Perbedaan Pap Smear dan HPV DNA: Deteksi, Prosedur, Hasil

Perbedaan Pap Smear dan HPV DNA: Deteksi, Prosedur, Hasil

11/03/2025Bumame

Ketahui perbedaan Pap Smear dan tes HPV DNA dalam mendeteksi kanker serviks. Pelajari prosedur, keakuratan, serta kapan sebaiknya melakukan masing-masing tes.

Penyakit kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling banyak menyerang wanita di seluruh dunia, terutama di negara berkembang. Salah satu penyebab utama kanker serviks adalah infeksi Human Papillomavirus (HPV), sebuah virus yang menular melalui hubungan seksual. Untuk mencegah dan mendeteksi kanker serviks sejak dini, pemeriksaan rutin sangat dianjurkan. Dua metode pemeriksaan yang dapat digunakan adalah Pap Smear dan HPV DNA test. Meskipun keduanya digunakan untuk mendeteksi infeksi HPV dan perubahan sel yang bisa berujung pada kanker serviks, keduanya memiliki perbedaan yang signifikan dalam cara kerja, prosedur, hasil, serta biaya yang dikeluarkan.

Kenapa Pemeriksaan Kanker Serviks Penting?

Biasanya Infeksi HPV sangat umum terjadi, dan sebagian besar wanita yang aktif secara seksual pernah terpapar virus ini setidaknya sekali dalam hidupnya dan dapat sembuh sendiri. Namun, infeksi virus ini sering tidak menunjukkan gejala hingga tahap lanjut. Inilah sebabnya deteksi dini sangat penting:

  • Menghindari Stadium Lanjut: Kanker serviks yang terdeteksi pada tahap awal memiliki tingkat keberhasilan pengobatan yang tinggi.

  • Mencegah Komplikasi: Pemeriksaan rutin dapat mengidentifikasi infeksi HPV atau perubahan sel yang berpotensi berkembang menjadi kanker.

  • Melindungi Generasi Mendatang: Pencegahan kanker serviks melalui deteksi dini membantu menjaga kesehatan reproduksi untuk masa depan.

Mengingat pentingnya hal ini, melakukan Pap smear atau HPV DNA test secara rutin adalah bentuk investasi pada kesehatan Anda sendiri.

Siapa yang Beresiko?

Untuk melakukan skrining, ada beberapa prioritas yang memerlukan pemeriksaan yang disarankan seperti:

  • Aktivitas seksual di usia muda.

  • Berganti-ganti pasangan seksual.

  • Tidak melakukan vaksinasi HPV.

  • Merokok.

  • Riwayat keluarga dengan kanker serviks.

  • Sistem imun yang lemah, misalnya pada penderita HIV/AIDS.

Kapan Harus Melakukan Skrining?

Skrining kanker serviks penting untuk dilakukan secara rutin sesuai rekomendasi:

  1. Usia 21-29 Tahun: Pap smear setiap 3 tahun. HPV DNA test tidak direkomendasikan secara rutin karena infeksi HPV sering bersifat sementara pada kelompok usia ini.

  2. Usia 30-65 Tahun: Kombinasi Pap smear dan HPV DNA test (cotesting) setiap 5 tahun, atau Pap smear saja setiap 3 tahun. Tergantung dengan riwayat hasil, jika abnormal maka perlu melakukan tes lebih sering.

  3. Setelah Usia 65 Tahun: Jika riwayat tes sebelumnya normal, skrining dapat dihentikan.

Pap Smear untuk Deteksi Abnormalitas Sel

Pap smear adalah tes yang dilakukan untuk mendeteksi perubahan pada sel-sel serviks yang dapat menjadi tanda awal kanker serviks. metode skrining untuk mendeteksi perubahan abnormal pada sel serviks. Berbeda dengan tes HPV DNA lebih spesifik dalam mendeteksi jenis-jenis HPV tertentu yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks.

Pap smear bekerja dengan cara mengambil sampel sel dari serviks dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk melihat adanya perubahan sel yang mencurigakan. Tes ini membantu dokter dalam mendiagnosis apakah ada sel-sel abnormal di serviks, yang bisa berkembang menjadi kanker serviks jika tidak ditangani dengan tepat.

Manfaat Pap Smear

  1. Mendeteksi Sel Abnormal: Pap smear membantu mengidentifikasi perubahan sel serviks sebelum berkembang menjadi kanker.

  2. Tindakan Pencegahan: Dengan mengetahui adanya perubahan sejak dini, dokter dapat mengambil langkah pencegahan, seperti pengobatan infeksi atau prosedur lain.

  3. Sederhana dan Terjangkau: Pap smear adalah tes rutin yang cepat dilakukan dan tersedia di banyak fasilitas kesehatan dengan biaya yang relatif murah.

Prosedur Pap Smear

Prosedur pap smear cukup sederhana dan tidak memerlukan persiapan yang rumit. Berikut adalah langkah-langkah umum yang dilakukan dalam tes Pap smear:

  1. Posisi Pasien: Pasien diminta untuk berbaring di atas meja pemeriksaan dengan kaki yang ditekuk di atas alat penyangga (stirrups), agar serviks dapat terlihat dengan jelas.

