Psoriasis: Mengenal Penyakit kulit yang Lebih dari Sekedar Ruam

Psoriasis: Mengenal Penyakit kulit yang Lebih dari Sekedar Ruam

17/04/2025Bumame

Psoriasis bukan sekadar ruam biasa—ini penyakit kulit kronis yang memengaruhi kualitas hidup. Kenali gejala, pemicu, dan cara penanganannya.

Psoriasis adalah kondisi kronis pada kulit yang bersifat proliferatif dan inflamasi. Penyakit ini ditandai dengan munculnya plak eritematosa yang tertutup sisik keperakan, terutama pada permukaan ekstensor, kulit kepala, dan daerah lumbosakral.

Selain menyerang kulit, psoriasis juga dapat memengaruhi persendian dan mata. Penyakit ini bersifat kambuhan dan hingga saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkannya secara total. Banyak penderita psoriasis yang mengalami depresi akibat penurunan kualitas hidup yang signifikan.

Apa itu Psoriasis?

Psoriasis merupakan penyakit autoimun kronis yang menyebabkan peradangan dan pergantian sel kulit secara berlebihan. Pada kondisi normal, sel kulit mengalami proses regenerasi yang teratur namun, pada penderita psoriasis, proses regenerasi tersebut terjadi secara cepat sehingga menghasilkan penumpukan sel kulit mati yang terlihat seperti sisik putih atau perak pada permukaan kulit. Proses inflamasi yang terjadi juga dapat memicu gejala lain seperti kemerahan, rasa gatal, dan nyeri.

Mekanisme terjadinya penyakit ini melibatkan sistem kekebalan tubuh yang secara tidak sengaja menyerang sel-sel kulit sehat. Hal ini menyebabkan peradangan serta pengeluaran sitokin (protein yang berperan dalam respon imun) secara berlebihan, yang selanjutnya mengakibatkan gejala-gejala yang khas pada psoriasis.

Psoriasis menyerang sekitar 2–4% pria dan wanita. Penyakit ini dapat muncul pada usia berapa pun, termasuk masa kanak-kanak, dengan puncak kemunculan pada rentang usia 15–25 tahun dan 50–60 tahun. Psoriasis bersifat kronis dan cenderung berlangsung seumur hidup dengan tingkat keparahan yang berfluktuasi.

Kenapa Bisa Terjadi? Apa yang Menjadi Pemicu?

Pada kondisi normal, sel-sel kulit diproduksi dan digantikan setiap 3 hingga 4 minggu. Namun, pada penderita psoriasis, proses ini berlangsung jauh lebih cepat, hanya dalam 3 hingga 7 hari. Akibatnya, terjadi penumpukan sel kulit yang membentuk bercak khas psoriasis.

Meskipun mekanisme pastinya belum sepenuhnya dipahami, psoriasis diyakini berkaitan dengan gangguan pada sistem imun. Sistem imun yang seharusnya melindungi tubuh dari penyakit dan infeksi justru menyerang sel-sel kulit yang sehat secara keliru.

Banyak individu yang memiliki kecenderungan genetik terhadap psoriasis dapat tetap bebas gejala selama bertahun-tahun hingga suatu faktor lingkungan memicu munculnya penyakit ini. Beberapa pemicu umum psoriasis meliputi:

  • Perubahan hormon: Psoriasis sering muncul atau memburuk selama masa pubertas dan menopause. Selama kehamilan, gejala bisa membaik atau bahkan menghilang, tetapi dapat kambuh setelah melahirkan.

  • Stres: Sistem imun mungkin merespons tekanan emosional dan mental dengan cara yang mirip saat menghadapi cedera atau infeksi, yang dapat memperburuk psoriasis.

