perawatan luka diabetes

Cegah Luka Diabetes Sebelum Terlambat: Panduan Lengkap Perawatan

11/03/2025Bumame

Mengelola kadar gula darah dengan baik, melakukan perawatan kaki secara cermat, serta menjalani pemeriksaan rutin dapat membantu mengurangi risiko terjadinya luka

Diabetes adalah penyakit kronis yang berdampak pada jutaan orang di seluruh dunia. Salah satu komplikasi umum yang sering dialami penderita diabetes adalah munculnya luka, terutama pada area kaki.

Luka diabetes, baik kecil maupun besar, dapat menjadi ancaman serius jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, memahami proses terbentuknya luka diabetes, langkah-langkah pencegahannya, serta cara penanganan yang tepat sangatlah penting untuk mencegah komplikasi yang lebih berat, seperti gangren atau amputasi.

Dengan perawatan yang memadai dan kesadaran akan pentingnya deteksi dini, penderita diabetes dapat menekan risiko luka dan menjalani hidup yang lebih sehat serta produktif.

Apa Itu Diabetes?

Sebelum memahami lebih jauh, penting untuk mengetahui definisi dari penyakit diabetes itu sendiri. Diabetes, yang sering disebut juga sebagai penyakit gula atau gula darah tinggi, adalah kondisi kronis jangka panjang yang memengaruhi kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula (glukosa) di dalam darah.

Kondisi ini terjadi ketika tubuh tidak mampu lagi memproses dan menyerap glukosa dengan efektif ke dalam sel untuk digunakan sebagai sumber energi. Akibatnya, terjadi penumpukan glukosa di dalam darah, yang dapat menimbulkan berbagai komplikasi kesehatan.

Gejala utama yang menjadi ciri khas diabetes adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi batas normal. Kondisi ini memerlukan perhatian khusus karena dapat berdampak serius jika tidak dikelola dengan baik. 

Selain itu, diabetes dapat dibagi menjadi beberapa jenis, seperti diabetes tipe 1, tipe 2, dan diabetes gestasional, masing-masing dengan mekanisme penyebab dan cara penanganan yang berbeda.

Mengapa Luka pada Penderita Diabetes Berbahaya?

Luka pada penderita diabetes, bahkan yang kecil sekalipun, memiliki potensi untuk berkembang menjadi masalah serius. Hal ini disebabkan oleh:

  1. Gula darah tinggi yang memperlambat penyembuhan luka.

  2. Sirkulasi darah buruk yang mengurangi aliran nutrisi dan oksigen ke area luka.

  3. Neuropati diabetik yang membuat penderita tidak menyadari luka karena mati rasa pada kaki.

Luka pada penderita diabetes berbahaya karena beberapa faktor utama berikut:

  1. Kerusakan saraf (neuropati diabetik), sulit merasa nyeri, panas, atau luka, cedera kecil menjadi sering tidak disadari dan terlambat dirawat​.

  2. Gangguan aliran darah (peripheral arterial disease), aliran darah ke ekstremitas menurun dan menghambat penyembuhan luka serta meningkatkan risiko infeksi​.

  3. Penyembuhan lambat, gula darah tinggi memperlambat proses penyembuhan​.

  4. Risiko infeksi serius, luka diabetes dapat berkembang menjadi abses, sepsis, atau gangren jika tidak segera diobati​.

  5. Amputasi, infeksi atau luka yang tidak sembuh dapat menyebabkan komplikasi serius hingga memerlukan amputasi untuk mencegah penyebaran infeksi​.

  6. Ulkus berulang dan komplikasi kronis, luka yang sembuh berisiko tinggi kambuh, memperparah kondisi kesehatan penderita​

Apa Saja Jenis Luka Diabetes?

Luka diabetes dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan penampilannya dan penyebabnya. Berikut penjelasan lebih lanjut:

1. Luka Diabetes Basah

  • Luka ini ditandai dengan adanya cairan seperti nanah, berair, atau menunjukkan infeksi aktif.

  • Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang berkembang di area luka.

  • Luka jenis ini memiliki risiko tinggi menyebabkan komplikasi serius, seperti gangren, yang dapat mengancam keselamatan penderita.

2. Luka Diabetes Kering:

  • Luka ini ditandai dengan jaringan mati (nekrosis) yang menghitam di sekitar luka.

  • Kurang rentan terhadap infeksi, tetapi memerlukan perawatan khusus agar tidak semakin parah.

Jenis luka diabetes juga dibagi berdasarkan penyebabnya, yaitu sebagai berikut:

1. Ulkus Neuropatik

  • Disebabkan oleh kerusakan saraf (neuropati) yang mengurangi kemampuan merasakan nyeri, panas, atau tekanan.

  • Luka sering muncul di area yang menanggung tekanan tinggi, seperti telapak kaki, dan sering kali tidak disadari hingga kondisinya parah.

  • Risiko infeksi sangat tinggi karena luka sering terlambat diketahui dan dirawat.

2. Ulkus Iskemik

  • Terjadi karena gangguan sirkulasi akibat penyakit arteri perifer (PAD) yang mengurangi aliran darah ke ekstremitas, terutama kaki.

  • Luka ini sulit sembuh karena jaringan kekurangan suplai oksigen dan nutrisi.

3. Ulkus Neuroiskemik

  • Merupakan kombinasi dari neuropati dan iskemia, di mana kerusakan saraf dan sirkulasi darah terjadi bersamaan.

  • Luka ini cenderung lebih parah, lebih sulit sembuh, dan memiliki risiko infeksi yang lebih tinggi.

  • Jika tidak segera ditangani, risiko amputasi meningkat karena infeksi dapat menyebar dengan cepat.

4. Gangren

  • Infeksi berat pada jaringan mati akibat iskemia atau trauma yang tidak terobati.

  • Membutuhkan amputasi cepat untuk mencegah penyebaran infeksi ke seluruh tubuh.

Penanganan cepat dan tepat sangat penting untuk mencegah komplikasi pada luka diabetes, terutama jenis luka yang memiliki risiko infeksi tinggi.

Waspadai Luka Diabetes, Kenali Cirinya!

Jurnal Kreativitas Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Nasional / Tingkat Keparahan Luka Diabetes

Perhatikan dengan serius luka diabetes yang tidak kunjung sembuh, seperti ilustrasi di atas, yaitu pada kondisi berikut:

  • Luka Diabetes Basah: Ditandai dengan kemerahan, bengkak, atau adanya nanah sebagai tanda infeksi aktif.

  • Luka Diabetes Kering: Ditandai dengan area kulit yang menghitam akibat jaringan mati (nekrosis).

  • Gejala Awal: Luka kecil atau retakan pada kulit yang sulit sembuh, sering kali menjadi tanda awal yang perlu diwaspadai.

  • Infeksi Berat (Gangren): Luka yang telah berkembang menjadi gangren memerlukan tindakan amputasi segera untuk mencegah penyebaran infeksi ke bagian tubuh lainnya.

Peringatan: Jangan anggap sepele luka sekecil apa pun pada penderita diabetes. Segera periksakan diri jika ada tanda infeksi atau penyembuhan yang lambat.

Bagaimana Pertolongan Pertama Luka Diabetes?

Penanganan awal pada luka penderita diabetes sangat penting untuk mencegah terjadinya infeksi, mempercepat proses penyembuhan, serta menghindari komplikasi serius seperti gangren.

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:

  1. Cuci tangan dengan bersih, ini mengurangi risiko kontaminasi luka oleh bakteri​.

  2. Bersihkan luka, cuci luka dengan air bersih atau larutan saline (NaCl steril). 

  3. Hindari penggunaan cairan antiseptik keras, seperti alkohol, hidrogen peroksida, atau  lainnya karena dapat merusak jaringan sehat di sekitar luka​.