  2. Pemasangan Spekulum: Dokter atau tenaga medis akan memasukkan spekulum ke dalam vagina untuk membuka dinding vagina dan memudahkan akses ke serviks. Prosedur ini mungkin sedikit tidak nyaman, tetapi tidak menimbulkan rasa sakit yang berarti.

  3. Pengambilan Sampel Sel: Dengan menggunakan alat seperti spatula atau sikat kecil, dokter akan mengambil sedikit sampel sel dari permukaan serviks. Sampel ini kemudian ditempatkan pada slide kaca atau dimasukkan ke dalam tabung untuk dianalisis lebih lanjut di laboratorium.

  4. Pemeriksaan Laboratorium: Sampel yang diambil akan diperiksa di laboratorium untuk mencari perubahan sel yang bisa menjadi indikasi kanker serviks atau adanya infeksi HPV.

Prosedur ini biasanya berlangsung singkat, sekitar 10-15 menit, dan tidak memerlukan waktu pemulihan yang lama. Beberapa wanita mungkin merasakan sedikit ketidaknyamanan atau kram setelah tes, tetapi hanya bersifat sementara.

Hasil Pap Smear

Hasil dari tes Pap smear akan diberitahukan oleh dokter dalam beberapa minggu setelah tes dilakukan. Hasil tes dapat dikategorikan dalam beberapa jenis, seperti:

  • Normal: Jika tidak ditemukan perubahan sel yang mencurigakan, tes pap smear dianggap normal dan pasien bisa melanjutkan pemeriksaan rutin sesuai jadwal.

  • Abnormal: Hasil abnormal menunjukkan adanya perubahan sel pada serviks. Ini bisa berarti adanya infeksi HPV, perubahan sel yang tidak normal (displasia), atau sel kanker yang lebih lanjut. Namun, hasil abnormal tidak selalu berarti kanker, karena banyak perubahan sel dapat sembuh dengan sendirinya atau tidak berkembang menjadi kanker.

Jika hasilnya abnormal, dokter mungkin akan merekomendasikan pemeriksaan lebih lanjut, seperti tes HPV DNA atau kolposkopi (pemeriksaan lebih mendalam dengan alat khusus) untuk mengetahui kondisi lebih lanjut.

HPV DNA Test

Sementara Pap smear lebih fokus pada perubahan sel serviks, HPV DNA test bertujuan untuk mendeteksi adanya infeksi HPV, terutama tipe-tipe HPV yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks. Tes ini lebih spesifik karena langsung mencari keberadaan virus penyebab kanker, bukan perubahan seluler akibat infeksi.

HPV DNA test sangat bermanfaat untuk mendeteksi infeksi HPV pada wanita yang tidak menunjukkan gejala atau perubahan sel yang mencurigakan pada Pap smear. Tes ini lebih spesifik dan sensitif dalam mendeteksi infeksi HPV yang dapat menyebabkan kanker serviks. Namun, tidak semua infeksi HPV berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks, dan banyak infeksi HPV yang akan sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan masalah.

Manfaat HPV DNA Test

  1. Deteksi Langsung Virus HPV: Tes ini mendeteksi keberadaan virus, bahkan sebelum sel mengalami perubahan.

  2. Akurasi Tinggi: Tes HPV DNA sangat tinggi hingga 90% untuk mendeteksi jenis HPV yang memiliki potensi menyebabkan kanker.

  3. Interval Pemeriksaan Lebih Lama: Jika hasil tes negatif, Anda mungkin hanya perlu mengulang tes setiap 5 tahun.

Prosedur HPV DNA Test

Prosedur untuk melakukan tes HPV DNA sangat mirip dengan prosedur Pap smear, dengan perbedaan utama dalam tujuan dan cara analisisnya. Berikut adalah langkah-langkah prosedur HPV DNA test:

  1. Pengambilan Sampel: Sama seperti pada Pap smear, dokter atau tenaga medis akan mengambil sampel sel dari serviks menggunakan alat seperti spatula atau sikat kecil.

  2. Analisis DNA: Sampel yang diambil kemudian dikirim ke laboratorium untuk dianalisis. Di laboratorium, DNA dari virus HPV akan diuji untuk mendeteksi tipe-tipe HPV berisiko tinggi (seperti tipe 16 dan 18), yang dapat menyebabkan perubahan sel abnormal pada serviks

  3. Hasil Tes: Hasil tes akan memberikan informasi tentang apakah HPV ditemukan dan, jika ada, jenis HPV apa yang terdeteksi.

HPV DNA bisa dilakukan bersamaan dengan Pap smear untuk menilai perubahan sel diserviks dan mencari tau penyebab dari perubahan sel tersebut.

Hasil HPV DNA Test

Hasil tes HPV DNA dapat dikategorikan sebagai berikut:

  • Negatif: Tidak ditemukan infeksi HPV pada sampel yang diuji. Akan disarankan untuk melakukan pengulangan sekitar 3-5 tahun, sesuai dengan usia dan faktor resiko.