  • Obat-obatan: Beberapa jenis pengobatan dapat memperburuk psoriasis, seperti:

  1. Lithium, digunakan untuk mengobati gangguan bipolar dan penyakit mental lainnya

  2. Obat tekanan darah tinggi dan jantung, seperti propranolol, beta-blocker, Angiotensin-converting enzyme (ACE inhibitor), dan quinidine

  3. Obat antimalaria, seperti klorokuin, hidroksiklorokuin, dan quinacrine

  4. Indometasin, obat antiinflamasi

  • Penghentian kortikosteroid: Steroid topikal sering digunakan untuk mengatasi psoriasis, tetapi penghentian mendadak dapat memicu kekambuhan.

  • Human Immunodeficiency Virus (HIV): Pada tahap awal infeksi HIV, psoriasis bisa memburuk, tetapi biasanya membaik setelah menjalani pengobatan tertentu.

  • Infeksi lainnya: Infeksi streptokokus dikaitkan dengan psoriasis gutata, yang ditandai dengan bercak merah kecil. Infeksi seperti radang tenggorokan, sakit telinga, bronkitis, tonsilitis, atau flu juga dapat memicu psoriasis.

  • Sinar matahari: Paparan sinar matahari dalam jumlah kecil umumnya bermanfaat, tetapi bagi sebagian orang, sinar matahari justru memperburuk psoriasis, terutama jika mengalami sengatan matahari.

  • Cedera kulit: Luka, goresan, gigitan serangga, infeksi, atau terlalu banyak menggaruk dapat memicu psoriasis.

  • Berat badan berlebih: Orang dengan obesitas cenderung mengalami psoriasis di lipatan kulit.

  • Cuaca: Psoriasis sering memburuk saat musim dingin akibat udara kering, kurangnya sinar matahari alami, dan suhu rendah. Menjaga kelembapan kulit dan menggunakan pelembap udara di dalam rumah dapat membantu mengurangi gejala.

Karena psoriasis bersifat kronis dan dapat dipicu oleh berbagai faktor, memahami serta menghindari pemicunya menjadi langkah penting dalam mengelola kondisi ini.

Gejala dan Manifestasi Klinis

Gejala psoriasis dapat bervariasi pada setiap individu, tetapi beberapa tanda umum meliputi:

  • Plak kulit tebal, merah, dengan sisik putih keperakan yang terasa gatal atau perih, biasanya muncul di siku, lutut, kulit kepala, batang tubuh, telapak tangan, dan telapak kaki.

  • Kulit kering dan pecah-pecah, yang dapat terasa gatal atau bahkan berdarah.

  • Kuku menebal, bergelombang, atau berlubang kecil (pitted nails).

  • Kualitas tidur yang buruk, sering kali akibat rasa gatal atau nyeri.

Beberapa penderita psoriasis juga mengalami artritis psoriatik, yang ditandai dengan:

  • Sendi kaku, bengkak, atau nyeri, terutama di jari tangan dan kaki.

  • Nyeri di leher atau punggung.

  • Nyeri pada tendon Achilles di tumit.

Jika mengalami gejala artritis psoriatik, segera konsultasikan dengan dokter karena kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen jika tidak ditangani dengan baik.

Gejala psoriasis bersifat kambuhan, dengan periode di mana kondisi memburuk disebut flare.

Apa yang diperiksa?

Diagnosis psoriasis sebagian besar didasarkan pada pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan pasien. Dokter biasanya akan melakukan:

  • Pemeriksaan Klinis: Dokter akan memeriksa kulit, kuku, dan sendi untuk mencari tanda-tanda khas psoriasis. Karakteristik klinis berupa:

  1. Lesi berbentuk plak eritematosa dengan batas tegas dan bersisik.

  2. Dapat terasa gatal atau nyeri.

  3. Bentuknya bisa oval, bulat, atau tidak beraturan dengan distribusi simetris.

  4. Jika sisik diangkat dengan menggoresnya, akan muncul titik perdarahan halus (tanda Auspitz).

  5. Lesi sering muncul di area trauma atau cedera (fenomena Koebner).

  6. Lokasi umum: ekstensor siku dan lutut, kulit kepala, dan lipatan intergluteal.

  7. Varian psoriasis palmoplantar dapat memengaruhi telapak tangan dan kaki.

  • Riwayat Medis: Riwayat kesehatan pasien, termasuk riwayat keluarga, paparan pemicu, serta gejala yang dirasakan, akan dievaluasi untuk membantu menentukan diagnosis.

