini telah menjadi topik penelitian karena sifatnya yang non-invasif, memberikan kenyamanan bagi pasien, terutama mereka yang enggan menjalani pemeriksaan serviks tradisional. Tes ini dapat menjadi solusi bagi wanita yang merasa tidak nyaman dengan prosedur invasif seperti pap smear atau swab serviks.

Di Bumame Pemeriksaan Apa yang Tersedia?

Pemeriksaan di Laboratorium Bumame, tersedia 3 tipe pemeriksaan, yaitu tipe HPV DNA 14, HPV DNA 18, dan HPV DNA 21. Setiap tipe pemeriksaan, memiliki perbedaan dalam jumlah serotipe virus HPV sehingga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pemeriksaan. Beberapa Perbedaan diantaranya:

HPV DNA 14

HPV DNA 18

HPV DNA 21

Metode

  • Urin

  • Swab

Swab serviks

Swab serviks

Akurasi

  • Urin 78%

  • Swab 95%

Swab 95%

Swab 95%

Hasil Selesai

3 hari kerja

3 hari kerja

3 hari kerja

Tipe HPV yang diperiksa

14 tipe HPV

Berisiko tinggi memicu kanker serviks: 16, 18

Berpotensi memicu kanker serviks dan lainnya (vulva, vagina, anus, penis, dan orofaringeal): 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, 66, 68

18 tipe HPV

Berisiko tinggi memicu kanker serviks: 16, 18

Berpotensi memicu kanker serviks dan lainnya (vulva, vagina, anus, penis, dan orofaringeal): 26, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 53, 56, 58, 59, 66, 68, 73, 82

21 tipe HPV

Berisiko tinggi memicu kanker serviks: 16, 18

Berpotensi memicu kanker serviks dan lainnya (vulva, vagina, anus, penis, dan orofaringeal): 26, 31, 33, 35, 39, 44, 45, 51, 52, 53, 56, 58, 59, 66, 68, 73, 82 Berpotensi memicu kutil kelamin: 6, 11

Apa yang Perlu Saya Siapkan, dan Bagaimana Pemeriksaannya?

  • HPV DNA dengan Swab:

Persiapan

  1. Cuci tangan hingga bersih sebelum melakukan tes.

  2. Pastikan alat swab steril yang diberikan oleh penyedia layanan.

  3. Hindari berhubungan seksual, menggunakan obat vagina, atau melakukan douching 48 jam sebelum tes.

Pengambilan Sampel

  1. Masukkan alat swab dengan hati-hati ke dalam vagina hingga mencapai area serviks.

  2. Putar alat swab beberapa kali sesuai petunjuk untuk mengambil sampel sel.

  3. Tarik swab keluar secara perlahan agar sampel tetap utuh.

Pengemasan Sampel

  1. Masukkan alat swab ke dalam tabung atau wadah yang disediakan.

  2. Pastikan wadah tertutup rapat untuk mencegah kontaminasi.

Pengiriman ke Laboratorium

  1. Sampel dikirim ke laboratorium untuk dianalisis

Analisis Hasil

  1. Hasil akan menunjukkan apakah terdapat infeksi HPV, termasuk tipe risiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks.

  • HPV DNA dengan Urin

Pengumpulan sampel

  1. Sampel urin diambil, biasanya urin pertama di pagi hari karena konsentrasi DNA HPV lebih tinggi.

  2. Pengambilan sampel urin lebih praktis, dapat dilakukan sendiri di rumah, dan tidak memerlukan kehadiran di fasilitas kesehatan

  3. Sampel dikumpulkan dalam wadah steril, memastikan kualitas data tetap terjaga.

Analisis Laboratorium

  1. DNA dari virus HPV diekstraksi dari sampel urin.

  2. Teknologi seperti Polymerase Chain Reaction (PCR) digunakan untuk mendeteksi dan mengidentifikasi jenis HPV risiko tinggi.

Interpretasi Hasil

  1. Hasil positif menunjukkan keberadaan HPV, sementara hasil negatif berarti tidak ada infeksi HPV terdeteksi.

Efektivitas Tes HPV DNA dengan Swab VS Urin, Pilih yang mana?