  4. Hentikan pendarahan, gunakan kain steril atau kasa untuk menekan luka hingga pendarahan berhenti. Jangan menekan terlalu keras agar jaringan tidak semakin rusak.

  5. Aplikasikan antiseptik ringan, setelah luka bersih, aplikasikan antiseptik yang lembut seperti povidone-iodine atau chlorhexidine.

  6. Tutup luka dengan balutan steril, gunakan kasa steril atau balutan yang dapat menjaga kelembapan seperti hydrogel atau foam dressing. Balutan diganti secara teratur.

  7. Kurangi tekanan pada luka, hindari menekan luka terutama jika berada di kaki. Berjalanlah tanpa alas kaki dan jangan pakai alas kaki yang sempit. 

  8. Pakai alas kaki khusus, dokter mungkin merekomendasikan alas kaki khusus atau perangkat ortopedi untuk mengurangi tekanan​.

  9. Cari bantuan medis, jika luka besar, dalam, atau menunjukkan gejala infeksi. Pertolongan medis dibutuhkan untuk perawatan lanjutan.​

Langkah awal yang tepat dalam menangani luka diabetes dapat mencegah komplikasi serius seperti infeksi kronis atau amputasi. 

Apa Obat Luka Diabetes agar Cepat Kering?

Untuk mempercepat penyembuhan luka diabetes, berikut langkah dan pengobatan yang dapat dilakukan:

1. Membersihkan Luka Secara Rutin:

  • Gunakan larutan antiseptik ringan atau cairan steril untuk membersihkan luka.

  • Hindari penggunaan alkohol karena dapat merusak jaringan sehat.

2. Obat Topikal:

  • Gunakan salep antibiotik untuk mencegah infeksi.

  • Krim berbahan dasar madu medis (medical honey) dapat mendukung regenerasi jaringan.

3. Kompres dan Balut Luka dengan Benar:

  • Gunakan perban steril yang tidak melekat langsung pada luka.

  • Ganti perban secara teratur sesuai anjuran dokter.

4. Terapi Lanjutan:

  • Pembedahan minor untuk mengangkat jaringan mati (debridement).

  • Ozon terapi atau terapi oksigen hiperbarik untuk meningkatkan oksigenasi jaringan.

Jika luka diabetes tidak membaik dalam beberapa minggu atau menunjukkan tanda-tanda infeksi, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk perawatan intensif atau intervensi khusus seperti operasi.

Kapan Harus Melakukan Medical Check-Up?

Jika Anda mengalami salah satu dari tanda berikut:

  • Luka yang tidak membaik setelah beberapa hari.

  • Kemerahan dan pembengkakan yang menyebar.

  • Rasa sakit meningkat atau muncul demam.

  • Keluarnya nanah atau bau tidak sedap dari luka.

  • Luka dengan ciri gangren yaitu luka menghitam, terasa dingin, atau berbau busuk.

  • Check up rutin setiap 3-6 bulan untuk pasien diabetes tanpa luka aktif.

Medical check-up untuk luka diabetes harus segera dilakukan jika luka tidak membaik, terinfeksi, atau menunjukkan tanda komplikasi. 

Pemeriksaan rutin setiap beberapa bulan sangat penting untuk mencegah luka baru, terutama pada pasien dengan faktor risiko tinggi.

Bagaimana Cara Cegah Luka Diabetes Baru?

Luka pada penderita diabetes cenderung sulit sembuh dan berisiko berkembang menjadi infeksi atau komplikasi serius, seperti gangren atau bahkan amputasi.

Oleh karena itu, mencegah terjadinya luka baru merupakan langkah yang sangat penting. Berikut ini adalah panduan menyeluruh untuk mencegah luka diabetes baru:

1. Kontrol Gula Darah

  • Menjaga kadar gula darah tetap stabil untuk mencegah kerusakan pembuluh darah dan saraf​.