Pada sebagian besar kasus, diagnosis dapat ditegakkan hanya dengan pemeriksaan visual. Namun, karena beberapa kondisi kulit lain memiliki kemiripan dengan psoriasis, terkadang dokter dapat menyarankan pemeriksaan tambahan.

Pemeriksaan Tambahan

Meskipun diagnosis psoriasis dapat ditegakkan melalui pemeriksaan klinis, terdapat beberapa pemeriksaan lanjutan yang dapat membantu memastikan diagnosis serta menilai tingkat keparahan penyakit:

  • Biopsi Kulit: Dalam beberapa kasus, dokter mungkin melakukan biopsi kulit. Prosedur ini melibatkan pengambilan sampel jaringan kulit untuk diperiksa di laboratorium guna memastikan bahwa kelainan tersebut memang psoriasis dan bukan penyakit kulit lain seperti eksim atau infeksi jamur.

  • Pemeriksaan Laboratorium: Tes darah mungkin dilakukan untuk menilai adanya peradangan atau untuk memantau kondisi kesehatan secara keseluruhan, terutama jika penderita menunjukkan gejala psoriatic arthritis atau kondisi autoimun lainnya.

  • Pemeriksaan Sendi: Jika terdapat gejala yang mengindikasikan psoriatic arthritis, dokter dapat merekomendasikan pemeriksaan radiologis (seperti X-ray atau Magnetic Resonance Imaging (MRI)) untuk mengevaluasi kondisi sendi dan memastikan tidak ada kerusakan struktural yang signifikan.

Pengobatan yang Dapat Diberikan

Pengobatan psoriasis bersifat individual dan tergantung pada tingkat keparahan, area yang terlibat, serta respons pasien terhadap terapi. Berikut adalah beberapa pendekatan pengobatan yang umum digunakan:

  • Terapi Topikal: Untuk psoriasis ringan hingga sedang, krim atau salep yang mengandung kortikosteroid, vitamin D analog, atau retinoid sering diresepkan. Terapi topikal berfungsi untuk mengurangi peradangan, menghambat pertumbuhan sel, dan memperbaiki penampilan kulit.

  • Terapi Fototerapi: Penggunaan sinar ultraviolet (UV) pada kulit dalam dosis yang terkontrol juga dapat membantu mengurangi gejala. Terapi ini biasanya dilakukan di bawah pengawasan dokter.

  • Terapi Sistemik: Pada kasus psoriasis yang lebih parah, obat-obatan sistemik seperti methotrexate, siklosporin, atau retinoid oral dapat diresepkan. Obat-obatan ini bekerja dengan menekan sistem kekebalan tubuh untuk mengurangi peradangan dan pertumbuhan sel kulit yang cepat.

  • Terapi Biologis: Dalam beberapa tahun terakhir, terapi biologis telah menjadi pilihan yang menjanjikan untuk psoriasis sedang hingga berat. Obat-obatan biologis bekerja dengan menargetkan komponen spesifik dalam sistem kekebalan tubuh yang terlibat dalam proses peradangan. Meskipun efektif, terapi ini memerlukan evaluasi dan pemantauan ketat karena potensi efek samping yang mungkin timbul.

  • Terapi Kombinasi: Terkadang, dokter meresepkan kombinasi dari berbagai terapi (misalnya, terapi topikal dan fototerapi) untuk mencapai hasil yang optimal dalam mengendalikan gejala.