  • Positif: Virus HPV terdeteksi pada sampel, yang menunjukkan adanya infeksi HPV. Jika jenis HPV yang terdeteksi adalah tipe berisiko tinggi, maka wanita tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kanker serviks di masa depan. Oleh karena itu, akan diarahkan ke spesialis obstetric dan ginekologi untuk melakukan pemeriksaan atau intervensi lebih lanjut.

Perbedaan Utama antara Pap Smear dan Tes HPV DNA

  1. Tujuan: Pap smear lebih fokus pada mendeteksi perubahan sel serviks, sementara Tes HPV DNA mendeteksi keberadaan virus HPV itu sendiri dan tipe-tipe berisiko tinggi yang dapat menyebabkan kanker serviks.

  2. Sensitivitas: Tes HPV DNA lebih sensitif dalam mendeteksi infeksi HPV, terutama infeksi HPV yang berisiko tinggi. Pap smear bisa memberikan hasil yang tidak jelas jika perubahan sel serviks belum cukup parah.

  3. Prosedur: Kedua tes dilakukan dengan prosedur yang mirip, yakni pengambilan sampel sel dari serviks. Namun, pap smear memeriksa sel untuk perubahan, sedangkan HPV DNA test menganalisis DNA virus.

  4. Biaya: Tes HPV DNA umumnya lebih mahal daripada Pap smear, karena tes ini melibatkan analisis DNA virus yang lebih rumit.

  5. Frekuensi: Pap smear biasanya dilakukan setiap 3 tahun sekali, sementara tes HPV DNA bisa dilakukan bersamaan dengan pap smear untuk hasil yang lebih lengkap atau bisa dilakukan 5 tahun sekali jika ditemukan hasil negatif.

Kenapa Anda Harus Melakukan Pemeriksaan Ini?

Melakukan Pap smear atau HPV DNA test bukan hanya soal kesehatan pribadi, tetapi juga soal kepedulian terhadap orang-orang tercinta di sekitar Anda. Dengan menjaga kesehatan diri sendiri, Anda memastikan bahwa Anda tetap dapat menjalankan peran sebagai ibu, pasangan, atau anggota keluarga yang produktif. Jangan tunggu sampai ada gejala dan segera konsultasikan dengan dokter untuk memilih tes yang sesuai dengan usia dan kebutuhan Anda.

Kesimpulan

Pap smear dan HPV DNA test adalah dua jenis pemeriksaan yang penting untuk mendeteksi perubahan pada serviks yang dapat berujung pada kanker. Meskipun keduanya berfokus pada pencegahan kanker serviks, keduanya memiliki tujuan dan cara kerja yang berbeda. Pap smear berfokus pada mendeteksi perubahan sel, sementara tes HPV DNA lebih spesifik dalam mendeteksi infeksi HPV berisiko tinggi. Keduanya memiliki peran yang penting dalam deteksi dini kanker serviks, dan sangat dianjurkan untuk dilakukan secara rutin oleh wanita yang sudah aktif secara seksual.

Sumber

Lefeuvre, C., Pivert, A., Le Guillou-Guillemette, H., Lunel-Fabiani, F., Veillon, P., Le Duc-Banaszuk, A. S., & Ducancelle, A. (2020). Urinary HPV DNA testing as a tool for cervical cancer screening in women who are reluctant to have a Pap smear in France. Journal of Infection, 81(2), 248-254.

Liang, L. A., Einzmann, T., Franzen, A., Schwarzer, K., Schauberger, G., Schriefer, D., ... & Klug, S. J. (2021). Cervical cancer screening: comparison of conventional Pap smear test, liquid-based cytology, and human papillomavirus testing as stand-alone or cotesting strategies. Cancer Epidemiology, Biomarkers & Prevention, 30(3), 474-484.

Mehta, R., Yadav, R. & Singh, C.P. Comparison of Conventional Pap Smear, Colposcopy, and HPV Testing in Diagnosis of CIN. Indian J Gynecol Oncolog 19, 33 (2021). https://doi.org/10.1007/s40944-021-00512-0

Mremi, A., Mchome, B., Mlay, J., Schledermann, D., Blaakær, J., & Rasch, V. (2022). Performance of HPV testing, Pap smear and VIA in women attending cervical cancer screening in Kilimanjaro region, Northern Tanzania: a cross-sectional study nested in a cohort. BMJ open, 12(10), e064321.

Morisada, T., Saika, K., Saito, E., Kono, K., Saito, H., & Aoki, D. (2018). Population-based cohort study assessing the efficacy of cervical cytology (Pap smear) and human papillomavirus (HPV) testing as modalities for cervical cancer screening. Japanese journal of clinical oncology, 48(5), 495-498.

National Academies of Sciences, Engineering, and Medicine. (2018). Cervical Cancer: Screening for Cervical Cancer. In "Improving Health Care Through Diagnostic Excellence". Retrieved from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470165/.