2. Perawatan Kaki yang Teliti

  • Periksa kaki setiap hari untuk luka atau infeksi, dan jaga kebersihan serta kelembapan kulit kaki​.

3. Pilih Alas Kaki yang Tepat

  • Gunakan sepatu yang nyaman dan sesuai ukuran untuk menghindari tekanan berlebih pada kaki​.

4. Hindari Merokok

  • Merokok mengurangi aliran darah ke kaki, memperlambat penyembuhan luka​.

5. Nutrisi yang Tepat

  • Konsumsi makanan yang kaya vitamin A, C, dan zinc untuk mendukung penyembuhan​.

6. Pemeriksaan Rutin

  • Kunjungi dokter atau podiatrist secara teratur untuk deteksi dini masalah kaki​.

7. Perhatikan Nutrisi

  • Konsumsi makanan yang kaya vitamin A, C, zinc, dan protein untuk membantu penyembuhan luka.

8. Pemeriksaan Rutin

  • Rutin periksa setiap 3-6 bulan untuk pemeriksaan kaki dan evaluasi kesehatan secara keseluruhan​.

9. Tangani Luka Kecil Segera

  • Bersihkan dan tutup luka segera untuk mencegah infeksi​.

Dengan langkah-langkah pencegahan ini, risiko luka baru dapat diminimalkan pada penderita diabetes.

Lakukan Pemeriksaan Rutin Diabetes!

Pemeriksaan rutin tidak hanya bertujuan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan secara keseluruhan, tetapi juga untuk memantau kaki dan bagian tubuh lain yang mungkin memiliki luka yang tidak disadari oleh pasien.

Laboratorium klinik Bumame menyediakan fasilitas pemeriksaan atau skrining diabetes melitus dengan dua macam paket tes, untuk penderita dan untuk diagnosis awal.

Untuk pemeriksaan rutin penderita diabetes dapat memilih paket skrining diabetes melitus dengan detail pemeriksaan HbA1c dan biaya sebesar Rp258.000 merupakan pemeriksaan untuk pasien diabetes melitus yang dilakukan secara rutin.

Luka pada penderita diabetes dapat menyebabkan komplikasi serius apabila tidak ditangani dengan tepat. Oleh sebab itu, langkah pencegahan menjadi kunci utama dalam menjaga kesehatan dan kualitas hidup penderita.

Mengelola kadar gula darah dengan baik, melakukan perawatan kaki secara cermat, serta menjalani pemeriksaan rutin dapat membantu mengurangi risiko terjadinya luka. Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat, seperti menjaga pola makan seimbang dan rutin berolahraga, juga memiliki peran penting dalam mencegah munculnya luka baru.

Sumber

National Institutes of Health (NIH). First-ever research network tackles diabetic foot complications [Internet]. Bethesda, MD: National Institutes of Health; 2023 [cited 2024 Dec 18]. Available from: https://www.nih.gov/news-events/news-releases/first-ever-research-network-tackles-diabetic-foot-complications

MedlinePlus. Foot care - diabetic patient instructions [Internet]. Bethesda, MD: U.S. National Library of Medicine; 2022 [cited 2024 Dec 18]. Available from: https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000077.htm

U.S. Food and Drug Administration (FDA). FDA approves Integra Omnigraft Dermal Regeneration Matrix to treat diabetic foot ulcers [Internet]. Silver Spring, MD: U.S. Food and Drug Administration; 2023 [cited 2024 Dec 18]. Available from: https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-integra-omnigraft-dermal-regeneration-matrix-treat-diabetic-foot-ulcers

National Institutes of Health (NIH). Poor immune response impairs diabetic wound healing [Internet]. Bethesda, MD: National Institutes of Health; 2023 [cited 2024 Dec 18]. Available from: https://www.nih.gov/news-events/nih-research-matters/poor-immune-response-impairs-diabetic-wound-healing