Perawatan Diri untuk Penderita Psoriasis

Untuk menjaga kesehatan dan merasa lebih baik dengan psoriasis, berikut adalah beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  1. Konsumsi obat sesuai petunjuk dokter.

  2. Gunakan pelembap secara teratur, terutama setelah mandi untuk menjaga kelembapan kulit.

  3. Hindari sabun yang keras, karena dapat mengiritasi kulit.

  4. Gunakan sampo obat untuk mengatasi sisik di kulit kepala.

  5. Berhenti merokok.

  6. Mengurangi konsumsi alkohol dan tetap dalam batas yang dianjurkan.

  7. Menurunkan berat badan, jika Anda kelebihan berat badan atau obesitas.

Langkah-langkah tambahan untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan:

  • Diskusikan dengan penyedia layanan kesehatan tentang cara mengurangi risiko kondisi terkait, seperti penyakit jantung, depresi, dan diabetes.

  • Kurangi stres melalui teknik relaksasi seperti meditasi, olahraga, atau dengan berkonsultasi dengan profesional kesehatan mental.

Penderita psoriasis memiliki sedikit peningkatan risiko untuk mengembangkan diabetes dan penyakit kardiovaskular dibandingkan dengan populasi umum, meskipun penyebab pastinya belum diketahui.

Selain itu, olahraga teratur dan diet sehat sangat dianjurkan untuk semua orang, tidak hanya penderita psoriasis, karena keduanya dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan. Menjaga pola makan yang seimbang dan berolahraga secara rutin juga dapat mengurangi stres, yang pada gilirannya dapat membantu memperbaiki kondisi psoriasis.

Psoriasis adalah penyakit kulit autoimun kronis yang kompleks dan multifaktorial. Pengobatan psoriasis beragam, mulai dari terapi topikal, fototerapi, hingga terapi sistemik dan biologis, yang semuanya disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit dan kondisi pasien. Walaupun belum ada metode skrining khusus untuk psoriasis, pemantauan rutin dan edukasi mengenai pemicu serta cara pencegahan dapat membantu mengurangi frekuensi serta keparahan kambuhan. Meskipun psoriasis dapat menimbulkan berbagai komplikasi fisik dan psikologis, manajemen yang tepat serta gaya hidup sehat dapat membantu penderita mengontrol gejala dan meningkatkan kualitas hidup. Bagi Anda atau orang terdekat yang mengalami gejala-gejala kulit yang mencurigakan, konsultasikan segera dengan dokter spesialis kulit untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.

Sumber:

American Academy of Dermatology. (2022). Psoriasis: Symptoms, causes, treatment, and more. https://www.aad.org/public/diseases/psoriasis

National Psoriasis Foundation. (n.d.). About psoriasis. National Psoriasis Foundation. Retrieved February 11, 2025, from https://www.psoriasis.org/about-psoriasis/

Takeshita, J., Grewal, S., Langan, S. M., Mehta, N. N., Ogdie, A., Van Voorhees, A. S., & Gelfand, J. M. (2017). Psoriasis and comorbid diseases: epidemiology. Journal of the American Academy of Dermatology, 76(3), 377-390.

Gladman, D. D., Antoni, C., Mease, P., Clegg, D. O., & Nash, P. (2005). Psoriatic arthritis: epidemiology, clinical features, course, and outcome. Annals of the rheumatic diseases, 64(suppl 2), ii14-ii17.

Kimmel, G. W., & Lebwohl, M. (2018). Psoriasis: Overview and Diagnosis. Evidence-Based Psoriasis: Diagnosis and Treatment, 1–16. https://doi.org/10.1007/978-3-319-90107-7_1

Nair PA, Badri T. Psoriasis. [Updated 2023 Apr 3]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2025 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448194/

Zhao, Y., & Li, J. (2019). Psoriasis: Overview and management. In StatPearls. StatPearls Publishing. Retrieved February 11, 2025, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448194/