Studi menunjukkan bahwa tes HPV DNA menggunakan urin memiliki tingkat sensitivitas yang baik, terutama untuk mendeteksi HPV risiko tinggi. Meski demikian, tingkat akurasi tes urin sedikit lebih rendah dibandingkan tes swab serviks. Ini disebabkan oleh kemungkinan hilangnya sebagian materi genetik selama proses pengumpulan urin atau konsentrasi HPV yang lebih rendah dibandingkan sampel serviks. Pengambilan sampel melalui metode swab serviks mandiri memiliki tingkat akurasi 95% yang hasilnya dapat diperoleh setelah 12 hari kerja. Sementara pada sampel urin memiliki tingkat akurasi 78% dengan hasilnya dapat diterima setelah 24 jam.

Aspek

HPV DNA Urin

Swab Serviks

Prosedur

Non-Invasif

Invasif

Sensivitas

Sedikit Lebih Rendah

Lebih Tinggi

Kenyamanan

Dapat Dilakukan Sendiri

Memerlukan Tenaga Medis

Aksesibilitas

Mudah Dilakukan di Rumah

Harus ke Fasilitas Kesehatan

Hasil Akurasi

Baik Untuk Deteksi Awal

Sangat Tinggi

Syarat dan Ketentuan Sebelum Tes

  1. Tidak dalam periode menstruasi ( minimal 3 hari setelah menstruasi selesai )

  2. Tidak menggunakan cairan pembersih vagina (vaginal douche) dalam kurun 48 jam sambil pengambil sampel

  3. Khusus tes HPV DNA metode swab serviks mandiri tidak diperuntukkan untuk wanita hamil

  4. Tidak diperuntukkan bagi wanita yang telah menerima pengobatan radiasi panggul, memiliki riwayat pendarahan parah, atau mengalami penyakit darah yang dapat menyebabkan pendarahan

  5. Tidak berhubungan seksual dalam kurun waktu 24 jam sebelum pengambilan sampel

  6. Tidak disarankan untuk wanita yang sedang dalam masa nifas (pemulihan setelah persalinan)

Hasil Pemeriksaan dan Tindak Lanjut

  1. Hasil Negatif: Jika tidak ditemukan tipe HPV resiko tinggi. Tidak diperlukan tindakan lebih lanjut, tetapi perlu kembali dianjurkan untuk skrining ulang sesuai jadwal tergantung dari usia dan saran dari dokter.

  2. Hasil Positif: Jika terdeteksi tipe HPV resiko tinggi. Perlu dilakukan rujukan ke Spesialis Kandungan, hal ini bertujuan untuk konsultasi mengenai apakah ada pengobatan atau perlu pemeriksaan lanjutan, seperti pap smear atau kolposkopi, untuk memastikan ada atau tidaknya perubahan sel abnormal pada serviks.

Kesimpulan

HPV Urin dan HPV Swab adalah dua metode yang efektif untuk mendeteksi infeksi HPV, terdapat perbedaan dalam kenyamanan pemeriksaan dan sensitivitas dalam deteksi virus. Dengan melangkah lebih awal, kita dapat melindungi diri sendiri dari resiko kanker. Konsultasikan ke dokter dan pilih metode yang paling cocok untuk pemeriksaan.

Sumber

Andrijono, A., Wulandari, D., Widyahening, I. S., Mahardhika, D., Nurainy, N., Sari, R. M., ... & Utama, R. (2023). Diagnostic Performance of Urine-based HPV-DNA Test (CerviScan, Bio Farma) as Cervical Cancer Screening Tool in Adult Women. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology, 161-165.

Gupta, A., Arora, R., Gupta, S., Prusty, B. K., Kailash, U., Batra, S., & Das, B. C. (2006). Human papillomavirus DNA in urine samples of women with or without cervical cancer and their male partners compared with simultaneously collected cervical/penile smear or biopsy specimens. Journal of clinical virology, 37(3), 190-194.

Mendez, K., Romaguera, J., Ortiz, A. P., López, M., Steinau, M., & Unger, E. R. (2014). Urine-based human papillomavirus DNA testing as a screening tool for cervical cancer in high-risk women. International Journal of Gynecology & Obstetrics, 124(2), 151-155.

Vorsters, A., Micalessi, I., Bilcke, J., Ieven, M., Bogers, J., & Van Damme, P. (2012). Detection of human papillomavirus DNA in urine. A review of the literature. European journal of clinical microbiology & infectious diseases, 31, 627-640.

World Health Organization (WHO). Guideline for Cervical Cancer Management in Indonesia. 2016.

World Health Organization (WHO). Global Strategy to Accelerate the Elimination of Cervical Cancer as a Public Health Problem. 2021.